Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Genggam Tanganku
"Aunty, maafkan aku banyak merepotkan disini." ucap Tabitha yang juga memeluk bibi Lana dan pamit.
Nanapun memeluk Tabitha dengan erat, mereka berdua saling menatap dan tertawa bahagia. Begitu pula dengan Tuan Simon, Joshua dan kedua Tuan muda Andes.
Nathan dan Tabithapun berlalu memasuki ruang bording.
"Biarkan aku terus menggenggam tanganmu Tabitha, percayalah cintaku kuat seperti maut." menatap Tabitha dan merangkulnya,. Tabithapun menyandarkan kepalanya dipundak Nathan dan melangkah bersama. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka alami kedepan, tapi percaya TUHAN pasti tolong.
"Akhirnya mereka berdua bisa kembali bersama. Ayo kita pulang. Kita juga harus siap-siap menikmati bulan madu ke Lombok." Belsazar merangkul Nana.
Papa Simon , Mama Lana dan Joshuapun langsung kembali ke mobil mereka.
Brak! Tabrakan tidak sengaja Nana dengan seorang pria.
"Maaf, aku tidak sengaja." ucap Marco.
"Tidak apa-apa, tapi mungkin anda lebih hati-hati, sehingga tidak menabrak istri saya." menatap sinis Marco.
Belsazar dan Nanapun meninggalkan tempat itu dan menuju ke mobil yang sudah di tunggu oleh pengawal Ar.
Marco menatap mereka dan menggangguk ketika mobil mereka lewat.
"Siapa dia , sepertinya bukan orang biasa?" mengarahkan pandangan kepada asistennya.
"Akan saya selidiki."
Merekapun masuk ke mobil dan menuju Rumah Sakit Harapan Kasih.
"Dokter, mereka adalah Tuan dan Nyonya muda kedua keluarga Andes." ucap Asisten Marco.
"Kesan yang tidak baik sudah aku tunjukkan. Bagaimana bisa menjalin kerja sama? Semoga tidak berpengaruh."
"Tuan kedua tidak mengurus rumah sakit, yang bertanggung jawab adalah tuan muda pertama dr. Nathan."
"Syukurlah." Marco menghela nafas.
Kring!
"Iya Uncle."ucap Absalom.
"Bantu Nathan untuk kerjasama dengan dr. Marco, dia sudah menuju rumah sakit." panggilan dari uncle Yusuf.
"Baik Uncle." menutup panggilan.
Tok! Ketukan pintu.
"Ka."
"Sadrakh, aku baru menerima telephone dari ayahmu. Bagaimana jika kamu ikut menyambut tamu juga denganku."
"Baiklah Ka, Pris juga masih ditangani Ka Easter."
"Pris sakit?"
"Akhir-akhir ini sering gelisah, tadi bagian dadanya agak sesak. Memang sih dia juga dokter tapi dia juga butuh diperiksa, apalagi ka Easterkan ahli jantung."
"Mungkin Pris gugup, sebenarnya Nana juga bisa bantu."
"Biar saja Ka, dr. Easter saja."
"Permisi dokter, tamu sudah diruang Presdir."
"Ok, kami kesana."
Duduklah seorang dokter tampan penuh wibawa, dengan posisi tegap sambil mengontak-atik tab miliknya.
Masuklah Absalom dan Sadrkah, merekapun saling memperkenalkan diri satu dengan yang lain.
Perbincanganpun semakin lancar, dan tanda-tangan kerjasama kedua rumah sakit berjalan dengan lancar. Sementara mereka menikmati teh, dr. Marco permisi sebentar ke toilet.
Ketika dr. Marco ke toilet , dia melihat Pris berada di ruangan yang sedang diperiksa.
"Pris, aku bersyukur menemukanmu." meneteskan air mata, dia ingin masuk ke ruang itu, tapi karena panggilan alam, dia harus segera ke toilet.
Setelah selesai dia bergegas keluar dan mencari ke ruang tadi, tapi Pris tidak ada disana. Marco melangkah mencari kesetiap ruang rumah sakit tetapi tidak menemukan kekasih hatinya itu.
Kring!
Marco melihat layar panggilan, tertulis dr. Absalom. Diapun mengangkat panggilan itu dan kembali ke ruangan.
"Maafkan, aku tiba-tiba ada urusan sedikit." ucap Marco gelisah, karena dia yakin Pris masih ada di sekitar rumah sakit dan ingin begitu cepat menemukannya kembali.
