NovelToon NovelToon
After Office

After Office

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Office Romance
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lanjutan Cerita Harumi, harap membaca cerita tersebut, agar bisa nyambung dengan cerita berikut.

Mia tak menyangka, jika selama ini, sekertaris CEO yang terkenal dingin dan irit bicara, menaruh hati padanya.

Mia menerima cinta Jaka, sayangnya belum sampai satu bulan menjalani hubungan, Mia harus menghadapi kenyataan pahit.

Akankah keduanya bisa tetap bersama, dan hubungan mereka berakhir dengan bahagia?

Yuk baca ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilema

Kabar yang diterimanya, membuat Mia lebih banyak diam. Kusti dan Gio sampai terheran-heran dibuatnya.

Namun setiap ditanya, jawab Mia hanya, "lagi pusing mikirin kerjaan." Alhasil ibu dan si bungsu hanya diam, dan tak bertanya lagi.

Di kereta listrik, dia yang biasa tidur baik berangkat atau pulang. Mia hanya diam dengan tatapan mata linglung. Pun saat Abang ojek memanggilnya, dia baru dengar ketika dipanggil dengan suara keras.

Walaupun pikirannya kacau, sebisa mungkin, dirinya tak melakukan kesalahan dalam hal pekerjaan, namun untuk mengantisipasinya, dia meminta asisten manager untuk meninjaunya ulang.

Jam makan siang kali ini, Mia memilih makan di pantry bersama Indah. Kusti membawakan bekal untuk sarapan dan makan siangnya.

"Gue heran, Lo bukan staf baru, yang baru kerja sebulan dua bulan, tapi kenapa Lo malah minta Ringgo buat tinjau ulang, laporan dinas kemarin sebelum diserahkan ke Pak Lukman. Padahal Haris juga bilang laporan Lo, udah bener. Ada apaan sih? Apa gara-gara pinjaman yang Lo ajukan? Kalau soal itu, entar begitu Pak Dimas balik, pasti turun deh dananya. Gue yang bakal menghadap beliau." Selesai mengatakannya, Indah mulai memakan bekalnya sendiri.

Mia menatap kotak bekal berisi potongan daging dan sayur berwarna-warni pelengkapnya, ada juga nasi merah dan potongan buah-buahan.

"oiy ...! Gue tanya kenapa malah bengong? Fix ada masalah Lo, apa yang diomongin Aryan kemarin? Gara-gara dia kan, elo begini?"

Mia menatap seniornya, "Mbak, belum sampai sebulan gue pacaran, tapi gue malah denger kabar kalau pacar gue dijodohin. Kan hati gue lagi berbunga-bunga, lagi kangen-kangennya, kok bisa-bisanya dapat kabar begini. Gue bingung mbak, mesti gimana?"

Indah terkejut, dia batal menyuapkan kentang ke dalam mulutnya. "Aryan bilang gitu? Terus Lo udah pastikan belum ke Jaka langsung?"

Mia menggeleng. "Kalau belum, saran gue, mending tanyakan langsung ke yang bersangkutan. Lagian hari gini masih aja jodoh-jodohan, kayak nggak laku aja. Biarpun Jaka mukanya lepengnya kebangetan, tapi masa iya dia nggak laku, buktinya dua junior gue sampai kepincut."

Wajah Mia memerah malu. "Bisa aja Lo mbak, lawakannya."

"Kenyataan, Mi! lu juga punya saingan tuh, tetangga tercinta lu, yang sabar hari bikin salah mulu. Dia udah dua tahun kerja di cabang Bandung, tapi kerjaannya, kayak anak magang." Sambil mengorek masalah yang menimpa juniornya, Indah juga menyelipkan kekesalannya pada anak bungsu di divisi nya.

Mia terkekeh, dia juga sering terkena imbas karena kesalahan yang dibuat oleh Raisa. "Kemarin ada salah satu staf di sana bilang, kalau dia itu keponakannya kepala cabang di sana, ya wajar sih."

"Gue mendingan ngajarin anak baru masuk, dibandingkan pindahan dari cabang gini, PR banget gila! untung aja gue sama Ringgo selalu teliti sebelum serahin ke Pak Lukman."

Mia menyuapkan bekal ke dalam mulutnya sendiri, dia memejamkan mata sejenak, menikmati masakan ibunya, yang menurutnya sangat lah enak. "Mbak, Lo ngga mau rendang bikinan mama gue?"

