Tak di pandang di tempat iya berada sebelumnya. Namun keberadaannya saat ini mampu membuat orang lain mengejar-ngejarnya. Berawal dari kesalahan orang tua yang membuatnya harus hidup di antara garis kemiskinan. Di hina oleh orang lain dan di rendahkan oleh kekasihnya sendiri.
Tiba-tiba sang kakek datang ketika cucu nya benar-benar dalam himpitan rasa malu dan kesal.
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita itu bukanlah hal yang sebenarnya.
Salam Halu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Turyana affandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengetahui
Meskipun keluarga Nina menjalankan bisnis di perusahaan, perusahaannya tidak terlalu besar. Dan ayahnya hanya mengendarai mobil seharga lebih dari 1 milyar.
"Mobil ini milikku." Tiba-tiba Arsa membuka mulutnya. Begitu kata-kata Arsa keluar, Afida, Nina dan Adit langsung menatap ke arah Arsa.
"Arsa, jangan bercanda." Adit menepuk pundak Arsa sambil tersenyum dan mengira jika temannya itu sedang bercanda. Lagi pula, Adit sangat tahu bagaimana kondisi keluarga Arsa. Sedangkan Afida yang mendengar itu pun langsung mencibir dan berkata.
"Siapa yang akan percaya kamu bisa mengendarai Lamborghini? Aku akan sangat percaya jika kamu mengatakan bahwa kamu mengendarai sepeda butut."
"Dasar tidak tahu malu. Bisa-bisanya kamu membual bahwa kamu pemilik Lamborghini ini. Aku malu berdiri bersamamu." Nina menggelengkan kepalanya karena kecewa.
"Jika aku tahu akan dikenalkan dengan orang seperti kamu, aku tidak akan pernah datang kesini" Ucap Nina dengan angkuhnya.
"Maaf, aku tidak bercanda atau menyombongkan diri. Mobil ini benar-benar milikku" kata Arsa dengan begitu enteng.
Di saat yang bersamaan, pintu Lamborghini tiba-tiba terbuka dan seorang pria paruh baya yang memakai setelan jas keluar dari dalam mobil. Sekilas Arsa langsung mengenali pria paruh baya itu sebagai manajer toko Lamborghini.
"Lihat, ini dia pemiliknya Arsa, apakah kamu tadi sedang tidak membual? Sekarang pemiliknya telah datang, apa lagi yang bisa kamu katakan sekarang?" Afida yang melihat ini pun buru-buru berkata.
"Aku kenal dengan dia dan pernah bertemu dengannya.Dia adalah manager toko mobil lamborghini” kata Nina.
"Manajer toko Lamborghini? Lalu apa yang sedang dia lakukan di sini dengan mengendarai Lamborghini?" Afida tampak bingung.
"Orang itu sepertinya... Dia sepertinya berjalan ke arah kita!" Tiba-tiba Adit menatap ke depan dan berkata. Afida dan Nina langsung menoleh ke arah tangan Adit menunjuk. Dan benar saja, manajer toko Lamborghini itu sedang berjalan ke arah mereka.
Disaat semua orang memandang ke arah lelaki yang menjadi manager toko mobil mewah tersebut berjalan mendekati Arsa. Lelaki itu membungkuk lalu trsenyum.
"Tuan Arsa, saya mengantarkan mobil anda, ini kuncinya" Manager tersebut membungkuk lalu memberikan kunci mobil yang di pegangnya dengan hormat.
Adit, Nina dan Afida yang mendengar dan melihat kejadian tersebut langsung terdiam karena terkejut. mereka tidak pernah membayangkan jika manager toko mobil lamborghini tersebut akan memberikan kunci yang di pegangnya kepada Arsa.
"Jadi, Arsa benar-benar pemilik mobil ini? " Ucap Adit.
"Pak, aku sangat senang kamu langsung mengirimkan mobil ini, padahal ini sudah larut malam" Arsa dengan perlahan mengambil lkunci mobil tersebut
"Tuan Arsa, apapun akan saya lakukan untuk anda, meskipun hari sudah sangat larut malam" Manager itu berkata dengan memuji dan full senyum.
"Jika anda ingin menanyakan apapun tentang mobil ini, silahkan hubungi saya' Masih dengan senyum di bibirnya.
