Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Selesai menonton Bioskop, Raja dan Laila menaiki motornya untuk mengantar Laila pulang kerumahnya, karena jam sudah menujukkan jam sembilan malam.
Langit sudah mulai mengeluarkan petirnya. Tanda hujan akan turun sudah terlihat. Raja melajukan motornya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai sebelum hujan.
Karena perjalanan dari bioskop menuju rumah Laila membutuhkan waktu empat puluh menit lamanya. Dan benar saja, baru setengah jalan hujan mulai turun begitu derasnya.
"Raja.. Hujan.. Kau bawa jas hujan tidak ?" teriak Laila karena berisik mendengar suara hujan.
"Aku tidak membawa.. Kita berteduh dulu saja.."
Raja mencari tempat berteduh agar Laila tidak basah kuyup karena hujan. Jika dirinya sendirian pasti membiarkan dirinya kehujanan karena itu sudah biasa. Teman-teman Raja terpisah dengan nya. Erik berteduh di tempat yang lain sebelum Raja.
Sedangkan Raja sudah mendahului mereka dan berteduh ditempat yang berbeda dengan Laila. Keduanya akhirnya berteduh di sebuah gubuk kosong yang sedikit jauh dari jalan raya.
"Aduh basah deh ponselku.." ucap Laila terus mengelap ponselnya yang sudah mati karena habis baterai.
"Nggak masalah, yang penting kita nggak kehujanan.." balas Raja.
Keduanya lalu mencari tempat duduk disana. Raja menoleh kesana kemari dan hanya menemukan satu bangku di dalam gubuk itu. Raja mengambilnya dan menyuruh Laila untuk duduk dibangku itu.
"Duduklah, nanti kamu capek.." ucap Raja menyuruh Laila duduk.
Sedangkan Raja hanya berdiri sambil bersandar di tembok bambu dan menyulutkan rokoknya. Sedangkan Laila terus melamun menatap hujan yang begitu derasnya membuat tubuhnya sedikit kedinginan.
Raja yang melihat itu langsung melepaskan jaketnya dan menyandarkan dibahu Laila agar sedikit hangat. Raja lalu berjongkok sambil merokok karena kakinya terlalu capek untuk berdiri.
"Eh jangan duduk dibawah Raja.. Duduklah, agar kakimu tidak terlalu lemas.."
Laila berdiri menarik tangan Raja untuk duduk di atas bangku. Raja yang sudah duduk melihat Laila berdiri kemudian menarik tangannya secara tiba-tiba dan membuat Laila terjatuh di pangkuan Raja.
Laila yang terkejut seketika menatap mata Raja hingga membuat keduanya saling bertatapan ditengah hujan deras yang berteduh disebuah gubuk. Raja memeluk pinggang Laila dengan erat agar tak terjatuh dari pangkuannya.
Dengan perlahan Raja memajukan bibirnya mendekati bibir Laila. Laila yang masih menatap Raja hanya diam tak berani bergerak. Karena ini baru pertama kalinya dia berpangku diatas seorang pria.
Raja menempelkan bibirnya dan melumat bibir Laila dengan lembut, Laila yang baru merasakan itu seluruh tubuhnya berdesir seakan mendapat setruman hebat yang menjalar keseluruh badan.
Keduanya saling melumat dan memagut lidah disuasana hujan deras disana. Setelah lama berciuman, Raja melepaskan bibir Laila dan berdiri menggandeng tangan Laila untuk masuk ke dalam gubuk tersebut.
"Raja, kau.. Kau mau apa..?"
Laila menahan dada Raja yang akan memeluknya setelah dia bersandar di dinding gubuk tersebut.
"Aku hanya ingin memelukmu saja.."
Raja memeluk Laila dengan lembut dan menaruh hidungnya di tengkuk Laila yang tertutup hijab. Raja memajukan pinggang Laila kedepan dan mengusap hidungnya di leher Laila dengan jambangnya.
Laila yang terbawa suasana hanya diam terus memeluk Raja dengan erat. Keduanya kini saling berpelukan dimalam yang begitu dingin. Raja melepas pelukannya dan kembali mencium bibir Laila.
Keduanya yang sama-sama ingin merasakan, terbawa arus dengan sendirinya. Raja lalu melepas hijab Laila dan kembali mengusapkan hidungnya di leher Laila membuat nya sangat geli dan mengeluarkan suaranya.
"Hhaahh.. Raja.."
