Sandra Harris adalah perawan tua kaya raya yang tidak pernah berminat untuk menikah. Ketika usianya 23 tahun, Sandra mengadopsi anak jalanan. Apa yang dia lakukan justru membuatnya dicampakkan oleh sang kekasih.
Sejak itu Sandra memutuskan untuk tidak menikah. Dia fokus membesarkan putranya tapi lambat laun, muncul gosip jika dia memilki hubungan gelap dengan putra angkatnya itu.
Takut gosip itu menggagalkan pernikahan putranya membuat Sandra memutuskan untuk menikah meski usianya sudah 51 tahun.
Sebuah situs jodoh mempertemukan dirinya dengan Daniel, mantan masa lalu yang berusia 52 tahun.
Daniel yang sudah duda dan memiliki 2 anak bersedia menikah dengan Sandra tapi hubungan mereka ditentang keras oleh anak-anak Daniel yang menginginkan ayah mereka rujuk lagi dengan ibu mereka.
Hal itu membuat Sandra dalam dilema. Antara mempertahankan Daniel dan mengalah, dia harus memilih antara satu.
"Kita tidak berjodoh, jadi bercerai saja!" Apakah Daniel akan melepaskannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Daniel sudah berada di meja makan. Dia menikmati segelas kopinya sambil membaca berita melalui sebuah tablet. Dia menikmati paginya seperti biasa tapi hari ini dia akan mengajari anak-anaknya untuk tidak mempermalukan dirinya di kemudian hari.
“Selamat pagi, Pa,” Linda sudah keluar dari kamar. Dia menghampiri ayahnya lalu memberikan ciuman di pipi ayahnya. Dia melakukan hal itu sebagai ungkapan permintaan maafnya karena terlambat datang ke restoran.
Daniel hanya diam saja, dia bersikap acuh tak acuh terhadap putrinya. Sikap Linda yang seperti itu sudah pasti ada maksudnya
“Linda minta maaf, Pa. Linda sudah datang ke restoran tapi Papa tidak ada di sana. Kakak juga datang, kami tiba di waktu bersamaan tapi sayangnya kami datang terlambat.”
“Tidak perlu menipu hanya untuk menyenangkan Papa.”
“Linda tidak berbohong, Pa. Setelah urusan Linda selesai, Linda pergi ke restoran begitu juga dengan kakak!”
“Oh, ya sudah!” Dia tidak butuh penjelasan itu. Lagi pula untuk apa lagi putra dan putrinya datang sedangkan mereka memang tidak berniat untuk datang?
“Papa tidak marah, kan?”
“Tidak, Papa tidak akan marah!”
“Papa memang yang terbaik. Linda berjanji, lain kali Linda tidak akan mengulanginya lagi. Hari ini Linda ada waktu, bagaimana jika kita makan malam bersama di rumah Mama?”
“Tidak berminat, pergilah sendiri. Papa sedang sibuk dan Papa bisa makan sendiri tanpa perlu kalian. Tidak perlu repot, anggap kau sudah tidak memiliki ayah!”
“Pa, bukankah tadi papa berkata jika Papa tidak marah? Tapi kenapa berbicara seperti ini?”
“Kau sudah dewasa jadi pikirkanlah sendiri apakah yang kau lakukan sudah benar atau tidak!”
“Linda benar-benar minta maaf, Pa. Tiba-tiba Linda ada urusan penting jadi Linda tidak bisa meninggalkannya begitu saja.”
“Jika begitu urus saja urusanmu, tidak perlu memperdulikan Papa!”
Linda menghela nafas. Dia pun melepaskan pelukannya. Padahal dia sudah bersikap baik tapi ayahnya masih saja marah. Tidak apa, dia akan mencoba membujuk ayahnya lagi nanti.
“Jika Papa tidak mau makan malam di rumah mama yang sudah, Linda yang akan pergi bersama dengan kakak!”
“Bagus. Untuk ibumu kalian berdua memiliki waktu sedangkan untuk Papa, begitu banyak alasan yang kalian berikan. Sekarang Papa tanya padamu, Linda. Apakah kau lebih menyayangi ibumu dibandingkan ayahmu ini?”
“Apa yang Papa bicarakan? Linda tentu saja menyayangi kalian berdua.”
“Tidak perlu menipu, aku bukan orang tua yang bodoh. Jika kau memang begitu tidak bisa menghargai aku sebagai ayahmu maka pergilah, kau bisa tinggal bersama dengan ibumu!”
“Kenapa Papa berbicara seperti itu? Apa Papa sengaja mengusir Linda supaya Papa bisa tinggal dengan wanita itu?”
“Jangan asal bicara!” Daniel menggebrak meja dengan keras, “Semua yang terjadi tidak ada hubungannya dengan Sandra. Kalian berdua lah yang begitu mengecewakan Papa dan sekarang, papa memberikan kebebasan untukmu dan kakakmu. Jika kau memang lebih suka tinggal dengan ibumu maka pergilah, aku tidak akan memaksa karena kau berhak untuk melakukannya!” Dia harus melakukan hal itu supaya Putra dan putrinya melihat siapa yang lebih bertanggung jawab sebagai orang tua. Dia atau mantan istrinya?
“Pa, jangan kekanak-kanakan hanya karena aku terlambat datang untuk makan malam. Kita bisa melakukannya malam ini dan Linda berjanji akan datang tepat waktu!”
“Kau benar-benar harus diberi pelajaran agar kau lebih menghargai orang tua, Linda!”
“Apa maksud Papa? Linda sudah meminta maaf, apakah kurang?”
