Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pernyataan lamaran
Setelah menempuh perjalanan menggunakan motornya selama beberapa menit dari kontrakannya untuk sampai di sekolah. Tamara pun bergegas memarkirkan motornya di tempat parkir dan segera berlari menuju ruang kelasnya, karena dia tidak ingin terlambat untuk mengikuti jam pelajaran.
"Waduh gawat nih tujuh menit lagi pelajaran di mulai, pagi ini juga jamnya Pak Ferdinando bisa gawat kalau sampai terlambat masuk, mana gurunya killer banget banget lagi....wkwkwk tapi gitu-gitu juga wali kelasku" monolog Tamara sambil terus berlari"
Tanpa di sadari Tamara ada seseorang yang mengambil videonya berlari mulai dari parkiran sampai ke ruang kelas. Yups.... siapa lagi yang merekam? Ya dia Ari sang asisten Jemmy untuk di kirimkan ke tuannya.
"Alhamdulillah...huftt...hufftt...hufft..." ucap syukur Tamara sambil mengatur nafasnya yang memburu karena berlari dari tempat parkir sampai ke ruang kelas.
"Lo dari mana kok ngos-ngosan begitu? Habis di kejar setan?" tanya Nadia heran.
"Iya Tama Lo kenapa?" timpal Diana kesal.
"Gue kesiangan gaes, mungkin efek dari kecapean kali ya, jadi tidurnya enak" jawab ngasal Tamara.
"Hahahaha.... Lo bisa aja deh" tawa kedua sahabatnya pecah mendengar jawaban dari Tamara.
Mereka bercanda hingga Pak Fernando memasuki ruangan kelas. Di kediaman Jemmy, dia sedang tertidur tapi ternyata tidurnya terganggu oleh suara telefon genggamnya, setelah di lihat nama sang penelfon ternyata itu dari Mamanya. Dengan malas Jemmy pun menjawab panggilan tersebut.
"Hallo... Assalamualaikum...Ma" jawab Jemmy dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
"Wa'laikum Salam...nak kamu baru bangun? Pantas saja masih belum dapat gandengan tidurnya lama benar kayak kebo, bangun gih sana dan siap-siap kerja biar bisa cepat dapat mantu Mama"
"Iya Ma"
"Nak ini sudah mau jatuh tempo perjanjian kita loh, gimana kamu sudah menemukan calon untuk di jadikan isteri untuk kamu?" tanya sang Mama langsung.
"Duuh.... Ma bisa nggak sih jangan ngomongin masalah itu terus-terusan di telfon? Mama itu sudah kayak alarm aja tau yang tiap kali ngigetin aku tentang calon isteri tiap hari! Aku yakin bangget Ma walaupun nggak di cari tapi jodoh nggak akan pernah salah alamat, yang udah memang di gariskan untuk kita ya ya kelak cepat atau lambat, jika waktu-Nya sudah tepat maka kita pasti akan di pertemukan oleh-Nya"
"Ya benar nak, hanya saja kita tidak bisa menunggu saja selain berdo'a yang kita juga harus mencari nak, Mama bukannya mau maksain tapi Mama itu melakukannya semua demi kebaikan kamu nak, Mama nggak mau kamu jadi bujang lapuk gara-gara belum menikah hingga sekarang"
"Mama untuk urusan nikah itu sudah di atur oleh Allah ma, jadi nanti saja ya baru aku cari calon isterinya, karena sekarang aku lagi sibuk banget dan nggak punya waktu ngurusin hal itu"
"Nggak bisa kamu pokoknya harus bergegas cari calon isteri sekarang!"
"Astaga.... Mama memangnya cari calon isteri itu gampang apa, seperti cari sembako di pasar?!:
"Pokoknya Mama nggak mau tau, kamu harus bisa dapat calon isteri dalam tiga hari ini, kalau sampai dalam tiga hari kamu belum bisa mendapatkan yang sesuai dengan kriteria kamu untuk menjadi calon kamu, maka kamu harus nurut dengan pilihan Mama!Oke! tegas sang Mama
"Aku nggak setuju tiga hari Ma, kalau bisa waktunya seminggu ya?"
"Oke deal satu minggu, nggak ada tambahan waktu lagi!"
"Terserah Mama"
Pasrah Jemmy sambil memutuskan telfon secara sepihak, dia benar-benar frustasi saat ini. Usaha sang Mama membuatnya berpikir keras di mana dan bagaimana caranya dia mendapatkan calon isteri.