Raja lalu melepas kancing kemeja Laila dan membuatnya terbuka. Melihat dada Laila yang terlihat nyata didepan matanya semakin membuatnya tak karuan.
Raja lalu menenggelamkan wajahnya disana memainkan dada Laila dengan lidahnya dan membuat Laila melupakan semuanya. Ini adalah suatu hal yang pertama dirasakan Laila. Hingga membuatnya lupa dirinya harus menjaga kehormatannya.
"Hhaahh ... Raja.. Akuh.. Haahh.. Jangan.. Aahh.."
Laila seolah menolak tapi hatinya menginginkan lebih dari itu. Dia meremas bahu Raja karena Raja masih terus bermain di dadanya.
Setelah puas Raja dan Laila saling menatap. Mata keduanya berbicara seakan menginginkan hal yang lebih dari itu. Saat tangan Raja akan membuka celana Laila, ditahan olehnya.
"Jangan Raja.." ucap Laila.
"Kenapa ?"
"Aku takut.." sahut Laila dengan wajah cemas.
"Kita akan menikah setelah enam bulan ini.. Aku pasti akan menikahimu, aku berjanji akan bertanggung jawab atas semuanya yang terjadi.."
Raja dan Laila masih berdiri di dalam sana, karena tidak ada tikar atau kasur yang tersedia. Hanya lantai yang kotor penuh dengan tanah.
"Tapi aku.. Aku.."
Raja menangkup kedua pipi Laila dan menatapnya lekat. Dia terus meyakinkan Laila dengan janjinya yang akan bertanggung jawab sepenuhnya.
"Laila.. Aku janji.. Kamu percaya sama aku kan ?"
Laila menatap kedua mata Raja, dia yakin Raja tidak akan lepas dari janjinya. Selama ini Laila percaya dengan apa yang diucapkan Raja, semuanya tak pernah ingkar.
Laila akhirnya mengangguk sebagai jawaban. Raja yang melihat Laila menganggukkan kepalanya tersenyum lebar. Lalu dia kembali saling berciuman dengan penuh gairah.
Raja membuka kemejanya dan menaruhnya diatas lantai sebagai alas tubuh Laila yang akan menyerahkan kehormatannya pada Raja.
Setelah tiduran, Raja melepas celana Laila dengan cepat. Keduanya sudah tak menggunakan pakaian apapun, hanya sepatu yang masih mereka pakai. Raja terus melakukan adegan itu dengan penuh gairah.
Setelah puas menciumi tubuh Laila, Raja beralih ingin melumat bagian inti Laila. Setelah dipandang melalui Flash diponselnya, Raja menenggelamkan wajahnya di buah Durian warna pink milik kekasihnya itu.
Laila yang merasa miliknya di aduk-aduk membuatnya kelinjutan tak karuan dan mengeluarkan suara seksinya hingga membuat Raja semakin semangat melumatnya.
"Hhaahh.. Oohh.. Raja Ahh.."
Raja terus bermain disana sampai puas, setelah puas, Raja lalu perlahan menekan pedang miliknya untuk melakukan hubungan bersama sang pujaan hati.
"Ah.. Sakit.."
"Tahan sedikit, ini sudah masuk sedikit.. Jika tidak tahan gigit bahuku.."
Raja terus menekan pedang miliknya dengan kuat, setelah berusaha cukup lama akhirnya Raja berhasil menjebol pintu goa yang tertutup rapat milik Laila. Hal itu membuat Laila menangis, dia sudah mengingkari kepercayaan sang Abah.
"Abah.. Maafin Laila.. Maafin Laila Abah.." gumam Laila dalam hati sambil meneteskan airmatanya.
Namun dengan janji yang diyakinkan oleh Raja membuat pendiriannya runtuh begitu saja. Raja melihat dan mendengar Laila menangis lalu menenangkannya dengan melumat bibir Laila dengan lembut.
"Jangan khawatir sayang, aku pasti akan menikahimu.. Tidak ada yang bisa memilikimu selain aku, jika aku mati maka kau juga harus mati bersamaku.."
Mendengar ucapan Raja, Laila semakin yakin bahwa Raja tidak main-main dengan ucapannya. Setelah mengatakan itu, Raja kembali mengasah pedangnya di dalam goa milik Laila dengan pelan. Kini keduanya bersama telah terbang di atas awan kenikmatan malam itu.
...----------------...
Bersambung...