NovelToon NovelToon
Painkiller

Painkiller

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Cinta Paksa / Angst / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: pink berry

Kehilangan mengajarkan mereka apa arti cinta yang sesungguhnya.
Ketika kehilangan datang menghampiri, mereka menyadari bahwa cinta yang sesungguhnya bukan hanya tentang memiliki, melainkan tentang pengorbanan, keikhlasan, dan bertahan di tengah luka yang mendalam. Akankah takdir memberikan mereka kesempatan kedua, atau justru memisahkan mereka untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ambang Kehilangan

Senja kini mulai memudar. Berganti dengan kegelapan yang menyelimuti jalan kota Seoul. Ditengah hiruk pikuk rumah sakit tempat dimana keluarga Qian Kun dibawa. Ada seorang anak yang menatap kosong orang-orang yang sibuk berlalu lalang disekitarnya. Tatapan anak itu teramat datar. Sangat sulit untuk diartikan.

Disaat yang lainnya sibuk menanyakan kabar kedua orang tuanya. Disaat kakek dan neneknya sibuk mengurus Leon dan Atlas, Senja sendirian. Tidak ada yang peduli dengan dirinya. Selalu. Senja selalu saja diabaikan di keluarga besarnya. Yang peduli akan dirinya hanya kedua orang tuanya.

Tapi, kedua orang tuanya sedang mempertaruhkan nyawa nya diantara hidup dan mati mereka. Senja hanya bisa berdo'a, semoga kali ini Tuhan mendengar segala do'a dan pengharapan nya. Senja hanya memiliki mereka sekarang.

Senja begitu penasaran, bagaimana rasanya dipeluk oleh kakek dan neneknya? Apa nyaman? Apa pelukan nya terasa hangat? Senja juga ingin dipeluk. Setidaknya disaat sekarang ini. Senja juga ingin ditanyakan bagaimana keadaan nya sekarang.

Anak itu menggelengkan kepalanya pelan, menatap kearah kakinya yang tidak mengenakan alas kaki. Ia menatap kakinya yang terdapat bekas luka yang belum diobati. Kakinya terasa sakit dan perih sekarang. Tapi... Senja tidak boleh menangis sekarang. Senja harus menjadi anak yang kuat, seperti kata ayahnya.

Sayup-sayup terdengar suara pamannya diujung lorong. Senja menatap pamannya, Rayyan Skylar Aruna, yang sedang berbicara dengan salah satu rekannya.

"Pastikan kondisi janinnya stabil. Jangan sampai ada kesalahan sedikit pun, mengerti?", perintah Rayyan dengan tegas. Wajahnya dipenuhi dengan raut kekhawatiran sekarang. Ia melihat kearah Senja yang duduk seorang diri.

Senja, keponakan nya. Anak itu duduk sendirian sekarang. Tidak ada yang menemani nya. Luka nya diobati seadanya. Kondisi anak itu cukup mengenaskan menurut Rayyan. Rayyan bahkan melihat Senja tidak mengenakan alas kaki nya. Padahal sekarang sudah memasuki musim dingin. Seharusnya anak itu tetap menjaga kehangatan tubuhnya kan?

Seharusnya. Apa Rayyan tidak berfikir sekarang? Keluarga anak itu baru saja mengalami musibah. Seharusnya sebagai seorang kakak dari Alreisha, ia bisa sedikit peduli dengan keponakan nya ini kan? Tapi begitulah manusia, terkadang ego nya begitu tinggi, sehingga melupakan sisi kemanusiaan nya. Padahal ia begitu mengkhawatirkan adiknya, tapi juga sekaligus mengabaikan keponakannya, anak yang memiliki darah yang sama dengan dirinya.

Di ruang operasi, tim dokter berusaha keras untuk menyelamatkan Alreisha dan bayi nya. Alreisha dan bayi nya bagaikan berada diambang hidup dan mati sekarang.

Di luar ruang operasi, Rayyan dan kedua orang tuanya menunggu dengan perasaan harap-harap cemas. Mereka memandang kearah pintu operasi dengan raut wajah berharap. Rayyan mengepalkan tangannya menahan emosi diwajahnya. Ia menatap Senja dengan tatapan tajam.

Senja, bagian dari Qian Kun. Dari dulu keluarga Qian selalu membawa risiko bagi Alreisha. Rasa benci mulai terlihat begitu jelas ketika menatap wajah keponakan nya. Senja begitu mirip dengan Qian Kun, dan Rayyan tidak begitu menyukainya.

Sementara itu, waktu terus berjalan. Rasanya waktu begitu lambat bagi mereka yang menunggu harapan untuk salah satu keluarga mereka. Suara mesin medis yang berdetak kencang di dalam ruangan seolah menjadi pengingat akan perjuangan yang sedang berlangsung di dalam sana.

