Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.
Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i
Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia yang Tak Lagi Sama
Setelah menghancurkan Takdir Kode, dunia mulai berubah. Arkhzentra dan timnya menyadari bahwa meskipun sistem telah diputuskan, jejak kekuasaannya tetap ada, menciptakan kekacauan di seluruh semesta. Sementara itu, Kaelzenthra membuat langkah terakhir yang mengungkap sisi ambisinya yang sebenarnya, memicu konflik baru yang tidak terduga.
---
Fwoooom…
Langit di atas Stonehenge perlahan kembali normal, warna oranye pucat dari matahari terbit mulai menggantikan sisa-sisa cahaya biru yang sebelumnya mendominasi. Udara terasa lebih sunyi dari sebelumnya, seolah-olah seluruh dunia sedang menahan napas.
Arkhzentra berdiri di tengah lingkaran batu, tubuhnya gemetar akibat energi besar yang baru saja ia kendalikan. Penulis Takdir, yang sebelumnya bersinar terang, kini tidak lagi memancarkan cahaya. Ia menatap benda itu di tangannya dengan campuran kelegaan dan kekosongan.
“Ark!” panggil Lyrientha, berlari ke arahnya. Ia tampak kelelahan, tetapi wajahnya dipenuhi kekhawatiran.
Arkhzentra menoleh perlahan, memberikan senyum tipis yang lelah. “Kita berhasil,” katanya pelan.
“Kau berhasil,” balas Lyrientha sambil memegang lengannya untuk mendukung tubuhnya yang hampir jatuh.
Rhaegenth muncul dari balik reruntuhan batu, wajahnya penuh debu tetapi senyum lebarnya terlihat jelas. “Fiuhhh… aku tidak tahu bagaimana kau melakukannya, Ark, tapi itu luar biasa.”
“Ini belum selesai,” kata Arkhzentra, menatap langit. “Takdir Kode mungkin telah dihancurkan, tetapi semesta ini sekarang tanpa kendali. Dunia tidak akan pernah sama lagi.”
---
Kaelzenthra Mengambil Langkah Baru
Dari sisi lain lingkaran batu, Kaelzenthra melangkah maju. Ia tampak tenang, tetapi matanya yang penuh emosi tidak bisa disembunyikan.
“Kau melakukan hal yang luar biasa,” katanya, suaranya terdengar anehnya lembut. “Kau menghancurkan sistem yang telah mengendalikan kita selama ribuan tahun.”
“Jangan katakan kau datang ke sini untuk memberikan pujian,” balas Arkhzentra, nada suaranya tetap dingin.
Kaelzenthra tersenyum kecil. “Tidak, tentu saja tidak. Aku di sini untuk mengambil alih di mana kau berhenti.”
Lyrientha menegang, memandangnya dengan waspada. “Apa maksudmu?”
Kaelzenthra menunjuk ke Penulis Takdir di tangan Arkhzentra. “Meskipun Takdir Kode telah dihancurkan, Penulis Takdir masih memegang kekuatan besar. Kau tahu itu, bukan? Energi di dalamnya bisa menciptakan sistem baru, sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya.”
“Kau ingin membangun ulang Takdir Kode?” tanya Arkhzentra dengan nada marah.
“Tidak, bukan Takdir Kode,” jawab Kaelzenthra, mendekat dengan langkah perlahan. “Aku ingin membangun sesuatu yang benar-benar baru. Sebuah sistem yang adil, yang memungkinkan semua makhluk hidup untuk berkembang tanpa ketakutan.”
“Kau tidak berbeda dari Velkarith,” kata Arkhzentra tegas, mencengkeram Penulis Takdir lebih erat. “Kau ingin menjadi dewa yang baru.”
Kaelzenthra tertawa kecil, tetapi nadanya pahit. “Dan kau? Apa kau pikir kau berbeda? Dengan menghancurkan Takdir Kode, kau telah mengambil kendali atas nasib seluruh semesta. Itu membuatmu lebih seperti dewa daripada aku.”
---
Ketegangan Memuncak
Zlashhh!
Kaelzenthra tiba-tiba menghunus senjata plasma kecil dari ikat pinggangnya, mengarahkannya langsung ke Arkhzentra. “Berikan itu padaku,” katanya dingin. “Atau aku tidak akan ragu untuk mengambilnya dengan paksa.”
“Kaelzenthra, hentikan!” teriak Lyrientha, berdiri di antara mereka.
“Jangan ganggu ini, Lyra,” balas Kaelzenthra, suaranya tajam. “Ini adalah kesempatan kita untuk memperbaiki segalanya.”
“Dengan menempatkan kendali di tanganmu?” tanya Lyrientha, matanya berkilauan dengan kemarahan. “Kau bahkan tidak melihat apa yang telah kau lakukan. Kau hampir menghancurkan Bumi dengan obsesi ini!”
Kaelzenthra terdiam sesaat, tetapi tatapannya tidak berubah. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Dan aku tidak akan membiarkan kalian menghentikanku.”
Duarrr!
Sebuah ledakan besar dari kejauhan memecah ketegangan. Mereka semua menoleh ke arah suara itu, melihat langit yang penuh dengan kapal-kapal Kekaisaran yang masih bergerak mendekat.
“Fiuhhh… mereka tidak pernah berhenti, ya?” gumam Rhaegenth, mengangkat senjatanya lagi.
“Ini belum selesai,” kata Arkhzentra, memandang Kaelzenthra dengan tajam. “Tapi kalau kau ingin mencoba mengambil ini dariku, kau harus melewati Kekaisaran dulu.”
Kaelzenthra menyipitkan matanya, tetapi akhirnya menurunkan senjatanya. “Kita akan lihat, Arkhzentra. Tapi ingat, dunia tanpa kendali adalah dunia yang akan jatuh ke kehancuran. Cepat atau lambat, kau akan menyadari aku benar.”
Ia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan lingkaran batu tanpa sepatah kata lagi.
---
Persiapan untuk Perjuangan Baru
Arkhzentra menghela napas panjang, memandang Penulis Takdir yang masih ia genggam. Lyrientha mendekat, meletakkan tangannya di bahunya.
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanyanya pelan.
“Kita bertahan,” jawab Arkhzentra tegas. “Takdir Kode mungkin telah dihancurkan, tetapi dunia ini tidak akan memperbaiki dirinya sendiri. Masih ada Kekaisaran, Velkarith yang entah bagaimana masih ada, dan sekarang Kaelzenthra yang menjadi ancaman baru.”
Rhaegenth mendekat, meskipun wajahnya tampak lelah. “Jadi, tidak ada waktu istirahat?”
“Tidak,” kata Arkhzentra, menatap langit yang dipenuhi kapal Kekaisaran. “Tapi kita masih di sini. Dan selama kita di sini, kita akan terus melawan.”
---
Mereka berjalan keluar dari lingkaran batu, menuju Zephyr yang menunggu. Di kejauhan, dunia mulai berubah, dengan atau tanpa Takdir Kode. Arkhzentra tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai, tetapi ia yakin satu hal: kali ini, mereka akan menentukan takdir mereka sendiri.