NovelToon NovelToon
Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Pemuda tampan yang sakit-sakitan dan pengangguran di usianya yang telah 30 tahun meski bergelar sarjana, ia dicap lingkungan sebagai pengantin ranjang karena tak kunjung sembuh dari sakit parah selama 2 tahun.

Saat di puncak krisis antar hidup dan mati karena penyakitnya, Jampi Linuwih, mendapat kesempatan kedua.

Jemari petir, ilmu pengobatan, hingga teknik yang tak pernah ia pelajari, tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Ia dipilih langit untuk mengemban tugas berat di pundaknya.

Mampukah ia memikul tanggung jawab itu? Saksikan perjalanan Jampi Linuwih, sang Tabib Pilihan Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19_ Pengejaran

"Sialan! Aku Cleret sang panglima api hitam!", protes sosok tangan yang mencengkeram pundak Jampi.

" Ha, Cleret? Ono cleret tibo nyemplung, liriknya turi putih? Perasaan putih, bukan hitam", spontan Jampi menjawab.

"Sialan kau bocah! Rasakan ini!", pekik Cleret menampar wajah Jampi.

Wush

Jampi berhasil menghindari tamparan itu. Segera, ia menarik pedang semar mesem dan balas menebas tangan itu.

Clang clang clang

Terlihat percikan api. Tangan pucat itu nampak tergores karena hantaman pedang. Namun, berkali-kali Jampi terhuyung karena efek benturan.

" Wah, tangan doang bisa sekuat ini", batin Jampi yang membandingkan dengan kekuatan monster batu tadi.

"Jangan melawan atau sukma ketiga keluargamu takkan kembali selamanya", ancam Cleret yang masih kelelahan setelah melawan Bronto.

" Halah, pasti akal-akalan saja. Kalau aku tak melawan pun, kalian pasti takkan mengembalikan ketiga sukma keluargaku", jawab Jampi dengan tetap teguh menggenggam pedangnya. Baginya, hidup mati diatur sang maha pencipta. Lebih baik dia berusaha merebut kembali ketiganya. Entah berhasil atau tewas semua pun, itu ada di tangan Tuhan.

"Oh, bagus lah, bersiap lah untuk berpamitan dengan duniamu tanpa kuburan!", ancam Cleret. Kini, nampak wujud Cleret yang berjubah hitam.

" Oh, kamu ternyata. Pengecut! Main serang tanpa aba-aba", ejek Jampi untuk menenangkan mentalnya yang sebenarnya ketakutan.

Cleret tak mau banyak bicara, wujudnya berubah menjadi tombak hitam. Namun ujungnya masih bengkok dan sedikit memerah karena belum pulih sepenuhnya.

"Waduh! Jadi tombak?", benak Jampi bersiap menangkis serangan atau menghindar. Ia tak tahu bagaimana mengayunkan pedang dengan benar karena belum belajar sedikit pun tentang ilmu pedang.

Slash slash slash

Tiga luka muncul di kedua lengan Jampi. Ia tak bisa mengelak sedikit pun. Kecepatan Cleret jauh melebihi reflek menghindarnya.

" Ugh, sialan nih si lelet. Cepat sekali geraknya sampai nggak sempat menghindar", gumam Jampi yang menahan perihnya luka di kedua lengannya. Segera ia menggunakan terompah semar untuk membantunya melawan Cleret.

"Hah, percuma saja bocah. Kamu seperti siput yang berjalan di rumput!", ejek Cleret. Ia yakin kecepatan bocah ini belum optimal.

Clang clang clang

Beberapa kali Cleret berusaha menyerang, namun dengan kecepatan tambahan dari terompah semar, Jampi bisa menangkis serangan lawan.

Keringat dingin muncul di dahi Jampi. Meski bisa menangkis beberapa serangan, tanpa membalas, ia hanya akan menjadi samsak hidupnya Cleret.

Crat crat crat

Percikan api hitam muncul saat pedang dan tombak bergesekan.

" Api hitam, bilah hitam. Apa mungkin", batin Jampi. Ia menduga bahwa keduanya bisa saling menyerap satu sama lain karena unsur yang sama.

Clang clang drrrt

Kali ini nampak percikan panjang layaknya petir kecil setelah beberapa kali gesekan. Jampi memperhatikan benar, bahwa salah satu dari keduanya bisa dominan jika ada di posisi atau teknik tertentu. Saat ini, Jampi mencoba memahami cara mengayunkan pedang dan menjaga kestabilannya selama pertarungan.

Fokus Jampi adalah mencari celah lawan dan terus bertahan. Karena kekuatan dan kecepatan lawan berada sedikit di atasnya.

Clang clang krak

Setelah dua kali gesekan, Jampi nekad menusukkan pedangnya tepat di tengah bilah tombak, bekas rerakan yang dihasilkan dari pertarungan Cleret dengan Bronto yang belum sembuh total.

"Aaargh!", terdengar gemuruh teriakan Cleret yang kesakitan karena luka yang baru sembuh malah dibuka kembali.

