NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI

PENGANTIN PENGGANTI

Status: tamat
Genre:Nikahkontrak / Spiritual / Balas dendam. / Perubahan Hidup / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Tamat
Popularitas:245.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nita

MISI KEPENULISAN NOVELTOON

Khansa Isvara dijemput kembal ke rumahnya oleh keluarganya dari desa. Khansa diminta untuk menggantikan adik tirinya untuk menikahi seorang pria penyakitan yang akan segera meninggal.


Ibu kandung Khansa meninggal ketika dia herusia sembilan tahun. kemudia dia dipergoki seakaan-akan telah mendorong kakek kandungnya dari tangga, lalu ada peramal yang mengatakan bahwa Khansa adalah pembawa sial. oleh karena itu dia dikirim kembali ke desa oleh ayahnya.

Dari luar Khansa terlihat sebagai gadis liar yang dibuang oleh keluarganya. Tapi sebenarnya Khansa tumbuh dengan sangat luar biasa, wataknya tenang wajahnya cantik.

Leon Sabastian, tinggi 186cm. Memiliki tempramen yang luar biasa. Tuan muda keluarga Sebastian, satu dari empat keluarga besar di Palembang. Tuan muda keluarga Sebastian memiliki kekuasaan besar.

Dia adalah penguasa dunia bisnis termuda dan tertampan namun misterius. Akankah Khansa bisa menjalani perannya sebagai pengantin pengganti untuk Leon Sebastian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 : SUGAR BABY

8. 

Khansa memanfaatkan kesempatan ini untuk “menjelaskan” kepada Leon bahwa Jihan lah yang mengatakan Leon sebagai sugar baby. Sambil menunggu kue pesanan Leon, Khansa sedikit membalas Jihan karena sudah bersiasat atas dirinya, menjahati dirinya, sudah menjualnya pada pak Arman.

"Kau jangan naksir baby sugar aku yah! Dia ini hanya milik aku lho," jelas Khansa seraya bersandar di bahu Leon. 

"Minta saja pada Ibumu, supaya menjodohkan kau juga dengan pria kaya … emm … contohnya kaya Pak Arman," tukas Khansa. 

"Kenalkan? Dengan Pak Arman?" sindir Khansa.

Jihan, "…"

Leon memandangi lagi istri kecilnya ini, tak menyangka jika gadis kecil ini malah pandai membully balik. Leon pun tersenyum tampan, merasa puas dengan istri kecilnya ini. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kue pun telah selesai dibuat. Mereka berdua pun pergi meninggalkan toko.

Jihan ditertawakan oleh sahabatnya itu Jane, karena harus memanggil Khansa dengan sebutan nenek, dan malah meledeki Jihan karena ternyata Khansa memiliki sugar baby yang sangat tampan.

"Kau ini benaran deh, apa mata kau ini buta!" ledek Jane. 

"Pria setampan itu  masa kau bilang dia jelek, botak dan gendut," tukas Jane seraya tertawa sampai perutnya sakit.

Jihan, "…" 

"Sudah tak mau main lagi," jawab kesal Jihan seraya bergegas pergi juga dari toko kue. 

"Hei! Ini siapa yang akan bayar kuenya," teriak Jane. 

Jihan tidak menggubris teriakan Jane, malah masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan cepat untuk kembali pulang ke rumahnya.

"Issh …" gumam Jane mengkesal lalu mengeluarkan kartunya untuk membayar kue yang bahkan tidak dia pesan.

Pemilik toko tidak berani menjual kue kepada mereka lagi karena mereka telah menyinggung Leon, pemilik toko malah memutuskan tidak mau menjual kue yang sekarang kepada mereka. "Maaf Nona kue ini tidak dijual," ujar si pemilik toko. 

"Eh tapi! Kenapa!?" tanya bingung Jane.

"Ini akan aku beri makan pada anjing peliharaan di rumah," jawab enteng si pemilik toko.

