Perilaku Bejat Suamiku

Setelah Naomi menemui Maya, ia tampak puas dan senang. Pasalnya Naomi bisa membalas semua kebusukan Hendra kepada dirinya. Walaupun ada rasa sedikit sedih karena anak yang ada di dalam kandungnya tidak akan mempunyai ayah, namun dengan Naomi membuat hidup Hendra menderita membuat dirinya kembali bersemangat untuk bangkit.

Naomi baru saja tiba di sebuah rumah megah, kediaman siapa lagi kalau bukan tuan Subroto dan nyonya Widuri yaitu kedua orang tuan Naomi. Setelah menemui Maya, Naomi memutuskan untuk bertemu kedua orang tuannya. Untuk memberi tahu tentang rumah tangga nya sekarang. Dengan berat hati Naomi untuk memberi tahu kedua orang tuannya, apa lagi dulu tuan Subroto dan nyonya Widuri tidak menyetujui pernikahan Naomi bersama Hendra.

Ada rasa takut di benak Naomi, namun Naomi tidak mempunyai pilihan lain. Ia harus menceritakan semua rumah tangganya sebelum kedua orang tuannya tahu dari orang lain, justru akan membuat kedua orang tuan Naomi semakin murka.

Kini Naomi sudah turun dari dalam mobil dengan di bantu oleh pak Wicak. Di depan pintu dua bodyguard langsung membukakan pintu untuk Naomi.

"Apakah papa di rumah?." tanya Naomi kepada bodyguard tersebut.

"Iya nona.. tuan besar dan nyonya sedang berada di ruang keluarga." jawab salah satu bodyguard lalu mengantarkan Naomi menuju ke ruang keluarga.

Dengan langkah berat Naomi masuk ke dalam rumah, dengan jantung yang berdebar kencang Naomi menyusuri rumah megah tersebut menuju ke ruang keluarga.

"Silahkan nona.." bodyguard tersebut langsung beranjak pergi dari hadapan Naomi.

Naomi melihat kedua orang tuannya sedang menikmati acara tv di sore hari. Tuan Subroto dan nyonya Widuri yang melihat kehadiran Naomi seketika menoleh secara bersamaan.

"Ada apa dengan anakmu? tumben sekali sore-sore ke sini?." tanya tuan Subroto kepada istrinya.

Nyonya Widuri tidak menjawab pertanyaan suaminya, ia langsung beranjak berdiri untuk menemui Naomi.

"Loh kok gak bilang sama mama kalau mau ke sini?." ucap nyonya Widuri.

"Iya ma.. Naomi dadakan ke rumah mama, cuman mau mampir aja."

"Emang dari mana? terus mana Hendra?." Nyonya Widuri yang celingak-celinguk mencari keberadaan menantunya.

"Itu mas Hendra tidak bisa ikut, jadi Naomi sendiri hanya dengan pak Wicak saja."

"Suami mu itu memang kebiasaan seperti itu. Padahal udah tahu istrinya sedang hamil besar. Bukannya di temenin malah di biarin pergi kemana-mana sendiri." gerutu nyonya Widuri merasa kesal dengan Hendra.

"Mungkin saja Hendra masih di kantor ma.. jadi maklum kalau dia tidak bisa menemani Naomi." sahut tuan Subroto.

Nyonya Widuri seketika menghela nafasnya. "Ya sudah ayo duduk, kamu pasti capek berdiri terus."

Naomi langsung masuk ke ruang keluarga dan duduk di dekat kedua orang tuannya.

"Cucu mama semakin besar aja, Hpl nya kapan Nom? mama udah gak sabar ketemu sama cucu mama." nyonya Widuri yang mengusap perut buncit Naomi.

"Nanti kalau ngga ada halangan akhir Desember ma." jawab Naomi.

"Wah akhir tahun dong.. jadi kita akhir tahun tambah personil baru pa.." nyonya Widuri yang tampak bahagia menatap ke arah suaminya, namun tidak dengan Naomi yang dari tadi merasa takut. Takut jika ayahnya akan marah dengan perilaku Hendra.

"Syukur lah, akhir tahun kita ngga kemana-mana dong, nyambut cucu pertama." sahut tuan Subroto juga tampak bahagia.

"Pa.. ma.. ada yang ingin Naomi katakan kepada papa dan mama."

