Jodoh Ke 2

Fariz kini sudah berada di kamar kost - kostnya yang hanya sepetak itu. Pikirannya kembali masa di mana ia melamar Kemuning.

" Flash back ".

Kemuning pulang sekolah , seperti biasa ia akan berjalan kaki bersama sahabatnya yaitu Wulan , karena angkot yang mereka berdua tumpangi hanya bisa mengantar mereka sampai di jalan besar saja.

" Ning bagaimana dengan ujiian kamu hari ini ?".

" Alhamdulillah, aku bisa mengerjakan semuanya, kamu sendiri bagaimana Lan ?".

" Aku ?? Ah kamu kan tau sendiri bagaimana, aku hanya berdo'a aku bisa lulus , itu saja sudah cukup bagiku Ning".

" Memangnya aku juga mau ngapain kalau nilai aku bagus ".

" Masa enggak kuliah Ning?".

" Maunya sih , tapi kan Bapak baru mau memasukkan Laras ke SMP , aku ngalah dulu lah , siapa tau bisa kerja sambil kuliah biar , tidak merepotkan Bapak sama Ibu ".

" Aku harap kamu bisa kuliah dan jadi orang sukses Ning, nanti aku ikut kamu kerja di rumah kamu ".

" Aamiin Lan , kamu ini sampai jauh begitu pemikirannya , tapi aku do'akan kamu juga jadi orang sukses ".

" Aamiin ".

Suara motor berhenti menghalangi jalan Kemuning dan Wulan .

" Mas Bandi ". ucap kedua gadis itu.

" Ning ...baru pulang sekolah ya ?".

" Sudah tau nanya " ketus Wulan.

" Aku tidak bertanya padamu Lan ?".

Aku tidak bertanya padamu Lan....bibir Wulan mengulang ucapan Bandi tanpa suara.

" Lan , sudah ". Kemuning menggelengkan kepalanya pada Wulan , kalau tidak di hentikan pasti mereka berdua akan berantem di sini.

" Ning , nanti malam kita makan di luar ya , aku mau traktir kamu ".

" Cuma Ning nih yang di ajak , aku tidak?".

" Aku hanya mau makan berdua dengan Ning , malas ngajak kamu , biang rese ".

" Dihhhhh apa dikira aku sudi di ajak sama kamu , malas ih ".

" Lalu kenapa tadi bilang minta di ajak ?".

" Cuma basa basi ".

" Maaf Mas Bandi , aku masih ujian tidak bisa keluar , aku harus belajar ".

" Cuma sebentar Ning , makan terus pulang, ayolah ".

" Dihhh maksa ". celetuk Wulan yang langsung di pelototi oleh Bandi.

" Eni saja bisa keluar kok...padahal kan dia sama dengan kamu , masih ujian juga ". Oppp Bandi keceplosan.

" Nah , tuh udah ada temen buat di ajak makan , ajak Eni saja Mas , lagi pula bukannya dia pacar Mas Bandi ya , aku tidak terkena masalah Mas , di kira merebut pacar orang ". Kemuning tersenyum menang.

Sial , kenapa aku pake nyebut nama Eni sih , Ning pasti makin enggak mau aku ajak...aakkkhhh susah sekali menaklukan gadis satu ini ..

Dari jauh Fariz memperhatikan interaksi Bandi , Kemuning dan juga Wulan. Fariz dan Kemuning memang saling suka , tapi memang tidak ada ikatan pada keduanya.

Fariz pemuda yang baik , ia rajin beribadah ...setelah lulus SMK dia bekerja di bengkel milik Bapaknya.

" Maaf Mas , aku mau pulang , ayo Lan ".

" Da..dah...Mas Bandi ". ucap Wulan meledek Bandi, tidak lupa ia menjulurkan lidahnya pada Bandi.

" Awas kamu Ning , kamu selalu menolakku.....aku pastikan kamu akan aku dapatkan, bagaimanapun caranya ". Bandi mengeram...ia pun menjalankan motornya dengan kencang melewati Kemuning dan Wulan.

" Wowwww...marah dia Ning ".

" Kamu sih suka meledeknya ".

" Habis melihat mukanya itu ngeselin Ning , sok kegantengan..sana sini di pacari ..enggak ada yang di nikahi , kita sebagai sesama wanita merasa hanya du jadikan permainan buat dia , mentang- mentang kaya ".

" Kalau itu sih salah mereka ,,sudah tau Mas Bandi playboy , mereka masih mau saja di ajak jalan ".