"Haah.... mau dimana lagi gue dapat calon isteri? Bagaimana caranya gue mendapatkan calon isteri yang benar-benar sesuai dengan kriteria aku! Astaga Mama ini benar-benar buat aku frustasi banget! Huuft....hufft... ya Allah aku harus bagaimana? Permudahkanlah langkahku untuk menemukan jodohku"
di tengah ke frustasiannya tiba-tiba bunyi notifikasi handphonenya ternyata Ari sang Asisten mengirimnya sebuah video. Dengan rasa malas, Jemmy pun menekan video itu dan tiba-tiba di video itu ternayata Video Tamara, yang memarkir motor ya dengan tergesa-gesa di parkiran dan segera beelari menuju ruang kelasnya.
"Dasar bocil, udah hampir jam pelaran kok baru berangkat" lirihnya sambil geleng-geleng kepala.
Tanpa di sadari Jemmy pun tersenyum melihat tingkah Tamara.
"Kenapa ketika melihat tingkah Tamara membuatku ingin selalu tersenyum, membuat rasa frustasiku seakan-akan sirnah lenyap tak besisah"
"Ehhh....tunggu-tunggu dulu, apa gue jadiin dia calon isteri gue aja ya? Dengan begitu gue mendapatkan calon isteri sesuai kriteria gue dan dengan begitu juga keluarganya nggak akan bisa lagi menyakiti dan menelantarkan dia lagi ya, juga dia bisa tetap melanjutkan kuliahnya tanpa memikirkan biaya, ya.... hitung-hitung gue cari pahala" seru Jemmy sambil tersenyum senang dengan idenya.
"Ahkkk.... tapi apa dia mau jadi isteri gue, secara usia kita terpaut cukup jauh, dia baru delapan belas tahun sedangkan gue sudah dua puluh tiga tahun"
Jemmy masih terus berperang dengan pikirannya, tapi akhirnya dia memantapkan diri dan hatinya untuk memilih Tamara, alias Tamara Lourine Aditama untuk menjadi calon isterinya. Entah bagaimana caranya, Jemmy akan mencoba membicarakan hal itu kepada Tamara secara langsung.
"Pokoknya gue harus bisa meyakinkan gadis pujaanku ini untuk menjadi calon isteriku, gue nggak mau kalau harus mendapatkan calon dari Mami karena gue nggak kenal dan gue yakin nggak sesuai dengan kriteria idaman gue"
Jemmy benar-benar sudah mantap dan yakin dengan pikiran dan hatinya untuk menjadikan Tamara sebagai calon isterinya.untuk merealisasikan rencananya itu Jemmy pun segera bangkit dari tempat tidur untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah miliknya tempat di mana Tamara bersekolah. Jemmy pun segera melajukan mobilnya ke sekolah dan setibanya di sekolah, Jemmy segera memerintahkan kepala sekolah untuk memanggil Tamara.
"Pak Damian bisa minta tolong nanti ketika jam waktunya istirahat para murid, panggilkan murid yang bernama Tamara Lourine, sebagai salah satu siswa yang mendapat beasiswa tetap di sekolah kita!" Ucap Jemmy memerintahkan.
"Baik Pak akan saya segera panggilkan" jawab kepala sekolah.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya tibalah jam istirahat para murid. Dan tak lama kemudian benar saja kepala sekolah datang bersama dengan Tamara ke ruangannya Jemmy di sekolah itu.
Tok....
Tok....
Tok....
"Masuk!" Jawab Jemmy
"Permisi Pak maaf saya ke sini untuk mengantarkan Tamara Lourine" ucap sang kepala sekolah.
" Iya terima kasih Pak Damian, sekarang anda bisa keluar" ucap Jemmy.
Kepala sekolah pun pergi meninggalkan Tamara di ruangannya Jemmy, setelah kepergian kepala sekolah, Jemmy pun mengubah ekspresi wajahnya.
"Siapa nama kamu?" tanya Jemmy basa basi.
"Nama saya Tamara Lourine Aditama Pak!" Jawab tegas Tamara.
"Oh, apakah kamu puteri dari Robi Aditama?"
"Iya Pak, saya puteri sulung dari Papa Robi Aditama"
"Di sini kamu mendapatkan beasiswa Prestasi penuh sejak kamu duduk di bangku Sekolah Dasar, bearti bisa di bilang kamu sangat berprestasi, apakah kamu ingin melanjutkan ⁰pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan beasiswa kamu?"
"Pasti maulah Pak, siapa sih yang nggak mau dapat beasiswa penuh di perguruan tinggi" jawab Tamara pasti.
"Saya bisa membantumu untuk terus mendapatkan beasiswa sampai perguruan tinggi dan kamu bisa memilih mau di perguruan tinggi dalam negara ini atau pun di luar negeri saya sanggup, tapi nggak gratis ada syaratnya..."
