Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Bab 1_ Kemampuan Ajaib

"Jampi! Mau sampai kapan kamu begini nak? Ibu saja sudah jadi pegawai tetap di usiamu ini. Bahkan sudah punya 2 anak loh. Kok kamu masih saja pengangguran! Ibu malu sama teman-teman ibu, tetangga juga menanyakan perihal kamu. Tapi ibu hanya bisa mengalihkan pembicaraan", tegur bu Eki, perempuan paruh baya yang hampir pensiun dan lelah menunggu anaknya sukses ataupun berkeluarga.

Jampi, pemuda lulusan sarjana, ipk 2 koma, selesai pun hampir drop out dari kampusnya. Ia hanya bisa diam, karena semua yang dikatakan ibunya adalah kebenaran yang pahit dan harus dia terima.

" Kenapa diam? Ayo jawab nak, ibu harus bagaimana coba?" tanya bu Eki melihat Jampi hanya diam dengan tatapan kosong.

Wajah Jampi nampak putih pucat. Ia duduk sendiri di kasurnya, di ruangan yang tertutup rapat, berbalut selimut. Bahkan ia tak berani membuka lebar-lebar jendelanya karena takut masuk angin. Bu Eki yang kesal dengan heningnya Jampi pun beranjak dan membuka sedikit jendela kamar sebesar 2 x 3 meter ini.

"Gini loh, kamar kok lembab. Nanti yang ada kamu tambah sakit!", tegur bu Eki. Perempuan ini sudah tahu kondisi putranya.

Meski kesal, ia tak berani terlalu menekan mental putranya. Ia hanya bermaksud agar putranya semangat untuk pulih dan menjalani aktivitas pemuda seusianya.

Selepas itu, bu Eki meninggalkan Jampi sendiri. Ia tahu bahwa putranya sangat cerdas, bahkan ia sangat sering juara kelas saat sekolah dasar hingga menengah. Saat kuliah di awal semester, Jampi berhasil meraih beasiswa presetasi.

Namun, sejak semester ke lima lah, bu Eki mulai marah-marah karena Jampi hanya mampu meraih ipk 2,4. Terlebih, Jampi terlalu pendiam. Jangan kan bercerita kepada orang tua, teman saja, hanya 2 orang pria yang dekat dengan anaknya, itu pun tak tahu apa yang dialami Jampi.

" Bu, aku tahu aku ini tidak berguna. Aku juga tak tahu bagaimana mengakhiri semua ini. Huh", desah Jampi sendiri. Pemuda berkaki dingin itu pun membenamkan kedua kakinya yang serasa membeku ke dalam selimut.

Hanya 5 menit saja ia kuat duduk bersandar. Selebihnya, ia hanya bisa tiduran. Hari demi hari, selama 2 tahun, Jampi tidak bisa tidur nyenyak. Hampir setiap malam, ia merasakan kedinginan ekstrim hingga menggigil. Bahkan ia harus tidur dengan posisi duduk agar tubuhnya sedikit hangat dan kepalanya terasa teraliri oksigen. Selang beberapa menit pun, ia harus segera berbaring. Rasa kantuk begitu menyiksa namun keberanian untuk tidur pun sirna. Jampi akan kehabisan nafas dan memaksanya bangun jika tidur selama lebih dari 30 menit di posisi yang sama. Perutnya senantiasa kembung dan begah. Makan tidak nyaman, tidur pun tak bisa ia lakukan karena perutnya keroncongan.

Pagi itu,

"Nak, apa yang kamu rasakan?", tanya bu Eki yang melihat Jampi kram dan pucat. Tangan pemuda itu menunjukkan gejala penyakit gerd, terasa suhu tubuhnya begitu dingin.

Bibir Jampi pun nampak sedikit membiru, tanda bahwa pria ini kekurangan oksigen. Sembari membaluri minyak kayu putih ke tubuh anaknya, bu Eki sedikit mengelus lengan dan kepala Jampi. Ia memandang mata putranya yang masih kosong namun bibirnya memaksakan senyum.

Bu Eki tahu, putranya ini begitu baik hati dan murah senyum. Bahkan di saat separah ini, ia masih berusaha tersenyum di hadapan ibunya.

" Nggak apa-apa kok bu. Ini sudah membaik daripada semalam", jawab Jampi agar ibunya tidak terlalu khawatir. Meski sakit-sakitan, Jampi yang merasa menjadi beban orang tua, tidak ingin menambah beban pikiran ibunya.

"Ya sudah, ini segera sarapan", kata bu Eki sembari menyodorkan semangkuk labu kukus. Jampi hanya tersenyum dan mengangguk sembari menyantap labu itu sedikit demi sedikit. Hanya 5 sendok, ia harus berhenti makan atau perutnya akan sangat begah bahkan muntah. Jampi hanya bisa makan sedikit demi sedikit saja namun tidak boleh berjarak lebih dari 1 jam atau gejala gerd nya akan kambuh.

Saat hendak buang air pun, itu berat baginya.

