Terikat Janji

Dua hari sudah Retno tidak pulang ke Mension. Dia sudah memberikan kabar ke suaminya kalau Retno sedang dipanti untuk menenangkan diri. Tidak hanya Retno yang tidak pulang Celine pun juga tidak pulang dengan alasan di harus menemani Ryan.

Hal ini membuat Hartono yakin kalau Retno sudah mengetahui hubungannya bersama Celine. Disaat hatinya sedang galau akan kedua wanitanya itu, Hartono harus bersikap biasa saja didepan putrinya karena sudah tiga hari putrinya tinggal di Mension dan menikmati semua fasilitas yang ada di Mension

"Pagi sayang ' ucap Hartono kepada putrinya yang sedang menikmati sarapannya.

"Pagi juga pa" jawab Diana. "kemana mama Retno dan kakak Celine pa?" tanya Diana. Diana juga akhirnya bertanya setalah dua hari dia bersikap untuk acuh akan kondisi dimension papanya itu.

"Mama Retno sedang dipanti asuhan yang dia miliki sebelum menikah dengan papa" ucap Hartono, " kalau Celine sedang menemani kekasihnya yang sedang liburan disini" ucap Hartono lagi sambil menikmati sarapannya.

Diana yang mendengar kalau Celine sedang bersama Ryan hatinya menjadi sakit namun dia memendam itu semua dan seolah olah dia tidak peduli akan hubungan Celine tersebut.

"O ya, kapan Diana mau main kantor, udah saatnya kamu pelan pelan belajar mengenal lingkungan kantor yang kelak akan kamu pegang" ucap Hartono.

"iya pa, rencananya siang ini setalah pulang kuliah. kebetulan hari ini hanya ada satu pelajaran saja" ucap Diana.

" papa tunggu dikantor" ucap Hartono sambil beranjak dari meja makan dan segera pergi kekantor.

Lalu Diana pun langsung menyelesaikan sarapannya dan bersalaman dengan papanya.

Ada rasa sakit hati atas sikap masa lalu papanya itu terhadap mama dan dirinya . namun semua harus Diana ikhlaskan demi mamanya. Dia tak ingin papanya mengganggu kehidupan mamanya yang sudah berdamai akan segala hal yang terjadi kepadanya dan menikah dengan lelaki yang sangat mencintai dan menghargai mamanya.

Saat jam siang Diana menepati ucapannya untuk berkunjung ke kantor papanya itu. Sampai di lobby kantor Diana langsung ke resepsionis untuk meminta ijin bertemu dengan ayahnya.

setalah beberapa menit munculnya seorang wanita yang cantik menemui Diana dan mengajaknya keruangan Hartono.

"mmmmm.... Sepertinya kita pernah ketemu?" ucap Diana kepada wanita yang sedang bersamanya di lift menuju ruang Hartono.

Wanita itu hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Ah... Aku inget, mbak yang mobilnya aku tabrak itu ya" ucap Diana." bagaimana mobil mbak, apakah ada kerusakan yang parah mbak?" tanya Diana.

"Iya aku pemilik mobil itu, dan mobilku hanya lecet ringan dan sudah di rembes biaya perbaikkan ke kantor, karena kan itu mobil kantor" ucap Puspita sambil tersenyum.

"O.... Syukurlah kalau begitu hehee... Mbak bekerja disini ya?" tanya Diana.

"Iya saya sekertaris papanya nona Diana " jelas puspita.

Dan merekapun akhirnya saling mengenalkan diri masing masing.

*****

Hari ini adalah hari yang sangat penting untuk Edwar karna secara resmi di dilantik sebagai CEO menggantikan. Ayahnya.

Ayahnya sangat terburu buru dalam hal pergantian ini dikarenakan dia ingin berkeliling dunia bersama istrinya setalah pernikahan Edwar. Dan sebelum semuanya makin sibuk dengan rencana pertunangan dan pernikahan Edwar dan Diana, Albert ingin menyelesaikan dahulu pergantian pemimpin dikantornya itu.

"Papa harap kamu akan menjadi pemimpin yang lebih hebat dari pada" ucap Albert kepada putranya itu di ruangan yang sekarang sudah menjadi ruangan Edwar .

"Iya pa, tapi Edwar tetap masih membutuhkan bimbingan papa" ucap Edwar.

Merekapun akhirnya berbincang santai diruang kerja baru Edwar, membahas apa saja yang harus dilakukan Edwar kedepannya demi kemajuan perusahaan yang dia pimpin mulai saat ini.