"Sialan! Bapak tua ini anggap status peliharaannya itu lebih tinggi dari aku," gerutu Jane mengkesal.

"Ya sudah, aku tidak akan datang lagi ke toko kue ini!" hardik Jane. 

"Silahkan Nona, pintu keluarnya disana, dan kedepannya kami tidak menerima kedatangan kalian lagi," jelas si pemilik toko dengan nada angkuh. 

Jane keluar dari toko kue tersebut dengan hati yang meradang. "Sial … ini semua karena gadis kampung yang bernama Khansa itu," gerutu Jane merutuki Khansa. 

"Awas saja kau!" ancam Jane lagi.

……

Sementara itu, di dalam mobil saat perjalanan pulang,  Leon mengeluarkan kartu kartu black goldnya  dan memberikannya kepada  Khansa.  Dia memberitahu Khansa mungkin Khansa tidak akan mampu menghidupinya, tapi dia pasti mampu menghidupi Istrinya, Nyonya Sebastian.  Jantung Khansa berdegup kencang ketika mendengar kata tersebut.

"Simpan kartu itu di dompetmu!" ujar Leon. 

Khansa, "…" 

Memasukan kartu itu kedalam dompetnya, dengan masih tetap terdiam karena hatinya masih berdegup kencang. Sesampainya di rumah, nenek menanyakan keadaan kepulangan mereka ke rumah keluarga Isvara.

"Apa sudah bertemu dengan Kakek?" tanya Nenek Sebastian. 

"Ya Nek," jawab Khansa.

khansa  memberikan kue yang tadi baru saja dibeli kepada nenek, nenek suka memakan kue, Leon meminta nenek untuk tidak makan kebanyakan.

"Nek, jangan terlalu banyak, itu sangat manis. Ingat kesehatan nenek," nasehat Leon.

Khansa juga ikut memakan kue tersebut, sambil mendengarkan suaminya ini sedang menasehati Neneknya. Tanpa sengaja cream pada kue tersebut menempel di sudut bibir Khansa.

Melihat hal itu, baru saja Leon ingin menghapus cream yang menempel itu, saat Khansa menyantap kue tersebut,  tapi malah Khansa mimilih menjilatnya dengan lidahnya sendiri. Lalu sedikit menjulurkan lidahnya, sedikit meledek Leon sambil mengeluarkan suara tawa kecilnya. 

"Hiish …" gumam Leon.

Leon merasa jika Khansa sedang menggodanya, Leon mengendurkan dasinya dan beranjak naik ke lantai atas sambil menggelengkan kepalanya, sedikit tidak percaya jika dirinya baru saja diledek oleh gadis kecil. Namun, hatinya tidak merasa marah, malahan merasa lucu dan senang.

Khansa melihat kepala pelayan membawa seorang pak tua ke lantai atas, dia menanyakan pada nenek siapa orang itu. Nenek memberitahunya kalau itu adalah Tuan Suryo, beliau datang sebulan sekali untuk mengobati penyakit insomnia Leon. Mendengarnya Khansa segera naik ke lantai atas. Namun, terdengar keributan dari ruang kerja Leon, Khansa terkejut melihat kondisi ruang kerja sangat berantakan, Leon sedang mengamuk, peralatan Tuan Suryo juga berserakan di lantai, penyakit Leon kambuh lagi.

Dia mengusir semua orang.

Tuan Suryo baru saja ingin keluar dari dalam ruangan kerja Leon, Khansa menahannya lalu menanyakan gejalanya kepada Tuan Suryo. Merasa jika tidak aman, Tuan Suryo malah menarik Khansa keluar dari ruang kerja Leon.

"Sebaiknya Nyonya diluar saja, di dalam berbahaya, khawatir Nyonya terluka," saran Tuan Suryo.

