NovelToon NovelToon
Pandangan Pertama Rasa Cinta

Pandangan Pertama Rasa Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Artandapermana

Ervan Abraham merupakan seorang pemuda tampan dan kaya raya. sekaligus pemimpin tertinggi The Jokers Warrior, sebuah geng yang ia dirikan sejak lama. beranggotakan puluhan pemuda yang selalu setia mengikutinya.

Bukan hanya itu saja, sedangkan kedudukan kedua orang tuanya menempati posisi pertama sebagai orang terkaya no 1 di tempat tinggalnya.


Pada suatu hari tanpa disengaja.. Ervan dipertemukan dengan seorang gadis cantik penjual kue keliling. namun siapa sangka? sejak pertemuan tanpa disengaja itu lah Ervan memliki rasa suka terhadap gadis itu, dari rasa turun ke hati, puing-puing cinta seolah tumbuh secara perlahan tertanam di hatinya. bertemu tanpa disengaja mencintai secara tiba-tiba.

Akan tetapi siapa sangka? gadis itu justru memiliki perasaan yang sama, ia juga menyukai Ervan dalam diam. akan kah cinta mereka dapat bersatu?? bagaimana kah kisah selanjutnya? cuss langsung simak sampai akhir 😉😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Semakin dekat dan akrab

"Oh, jadi disini toh? kamarnya," Novi berhenti sejenak tepat ketika sampai di depan ruangan Ervan dirawat.

Perlahan Novi membuka pintu dan masuk. "Asalamualaikum" ucap Novi yang berpas-pasan di ambang pintu.

"Waalaikumsalam," jawab semua orang yang ada di dalam sana secara bersamaan, disana terlihat ada Dewi dan juga Candra.

"Novi?? Ervan tampak terkejut tak menyangka dengan kedatangan Novi secara mengejutkan yang tak pernah ia duga sebelumnya.

"Om.. tantee," Novi tersenyum dengan sopannya mencium tangan Dewi dan Candra takzim secara bergantian.

"Kenalin mah, pah, dia ini teman aku, namanya Novi," ucap Ervan tiba tiba memperkenalkan Novi pada kedua orang tuanya itu.

"Oh, teman kamu, iya iya, duduk nak, pake repot repot bawa makanan segala." kata Dewi tersenyum ramah.

"Nggih. gapapa tante, gak ngerepotin kok," ucap Novi tersenyum sambil meletakkan sesuatu yang ia bawa itu ke atas meja. kemudian ia duduk di kursi yang ada di dekat ranjang Ervan.

Sedangkan Dewi dan Candra kembali duduk di sofa panjang membelakangi Ervan dan Novi, mereka hanya diam sambil memperhatikan keduanya.

"Kamu kok tau Nov? kalau aku ada disini? kamu tau dari siapa?" tanya Ervan heran bagaimana Novi bisa tau tentangnya.

"Ya tau lah, aku dikasih tau sama temanmu," sahut Novi yang ia maksud adalah Bima.

Ervan nampak terdiam sejenak memikirkan siapakah salah satu temannya yang di maksud oleh Novi barusan itu.

"Pah! kita cari makan di luar yuk pah, mamah laper pah," ucap Dewi dengan suara pelan berbisik kepada suaminya.

"Tapi mah? Ervan gimana? masa iya kita tinggal Ervan disini," tanya Candra sang suami.

"Ya gapapa lah pah, lagian Ervan disini kan sama temannya, kecuali Ervan sendirian, ayo pah, mumpung Ervan ada temannya disini," ucap Dewi.

"Iya juga sih.. yaudah deh," Candra setuju kemudian berdiri dari duduknya.

"Novi.. kamu temani Ervan dulu disini ya, tante sana om mau keluar nyari makan," kata Dewi pada Novi.

"Oh iya bu, gapapa," ucap Novi sambil mengangguk.

"Papah tinggal dulu ya nak, kamu mau nitip apa? sekalian papah belikan," ucap Candra kepada sang putranya.

"Nggak deh pah," ucap Ervan

Kemudian Dewi dan Candra keluar dari sana dengan langkah gontai. mereka berdua hendak makan di luar karna dari tadi mereka belum sempat makan sama sekali.

"Kamu sudah makan Van? tanya Novi kepada Ervan.

"Belum.." jawab Ervan singkat.

"Loh kenapa? seharusnya kamu harus banyak banyak makan biar keadaan mu cepat pulih kembali, emang kamu gak mau sembuh? terus terusan seperti ini?" kata Novi.

"Ya mau lah, mana ada orang sakit gak mau sembuh. males gue kalau makan sendiri, kecuali ada yang nyuapin boleh lah," kata Ervan sambil tertawa kecil.

"Hemm.. jadi mau disuapin nih?" Novi menggoda Ervan.

"Ya mau lah, kalau kamu gak keberatan sih, hahaha." ucap Ervan tersenyum nakal menggoda Novi.

"Yaudah deh, dasar manja kayak anak kecil aja kalau makan harus disuapin." ledek Novi

Kemudian Novi pun mengambil makanan yang tadinya di sediakan pihak rumah sakit yang terletak di atas meja,Novi mulai menyuapi Ervan layak seorang ibu sedang memberi makan anaknya.

"Kamu harus makan yang banyak biar lekas sembuh," kata Novi sambil menyendok nasi lalu menyuapkan ke mulut Ervan dengan perlahan.