"Haah.... maksud bapak bagaimana?" tanya Tamara bingung.
"Maksud saya, saya bisa dengan mudah membantu kamu untuk mendaptkan beasiswa itu, asalkan kamu juga mau membantu saya, biar kita sama-sama nggak ada yang di rugikan"
"Membantu bapak apa?"
"Nanti saya akan memberitahukan kamu jika waktunya sudah tepat dan sudah dekat"
"Oh baiklah kalau nggak aneh-aneh dan ya saya mau membantu bapak, tapi bapak juga harus janji untuk membantu saya mendapatkan beasiswa itu"
"Saya pasti akan membantu kamu, saya orang yang selalu memegang omongan saya bukan hanya janji-janji semata"
"Syukurlah kalau gitu pak"
"Kalau kamu setuju berarti kamu bisa tanda tangan di sini" ucap Jemmy sambil menyodorkan sebuah kertas kosong.
"Loh ini kan hanya kertas kosong pak, saya nggak mau tanda tangan sekarang kalau belum ada kejelasannya, apakah syarat membantu bapak itu aneh-aneh nggak dan apakah membahayakan saya, maka saya harus tau dulu kejelasannya, lalu setelah saya tau maka saya akan tanda tangan"
"Hahahaha..... ternyata kamu cerdas juga ya, saya pikir kamu akan mudah di bohongi, tapi ternyata saya salah, kamu teliti dan jeli"
"Yaiyalah pak, segala sesuatu itu harus di teliti apalagi ini menyangkut masa depan saya, maka harus saya bisa memutuskan dengan baik jangan sampai salah melangkah yang membuat saya terperosok dan jatuh dalam penyesalan, sebab penyesalan itu datangnya dari belakang bukan dari depan Pak"
"Ya benar banget kamu, tapi terkadang kalau kita mau melangkah maju maka kita harus berani untuk keluar dari zona nyaman kita, kita juga harus berani bertaruh mengambil resiko jika ada peluang juga jadikan pengalaman sebagai guru, lalu melangkah dengan do'a maka kita akan bisa menjadi pemenang"
"Jadi apa syaratnya pak, tapi jangan aneh-aneh dan jika bapak mau bohong ya terserah itu hak bapak, karena Allah maha melihat segala sesuatu,jadi jika bapak bohong.... kan bapa yang akan menanggung dosa bapak sendiri bukan saya"
"Baiklah kalau begitu saya katakan sekarang syaratnya, tapi janji kamu nggak akan marah dengan apapun syaratnya?"
"Saya nggak bisa janji pak, itu tergantung semua dari syarat yang bapak ajukan, jika syaratnya nggak neko-neko ya saya nggak akan marah, tapi kalau melenceng ya saya akan marah karena saya hanya manusia biasa bukan Allah, Allah itu kasihnya nggak terbatas sedangkan saya mah hanya manusia biasa pak"
"Tapi jangan marahnya lama-lama ya, karena saya yakin kamu akan marah"
"Kenapa saya mesti marah Pak, kalau itu untuk kebaikan kita berdua"
"Benar ya kamu janji nggak akan marah ataupun menertawakan syaratku"
"Iya Insyaallah..."
"Hufft...huufttt...hufft... baiklah syaratnya kamu harus menja...di...menjadi...isteri saya" ucap Jemmy gugup.
"Haah...! Bapak serius? Jangan bercanda pak, nggak lucu tau hahaha..." tertawa garing Tamara karena syok.
"He'em saya sangat serius!"
" maaf pak kalau syaratnya itu saya nggak setuju, karena itu sama saja dengan bapak mengeksploitasi saya Pak! Bapak bisa kan cari yang seumuran dengan bapak ataupun cewek yang lebih berkelas dari saya pak, saya yakin orang seperti bapak nggak kekurangan cewek, jika saja bapak membuka pendaftaran mencari calon isteri pasti banyak yang mau mengantre tapi saya bukan dari salah satunya yang mau mengantre ya pak!"
"Saya nggak ada niat mengeksploitasi kamu, saya benar-benar serius mau menjadikan kamu isteri saya"
"Waduuh pak.... kalau itu mah jangan-jangan bapak ini bujang lapuk ya? Atau mungkin bapak pedofil ? Atau mungkin bapak ini punya isteri sah tapi karena mata keranjang, jelalatan kemana-kemana makanya nggak mikir isteri dan anak di rumah, malah mau cari wanita simpanan ckckckck.... parah banget"
"Singkirkan jauh-jauh pikiran itu, saya nggak seburuk yang kamu tuduhkan dan saya bukan pedofil, saya juga belum memiliki isteri dan anak... atau jangan-jangan kamu mau saya langsung jadikan isteri sah dan langsung bekerja keras membuat anak?"
