Mengejar Gadis SPG

Alea tersenyum melihat cara makan orang kaya yang menurutnya aneh.seperti tidak pernah makan saja.apalagi dengan wajah yang masih bengkak, terlihat sangat lucu.

" hati-hati tuan..." ucapnya, Alea hanya makan sedikit, karena sudah kenyang menangis dan mendengar cemoohan orang-orang.

Affan mendongak, menatap wajah cantik Alea," masakanmu sangat enak, baru kali ini aku makan dengan lahap, biasanya aku sarapan hanya sandwich atau roti saja, "

Alea tersenyum mendapat pujian dari laki-laki di depannya" kalau begitu, anda bisa menghabiskannya ".

" tentu saja" jawabnya bersemangat.

Affan benar-benar kenyang kali ini, seumur hidupnya Affan baru pernah sarapan dengan nasi dan lauk, ternyata sangat nikmat, atau Karena yang memasak orang yang ia sukai.

Setelah selesai, Alea mencuci piring bekas ia pakai, Affan melihat apa yang di lakukan istrinya, ia masih duduk di kursi makan,

Tok tok tok.....

Terdengar seseorang mengetuk pintu, Affan keluar lebih dulu, karena Alea masih sibuk.

Ceklek.....

" Abbas.....!"

" selamat pagi menjelang siang tuan!" ucapnya bersemangat, apalagi melihat wajah tuannya yang sudah tidak berbentuk, rasanya ingin sekali tertawa lepas, sayangnya ia harus bisa menahannya.

" ini pesanan Anda tuan" ucap Abbas menyerahkan sebuah paper bag kecil ke tangan Affan.

Alea keluar dan menatap Abbas dengan bingung,lalu beralih pada suaminya.

" ini asisten ku Abbas, !" kata Affan, karena mengerti arti dari tatapan mata Alea.

" oh... selamat pagi Tuan Abbas....?" ucapnya ramah.

Affan tidak suka Alea menyapa asistennya, apalagi asisten nya yang begitu tampan dan rapi tidak seperti dirinya yang jelek sekarang.

" pagi nona" jawabnya tak kalah ramah, apalagi yang menyapa orang secantik Alea.

Affan melototkan matanya ke arah abbas.seakan tahu arti tatapan tajam dari atasannya, Abbas kemudian berdiri.

" baiklah.... kalau begitu saya permisi dulu menunggu di mobil" ucapnya.lalu pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari keduanya.

" duduklah...." Affan mengajak Alea duduk di sofa mini ruang tamu.

" ada apa...?" tanya Alea bingung.

Affan lalu membuka paperbag yang ia pegang, isinya ternyata kotak beludru.

Lalu mengambil tangan Alea, tetapi Alea langsung melepaskan tangan Affan yang menurutnya sangat lancang.

" kenapa tiba-tiba anda memegang tangan aku?" Alea menatap tajam orang di depannya.

" memangnya ada yang salah....?" bukan kah sekarang kau itu istri ku...?" tanya Affan yang membuat Alea terdiam.

" benar juga" ucapnya dalam hati.

Alea mengangguk " maaf....aku belum terbiasa" jawabnya tidak enak.

" tidak apa-apa, nanti juga terbiasa " ucapnya tersenyum,lalu membuka kotak kecil beludru itu.

Alea tercengang melihat isinya, sepasang cincin berlian, Alea tidak bodoh, sehingga tidak tahu tentang perhiasan, apalagi seperti pernah melihat sepasang cincin berlian itu, tapi dimana, Alea mencoba mengingat nya.

" aku akan mencoba memakaikan nya untuk mu, kalau pas berati kita memang berjodoh" ucapnya tersenyum.

Affan mencoba meraih tangan Alea lagi yang bergetar, mungkin karena Alea tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis sehingga membuatnya canggung, tidak ada perlawanan dari Alea, dia menurut saja.

Affan memasukkan cincin tersebut pada jari Alea, ternyata sangat pas di jarinya, Affan tersenyum puas, padahal cincin itu di beli sejak lama, sebelum dirinya mengenal Alea, cincin itu di beli sewaktu ada pelelangan, entah mengapa Affan ingin membelinya, padahal harganya saat itu begitu menguras kantong.

" nah kan pas, ternyata kita memang berjodoh" ucap Affan tersenyum bangga, sedangkan Alea diam mematung.

