Kisah cinta si kembar Winda dan Windi. Mereka sempat mengidamkan pria yang sama. Namun ternyata orang yang mereka idamkan lebih memilih Windi.
Mengetahui Kakanya juga menyukai orang yang sama dengannya, Windi pun mengalah. Ia tidak mau menerima lelaki tersebut karena tidak ingin menyakiti hati kakaknya. Pada akhirnya Winda dan Windi pun tidak berjodoh dengan pria tersebut.
Suatu saat mereka bertemu dengan jodoh masing-masing. Windi menemukan jodohnya terlebih dahulu dibandingkan Kakaknya. Kemudian Winda berjodoh dengan seorang duda yang sempat ia tolak lamarannya.
Pada akhirnya keduanya menjalani kehidupan yang bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Launching
Javier hanya melihat Kirana dari balik kaca mobilnya yang gelap. Jangan sampai Kirana tahu kalau saat ini dirinya sudah sembuh dan hampir berjalan normal. Saat itu dia marah bukan karena ia sayang kepada Kirana tapi karena ia merasa hanya dimanfaatkan saja oleh Kirana. Namun saat ini Javier sudah bisa mengontrol diri. Karena kalau tidak, kepalanya akan terasa sakit.
Abi Tristan baru saja sampai di rumah. Ia menceritakan pertemuannya dengan Babah Javier kepada Bunda Salwa. Bunda Salwa mendengarkan dengan baik.
"Jadi Javier ditinggal sama calon istrinya, hanya karena dia kecelakaan bi?"
"Iya."
"Tapi kok dia cepat sekali langsung berpindah hati ya, bi?"
"Jangan su'udon dulu. Kita tidak tahu kehendak yang di atas. Allah bisa membolak-balikkan hati manusia, bukankah begitu bun?"
"Astagfirullah... iya kamu benar by."
Jika membicarakan tentang anak-anak mereka, memang tidak ada habisnya.
Satu jam kemudian, Winda sampai di rumah. Ia tampak lelah sekali.
"Bagaimana hari ini, Winda? "
"Alhamdulillah beberapa klien yang datang dan menetapkan tanggal, Bunda. Tadi juga Windi sama Jeje habis observasi tempat acara yang akan diadakan satu minggu lagi."
"Bunda buatin susu untuk kamu. Sana mandi dulu."
"Makasih, bunda."
Tidak lama kemudian, Windi pun sampai di rumah. Ia memasukkan motornya je dalam garasi. Kemudian ia masuk ke rumah dengan bersenandung riang.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam. Kebetulan kamu juga datang. Ini Bunda bikin susu buat kamu dan Winda."
"MasyaAllah, terima kasih bundaku. Beginilah kalau anak gadis di rumah sendiri ya, bun. Suatu saat kalau aku sudah menikah, pasti akan merindukan masa-masa seperti ini."
Mendengar ucapan Windi Bunda Salwa mendadak sedih. Ia ingat cerita suaminya tadi. Bunda Salwa tidak memakai cadar. Jadi raut wajahnya terlihat jelas.
Windi duduk di sofa ruang tengah dan meminum susu buatan sang Bunda.
"Bunda, kok sedih? Windi salah ngomong ya, bun?"
"Ti-tidak, kamu nggak salah ngomong. Sudah, lanjutkan minumnya! "
Winda datang menghampiri mereka.
"Ini punyamu, Winda."
"Makasih, Bunda."
"Iya, Sama-sama."
"Ya Allah kalau diijinkan aku ingin mereka berdua tetap tinggal bersama kami setelah menikah nanti. Tapi kalau pun tidak, semoga mereka mendapatkan kebahagiaan di keluarga barunya."
Batin Bunda.
-
Di rumah Babah.
Javier baru saja sampai di rumah. Ia masuk ke dalam rumah, namun tak menemukan keberadaan kedua orang tuanya. Biasanya mereka duduk di ruang tamu, atau di ruang keluarga.