“Tidak semua bisa diselesaikan dengan permintaan maaf. Jangan seperti ibumu yang telah mengecewakan lalu ingin memperbaiki semuanya dengan cara meminta maaf. Apa kau kira hanya dengan meminta maaf saja Papa akan memaafkan dirimu?”
“Lalu Papa mau apa? Papa mau mengusir Linda dan meminta Linda untuk tinggal dengan Mama seperti yang patah katakan tadi, begitu?” Linda mulai kesal dengan sikap ayahnya padahal dia sudah meminta maaf.
“Kau boleh melakukannya, Papa tidak akan melarang tapi mulai hari ini Papa akan menghentikan semua fasilitas yang biasanya Papa berikan padamu!”
“Apa?” Linda berteriak, mendengar perkataan ayahnya.
“Kau dan kakakmu benar-benar sudah keterlaluan. Tidak saja membuat Papa kecewa tapi kalian juga membuat Papa malu jadi mulai sekarang, kau tidak akan mendapatkan fasilitas apa pun lagi. Uang jajanmu pun akan Papa potong dan kau harus mengikuti peraturan yang papa buat mulai sekarang!” Dia sadar, dia terlalu memberikan kebebasan pada putrinya tapi sekarang, tidak lagi.
“Tidak mau. Hanya gara-gara hal itu saja, kenapa Papa begitu tega?”
“Kau bertanya seperti ini Papa, apakah kau sudah bertanya pada dirimu sendiri? Kenapa kau dan kakakmu begitu tega membuat Papa menunggu kalian begitu lama di restoran?” Daniel memandangi putrinya dengan perasaan kecewa.
Dia tidak mau melakukan hal itu karena dia menyayangi putrinya tapi jika dia membiarkannya maka putrinya akan terus bersikap semana-mana di kemudian hari. Lebih baik dia bersikap keras daripada tidak sama sekali. Semua itu pun dia lakukan demi kebaikan putrinya.
“Linda benar-benar sibuk, Percayalah. Papa tahu sebentar lagi Linda akan menghadapi ujian jadi Linda sibuk membuat tugas dengan teman-teman.”
“Tidak perlu menipu karena Papa tidak akan mengubah keputusan. Mulai sekarang, tidak ada mobil untukmu lagi. Kau harus pergi menggunakan angkutan umum dan Papa akan membatasi uang sakumu. Bawa makanan dari rumah dan semua kartu kredit akan Papa blokir. Kau tidak boleh pergi terlalu lama dan harus pulang sebelum jam 7 malam. Jika kau melewati batas maka Papa akan menghukummu!”
“Apa?” Linda kembali berteriak karena peraturan yang begitu ketat, “Apa Papa sudah gila?” Dia tidak bisa menerima peraturan itu karena dia sudah berjanji dengan teman-temannya jika mereka akan pergi tamasya bersama menggunakan mobilnya.
“Papa melakukan ini untuk kebaikanmu jadi jangan melawan. Selama ini Papa terlalu memberikan kebebasan padamu jadi mulai sekarang kau harus mengikuti semua peraturan yang papa buat.”
“Tidak mau, Linda tidak mau. Linda salah, Linda minta maaf, Papa,” kini dia membujuk ayahnya supaya ayahnya memaafkan dirinya dan berubah pikiran akan buat peraturan yang baru saja ayahnya buat itu.
“Tidak ada tawar menawar, jika kau tidak suka maka kau boleh tinggal bersama dengan ibumu tapi ingat, Papa tidak akan memberikan sepeserpun padamu karena kau tidak pernah mau mendengarkan perkataan Papa!” Daniel beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi. Itu hanyalah sebuah gertakan saja supaya putrinya lebih menghargai dirinya di kemudian hari.
“Tidak, Papa jangan begitu tega pada Linda!” putrinya mengejar tapi keputusan yang sudah diambil tidak dapat diubah lagi.
Tentunya tidak dirinya saja yang mendapatkan hukuman karena Dion pun mendapatkan hukuman yang sama.
Dia pergi ke kantor seperti biasanya. Dia hendak masuk ke dalam ruangannya tapi pagi itu tiba-tiba saja dia dicegat dan tidak diizinkan untuk masuk ke dalam ruangan itu lagi.
“Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak tahu jika ini adalah ruanganku?” Dia bertanya pada sekretarisnya.
“Maaf, Tuan. Tapi baru saja aku mendapat perintah jika tuan tidak lagi menjadi direktur perusahaan ini.”
“Apa maksud perkataanmu?” Dion hampir berteriak. Lelucon apa yang diucapkan oleh sekretarisnya itu?
“Tuan Anatoli berkata jika Tuan Dion tidak lagi menjabat sebagai Direktur tapi sebagai karyawan biasa.”
“Apa?” Dion kembali terkejut. Kenapa ayahnya tiba-tiba menurunkan jabatannya? Tidak percaya dengan apa yang terjadi, Dion menghubungi ayahnya tapi Daniel tidak menjawab sama sekali karena dia ingin putranya datang dan berbicara secara langsung.
Sekarang dia ingin melihat, apakah putranya memiliki waktu untuk menemui dirinya?
selalu ada nasehat yg bs dipetik
ini kisah cinta saat usia sdh matang, dan mungkin agak terlambat. namun cinta mmg tak pandang usia. Hadirnya tiba² tanpa permisi, jika pergi tiba² bisa menyisakan luka walau tak berdarah....
aq jd curiga dg istri Dion...dan kenapa takut dan tunduk pd istri ..?
semoga aja Sandra tidak tertipu dg anak2nya Daniel