Hai ketemu lagi sama karya terbaru mommy, yang suka bisa lanjut baca ya, kalau memang tidak suka dan lainnya kasih komentar ya, jangan di rate terima kasih.
Pernikahan akbar anak keluarga terkaya dan terpandang namun nyatanya tidak menjanjikan akan berjalan lancar. Tepat di hari H Galih di tinggalkan oleh calon istrinya.
"Tidak ada, kak," ucap Gina adik dan juga sahabat calon istrinya setelah mencari ke ruangan make up.
"Bagaimana ini, Lih! Acara satu jam lagi!" Bingung dan panik Mulan sebagai orang tua.
"Cepat cari sekali lagi! Jika memang tidak ada terpaksa kita batalkan!" perintah Galang sang Papa pada asisten dan anak buahnya disana.
Setelah 30 menit tidak ada hasil, Galih yang sudah sangat kacau saat ini. Melihat seorang gadis yang masuk dari pintu samping bertepatan dengan matanya mengarah padanya.
"Tidak akan ku biarkan dia menghancurkan dan mempermalukan keluargaku! Dia akan menjadi istriku!" tekad Galih yang menuju ke arah wanita itu.
"Maukah kamu menikah dengan ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Apa yang kamu tanyakan Mas? Sementara jawabannya sudah pasti kamu ketahui. Kamu mau mendengar apa Mas? Bila aku jawab tidak, apakah membuatmu senang dan akan merubah saat ini? Bila aku jawab iya, apakah tidak membuatmu semakin sakit di hati? Bila aku jawab belum saat ini, namun akan berusaha mencintainya? Apakah itu tidak lebih menyakitkan kamu dari semua alasanku karena namamu telah di ganti nama suamiku.
Mas, jika aku bisa memilih tentu saja bisa menikah denganmu dan hidup bahagia dengan cinta kita. Tapi apa? Cinta tulus saja tidak bisa menjamin untuk bisa berjodoh. Tuhanlah yang menjadi menentu nasib cinta kita. Batin Rosa.
Tersenyum Rosa menatap sang mantan tengah lemas dan lemah.
"Jangan bertanya sesuatu yang akan menyakiti kita semuanya, Mas," jawab Rosa yang menggenggam tangannya.
"Aku harap kamu bisa melepaskan aku bersama dengan jodoh yang telah di gariskan Tuhan. Aku tidak bisa menyakitimu lebih dari ini lagi Mas, mohon jangan siksa dirimu lagi dengan hal yang akan merugikan diri sendiri." Lanjut Rosa.
"Aku harus kembali bekerja dulu, nanti pasti akan kemari lagi Mas," pamit Rosa kemudian melepaskan genggaman tangan Dirga.
Rosa tidak menoleh ke belakang lantas membuka pintu dan menutup kembali.
"Bang, sudah lama?" Tanya Rosa yang terkejut.
Hanya senyuman dari Galih. Sudah paham betul jika Galih begitu jawabannya.
"Ayo ikut aku Bang," ajak Rosa yang menggandeng tangan suaminya.
Jam istirahatnya sudah tinggal sebentar lagi. Namun karena sudah malam tidak terlalu ramai rumah sakit tentunya. Jadi banyak waktu kosong yang bisa dia gunakan jika sekedar untuk makan malam isi perutnya.
"Ti, jadwalku hanya periksa anak di ruang 12 dan 13 kan?" Tanya Rosa.
"Iya, benar Ros. Setelah itu sudah tidak ada lagi," ucap Tati.
"Ya sudah aku kesana dulu," ucap Rosa yang mengambil papan untuk tugasnya.
Galih? Setia mengikuti kemana istrinya pergi. Tentu saja Rosa yang terus menggandeng Galih.
Untung malam, coba kalau sore atau siang hari sudah pasti jadi bahan omongan yang berada du rumah sakit. Tapi sungguh aku menyukai ini. Dia tidak banyak bertanya padaku hanya sadar akan kewajibannya padaku. Batin Galih.
Setelah dua pasien yang dia bantu mengecek untuk malam seebelum tidur, apakah infusnya habis atau belum? Apakah ada keluhan atua yang lainnya. Hingga selesai Rosa, kembali ke tempat jaganya.
"Aku sudah selesai, jika Dr. Irna mencariku aku ada di kantin, Ti," ucap Rosa.
"Oke," jawab Tati yang memang tengah memasukkan data tugasnya.
"Ayo Mas." ajak Rosa yang semakin mengeratkan tubuhnya pada Galih.
Hanya menyambut tangan Rosa agar dirinya bisa dekat, bahkan salah satu gunung kembarnya Rosa sudah menempel pada bagian tubuh suaminya.
Tersenyum dan melihat sekilas pada wajah ayu istrinya yang membawa mereka ke kantin rumah sakit yang tampak sepi disana.
"Bang, mau makan apa?" Tanya Rosa.
"Apa saja, aku tidak pernah memilih makanan," jawab Galih.