"Dari tadi kek, Mi! orang tuh nawarin dulu baru makan, ini udah dimakan baru ditawarin. Huh ..." Indah mengomel layaknya ibu-ibu yang tidak kebagian jatah sembako.

Mia tertawa, lalu mengeluarkan kotak transparan, berisi potongan daging dengan bumbu cokelat kehitaman. "Nih belum gue sentuh, kata nyonya Kusti tercinta, ini buat senior gue di kantor, yang mukanya judesnya minta ampun." Dia menyodorkannya pada perempuan beranak satu di depannya.

Si muka judes, langsung tertawa begitu disodori, kotak itu. "Salamin buat nyonya Kusti, makasih banyak jangan lupa pesanan akar kelapa gue Minggu depan. Kedoyananya mertua gue itu."

Rekan sekaligus seniornya itu, memang memiliki wajah judes, dan kerak kali melontarkan kata-kata pedas, sebelas dua belas dengan mantan asisten CEO. Tapi sebenarnya Indah adalah orang yang diam-diam peduli pada rekan-rekannya.

"Jadi Mbak, menurut Lo apa yang harus gue lakuin buat pacar gue, kata bang Aryan, mas Jaka lagi pesan cincin dan satu set perhiasan buat lamar gue. Katanya cewek yang dijodohin tiga bulan lagi balik ke sini." Mia menganggap Indah sebagai kakaknya, untuk itulah, dia merasa perlu meminta pendapat.

"Dengan kata lain, Jaka mau ngajak Lo nikah buru-buru, karena takut keburu di jodohkan? Tapi seingat gue, Jaka bukannya udah nggak punya orang tua?" Sebagai staf yang masuk bersamaan dengan Jaka, Indah sedikit tau tentang kehidupan pribadi sekertaris CEO itu.

"Bu Dessy yang jodohin sama temen anaknya. Kalau kata bang Aryan, Mas Jaka punya hutang budi sama Bu Dessy, makanya kalau mau nolak, nggak enak kan?"

Indah berusaha mencerna cerita dari juniornya, dia menganggukkan kepalanya paham apa yang dimaksudkan. "Tapi Jaka itu beneran suka sama Lo, kan? Bukan karena menghindari perjodohan itu?"

"Kalau kata Bang Aryan, Mas Jaka udah suka sama gue, dari awal gue masuk sini, tapi kan Mbak Indah tau peraturan perusahaan sebelum dilanggar sendiri sama yang bikin."

Indah meletakan sendok-nya, dia menopang dagu dengan satu tangannya. Lalu matanya menatap langit-langit pantry, khas sekali jika perempuan itu sedang berpikir keras. Sementara sambil menunggu, Mia menghabiskan bekal miliknya sendiri.

Indah menjentikkan jarinya, dia menemukan sebuah ide, lalu menjelaskan apa yang ada dipikirannya, menyangkut masa depan juniornya, yang merupakan tulang punggung keluarga.

Beberapa hari kemarin mereka sempat membahas soal Jaka yang seandainya mengajak Mia menikah, sementara Mia yang merupakan tulang punggung keluarga, tak bisa semudah itu lepaskan pekerjaannya, jika sudah menikah. Karena tanggungannya masih banyak.

Walau belum bisa menyelesaikan masalah yang sedang menimpanya, setidaknya Mia sedikit merasa lega, setelah menceritakannya pada Indah.

***

Sore ini Mia lembur, ada pekerjaan mendesak yang diminta harus dilaporkan malam ini juga pada CEO mereka.

Dia bersama Haris dan Ringgo di ruangan divisi-nya. Tak ada yang perbincangan masalah pribadi, karena ketiganya sibuk di depan layar masing-masing. Bahkan Ringgo sampai membuka laptopnya juga, menyandingkannya dengan komputer miliknya.

Satu setengah jam berlalu, ketiganya kompak meregangkan badannya. Terlalu lama menghadap layar dengan duduk diam dan hanya menggerakkan jari dan bola mata, membuat badan terasa pegal.

"Bang, udah gue kirim email nya, ya!" pekerjaan Mia telah usai, rasanya lega.

Ringgo berdehem, sambil mulai memeriksa hasil pekerjaan juniornya. "Mi, Lo naik kereta dari stasiun Jatinegara aja." Seru Haris.

"Kejauhan, mas! ongkos ojol nya mahal." Mia mulai merapihkan mejanya.

"Bareng gue, gue mau jemput bini gue Rawa Bunga." sahut Haris.

"Jauh amat bang, mainnya."