Ervan mengulas senyum menatap wajah Novi, hatinya seolah terasa sangat nyaman bila dekat dengannya.

Keduanya saling bercanda gurau dalam moment tersebut hingga menciptakan kehangatan dalam kebersamaan mereka.

"Nov! tipe cowok idaman kamu yang kayak gimana sih?" tanya Ervan tiba tiba.

"Emm.. gimana ya, aku gak terlalu mikirin kayak gituan, yang terpenting bagiku setia dan mau menerima segala kekuranganku, hanya dua itu yang aku harapan dalam memilih pasangan hidup kelak," kata Novi

"Semisal cowok berandalan gimana? kamu gak suka ya? ibarat kayak anak nakal gitu?" tanya Ervan lagi.

"Mau cowok berandalan atau cowok pemabuk sekalipun aku gak masalah Van, asalkan dia setia sama satu cewek, dan mau menerima segala kekuranganku, soal perilaku dan penampilan bisa di rubah pelan-pelan, yang ganteng dan cantik banyak, tapi kalau mencari orang yang setia dan tulus mencinta kita apa adanya itu sulit Van, susah di cari." jelas Novi

"Aku gak mau neko neko Van, di saat semua wanita ingin pria tampan dan kaya, aku hanya ingin pria yang setia dan bener bener tulus mencinta aku apa adanya. karna apa. menikah dengan pasangan kita itu sifatnya seumur hidup, salah memilih pasangan menderita kedepannya." lanjut Novi

"Bener juga sih, kalau udah nikah kan hidup bersama seumur hidup, salah pilih pasangan sengsara kedepannya." Ervan menganggut membenarkan perkataan Novi.

"Pas banget nih, hahaha.." ucap Ervan sambil tertawa.

"Apanya Van," tanya Novi tak mengerti melihat Ervan.

"Apa sih, ngak kok," kata Ervan.

Novi terdiam dengan heran tak mengerti apa yang dimaksud oleh Ervan barusan.

"Kamu bawa apa itu Nov?" tanya Ervan saat melihat Novi mengambil sesuatu yang ia bawa tadinya.

"Oh, ini loh aku bawain apel buat kamu, kamu mau makan apel gak?" Novi menawarkan.

"Boleh deh, sahut Ervan.

Novi menyerahkan satu buah apel merah pada Ervan dan meletakkannya kembali sisanya.

"Enak Nov, manis banget apelnya sama kayak kamu, manisnya bikin nagih," ucap Ervan menahan gelak tawa.

"Bisa aja kamu Van," Novi tersenyum jadi salah tingkat di buatnya.

"Tuh kan, manis banget bikin adem," kata Ervan yang terus menggoda melihat senyum manis Novi yang terpancar di bibirnya membuat hatinya terasa senang.

"Ih kamu tuh ya," Novi tertawa kecil sambil menutup mulutnya semakin salah tingkah dibuat nya.

Dalam moment kebersamaan mereka, ketika sedang asyik bercanda, terlihat Dewi beserta suaminya yang sudah datang, mereka berjalan dari arah pintu masuk kedalam.

"Makasih ya Novi, kamu sudah nemanin Ervan disini," ucap Dewi kepada Novi.

"Iya Tante sama sama," Novi tersenyum lembut sambil mengangguk menanggapinya.

"Oh iya, kamu udah makan apa belum Novi? ini kalau kamu belum makan, tante bawain kamu makanan," kata Dewi sambil menyerahkan makanan yang ia beli dari luar tadinya.

"Nggak deh tante, Novi udah makan kok tadi," Novi menolak dengan lembut.

"Makan aja Novi, ini tante sengaja tadi memang mau belikan kamu," kata Dewi sedikit memaksa.

"Makasih Tante, Novi udah makan kok, disimpan aja tante buat nanti, barangkali Ervan mau makan," Novi tetap menolaknya.

"Yaudah deh, kalau kamu gak mau," Dewi meletakkan kembali makanan itu ke atas meja.

"Permisi.. pak, bu..." Terlihat seorang dokter beserta asistennya tiba tiba masuk menghampiri mereka.

"Saya mau mengecek kondisi Ervan," kata dokter tersebut.

"Oh iya Dok, silahkan," ucap Dewi dan Candra secara bersamaan.

"Gimana kondisi anak saya Dok?" tanya Dewi memperhatikan Dokter itu.

"Alhamdulillah. akhir-akhir ini kondisi anak ibu mulai membaik, perkembangan nya sangat cepat, jika terus terus seperti ini tiga hari kedepan maka keadaan anak ibu akan pulih kembali InsyaAllah anak ibu sudah boleh pulang," ujar sang Dokter tersebut menjelaskan.

"Alhamdulillah.." Dewi dan Candra merasa sangat bahagia kala mendengar kabar jika putranya itu sudah boleh pulang jika keadaannya sudah pulih seutuhnya. Begitupun dengan Novi yang juga senang mendengar kabar tersebut.

"Baik, hanya itu yang bisa saya sampaikan, semoga anak bapak dan ibu cepat sembuh dalam melewati masa pemulihan, kalau begitu kami permisi dulu, mari pak, bu..

Dokter pamitan dan keluar dari ruangan itu setelah menjelaskan tentang kondisi Ervan saat ini.

1
Sondry Kaday
Kecewa
Sondry Kaday
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!