******

Akhirnya kamu Dateng juga, kemarilah" ucap Hartono kepada Diana yang baru saja masuk keruangan bersama Puspita. "mau minum apa, nanti Puspita akan mencarikannya untukmu" ucapnya lagi sambil menyuruh Puspita menawarkan aneka minuman dan cemilan.

"Apa saja yang penting dingin" ucap Diana. Lalu Diana mendekati papanya dan duduk dihadapan papa yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Carikan minuman yang dingin dan cemilan yang manis untuknya" ucap Hartono kepada Puspita. Dan Puspita pun beranjak pergi dari ruangan itu untuk memesan minuman dan cemilan untuk putri bosnya.

"Hari ini calon suamimu resmi menjadi CEO di Svin, perusahaan papanya, dan papanya berharap kita bisa menghadiri acara makan malam untuk merayakan hal itu bersama mama Retno dan mama Lili" ucap Hartono.

"Diana ikut saja mana baiknya menurut papa" ucap Diana. Lagian Diana pun tidak dapat menolak apapun yang sudah menjadi keputusan Hartono jadi Diana hanya ingin berusaha menjadi anak penurut demi kebaikan mamanya saja.

" Baiklah, papa yang akan atur itu semua". Ucap Hartono.

Hanya satu jam Diana diruangan papanya. Setelah itu Diana diajak Puspita untuk berkeliling kantor sambil mendengarkan penjelasan dari Puspita. Pelan pelan Diana mengagumi puspita. Dia melihat Puspita adalah wanita yang cantik, anggun dan pinter, Diana kelak ingin seperti Puspita.

Setalah room tour semua ruangan Diana dan Puspita bertukar no telpon agar mudah saling berkomunikasi apalagi Hartono meminta langsung kepada Puspita untuk membimbing Diana dalam mempelajari apa saja tentang N's, dimana kelak akan Diana pimpin.

Memang usia Diana masih sangat muda namun Diana harus sejak dini tahu akan N's karna Hartono ingin kelak setelah Diana menggantikan dirinya,Diana akan menjadi sosok yang kuat dan hebat melebihi dirinya. apalagi sebentar lagi Diana akan ada kegiatan kerja nyata dari tempat dia berkuliah.

*******

"Ryan. Aku ingin Minggu ini kamu melamar ku, aku tidak ingin memakai gaun pengantin dengan perutku yang besar. " ucap Celine kepada Ryan yang sedang duduk dihadapannya itu.

Saat ini mereka sedang makan siang di restoran yang ada di hotel dimana Celine menginap selama dua hari ini untuk menghindari Hartono dan mamanya.

"iya sayang, aku usahakan sebelum. Kembali ke negara K semua sudah beres" ucap Ryan sambil memegang tangan Celine.

********

*Mari kita bercerai mas* ucap Retno kepada suaminya yang baru saja memasuki kamar mereka.

*Apa maksudmu Retno" tanya Hartono dengan muka yang memerah karna menahan marah akan ucapan Retno barusan.

" Aku sudah melihat sendiri dan mengetahui semua nya mas, jadi berhentilah bersandiwara lagi, aku sudah tau semuanya mas!" ucap Retno penuh penegasan kepada suaminya itu.

"Tenanglah sayang.... mari kita bicarakan semua ini dengan kepala dingin" ucap Hartono sambil mendekati ke Retno dan ingin memeluknya.

Namun Retno langsung menjauh dari Hartono dan menuju jendela kamar dan membelakangi Hartono begitu saja.

"Aku tidak ingin hidup bersama lelaki yang telah menipuku!" ucap Retno penuh penegasan.

"Aku tak ingin berpisah denganmu Retno, kamu tau kan bagaimana pengorbananku untuk agar kita bisa bersama" ucap Hartono sambil mendekatkan dirinya dengan Retno yang sedang berdiri didepan jendela memandangi langit malam yang gelap. "Apapun maumu aku turuti tapi tidak dengan perpisahan, aku tidak akan melakukan hal itu" ucap Hartono tegas.

"Kamu sangat tamak mas" ucap Retno. "ku merasa cintamu palsu mas" ucapnya lagi sambil meninggalkan Hartono dan pergi dari kamar mereka.

Malam ini Retno kembali kerumah hanya ingin membahas perceraian mereka. karna Retno tidak bisa hidup dalam kepalsuan. Sudah cukup 5 tahun atau bahkan lebih dia dibohongi oleh lelaki yang katanya sangat mencintainya itu.

Retno menuju kamar tamu. Malam ini dia belum mau atau tidak akan mau lagi sekamar dengan Hartono.