"Ogahhh banget.... saya nggak sudi menjadi isteri anda dasar bujang lapuk"
"Enak saja.... Saya bukan bujang lapuk ya, usia kita hanya terpaut lima tahun... ya emang sih walaupun agak kejauhan ... tapi saya masih mudah kok, saya baru berusia dua puluh tiga tahun"
"Kalau bukan semua itu, lantas apa alasan bapak mengajukan syarat itu?"
"Ya karena saya ingin, kamu yang menjadi isteriki"
"Haah.... kalau hanya alasannya itu maaf Pak, saya nggak setuju!" Ucap Tamara dan langsung berbalik hendak berjalan keluar ruangan.
Namun perkataan Jemmy membuat Tamara Lourine Aditama berhenti melangkah dan berbalik mentapnya.
"Saya tahu kamu tidak mendapatkan kasih sayang dan di usir oleh keluargamu, keluargamu hanya memandang Tamariska bukan kamu"
Degh....
Tamara pun tertegun mendengar ucapan Jemmy, dia pun berhenti dan berbalik mentap Jemmy.
"Bapak mencari tau tentang saya?"
"Ya kamu benar, saya memang mencari tau semua hal tentang kamu dan saya tau semuanya tentang kamu"
"Kita tidak saling mengenal, jadi kenapa bapak membuang-buang waktu bapak untuk mencari tau tentang kehidupan saya? Nggak baik loh Pak, itu privasi saya"
"Saya tau kok kamu Tamariska Lourine Aditama, berumur 18 tahun, kamu mendapatkan beasiswa penuh sejak duduk di bangku Sekolah Dasar"
"Orang-orang taunya kamu mendapatkan beasiswa karena kamu sangat berprestasi, tapi itu bukan satu-satunya alasannya, alasan yang paling mendasarinya supaya kamu bisa tetap melanjutkan pendidikan, karena orang tua kamu tidak membiyai pendidikan kamu, bukan hanya untuk pendidikan tetapi juga untuk uang jajan dan uang keperluan kamu sehari-hari"
"Kamu dan Tamariska adalah saudara kembar, karena hanya alasan takut kehilangan Tamariska lagi, mereka mengorbankan kamu"
" mereka berpikir penculik itu akan muncul dan mengambil Tamariska lagi, padahal itu bukan alasan yang logis tapi itu apatis"
"Kamu di besarkan dan di beri kasih sayang oleh Bibi Surti dan suaminya, mereka adalah pekerja di kediaman orang tuamu"
"Tak pernah sedikitpun mereka mengambil rapor mu, bahkan mengambil hasil kelulusanmu jadi mereka tidak tau kamu berprestasi"
"Mirisnya kamu di fitnah, di usir dan tak di akui anak lagi oleh keluargamu"
"Kamu sekarang tinggal bersama teman sebangkumu yang bernama Sesilia Hermawan, kamu seusai sekolah akan bekerja part time di restoran, juga kamu membuat desain lalu nemasarkannya kepada perusahaan maupun butik yang membutuhkannya, percayalah masih banyak lagi yang saya ketahui tentang kamu"
Tamara terdiam, dia tak mampu berkata-kata dengan semua penjelasan Jemmy.
"Jika kamu setuju untuk menjadi isteri saya, maka saya akan pastikan membuat keluargamu menyesali telah menyakitimu, saya akan membungkam mulut mereka sehinggah mereka tidak akan mampu lagi memfitnah dan mengusirmu"
"Apakah termasuk bisa kuliah gratis dan bapak tidak akan menyentuh saya?" tanya Tamara.
"Ya kamu boleh kuliah di mana pun kamu mau dan saya tidak akan menyentuhmu sebelum kamu siap"
"Saya minta waktu, untuk dapat menjawab lamaran bapak"
"Baiklah tiga hari dari sekarang, saya mendapatkan jawabannya!"
"Oke"
Tamara pun bergegas keluar dari ruangan Jemmy. Jemmy akhirnya lega telah menyampaikan niatnya. Tetapi dia sangat frustasi jika dia gagal mendapatkan Tamara, makin bertambah cemaslah dia bagaimana kalau Tamara menolak lamarannya. Dengan cara apa lagi dia harus membujuk Tamara untuk menerima lamarannya. Sedangkan sisa waktu yang di berikan Mamanya hanya satu minggu untuk mendapatkan calon isteri.