Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.
Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.
Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.
Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.
Yang mau liat ilustrasi bisa ke IG : n1.merena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Ibu.
Aku mengambil surat itu dan membacanya perlahan, membiarkan setiap kata menyusup ke dalam hatiku.
...----------------...
Damian, entah sudah berapa kali aku menulis surat ini, dan aku selalu tahu bahwa kau, seorang pria sekuat dirimu, tidak butuh rasa khawatir dari wanita lemah sepertiku. Jadi, aku akan melewatkan bagian tentang dirimu.
Bagaimana kabar Ronan? Apakah dia tumbuh dengan sehat? Apakah dia makan dengan teratur? Apakah dia tidur nyenyak setiap malam? Jika dia menginginkan sesuatu dan kau bisa memberikannya, jangan ragu, berikanlah. Jangan bersikap terlalu keras padanya, ingatlah bahwa dia adalah pangeran kecilku.
Setiap hari, aku penasaran tentang bagaimana pangeranku tumbuh. Aku selalu ingin tahu apa yang dia sukai, makanan seperti apa yang dia makan dengan lahap. Aku bahkan belajar memasak dengan giat, berharap suatu hari bisa memberikan masakan terbaikku untuknya.
Kumohon, jaga Ronan dengan baik. Jika suatu hari aku menemukan luka di tubuhnya, jangan heran kalau aku akan menghukummu dengan keras, Damian. Jangan pernah biarkan pangeran kecilku menangis. Aku tahu, aku mungkin sudah menulis terlalu banyak, maafkan aku... Setiap kali aku menulis surat, aku merasa seolah sedang bersama kalian.
Lucian, dengan setia, bolak-balik dari Kekaisaran ke wilayah Nightshade. Dialah harapanku untuk bisa tetap terhubung dengan kalian. Aku merindukanmu, Damian... Aku selalu berharap bahwa suatu hari nanti, aku, kau, dan Ronan akan hidup bersama, sebagai keluarga yang utuh.
Awasi Ronan baik-baik, jangan sampai dia tumbuh menjadi pemberontak, hihihi... Aku berharap kita bisa bertemu secepatnya.
Dengan cinta,
Aurelia Darius Deluna
...----------------...
Aku terdiam sejenak, membiarkan air mata jatuh begitu saja tanpa bisa kutahan. Membaca setiap baris surat ini membuat hatiku terasa hangat sekaligus berat. Namanya, Aurelia Darius Deluna, tertulis di ujung surat dengan penuh kasih. Aku menyebutkan namanya pelan, seperti mantra yang membawa kehangatan seorang ibu.
Air mata masih mengalir di pipiku, tapi aku tak tergesa untuk menghapusnya. Pandanganku beralih ke surat-surat lain yang tersusun rapi. Aku membuka beberapa di antaranya dan menemukan isi yang hampir sama: kekhawatiran seorang ibu, rasa rindu yang tertahan, dan keinginan untuk bisa melihat anaknya tumbuh. Ada senyum kecil yang terlukis di wajahku tanpa sadar. Perasaan hangat itu masih terus meresap ke dalam hatiku.
Sebelum masuk ke dalam tubuh Ronan, aku adalah seseorang tanpa asal-usul yang jelas, seorang yang bahkan tak pernah tahu siapa orang tuanya. Sekarang, melalui surat ini, aku bisa merasakan untuk pertama kalinya apa yang disebut dengan kasih sayang seorang ibu, meski itu hanya melalui tinta di atas kertas. Kehangatan ini adalah sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Mungkin, jika aku tidak mengambil alih tubuh Ronan, aku tidak akan pernah menyadari kasih sayang sebesar ini. Mungkin inilah alasan Ronan yang asli tumbuh menjadi sosok keras kepala dan penuh amarah, karena kurangnya kasih sayang yang nyata dalam hidupnya. Kini, aku merasa bersyukur bisa merasakan momen ini.
Dengan hati-hati, aku menutup surat-surat itu dan meletakkannya kembali ke tempat semula, seolah mereka adalah harta yang paling berharga. Aku menghapus air mata yang masih tersisa di pipiku dan menatap ayahku, yang kini juga terlihat sedang tenggelam dalam pikirannya.
"Ayah, apakah Kekaisaran mendiskriminasi ibu?" tanyaku, suaraku menggetarkan udara di antara kami.
Ayah menatapku lama, lalu akhirnya menghela napas dalam-dalam. "Ibumu tidak didiskriminasi secara langsung oleh Kekaisaran, tapi keluarganya sendiri—keluarga Kekaisaran—memperlakukan dia dengan dingin. Sebagai putri tanpa status penting, dia dipinggirkan oleh keluarganya."
Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungku yang semakin kencang. Jawaban itu membawaku pada kelegaan yang aneh. "Itu jawaban yang bagus. Mungkin, suatu hari nanti, semuanya akan berubah," kataku dengan senyum tipis. Dalam benakku, aku sudah merancang jalan menuju masa depan yang berbeda, masa depan di mana sejarah tidak akan mengikuti jalurnya seperti dalam novel.
Aku menatap ayahku sekali lagi, dengan tekad yang baru. "Ayah, dalam seminggu ini, tolong latih aku lagi. Aku ingin menjadi lebih kuat." Nada bicaraku tegas, namun penuh penghormatan.
Ayah menatapku sejenak, lalu tersenyum hangat, sesuatu yang jarang sekali kulihat darinya. "Baiklah, Ronan. Sesuai permintaanmu, kali ini aku akan mengajarkanmu sihir yang sesungguhnya."
the darkest mana
shadow mana
masih ada lagi tapi 2 itu aja cukup