Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Alana duduk berdua dengan Arthur. Dia merasa bingung, kenapa Arthur bisa tahu keberadaannya.
" Kamu kok bisa tahu aku kesini? padahal aku sudah pergi secara diam-diam. Kenapa kamu bisa tahu? Apa kamu punya seseorang yang memata-matai ku?" tanya Alana yang merasa jika semua pergerakannya di ketahui oleh Arthur.
" Ini takdir." jawab Arthur dengan singkat.
" Aku tidak tahu kamu ada disini. dan aku kesini hanya untuk bertemu dengan Alvaro." sambung Arthur.
Dalam percakapan alana dan Arthur. Ada Alvaro dan Kaira yang mengintip dan mendengarkan obrolan mereka dari jauh.
" Terserah kamu! Aku sudah pergi menjauh darimu. Seharusnya kamu itu sadar dan berhenti untuk menggangguku lagi sekarang! Atau enggak aku laporkan kamu ke polisi!" tukas Alana untuk mengancam Arthur yang dirasanya cukup menggangu hidupnya.
Arthur hanya bisa tertawa pelan mendengar ancaman tersebut. Baginya, ancaman seperti itu tidak mempan untuknya.
" Apanya yang lucu!" tanya Alana melihat Arthur tertawa padahal dirinya tengah serius.
" Tidak apa-apa. Aku tidak akan tertawa lagi. Aku serius tidak tahu jika kamu ada disini. Ini hanya sebuah kebetulan saja." ucap Arthur.
" Kebetulan? aku akan mencoba mempercayai itu. Tapi sekarang, bagaimana? Apa yang kamu inginkan?" tanya Alana yang sudah mulai malas berhadapan dengan Arthur.
" Ini tentang kita."
" Enggak ada kita, dalam hubungan ini."
" Tapi, kamu ingin melupakan seseorang, bukan?" tanya Arthur yang tahu jika Alana ingin melupakan perasaannya kepada Alvaro.
" Kamu bisa memanfaatkan aku, dengan membantu mu untuk melupakan seseorang itu. kamu tidak perlu memberiku kesempatan namun kamu berikan kesempatan itu sendiri pada dirimu untuk lebih mengenaliku. Tinggallah bersama ku, Alana." pinta Arthur.
" Bagaimana kalau aku menolaknya? Apa yang akan kamu lakukan? apakah kamu akan menyakitiku, atau menyakiti orang-orang yang ada di dekatku?"
" Aku tidak akan menyakiti orang-orang yang diluar dari lingkungan bisnis ku. Dan aku tidak akan menyakiti siapapun. kamu bisa memberitahuku apa yang kamu inginkan dengan jujur." ujar Arthur.
Alana terdiam, berbalik memandangi Alvaro dan Kaira yang mengintip. Alvaro yang menyadari itu menarik Kaira untuk pergi. Alana bingung, namun ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuknya agar bisa melupakan perasaannya kepada Alvaro.
" Aku..."
Pintu mobil dibukakan oleh Kevin. Alana melambaikan tangan sambil tersenyum kepada Alvaro dan Kaira. Alana memutuskan untuk pergi bersama dengan Arthur.
Sedangkan Kaira menatap kepergian Alana dengan iba. Bagaimanapun dia merasa cukup kasihan melihat Alana yang berurusan dengan pria yang cukup misterius itu.
" Bosmu enggak memaksa Alana untuk pergi bersamanya, kan?" tanya Kaira kepada kekasihnya Alvaro.
" Enggak. Alana sendiri yang bilang jika dia ingin pergi bersamanya." jawab Alvaro.
" Apa kamu pernah melihat bosmu tertawa seperti saat bersama dengan Alana sebelumnya? Dan juga, cara dia memandangi Alana." tanya Kaira lagi sebab setahu dia, bos Alvaro tersebut begitu dingin, misterius dan menyeramkan bagi Kaira.
Alvaro terdiam, kembali mengingat saat dirinya bekerja bersama dengan Arthur. "Sebenarnya, aku belum pernah melihat dia tertarik kepada siapapun. aku belum pernah melihat sisi dia seperti itu selama aku bekerja dengannya. Ketika dia bekerja, dia akan bersikap tegas. Aku belum pernah melihatnya menjalani hubungan dengan siapapun, bahkan disaat dia memiliki waktu luang. Aku merasa..."
" Apa? Coba tebak!" seru Kaira.
" Ah, terserah dah. Jangan bertanya banyak tentang bos ku lagi. Sekarang yang aku perlukan bicarakan itu kamu. Tadi pagi aku meminta mu menyirami tanaman. Kenapa belum disiram?"
" Eum.. Itu.. Maaf deh."
Alvaro menatap kekasihnya meminta penjelasan.
" Aku tenggelam dengan pikiran ku sendiri."
" Apa yang kamu pikirkan?"
" Bukannya tadi aku sudah bilang maaf. "
" Baiklah. Jadi apa yang ingin kamu makan hari ini? Biar aku yang buatkan." ucap Alvaro meski dia ingin tahu apa yang sedang kekasihnya itu pikirkan.
" Aku ingin makan... Cake!" seru Kaira.
" Cake?" Alvaro yang menjitak kepala Kaira. Hingga Kaira meringis kesakitan.
" Sayang, maaf.." ucap Alvaro merasa bersalah.
" Week! Aku cuma akting." Kaira langsung memeluk tubuh kekasih.
" Bisakah kamu berjanji, untuk tidak kembali bekerja untuk bosmu itu." ucap Kaira.
Alvaro langsung mengangguk, meski dia tidak tahu kenapa Kaira memintanya untuk tidak kembali bekerja. " Iya, aku tidak akan kembali bekerja. Semenjak kamu hadir dalam hidup, aku sudah memutuskan untuk tidak kembali bekerja."