"Karena mobil tuan Arsa telah saya antarkan, saya pamit undur diri tersebih dahulu" Arsa pun mengangguk. Iya langsung menoleh ke arah Adit, Afida dan Nina
"Sekarang apa kalian sudah percaya kalau mobil ini adalah punyaku? " Ucap Arsa sambil tersnyum. Ketiga orang yang bersamanya tadi langsung tersadar dari kekagumannya. Afida dan Nina hanya bisa menelan ludah menyaksikan kejadian ini. Mau tidak percaya, tapi fakta telah berbicara. Mau tak mau mereka harus mempercayai hal ini. Otak mereka di penuhi dengan banyak pertanyaan. Bagaimana mungkin Arsa yang miskin bisa memiliki supercar sekeren ini. Sebuah mobil dengan harga yang sangat fantastis.
"Arsa, aku selama ini sedang tidak baik-baik saja. Itulah sebabnya aku tidak bersikap baik kepadamu. Aku benar-benar minta maaf. Bisakah kita menjadi teman"
"Ayo kita masuk ke dalam cafe lagi, aku akan mentraktirmu untuk menebus kesalahanku" Tiba-tiba saja Nina berubah menjadi sangat baik kepada Arsa.Melihat sikap Nina yang berubah drastis kepadanya, Arsa sangat tahu jika itu semua terjadi lantaran ada uang.
"Selama aku mau, akan banyak wanita cantik yang lebih baik dari kamu mengantri untuk mau denganku. Apa kamu tidak sadar diri, apa kamu pantas untukku." Arsa mendorong Nina yang saat ini sudah berada di dekatnya. setelah itu, beberapa orang berjalan mendekati dirinya.
"Halo tampan, bisakah kita minum berdua"
"Hi tampan, bisakah kita berkenalan"
"Hai, bisakah kita berteman, aku akan memberi kamu nomoer ponselku" Semua wanita cantik itu datang menghampiri Arsa.
"Apa kamu bisa melihat, aku tidak kekuranan wanita. Apalagi hanya seorang sampah sepertimu" Mendengar Arsa yang memanggilnya sampah, Nina langsung menunduk karena malu. Jika orang biasa yang mengatakan hal tersebut, Nina pasti sudah sangat marah. Namun iya sama sekali tidak berani marah pada Arsa hanya karena iya melihat Arsa yang memiliki mobil tersebut. Mobil tersebut seakan memberitahu kepada Nina, bahwa keluarga Arsa jauh lebih baik dibandingkan dengan keluarganya.
"Ambil uang ini dan segera menjauhlah dariku, aku tidak tertarik pada kalian semua" Ucap Arsa sambil melemparkan uang ke arah wanita yang mendekatinya. Iya merasa wanita-wanita yang mendekatinya bukanlah wanita baik-baik
"Terima kasih tuan tampan" Ucap wanita-wanita tadi. Setelah mengambil uang yang di lemparkan Arsa, para wanita tersebut langsung pergi. Semua orang memandang rendah ke Arsa sebelumnya tadi. Kata-kata kasar dan tidak pantas merek aucapkan. Namun setelah tahu Arsa adalah orang kaya, mereka semua bungkam. Siapa lagi jika bukan Afida dan Nina. Arsa melayangkan tatapannya ke arah Afida. Tiba-tiba saja Afida merasa takut. Iya juga selalu mengejek dan menghina Arsa. Gadis itu tersenyum dengan terpaksa ke arah Arsa.
"Arsa, yang tadi itu semua salah paham. Iya hanya salah paham. Aku minta maaf padamu. Demi Adit, tolong maafkan aku" Ucap Afida dengan rasa takut.
"Demi Adit, kali ini aku tidak akan berdebat denganmu. Ingat, tidak ada kesempatan yang lain" kata Arsa dengan dingin. Adit merasa sangat kagum dengan Arsa. Dia berfikir, jika mungkin bisa naik ke mobil Arsa.
Kemudian, Arsa mengalihkan pandangannya ke Adit lagi.
"Arsa... Kamu... Kamu" Adit tergagap saat akan mengucapkan sesuatu. Iya sangat shock. Sepengetahuan Adit, Arsa dan keluarganya sangat miskin. Tapi, bagaimana mungkin Arsa bisa memilik Lamborghini. Adit masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Adit, masuklah ke dalam mobil. Aku akan mengantarmu kembali ke Asrama. Aku akan memberitahumu di jalan." Arsa menepuk bahu pria gendut itu.