Selang beberapa menit kemudian, suara langkah kaki seseorang mulai mendekat. Rayyan mengangkat kepalanya, Qian Junsu ternyata. Ayah dari Qian Kun. Beserta istrinya yang berjalan dibelakang nya.

Tatapan pria itu begitu tajam. Sama sekali tidak ada niatan untuk menyapa atau melihat kearah Rayyan dan kedua orang tuanya. Tatapan nya begitu lurus ke depan. Bahkan Senja, cucu satu-satunya tidak dipedulikan oleh nya. Sungguh begitu keras hati para orang tua ini.

Mereka bersikap seolah-olah tidak mengenal satu sama lainnya. Padahal dulu nya adalah teman yang sangat akrab. Entah apa yang ada didalam pikiran mereka, seharusnya mereka senang bukan anak-anak mereka bisa bersatu? Nyatanya sekarang seperti anak kecil yang sedang bermusuhan.

Ternyata tua nya umur seseorang tidak membuktikan bahwa seseorang itu telah dewasa. Buktinya mereka ini, tidak bisa mengesampingkan rasa egonya masing-masing. Seharusnya mereka ini bersatu dan saling mendukung satu sama lainnya. Bukannya bermusuhan seperti ini.

Seharusnya fokus mereka ada di Senja, cucu mereka yang membutuhkan mereka untuk tetap berada disisinya. Mereka lupa, bahwa Senja adalah darah daging mereka.

Senja. Entah terbuat dari apa hati anak kecil itu, mengapa ia begitu kuat menanggung semua nya. Lagi, anak itu bahkan harus merasakan yang namanya penolakan. Sepertinya anak itu sudah cukup akrab dengan berbagai penolakan.

Hatinya begitu besar dalam menerima nya. Anak kecil itu bahkan tidak menangis sedari tadi. Ekspresi nya benar-benar sukar untuk ditebak. Berbeda dengan si kembar, dari tadi anak-anak itu tidak henti-hentinya menangis. Padahal para orang tua berada disamping mereka.

Jauh di lubuk hati Senja, anak itu juga ingin dipeluk sebenarnya. Anak itu juga ingin ditanya bagaimana keadaannya. Tapi kenapa tidak ada yang-

"Athena", suara seseorang menginterupsi kegiatan Senja. Anak itu menaikkan pandangannya. Ia melihat teman ayahnya yang beberapa waktu lalu bertemu dengan dirinya sewaktu di cafe. Orion Ivander Damian.

Pria itu berlutut di hadapan Senja. Menggenggam tangan anak itu dengan hangat. Sesekali ia mengusap lembut tangan Senja yang terasa dingin.

"Athena ikut paman ya? Kita obati lukanya", ucap Orion lembut. Pria itu cukup tercengang dengan keadaan gadis kecil itu yang cukup mengenaskan menurut nya. Luka Senja hanya dibalut seadanya. Sama sekali tidak ada niatan untuk mengobati nya. Kakinya, bahkan kaki anak itu sama sekali tidak mengenakan alas kaki ditengah cuaca yang begitu dingin.

Bahkan Orion yang orang dewasa pun merasakan dingin nya sampai ke tulang. Tapi anak ini... Bagaimana bisa orang-orang di sekitarnya sama sekali tidak memperdulikan nya. Dada Orion begitu sesak melihatnya. Kondisi putri Qian Kun begitu miris menurut Orion.

Kai yang berada dibelakang Orion sampai tercengang melihat nya. Ia menatap orang-orang di sekitarnya. Tatapannya terlihat begitu kesal. Ia mengepalkan kedua tangannya guna menahan emosi nya. Benar informasi yang didapatkannya beberapa waktu yang lalu. Putri dari Tuan Qian sama sekali tidak dianggap kehadirannya.

Senja yang mendengarnya menggelengkan kepalanya. Anak itu terlihat enggan untuk meninggalkan ruang tunggu operasi. Ia masih ingin menunggu kedua orang tuanya. Orion yang melihatnya hanya menghela nafas. Pria itu tidak bisa memaksa Senja.

Puk!

Kai menoleh karena ada orang yang menepuk pelan bahunya. Hyunjin ternyata, sesama teman nya. Ia mengangkat paper bag didepan Kai. Kai yang melihatnya menaikkan alisnya. Ia tidak terlalu paham maksud dari Hyunjin.

Hyunjin yang melihatnya mendengus kecil. Bagaimana bisa Kai masih belum paham apa maksudnya. Wajar kan jika Orion selalu memarahi nya? Kai terlalu lambat untuk ukuran tangan kanannya Orion Ivander Damian yang terkenal akan kecepatan nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!