"Dia lagi negokin temen sekolahnya yang abis lahiran. Lagian kalau naik dari sana waktu tempuh Lo jadi singkat."

"Tapi gue nggak dapet duduk, bisa-bisa dari Jatinegara sampai Cikarang, gue berdiri. Kan pegel, mas!"

"Iya juga sih, ya udahlah nggak jadi."

Mia menaikan bahunya. "Udah entar sama gue aja, kayak biasanya." Sela Ringgo setelah sebelumnya menutup laptopnya, dan memasukannya ke dalam tas ranselnya.

"Alhamdulillah lumayan, saldo gue utuh." Mia bernapas lega."

Namun baru saja mereka bersiap sebuah sapaan membuat atensi ketiganya beralih pada pintu masuk.

1
Ninid Ninid
Q kadang sampe baca lagi part sebelumnya... kadang lupa apa cerita sebelum e...
othor jangan lama2 dunk update nya...
semangat ya thor... 💪
Sri haryani
jangan sampai Mia sama ms. ari Thor kasihan jaka kayanya udah cinta mati deh..... upnya jangan lama-lama kak takut bosen nungguin kamu
Masdalifah FransisQa Pangesturi
ayo dong thor semangat up nya.. sehari 2x..jgn 2hr sekali 🙏
Masdalifah FransisQa Pangesturi
kelamaan up nya thor.. pdhl ceritanya seru
Dhia Tazkhia
seenggaknya sembuhin dulu lukamu mia,,,
sblum nanti kamu d kejar scara ugal²an lg sm pak sekertaris/Grin/
kasiaaaan nasib ari,dia baik ke tmn² unge, tp jd kaya bahan bakar d hubungan mrk.yg sll mnjdikan pasangannya kebakaran jenggot tiap kali melihat mrka jalan sama ari./Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Dhia Tazkhia
aku kadang suka jengkel klo baca karya othor deh,,, diiii mana²aaaa pst nyanjung² kebaikan saingan cinta s pemeran utama.tp utk prmeran utamanya sendiri kelakuannya d bejat²in d munus²in dii istilahnya kebalikannya bgt deh dr spek calon suami dan menantu idaman.tp stlh itu tiba² cerita lbh detil kehidupannya trmasuk kebaikan² yg hanya d tunjukin ke pasangannya aja.kaaannn jd mrsa trombang ambing aku nya/Smug//Smug/ sikap dan sifat yg sgt berbeda antara ke org lain dan kepasangan mrka itu kaya ciri khas bgt anak²nya authot deh.
Dhia Tazkhia
lega sih mia berani bilang gitu ke dimas,puassss rasa hati/Grin/
tp cuma jg bodoh²in unge²an itu.toh buktinya hidup unge skrng lbh bahagia dpt suami yg lbh kaya dr ari lbh bs memuaskan d ranjang lagi/Facepalm//Facepalm/ (gitukan ya thor awal mulanya hubungan mrka? dr ranjang/Chuckle/)
Dhia Tazkhia
'anu'nya dimas lbh gde bikin ktagihan,mknnya rumi lbh milih d terusin drpd tobat wkwkwkkkk
Mareeta
👌👌👌
Mareeta
👍👍👍👍
Mareeta
✌️✌️✌️✌️
Sri haryani
sukuri kamu jaka, emang enak digituin in...... Thor up nya jangan lama-lama dong....
Ninid Ninid
selalu menunggu updatenya thor... ayow semangat thor... 💪💪
Ovi Febrina
lama amat update nya thor🥲
Masdalifah FransisQa Pangesturi
thor knp gk tiap hr sih updatenya
bunny cooky
menyala dong mia 🔥🔥😂
Sri haryani
berasa dikit amat bacanya Thor.... sejak kemarin ikut nahan sakit hatinya Mia, apakah memang harus kandas
Lili Yuliani
Mas ari kasih cerita sendiri dong thor,masa tokoh utamnya gak ada yang baik kaya mas ari atau mas aditya
Mareeta: pengen sih, cuman aku masih kurang riset mendalam soal kerjaan PNS kementrian gitu. Jadi belum PD
total 1 replies
gibshena
jadi dag dig dug
Masdalifah FransisQa Pangesturi
ceritanya seruuuus... tapi kenapa updatenya lama.. suka gk sbr nunggunya
Masdalifah FransisQa Pangesturi: jgn mls2 dong thorrr... ayo semangattttt
Mareeta: maafkan aku yang sebenarnya males
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!