Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Sindiran Mama
Mamanya Silvi dan para mama langsung melihat Dika yang menjerit
"Lihat tante tangan anak tante"
Dika bicara pelan sambil menahan sakit sedangkan tangan Silvi dan Zaheera ada di pinggang kanan kiri Dika
"Kekerasan Di Ruangan Kafe"
Melihat tingkah anak anak mereka, mamanya Dika, mamanya Silvi dan Zaheera jadi tertawa namun membiarkan saja apa yang terjadi terhadap Dika, bisa jadi pelajaran buat keusilan Dika terhadap Silvi dan Zaheera sedangkan Silvi dan Zaheera sepertinya memang benar-benar mencubit pinggangnya Dika hingga Dika sepertinya benar-benar menjerit kesakitan
"Jangan diulang lagi ya"
"Iya iya tidak akan di ulang lagi"
"Janji"
Silvi dan Zaheera sama-sama bicara meminta Dika untuk janji
"Iya janji"
"Kalau ngulang lagi akan kami cubit lagi"
Silvi bicara sambil melepas cubitannya dan bersamaan juga dengan Zaheera yang melepaskan cubitannya tapi masih melototkan matanya kepada Dika sedangkan mamanya Dika mulai menyindir Dika
"Dika sanggup pilih dua duanya nak"
Mamanya Dika bertanya kepada Dika dengan gaya sindiran yang membuat Dika berpikir-pikir akan pilihannya
"Gak tahu ma"
Dika bicara pelan sambil mengelus perutnya dikanan dan dikiri sementara mamanya masih Menyindir
"Tapi Dika mau keduanya"
"Iya ma karena kecantikan mereka seperti bidadari ma walaupun Dika harus siap-siap dicubit"
Dika mempertahankan pilihannya sambil memuji Silvi dan Zaheera walau masih mengelus perutnya yang masih terasa sakit sedangkan Silvi dan Zaheera tersenyum ketika Dika memuji kecantikan mereka berdua sementara mamanya Dika masih terus menyindir Dika
"Sanggupnya nak setiap hari dimarahi atau dicubit pinggangnya?"
"Iya ma karena Dika tahu kalau mereka mencubit Dika dengan kasih sayang bukan kebencian, iya kan cantik?"
Silvi dan Zaheera tersipu malu kalau terus-terusan Dika memuji mereka berdua
"Yakin ya nak, kalau begitu kami bertiga mau bawah kalian ke penghulu"
"Jangan"
Ketiga tiganya, Dika, Silvi dan Zaheera berteriak jangan kepada mamanya Dika
"Loh kenapa?, kalian hanya bercanda saja jadi hanya main-main"
"Bukan begitu tante"
"Iya ma bukan begitu maksudnya"
Para mama saling pandang dan heran dengan jawaban anak-anak mereka yang sepertinya satu suara hingga mereka sama-sama bertanya
"Jadi jangan apa Dika, Silvi dan Zaheera"
"Jangan sampai tidak jadi"
Dika, Silvi dan Zaheera sama-sama menjawab dengan serentak hingga mama Dika yang tadinya masih mau menyindir menjadi tertawa sedangkan para mama yang lain tertawa melihat apa yang di sampaikan anak-anak mereka dan segala candaan dan keusilan yang mereka lakukani
"Kalian ini ya"
Suasana dalam ruangan VIP Kafe Bidadari sangat ramai dengan tawa dan canda mereka walau hanya ada lima orang tapi tingkah Dika yang saling bercanda dengan sikap usil nya kepada Silvi dan Zaheera membuat suasana semakin akrab walaupun para mama baru berjumpa kembali sedangkan perasaan Silvi dan Zaheera menjadi semakin dekat kepada Dika walaupun mereka berdua belum begitu yakin kepada Dika karena Dika akan melakukan hal yang sama kepada teman-teman kelas wanita yang lain apalagi sama Irda yang sifatnya hampir sama dengan Dika yang mulai ketularan usilnya Dika hingga mereka berdua masih terasa gantung hati mereka karena mereka tahu, Dika tidak akan mungkin memilih mereka berdua tapi Dika harus memilih salah satu di antara mereka berdua tapi saat ini kan masih hanya berteman biasa
"Ah!"