"Hem, jika begitu kita ga usah disini. Kita keluar saja, disamping rumah sakit ada sate yang rasanya enak, itu menurutku Bang," ucap Rosa.
"Kebetulan aku juga suka sate. Ayo!" ajak Galih.
Akhirnya keduanya tidak jadi masuk ke dalam kantin, tetapi arah samping rumah sakit. Tampak penjual sate yang sudah mengenal Rosa.
"Neng, pesan seperti biasa?" Tanya penjual sate.
"Iya, Akang. Kali ini bikin dua yang sama kayak aku pesan." ucap Rosa.
"Eleuhhh eleuhhh neng geulis tumben jeung sala kina? Menie kara sep emeunnn," puji akang tukang sate.
"Iya, Kang. Ini suami saya," kenalkan Rosa.
Galih senyum senyum tampak akrab keduanya namun tidak ada rasa cemburu disana. Ketika makanannya sudah siap langsung diberikan satu piring pada Galih.
"Hem, ini menu kesukaanmu ya Ros?" Tanya Galih.
"Benar, Bang. Apakah suka?" tanya Rosa.
"Jelas, aku suka. Kita punya selera yang sama Ros, jadi ini tidak sulit untuk kedepannya. Benarkan Ros," ucap Galih.
"Hem, kita lihat saja nanti Bang." setuju dengan apa yang di ucapkan Galih sebenarnya tapi Rosa enggan mengakui hal itu.
Jadi Rosa ingat dengan Dirga.
Mas Dirga sangat pemilih, apakah karena dia Dokter? Semua hal yang aku sukai, tapi malah di benci olehnya. Dengan alasan tidak sehat, tidak baik buat tubuh atau berbagai alasan yang kadang membuatnya sakit hati. Tapi berbeda dengan suamiku, ternyata menyukai apa yang aku suka. Batin Rosa.
"Dimakan, Ros. Bukan di lihat terus itu satenya. Keburu dingin nantinya," ucap Galih yang akhirnya membuat tersadar dalam lamunannya.
"Iya, Bang. Nanti kita cari makan di tempat lain lagi mau?" ajak Rosa yang masih penasaran apakah punya lidah yang sama soal makanan?
"Oke, kemanapun kamy ajak aku pasti mengikutinya. Apakah mau melakukannya setelah jam kerjamu berakhir malam ini, Ros?" Tanya Galih.
"Hem, boleh saja, Bang. Tapi aku mau ke tempat Mas Dirga dulu. Boleh Bang?" ucap Rosa dengan mereka makan satenya.
"Boleh, Ros. Nanti aku temani tapi di luar ruangan saja," jawab Galih.
"Abang ikut masuk saja denganku ga pa pa," ajak Rosa.
"Tidak, Ros. Selesaikan masalah berdua kalian dulu. Nanti baru kembali padaku lagi. Ini tidak akan membuatku semakin sakit jika aku tetap disana bersama kalian," ucap Galih.
"Baiklah, Bang. Terima kasih kamu sangat baik padaku dan sangat pengertian." ucap Rosa.
"Karena kamu tanggung jawabku, Ros. Aku akan selalu mendukung dan menjagamu," jelas Galih.
Akhirnya makan keduanya telah selesai mereka habiskan. Lalu keduanya masuk kedalam rumah sakit kembali. Dirga yang menunggu tidak jauh dari tempat Rosa berjaga. Sampai jam kerja istrinya berakhir disibukkan dengan hpnya, cek email dan juga WA dari asistennya yang selalu siap memberikan laporannya.
"Ayo, Bang. Aku sudah selesai jam kerjaku," ajak Rosa.
"Sudah! Aku sampai tidak menyadari, Ros," ucap Galih karena melihat laporan yang sudah banyak masuk membuatnya fokus.
Berdiri dan menggandeng Rosa menuju ruang rawat Dirga.
"Ros, yakin akan masuk lagi?" Tanya Galih.
"Iya, Bang. Karena aku sudah bilang sama Mas Dirga akan datang lagi," ucap Rosa.
"Ya sudah, jika memang begitu. Tapi lekas keluar jika ada mak lampir didalam. Jangan sampe aku yang akan marah," bisik Galih.
Tertawa mendengar ocehan dari suaminya itu. Lucu dan menggemaskan saat menatap wajah suaminya sekarang.
"Lucu?" tanya Galih.
"Wajah Abang," jawab Rosa.
"Ada apa dengan wajahku?" tanya Galih tapi Rosa sudah tidak ada disana. Rosa sudah membuka pintunya dan benar apa yang dikatakan Galih ada Dania dan Dinda disana yang menunggu Dirga.
"Mau apa lagi kamu kesini?" ketus Dinda.
"Masih kurang dengan suamimu jadi mencari kakakku?" lanjut Dinda.
...****************...
Terima kasih semuanya yang selalu mendukung dan selalu setia menanti up dari mommy ya.
Like dan komentarnyanya di tunggu.
Kasih hadiah ya yang banyak buat bisa lolos bab 20 terbaik. Terima kasih
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
temukan kebahagian mu...