Khansa sangat keras kepala, bukannya menurut malah segera masuk lagi  ke dalam ruang kerja tanpa mendengarkan bujukan kepala pelayan dan Tuan Suryo. 

Karena jika membiarkan Leon mengamuk dan insomnia berkelanjutan, maka akan memungkinkan munculkan kepribadian kedua, hingga waktunya nanti Leon yang sekarang akan menghilang.

Akhirnya Kepala pelayan membiarkannya masuk. Melihat Khansa masuk ke ruangan kerjanya, Leon menjadi marah, Leon malah meneriaki Khansa, dan tetap menyuruhnya keluar. "Keluar!" hardiknya dengan marah.

"Keluar! Jangan sampai aku mengulang kata yang sama lagi untuk ketiga kalinya!" teriak Leon lagi.

Jika Leon mengulang kata yang sama untuk ketiga kalinya, maka akibatnya akan sangat fatal nanti. Namun, Khansa 

tidak takut, dia tetap melangkah maju, kemudian didorong oleh Leon hingga terjatuh, bagian pelipisnya menabrak pas kena di sudut meja.

"Shhh …" Khansa mendengus kesakitan, dia menutupi luka dengan tangan, darah segar mengalir dari celah jari-jarinya.

Khansa menatapi tangannya yang sudah diwarnai oleh darah kental yang keluar dari dahinya itu.

"Leon," panggilnya dengan suara melirih.

Khansa bangun lagi, dan malah ke arah Leon lagi, tapi kali ini Khansa langsung saja memeluki Leon. "Tenanglah! Tenanglah," bisik Khansa demgan suara lembutnya. 

Wangi tubuh Khansa yang seperti.parfum itu sedikit membuat Leon menjadi tenang. Khansa berpikir ini saatnya untuk mengambil kendali agar Leon tidak kehilangan dirinya dan berubah menjadi brutal. 

"Nah … nah sudah, sudah tidak apa-apa," ujar Khansa seraya menepuki punggung Leon dengan lembut. 

Dan benaran saja, itu berhasil membujuk Leon untuk menjadi lebih tenang. Leon malah merangkul balik Khansa. Mencium wangi Khansa dalam-dalam. Wangi itu membawa ketenangan tersendiri bagi Leon. 

Setelah merasa Leon sudah jauh lebih tenang, maka Khansa pun melepaskan pelukannya. Khansa membelai lembut kening suaminya itu, menghapus sedikit keringat yang ada di sana. 

"Semua akan baik-baik saja," hibur Khansa seraya menatapi kedua mata Leon, memperhatikan apakah kepribadiannya yang brutal tadi sudah benar-benar menghilang.

1
Aisyah
luar biasa
Cha Cha
katanya fauzan mencintai ibunya kansha, tpi malah membuang anak kandungnya bersama stepani yg katanya sangat di cintainya itu
palupi
👍👍👍
Siti Umi
sy baca yg k 2 x..
neni yusnaini
Luar biasa
Rosa Nayna
kali aja si khansa bukan anak kandung di jas hujan ya...
~kristal~
tiba' kangen baca in crta, lngsung ku download aplikasi noveltoon dn cri crta in skarang lgi baca yg kesekian kalinyaa😆 udah baca dri waktu masih SMA smpe sekarang udah kuliah masih suka ulang'😁
sakura
....
Ira Rachmad
nice story
Ira Rachmad
aku suka kerusuhanmu khansa....
Ira Rachmad
haaahhhhh
Ira Rachmad
kwkwkwkwkw.....
khansa...khansa
Ira Rachmad
kwkwkkwk...sepertinya begitu hansen
Ira Rachmad
daebak.....
out of the box khansa
piwka
kak cerita nya bagus semangat terus yah🥰
Christina Irawati
Luar biasa
Christina Irawati
Lumayan
Evi Fartimah
sangat luar biasa
aphrodite
kalo kopi selalu gagal jadi ganti air biasa akhirnya tenang😂😂
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!