Terlihat Silvi dan Zaheera sama-sama menghembuskan napas dengan perasaan mereka masing-masing yang mereka berdua menyimpan apa yang di hati mereka
"Allah hu Akbar, Allah hu Akbar"
Tiiba tiba terdengar Azan sholat Dzuhur berkumandang sehingga membuat Dika meminta izin untuk ke mushola yang ada di kafe ini melaksanakan sholat sementara Silvi dan Zaheera juga mengikuti Dika untuk sholat berjama'ah.
"Alhamdulillah kita punya anak yang soleh dan soleha"
"Alhamdulillah"
Mamanya Dika bersyukur melihat Dika, Silvi dan Zaheera rajin untuk sholat begitu juga dengan para mama yang lain
"Iya saya juga bersyukur kalau Silvi tidak perlu di ingatkan lagi untuk sholat Dis"
"Alhamdulillah ya Soraya"
"Zaheera juga Dis makanya mereka langsung bersama karena memang sudah jadi kebiasaan"
"Wow keren ya Syifa, Soraya anak-anak kita ya, kalau begitu, sebaiknya kita ikut sholat juga, saya duluan ya"
"Kita sama sama saja ya"
Mamanya Silvi dan Zaheera bersamaan dan segera mengambil mukena untuk sholat berjama'ah yang di imami oleh Dika hingga sampai selesai sekalian dengan Doa yang terbaik buat mereka masing-masing
Sekitar 15 menit berlalu Dika, Silvi dan Zaheera selesai sholat begitu juga para mama dan sekitar satu jam kemudian mama memangil pelayan untuk mengambil bill pembayaran untuk melakukan pembayaran sesuai nilai tunai yang ada dalam struk pembayaran.
"Kalau ada waktu, kita ketemuan lagi ya, kan sudah dibuat grup WA nya kan Syifa"
" Iya, sudah saya buat Dis khusus buat grup para mama saja dan tidak ada anak-anak"
"Iya benar Syifa dan sekarang sepertinya kita harus pulang karena bentar lagi papanya anak-anak akan pulang"
"iya iya benar juga, berarti kita semua pulang, kapan-kapan kita sambung lagi"
Semua orang senang dan semuanya kembali kerumah masing masing termasuk Dika yang siang menjelang sore itu tersenyum-senyum sendiri ketika berada di dalam mobil bersama mamanya hingga mamanya bertanya
"Bahagia sekali ya nak"
"Iya ma karena saya hari ini di dampingi dua Bidadari yang cantik-cantik ma, dari pengumuman Rangking kelas sampai makan siang bersama mereka bahkan rangking kelasnya di dampingi juga oleh mereka berdua"
"Apakah kamu menyukai keduanya nak?"
"Iya ma"
"Apa karena mereka cantik?"
"Karena mereka sempurna ma, cantik, pintar, soleha dan baik ma"
"Tapi nanti mereka akan mencubit Dika kalau Dika suka usil"
"Tidak apa-apa ma, mereka tidak benar-benar mencubit jadi tidak sakit"
"Oh begitu ya, pantas kamu katakan cubitan kasih sayang"
"Iya ma, Dika yakin kalau mereka sayang sama Dika"
"Bagaimana dengan Putri?"
"Iya ya ma, dia cinta pertama Dika ma jadi pasti tidak akan tergantikan ma kecuali Putri yang menduakan Dika"
"Tapi bukankah kamu sudah menduakan Putri nak dengan begitu dekat dengan Silvi dan Zaheera"
Mamanya Dika heran dengan pernyataan Dika kalau Putri adalah cinta pertamanya yang tidak tergantikan tapi kenyataannya Dika sudah menduakan Putri dengan dekat Silvi dan Zaheera hingga mamanya Dika bertanya lagi
"Bukankah para mama meminta Dika, Silvi dan Zaheera hanya berteman saja dulu karena kami masih kecil dan belum boleh pacar-pacaran dulu agar belajar kami tidak terganggu"
"Iya ya tadi kami mengatakan begitu kepada kalian ya"
"Iya ma, apalagi mamanya Silvi sudah dua kali menasehati Dika dengan kata-kata yang sama"
"Apa sudah dua kali di nasehati dengan kata-kata yang sama?"