" Iya juga sih , kamu juga Ning , jangan sampai tergoda bujuk rayu playboy cap kupu - kupu itu ".

" Ha..ha..ha..., janganlah , amit - amit pokonya ".

Tidak terasa ujian sudah selesai....seminggu kemudian, Fariz datang melamar Kemuning.

Pak Gunawan tentu saja kaget ...,putrinya saja belum di nyatakan lulus , tapi ini sudah ada yang melamarnya.

Sebenarnya Fariz sudah memberitahu Kemuning, bahwa ia akan datang bersama kedua orang tuanya untuk melamar dirinya.

Kemuning kira Fariz tidak serius , namun nyatanya malam ini ia benar - benar datang.

" Tuh kan apa ibu bilang, kamu sih terlalu buru - buru Riz , masa sambutannya cuma seperti ini...gadis kan banyak di desa ini ,kenapa harus Kemuning ". gerutu Bu Sari.

" Buuuu ". Fariz memohon lewat tatapan matanya.

Bu Sari pun membuang muka , ia memang tidak suka Kemuning lebih tepatnya ia ingin Fariz mendapatkan perempuan dari keluarga kaya ,bukan dari keluarga yang pas - pas san seperti Kemuning.

" Iya ...iya ".

Fariz pun mengutarakan maksudnya datang ke rumah Pak Gunawan bersama dengan kedua orang tuanya, Pak Agam dan Bu Sari...adalah untuk melamar Kemuning.

" Terima kasih atas lamarannya nak Fariz, tapi apa tidak terlalu kecepetan ya , putri saya saja baru selesai ujian , lulus juga belum nak Fariz ". Pak Gunawan yang menjawab.

" Niat baik harus di segerakan, bukan begitu Pak Gunawan?".

" Baiklah, Bapak serahkan ke Kemuning yang akan menjalani, bagaimana Ning, ada yang melamar kamu Nduk ?".

Kemuning sejenak menarik nafas , ia pun bingung harus jawab apa, di sisi lain ia takut kalau Bandi ikut melamarnya juga , pasalnya laki - laki itu pun bilang akan datang melamar dirinya.

" Bisakah saya mint waktu Mas Fariz, ini terlalu mendadak buat saya ".

" Baiklah , besok malam aku akan kemari lagi untuk mendengar jawaban kamu Ning ".

Fariz beserta Bapak dan ibunya pun pamit.

" ibu yakin kamu bakalan diterima sama Kemuning Riz , enggak ada yang bisa nolak , anak ibu kan tampan , sudah ada kerjaan lagi , sok sok'an minta waktu , basa basi itu Riz ". sampai di rumah Bu Sari terus saja menggerutu tidak jelas.

" Syukurlah kalau Kemuning mau terima aku Bu ".

" Halah , dia mau milih yang kayak apa...lagian kamu ini , ibu kan sudah bilang ,banyak perempuan lebih cantik dari Kemuning dan anak orang berada, kamu malah milih dia ".

" Bu, Fariz cuma cinta sama Kemuning ".

" Ya..ya...terserah kamu sajalah...percuma ibu ngomong, enggak pernah kamu dengerin...buru - buru melamar , kayak ada yang mau mendahului saja ".

" Ibu enggak tau, Bang Bandi juga mengejar Kemuning Bu...ia juga mau melamarnya , bayangkan Bu...dia lebih mapan dari aku, pegawai negeri lagi ".

" Heleh ibu enggak percaya , si Bandi kan sering ngajak Eni pergi, pasti dia sukanya sama Eni anak Ibu ".

" Justru itu Bu , seharusnya Eni hati- hati , karena bukan hanya Eni saja yang di ajak pergi oleh Bang Bandi ".

" Termasuk Kemuning kan ?".

" Tidak , hanya Kemuning yang menolak ajakannya , Fariz kasih tau Bu....seburuk - buruknya kelakuan seorang laki - laki , dia pasti menginginkan gadis baik- baik untuk di jadikan istri ". Fariz pun berlalu , tidak akan habis jika ia terus melayani ucapan ibunya .

Bu Sari pun terdiam, dia sendiri pun pernah melihat dua kali Bandi berboncengan dengan gadis yang berbeda pula.

Tapi herannya ia masih menginjinkan putrinya di ajak oleh Bandi. Bu Sari akan bangga jika Bandi bisa menjadi menantunya, sudah kaya pegawai negeri pula....ia pasti akan terangkat derajatnya.

Bersambung...