Tombak hitam berusaha melepaskan diri dari tusukan pedang semar mesem. Namun, Jampi sekuat tenaga menekan pedangnya, tidak mau memberi kesempatan Cleret untuk melawan balik.

Krak krak

Retakan tombak semakin melebar dan nampak jelas sekarang. Pedang semar mesem entah bagaimana seakan menyerap api hitam yang ada di tombak hitam. Nampak jelas bilah hitam di tepi pedang semar mesem semakin solid dan sedikit melebar.

" Hei, aku menyerah! Lepaskan aku!", teriak Cleret meminta belas kasihan.

"Mana ada, kamu tidak bisa dipercaya", jawab Jampi yang kekeh menekan bilahnya semakin kuat meski ia sudah kelelahan.

" Hei, nabimu menyuruh melepaskan lawan saat sudah menyerah!", ujar Cleret sudah kehabisan akal dan tenaga karena terus diserap kekuatannya.

"Boleh saja. Ucapkan syahadatain dan sujud lah di makam nabi Adam!", Jampi mengajukan syarat.

" Tidak! Lebih baik aku musnah daripada melakukan itu!", pekik Cleret.

Nguuung

Tombak hitam itu bergetar begitu kuat dengan dengungan yang memekakkan telinga. Nampak darah segar keluar dari daun telinga Jampi.

"Allahu Akbar", lirih Jampi yang sudah hampir kehabisan tenaga.

Duar

Tombak hitam meledak berkeping-keping. Tubuh Jampi pun terlempar belasan meter karena efek ledakan. Meski begitu, pedang semar mesem masih tertancap di tempat.

Jampi yang lemas merasakan perih karena perut dan dadanya terkena serpihan tombak hitam yang sudah memudar warnanya dan tidak lagi memiliki api hitam.

Segera, cahaya keemasan dari ubun-ubunnya mengobati lukanya. Namun, seperti sebelumnya, hanya menutup luka agar tidak berdarah. Rasanya masih begitu pedih hingga akhirnya Jampi pun pingsan karena kelelahan.

Beberapa saat berikutnya, Jampi siuman. Ia melihat ke sekitarnya. Hanya ada tempat berkabut pekat. Namun, Jampi bisa melihat kilau emas pedang semar mesem di depannya.

Dengan menyeret kaki yang kelelahan, Jampi menuju ke tempat pedang itu berada.

Clang

Jampi mencabut pedang semar mesem. Di ujungnya, terdapat bola hitam yang tertancap kuat.

" Ini apa coba? Jelek banget, pedang kok ada pentolnya!", celetuk Jampi. Ia pun berusaha mencari batu yang cukup untuk membuang bola hitam itu.

Klak klak klak

Beberapa kali Jampi mencoba memukul bola hitam, namun tak ada hasil yang nampak.

"Aneh sekali. Kok ngga bisa lepas?", ujar Jampi. Ia hanya melihat dengan seksama. Bola hitam itu perlahan sekali mengecil. Seakan diserap oleh pedang.

" Ih, menjijikkan. Kenapa benda-benda seperti ini suka sekali menyerap korbannya?", ucap Jampi merasa aneh.

Usai memasukkan pedang ke dalam kantong semar karena enggan menunggu bola hitam itu habis terserap, Jampi melihat ke sekeliling dan mencari jalan keluar.

"Ini di mana coba. Ribet sekali tempat kok penuh kabut!", celetuk Jampi. Tiba-tiba, bulu kuduk Jampi meremang.

" Eh, kenapa ini? Ini di alam jin jangan-jangan", gumam Jampi sembari mengusap-usap tengkuknya.

"Eh, kantong, apa kamu bisa menjadi pintu ke dunia manusia lagi?", tanya Jampi kepada kantong lusuh di sakunya. Sayangnya, tak ada jawaban dari pertanyaannya.

" Sudah lah. Lebih baik aku berdoa daripada meminta bantuan kantong lusuh!", ujar Jampi.

Jampi terus berjalan meski tak tahu arah. Jarak pandangnya hanya 3 meter saja. Ia berjalan pelan di area seperti hutan yang begitu rindang dan tak banyak terkena sinar matahari. Kabut itu tidak terasa dingin atau berbau. Seperti kabut ilusi yang bisa disentuh namun tak ada rasanya.

"Ini, seperti fatamorgana", batin Jampi. Ia terus berjalan, mengabaikan kabut hingga menemukan sebuah perkampungan di tengah hutan.

Jampi berusaha memelankan langkahnya. Dia mengintip kondisi kampung, mencoba mencari tahu seperti apa wujud penduduknya.

1
ahmad nabawi
ceritanya menarik, original
Jimmy Avolution
hadir
Aman 2016
lanjut Thor 💪
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor 💪
Aman 2016
mantab Thor 💪
anggita
hadiah iklan lagi buat thor.
anggita
like👍☝iklan, semoga novelnya lancar jaya.
Tabuut: aamin. terimakasih./Smile/
total 1 replies
anggita
si Jampi jadi Sakti👏💪
31_PUTU WIDIARTA
Keajaiban kata
Yoko Littner
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
Alexo. ID
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!