" Alea...." panggilnya karena melihat Alea diam saja.

Alea tersentak " eh iya tuan, " jawabnya.

"Sekarang kau bisa memakaikannya di jariku"

ucapnya , lalu Alea mengambil cincin yang satunya, juga perlahan memakaikannya di jari sang suami, ternyata pas juga.

" sekarang kita suami istri beneran, aku akan membawa berkas-berkas mu ke KUA agar kita bisa menikah sah secara agama dan negara.... bagaimana....?" tanya Affan membuat Alea mengangguk, entah mengapa Alea jadi sangat menurut, apa karena dia kasihan melihat wajah suaminya yang masih terlihat jelek.

" bisakah kau ambil sekarang?" tanya Affan yang lagi-lagi mendapat anggukan dari Alea,

Alea segera bangkit dan mengambil kartu tanda pengenal nya di dalam dompet yang sering ia bawa lalu menyerahkannya kepada Affan.

" terimakasih....aku permisi dulu, mungkin kita akan bertemu lagi setelah tiga hari" kata Affan menatap dalam istrinya.

Lalu mengambil dompetnya sendiri yang di berikan oleh Abbas, untuk menaruh kartu tanda pengenal istrinya." dan ini untuk mu, sebagai nafkah lahir pertamaku" kata Affan menyodorkan kartu hitamnya pada Alea.

Alea bukan orang bodoh, dia tahu arti dari kartu hitam itu" ini sangat berlebihan tuan...." Alea menyodorkan kartu nya kembali, karena menurutnya dia tidak pantas menerimanya.

" kau pegang lah kartunya, kau bisa membeli keperluan mu dengan kartu ini, uangmu biar kau tabung saja sampai menumpuk" ucapnya terkekeh, menaruh kembali kartunya pada tangan Alea.

" baiklah.... terimakasih" ucapnya karena tidak enak menolak pemberian dari suami.

" kalau begitu, aku permisi dulu, karena harus pergi sekarang" ucap Affan sopan.

Alea hanya menganggukkan saja.

" assalamualaikum...." ucapnya.

" waalaikumsalam" jawabnya, melihat suaminya berjalan menuju mobil mewahnya, tetapi tiba-tiba Alea mengerutkan keningnya melihat seseorang berpakaian hitam, sedang membagikan uang kepada warga yang tinggal di sekeliling Alea.

setelah memastikan suaminya benar-benar pergi meninggalkannya Alea mendekati tetangganya,

" Bu.... sedang ada pembagian apa?" tanya Alea ramah, meski tadi ibu itu yang salah satu yang mengolok-olok Alea.

" eh Alea, " jawabnya yang tiba-tiba ramah.

" ternyata suamimu itu sultan ya, ya meski wajahnya begitu, tapi tidak apa-apa, aku juga mau seandainya memiliki suami sultan seperti itu " jawabnya yang semakin membuat Alea heran,

" memangnya apa apa Bu....?" tanya Alea semakin penasaran.

" ini tadi anak buah suamimu membagikan uang lima juta ke masing-masing rumah di sekitar sini" jawabnya tersenyum ramah.tapi tidak dengan Alea, dia terkejut.... suaminya itu benar-benar gila.

" terimakasih ya Alea, uh punya suami royal seperti itu harus di pertahankan, jangan biarkan pelakor mendekat" ucapnya tersenyum penuh harap, agar nanti bisa di kasih lagi, mulai sekarang, dia harus berbuat baik pada Alea, karena ternyata suaminya itu sultan.

" eh iya... kalau begitu aku permisi dulu" ucap Alea segera masuk ke dalam rumah nya.

" gila, ini benar-benar gila, satu rumah lima juga, kalau ada dua puluh rumah ....ishhh" Alea menggelengkan kepalanya tak percaya.

Huh....

Lalu Alea meraih handuk nya untuk mandi, tak lupa mengunci pintunya dulu, takut tiba-tiba ada yang masuk seperti tadi pagi.

***

Sementara Affan di dalam mobil senyum-senyum sendiri, lalu melepaskan wajah karet silicon di wajahnya, memang itu wajah Affan asli, bedanya terlihat seperti memar yang berlebihan, padahal hanya sedikit luka saja di wajahnya, karena anak buahnya memukulnya tidak terlalu keras.