Tuan Subroto dan nyonya Widuri seketika menatap ke arah putrinya. "Mau bicara apa sayang? bicara saja.. apa kamu perlu sesuatu?." tanya nyonya Widuri.

Naomi seketika diam, entah kenapa kini mulutnya merasa berat untuk mengatakan bahwa dia dan Hendra akan bercerai.

"Kok malah diam. Katanya ada yang ingin kamu bicarakan sama papa dan mama." Nyonya Widuri yang mengusap pundak Naomi.

"Gini ma, sebelumnya Naomi minta maaf jika membuat mama dan papa kecewa kepada Naomi."

Tuan Subroto yang mendengar ucapan Naomi seketika menatap ke arah Naomi dengan sangat serius. "Kamu ini mau bicara apa sih Nom? kenapa pake minta maaf segala.. emang kamu buat salah apa?."

Naomi seketika memejamkan matanya, untuk memberanikan diri berbicara di depan kedua orang tuannya. "Naomi dan mas Hendra akan segera bercerai, ma.. pa.."

Tuan Subroto dan nyonya Widuri yang mendengar ucapan Naomi seketika terkejut. Pasalnya yang mereka tahu Naomi dan Hendra baik-baik saja selama ini. Tidak ada berita buruk tentang keluarga putrinya.

"Apakah penyakit Hendra kembali kambuh?." tanya tuan Subroto.

Naomi seketika menitihkan air matanya. Ia hanya bisa mengangguk mendapat pertanyaan dari ayahnya.

Tuan Subroto yang mendapat jawaban dari Naomi seketika mengusap wajahnya.

"Bukankah selama ini suami mu sudah tidak bermain wanita?." Nyonya Widuri yang tidak menyangka jika Hendra masih bergonta-ganti wanita di luar sana.

"Siapa wanita yang menjadi selingkuhan suamimu? siapa wanita yang merusak rumah tangga mu?." tanya tuan Subroto kepada putrinya.

"Bahkan Naomi pun menjadi selingkuhan mas Hendra pa.." ucap Naomi dengan suara bergetar.

Nyonya Widuri kembali terkejut. "Maksud kamu apa Nom? mama tidak mengerti."

"Iya.. jadi selama ini mas Hendra sudah menikah sebelum menikah dengan Naomi. Bahkan mas Hendra sudah mempunyai anak ma.."

"Apa!." Tuan Subroto seketika beranjak berdiri dengan mata terbelalak. "Jadi kamu menjadi istri kedua Hendra?."

Naomi terus saja menangis. "Iya pa.."

"Kurang ajar bajingan itu! bagaimana bisa dia membohongi ku dan anak ku!." tuan Subroto yang begitu tampak murka.

"Bahkan mas Hendra pernah menghamili Sindi pa.. dan juga menghamili pembantu di rumah kita berdua."

"Sindi? Sindi sekretaris kamu?." tanya nyonya Widuri.

"Iya ma.."

"Brak!." Tuan Subroto yang memukul meja begitu saja. "Hendra memang laki-laki bejat! bisa-bisanya dia menghamili sekretarisnya sendiri bahkan seorang pembantu juga. Anak bangsat itu benar-benar gila!." Tuan Subroto yang terus mengumpat.

"Dulu papa kan sudah bilang kepada mu Naomi.. jangan menikah dengan laki-laki kurang ajar itu! tapi kamu selalu membantah perintah papa dan mama. Kamu selalu meyakinkan mama dan papa kalau Hendra sudah berubah! nah kamu tahu sendiri kan sekarang, laki-laki pilihan mu itu tidak akan pernah bisa berubah! dia itu sudah sakit Naomi. Karena selingkuh adalah penyakit!." teriak tuan Subroto di depan anaknya.

"Pa.. sudah pa.. jangan bentak-bentak Naomi. Ingat Naomi sedang mengandung."

"Bagaimana papa tidak marah dengan dia ma.. secara anak mu ini ngeyel! di bilangin orang tua gak mau nurut! alhasil ke makan cinta sama laki-laki bajingan itu! dan sekarang tahu kan akibatnya? ujungnya dia menjadi korban atas laki-laki yang dia pilih!." tuan Subroto yang terus berbicara panjang kali lebar kepada Naomi.