Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 12
"Papa, ada apa tiba-tiba datang,"Kendra tampak kaget melihat ayahnya sudah berada di ruangannya siang itu.
"Apa tidak boleh mantan pemimpin perusahaan datang kemari?"sindir Steven di hadapan Kendra.
"Boleh, pa, siapa yang berani melarang papa,"ujar Kendra.
"Papa hanya merindukanmu, nak,"ucapan Steven membuat Kendra menatap dalam ayahnya.
"Papa baik-baik saja,"lanjut steven seperti tahu apa yang dipikirkan oleh Kendra.
"Papa ingin apa?"tanya Kendra. Dia yang sekarang berbeda dengan Kendra yang dulu sangat membenci Steven. Setelah peristiwa tujuh tahun yang lalu, kini Kendra berjanji akan menjaga Steven karena hanya Steven lah keluarganya kini.
"Kamu tahu maksud papa, nak,"kata Steven sambil melirik ke arah Kendra.
"Ya, aku tahu papa ingin menjodohkan ku dengan putri bungsu keluarga Handoko, bukan?"tanya Kendra.
"Bukan menjodohkan, mengenalkan saja, urusan cocok atau tidak itu terserah kalian,"ujar Steven.
"Pemikiran papa berubah sekarang?"tanya Kendra karena selama ini papanya selalu memaksa untuk menyukai. Tetapi sekarang dia mengatakan untuk tidak memaksa.
"Papa tahu cinta itu tidak bisa dipaksa. Kemarin-kemarin papa telah salah bersikap, mohon maafkan papa, nak,"ucap Steven tulus.
"Tidak apa-apa pa, aku mengerti,"ujar kendra.
"Papa berbuat seperti itu karena papa ingin melihatmu bahagia. Hanya itu,"kata Steven sambil menahan air mata. Kendra menoleh ke arah papanya. Dia melihat kerutan di wajah Steven yang semakin menua. Apakah dia akan sanggup melukai hati Steven?
"Aku dengar kamu sudah pernah berkenalan denga putri bungsu keluarga Handoko?"tanya Steven mengalihkan topik pembicaraan.
"Bukan berkenalan, hanya tidak sengaja bertemu,"Jawab Kendra.
"Maya Handoko adalah sahabat baik mamamu, Nadia. Kami bertiga dulu ada di universitas yang sama di London. Maya adalah teman yang baik. Namun, hubungan kami sempat renggang setelah kematian mamamu. Maya marah kepadaku. Setelah sekian lama kami bertemu kembali karena suami Maya adalah rekan kerja papa. Sebenarnya dulu kamu sering di ajak mama mu ke tempat Maya. Mungkin karena kamu masih kecil jadi ingatanmu masih labil."
"Kamu tentu sudah menyelidiki siapa aurora bukan?"tanya Steven penuh selidik.
"Tidak, aku hanya tahu namanya dan latar belakang keluarga juga pendidikannya,"jawab Kendra.
"Papa tidak memaksamu untuk menikahinya. Aurora juga anak yang dewasa dan mandiri selama ini. Tentu dia juga tidak suka dipaksa. Tetapi berkenalan saja tidak ada salahnya."
"Ya, pa."
"Jangan terlalu lama membuat papa menunggu, nak. Kita tidak pernah tahu seberapa lam waktu akan memberi kesempatan untukku bersamamu."
"Apa maksud papa?"tanya Kendra bingung dengan ucapan aneh papanya.
"Papa ingin segera menimang cucu,"ujar Steven.
Kendra hanya terdiam mendengar permintaan Steven.
Apakah aku bisa melakukan itu? Aku tidak yakin bisa mencintai kembali.
**
Ara telah menyelesaikan pekerjaannya. Sekarang dia bersiap-siap untuk ke rumah bik nah mengantarkan uang pemberian sang kakak.
Dia mengirimkan sebuah pesan kepada Angga, kakaknya.
Aku sudah selesai, aku akan ke tempat bik nah
Sebuah balasan datang dari Angga
Bawa pak Fajar bersamamu****
Ara tidak mau membuat pak Fajar kerepotan harus bolak balik kantor.
Tidak perlu, aku naik taksi saja
Sebuah balasan datang lagi
Kamu yakin?
Ara tersenyum membaca pesan kakak nya
Yakin
Ara hendak memasukkan handphone nya tetapi sebuah pesan masuk lagi sehingga dia membacanya.
Hati-hati
Setelah membalas pesan Angga, Ara langsung memanggil sebuah taksi online dan meluncur ke rumah bik nah sore itu.
Ara telah sampai di kediaman bik nah yang masih sama dengan yang dulu. Sewaktu dia kecil dulu, dia sering bermain di sini dengan anak-anak bik nah.
Ara melihat sebuah mobil mewah di halaman bik nah. Sepertinya bik nah kedatangan tamu. Ara mengetuk pintu rumah bik nah yang terbuka. Meskipun pintunya telah terbuka namun tidak sopan bila Ara langsung masuk ke dalam.
"Astaga non Ara, sendirian saja non,"bik nah tampak keluar tergopoh-gopoh melihat kedatangan anak majikannya tersebut.
"Ara datang untuk mengantarkan titipan dari kak Angga bik,"ujar Ara.
"Haduh, pak Angga mah repot pisan, ayo non masuk,"ajak bik nah. Ara mengikuti langkah bik nah dan di ruang tamu Ara melihat seseorang yang tidak asing lagi.
"Kamu?"
Dan orang itu melihat ke arah Ara dengan terkejut karena tidak menyangka akan bertemu kembali.
"Kamu lagi."