"Baiklah dr. Marco, kita lanjutkan nanti pada saat makan malam sebentar. Aku akan memberikan alamat ke wa anda."ucap Absalom.
Marcopun segera pamit, dan berupaya mencari Pris disekitar rumah sakit. Namun sayang dia tidak menemukannya.
"Sayangku, kamu dimana?" suara dari telephone miliknya.
"Aku diruangan ka Easter."
"Aku kesana."
"Calon manten, nempel terus kayak peranko." goda Absalom.
"Iya ka, kau bagaimana? Nanti dr. Easter ada yang rebut." menatap goda Absalom.
Wajah Absalom langsung memerah dan ingin menonjoknya, tapi Sadrakh langsung melarikan diri.
Sadrakh menjemput Pris di ruangan dr. Easter dan mereka kembali ke mobil juga siap ke hotel. Sesampainya di hotel, Sadrakh tidak turun karena harus ke rumah dulu mengambil kejutan yang dia persiapkan untuk Pris.
"Kau istirahat yach, aku segera kembali."
"Baik, hati-hati di jalan."
Pris turun dari mobil dan menuju lift. Pada saat itu juga Marco memasuki hotel, mata Marco terpanah melihat sosok wanita itu, dia melaju tetapi terhalang dengan rombongan turis yang memasuki hotel. Sekali lagi dia kehilangan.
Marco tidak menyerah dan melihat lantai yang akan dituju. Dia mengikuti melalui tangga darurat namun ketika sampai di lantai itu, tidak ditemukannya Pris.
"Pris, tolong. Kamu dimana? Aku sangat merindukanmu." suara hati Marco.
Marco begitu menyesal dengan kejadian waktu itu, dia salah menggunakan cara itu, tapi ketulusan hatinya tidak dapat diragukan.
Marco kembali ke kamarnya, dia terus berpikir dan mengingat masa-masa mereka bekerja bersama.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzź
Pintu dibuka, Sadrakh terpesona melihat tunangannya yang tertidur namun begitu manis. Diapun segera mengatur bunga, buah dan meletakkan sepasang anting berlian yg dipesannya dari Tabitha. Khusus dirancang untuk Pris.
Sadrakh sudah memesan makanan hotel. Semuanya telah diatur dan meletakkan gaun di dekat tempat tidur Pris.
Pris akhirnya terbangun dan dia melihat lelaki yang sangat dicintainya ini duduk didepannya menatap dan tersenyum.
"Mandilah , dan ganti bajumu." menyerahkan kotak gaun kepadanya.
Pris mempersiapkan kemudian ke ruang tengah , begitu terpesona melihat Sadrakh lengkap tengan jas silver senada dengan gaunnya. Mempersilahkan dia duduk dimeja yang sudah dihias cantik.
Sadrakh mendekat dan memasangkan anting berlian itu, membuat Pris tersipu malu. Mereka makan berdua kemudian berdansa.
"Pris biarkan tanganmu terus ku genggam dalam kasih iman, sehingga tidak ada yang bisa melepaskannya."
Pris memeluk Sadrakh dan menangis haru di pelukkanya. Terasa sangat hangat dan nyaman.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzz
Pasangan pasutri yang ingin melakukan perjalanan ke Lombok. Tapi akhirnya harus dibatalkan karena adanya pembangunan hotel Nusantara di Bunaken. Merekapun akhirnya berbulan madu di Bunaken saja , sambil Belsazar mengontrol disana, mengingat Sadrakh sedang berusaha membangun kepercayaan Pris.
Bagi Nana tidak masalah, karena mereka berdua sudah menikah. Perjalanan menggunakan kapal pribadipun dimulai. Suasana yang begitu indah, taman laut yang terkenal di seluruh dunia memang hanyalah di Bunaken.
Nana tertawa melihat suaminya yang begitu hebat berenang, bahkan menyelam. Sedangkan dia hanya duduk dibawah pohon menikmati kelapa muda, pisang goreng colo dabu-dabu roa.
Foto-foto bersama, dan langsung dishare di sosmed. Belsazar memegang tangan istrinya dan tersenyum.
Kebahagiaan yang mereka berdua alami ini, seakan menebus bertahun-tahun lamanya mereka terpisah.
"Ketika ku memandang wajahmu
Ketakutanku sangat besar
Tetaplah percaya dan kugenggam tanganmu
Kaupun harus mengeratkannya
Karena ini adalah kehendak-NYA."
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