" Ya Allah", lirih Jampi yang beranjak ke kamar mandi. Ia tidak ingin dipasang kateter dan membebani orang di sekitarnya. Karenanya, ia paksakan diri berjalan ke kamar mandi meski nafasnya terengah-engah. Di dalam kamar mandi, pemuda itu berusaha secepat mungkin menuntaskan hajatnya.

"Aku harus segera tuntas nih", lirih Jampi bergegas membersihkan diri, kemudian mencuci pakaiannya sendiri, dan mandi air hangat. Meski di bawah shower air hangat, Jampi masih merasa kedinginan dan bahkan semakin susah bernafas jika berlama-lama di dalam kamar mandi.

Deg dag deg dug

Jantung Jampi berdegup kencang. Semakin susah bernafas, ia semakin panik karena belum berbilas setelah meratakan sabun mandi sambil menggosok gigi. Segera, Jampi melangkahkan kaki sembari menata nafas agar tidak pingsan.

Jarak kamar mandi dan kamar tidurnya hanya 7 meter, namun itu terasa 100 meter lebih bagi Jampi.

Bugh

Pemuda itu merebahkan tubuhnya segera.

" Alhamdulillah", lirih Jampi setelah meluruskan tubuhnya ke kasur. Ia harus menata nafas agar tidak terus terengah-engah. Meski begitu, butuh 4 jam penuh agar energinya pulih kembali, hanya untuk mandi dan cuci baju.

Di kesehariannya, pemuda itu membuka layanan servis komputer. Sekedar agar ia tak disebut pengangguran.

Hari itu, Jampi dibangunkan ibunya.

" Jampi, ini ada orang yang mau memperbaiki komputer", ucap bu Eki sembari menyodorkan sebuah laptop hitam ke sisi Jampi. Ia tahu putranya bisa memperbaiki laptop meski hanya servis ringan saja. Nampak wajah Jampi bahagia dan susah bersamaan.

Ibunya tahu bahwa putranya sedang sakit, namun ia tak ingin putranya terlarut dalam kondisinya. Ia berharap, dengan banyak gerak, Jampi akan segera sehat.

"Baik bu", jawab Jampi pelan. Setelah mencoba memperbaiki kerusakan sederhana di laptop itu selama 3 jam penuh, tentu Jampi hanya bisa melakukannya sembari tiduran atau duduk sebentar, ia berhasil mendapat sedikit upah jerih payahnya.

" Alhamdulillah ", ucap Jampi sembari menyimpan lembaran 50 ribu itu. Ia merasa bahagia sejenak, namun kemudian tatapannya kosong. Karena yang ia butuhkan sekarang adalah kesehatan, bukan uang atau sanjungan.

" Untuk apa sebenarnya aku hidup? Kondisiku benar-benar menyusahkanku bahkan ibuku pun lelah mengobatkanku", lirih Jampi. Ia tahu sebenarnya tak ada orang tua normal yang tega menelantarkan anaknya. Ia sadar bahwa ini hanya cara ibunya agar ia mau berjuang lebih keras untuk bisa sembuh.

Satu ketika, hari selasa, pukul 10 pagi, Jampi yang kesulitan bernafas dan tubuhnya sangat kedinginan pun mencoba bangkit dari kasurnya. Ia memaksakan diri untuk melangkah ke sofa merah di ruang tamu.

Bugh

Jampi duduk bersandar dengan lemas. Ia melihat ayah, ibu, adik, dan kakaknya di ruang tamu. Mereka sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

Huft huft huft

Nafas Jampi terengah, keringat dingin sebesar beberapa biji beras menggantung di dahinya. Ia berjuang keras menahan sakit, melawan rasa dingin, dan sulitnya bernafas. Mulutnya begitu kaku untuk berucap. Hanya sedikit terbuka dan ia putuskan untuk menutup rapat, menghemat tenaga.

"Aku, aku, ugh, tolong aku", batin Jampi yang ingin meminta bantuan keluarganya agar diantar ke rumah sakit terdekat.

" Ugh, percuma juga aku ke rumah sakit. Sepertinya aku akan mati sekarang", batin Jampi yang merasa sia-sia jika meminta bantuan keluarganya. Toh mereka hanya bisa panik. Jika pun di antar ke rumah sakit berjarak 1km, belum tentu dia bisa bertahan sampai tindak darurat petugas medis diberikan.

Putus asa! Itu yang ada dalam benak Jampi. Saat pandangannya mulai menggelap.

Brush

Ibu jari Jampi tiba-tiba terbimbing untuk menyentuh titik tengah toraknya. Rasa hangat begitu kuat menguar, melibas semua hawa dingin yang ia rasakan. Nafasnya berangsur normal, pandangannya pun kembali jernih.

Sebelum itu, di tengah keputus asaannya, ia meminta kepada Tuhan untuk memberinya kesempatan ke dua.

Woosh,

Sebuah kemampuan penyembuhan tiba-tiba muncul di jarinya, jemari petir. Secara ajaib, ia berangsur pulih. Bahkan dalam benaknya, pemuda itu dituntun untuk membuat kasur ajaib yang bisa menyembuhkan keropos tulang dan katarak.

Terpopuler

Comments

Zoelf 212 🛡⚡🔱

Zoelf 212 🛡⚡🔱

mampir

2024-10-27

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

hadir

2024-09-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!