"Sayang, cepatlah! Aku dan Nina bisa cari taxi saja." Afida buru-buru mendorong pria gendut itu. Iya berpikir bahwa hubungan dengan Arsa dan kekasihnya harus lebih baik. Wanita itu sangat berharap jika Arsa akan terus berteman baik dengan Adit. Sehingga, dia akan mendapat keuntungan juga. Adit mengangguk dan mengikuti Arsa masuk ke dalam Lamborghini dengan ekspresi penuh bahagia di wajahnya.
Di dalam mobil.
Deru suara mesin mobil Lamborghini meninggalkan kerumunan mata yang memandangnya dengan penuh kekaguman.
"Mobil Lamborghini memang sangat keren." Arsa tersenyum. Temannya itu punya sebuah mobil di rumah. Saat itu, Adit biasanya mengendarainya secara diam-diam dan membawa ke asrama kampus. Terkadang, Iya menggunakannya hanya untuk sekedar bersenang-senang dengan Arsa. Iya juga yang mengajari Arsa untuk mengemudi.
"Tidak perlu dikatakan lagi! Supercar ini adalah Lamborghini dan mesin V12. Aku tidak pernah bermimpi bisa mengendarai mobil seperti ini" Adit tampak bersemangat. Setelah itu, iya menoleh dan menatap Arsa. Mau tidak mau bertanya.
"Arsa, bisakah kamu memberitahuku sekarang? Apa yang terjadi? Bagaimana kamu bisa membeli Lamborghini? " Tanya Adit dengan penasaran. Iya masih merasa bahwa dia sedang bermimpi.
"Adit, apakah kamu kenal Andi Sudirnyo? " Tanya Arsa dengan tersenyum.
"Andi Sudiryo? Dia orang terkaya di Indonesia. Siapa yang tidak kenal dengan nama Andi Sudiryo." Kata Adit.
"Aku cucunya." Arsa kembali tersenyum.
"Apa Kamu bilang... Kamu adalah cucu dari Andi Sudiryo? " Adit menatap heran , dan suaranya terdengar sangat tajam, seakan iya tak percaya.
"Arsa... Kamu... Apakah kamu sedang bercanda? Kamu adalah cucu Andi Sudiryo? " Nada bicara lelaki di samping Arsa tersebut masih sama. Arsa pun tidak bisa menyalahkan adit karena tidak mempercayainya.
"Aku baru tahu beberapa hari yang lalu. Awalnya aku juga tidak percaya, tapi memang begitu kenyataanya. Apa menurutmu aku mampu membeli Lamborghini?" Adit hanya mengangguk, dan bahkan dengan Lamborghini ini sebagai bukti. Adit bisa mempercayainya.
"Dan juga, tahukah kamu mengapa pak Rudi dipecat?" kata Arsa sambil mengemudi.
"Kenapa?" Adit tampak penasaran.
"Karena aku menyumbangkan uang 1 milyar ke Universitas dan meminta rektor untuk memecatnya. Sesederhana itu" kata Arsa.
"Ya Tuhan! Pemuda kaya misterius yang menyumbang 1 milyar itu sebenarnya adalah kamu?" Mata Adit hampir copot karena melotot terkejut.
"Aku paham sekarang mengapa kamu mengatakan bahwa kamu tidak takut pada pada pak Rudi saat itu. Hal itu sangat tidak bisa aku percaya. Aku fikir kamu sedang kerasukan jin. Ternyata kamu punya keyakinan mutlak untuk mengeluarkan pak Rudi dari kampus" Kata Adit sambil menepuk paha Arsa. Iya melanjutkan keheranannya saat itu dengan penuh semangat.
"Waktu itu aku tidak pernah mengerti kenapa kamu menantang Regan dan bahkan menyakitinya. Tapi sekarang aku sudah tahu. Karena kamu adalah cucu dari orang terkaya. Latar belakangmu sepuluh ribu kali lebih tinggi darinya" Adit berkata dengan menggebu-nggebu. Sedangkan Arsa hanya mendengarkan. Smeua ketidaktahuan Adit membuatnya hanya bertanya mengapa. Tapi setelah semuanya terungkap, Adit jadi mengerti mengapa semua ini terjadi.
"Keren... Hal ini sangat luar biasa"
"Apa yang kamu katakan Itu benar" Jawab Arsa sambil mengangguk dan tersenyum. Adit merasa sangat bersemangat sehingga dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia hanya bisa terus memuji semua hal tentang betapa kaya dan berkuasanya Arsa sekarang.