"Mbok Siti, kemana Babah dan Ummah?"
"Tadi Tuan baru datang terus langsung ke kamar, den. Nyonya juga masuk kamar."
"Oh... ya sudah. Terima kasih, mbok."
"Iya den, Sama-sama. "
Javier pun masuk ke dalam kamarnya. Javier mulai sibuk dengan persiapan launching produk barunya. Jadi ia pun melanjutkan pekerjaannya di rumah.
Sedangkan Babah dan Ummah sedang musyawarah di dalam kamar.
...----------------...
Dua hari kemudian.
Perusahaan Javier akan mengadakan acara syukuran untuk produk terbarunya hari ini. Kebanyakan sudah mengundang beberapa pengusaha ternama. Babah pun mengundang beberapa temannya. Acara diadakan di salah satu hotel yang ternyata milik Abi Tristan.
Segala persiapan sudah direncanakan dengan matang. Dua hari ini Javier mencoba fokus dengan pekerjaannya, meskipun kenyataannya bayang-bayang Windi tak dapat hilang dari ingatannya.
Saat ini Javier dan keluarganya sudah siap. Mereka sudah berada di tempat acara. Mereka nampak serasi dengan pakaian serba hitam. Babah harap-harap cemas menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Namun karena acara harus dimulai, Javier pun ke depan untuk membuka acara.
Sementara tamu yang ditunggu Babah masih berada di perjalanan.
Sebenarnya Winda dan Windi tidak mau ikut ke acara tersebut. Namun Bunda membujuk Winda dan mengatakan rencana mereka. Akhirnya Winda membujuk Windi agar ikut juga.
"Abi, sebenarnya kita mau ke mana?" Tanya Windi yang saat ini satu mobil dengan orang tuanya dan juga Winda.
"Ke hotel kita."
"Ya ampun, jadi acaranya di hotel kita?"
"Iya, Pak Haji mengadakan acara di hotel kita."
"Ini kita diundang semua, bi?"
"Iya, Datang juga diundang kok."
Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di hotel. Mobil Fadil berada di belakang mereka.
"Sebentar kita tunggu Fatan sampai."
Dan akhirnya Fatan pun sampai. Mereka masuk ke dalam ber sama-sama. Ternyata saat sampai di dalam, acara sudah dimulai beberapa saat yang lalu. Dan di depan sedang ditayangkan iklan produk yang akan dilaunching kan.
"Assalamu'alaikum, pak Haji."
"Wa'alaikum salam, Pak Tristan."
"Maaf kami terlambat. Saya harus mengkoordinir anak-anak dan menantu saya."
"MasyaAllah jadi ini anak-anak dan menantu anda?"
"Iya, perkenalkan ini istri saya."
Bunda Salwa menangkupkan kedua tangannya. Sedangkan kepada Ummah, Bunda Salwa menjabat tangan dan saling merangkul.
"Senang bisa bertemu dengan anda Nyonya Salwa."
"Saya juga, Bu Haji."
Bunda Salwa memperkenalkan anak-anak dan menantunya kepada Babah dan Ummah. Mereka terkejut saat tahu gadis yang diincar putranya ada dua.
"Yang ini Winda, dan ini Windi, Bu Haji."
Ummah mencium pipi Winda dan Windi.
"MasyaAllah, anda beruntung sekali memilik anak kembar. Bukan hanya dua tapi ada empat."
"Lebih tepatnya lima. Yang pertama kembar tiga, lalu kembar dua."
Mereka dibawa masuk ke dalam. Karena tidak ada kursi lagi, mereka duduk di meja paling ujung.
Sebenarnya Noval dan Om Ricky juga diundang. Mereka datang lebih awal.
Sesaat kemudian Javier memberikan sambutan di depan. Ia bukan hanya mengucapkan Terima kasih kepada tamu yang datang, Namun ia juga memperkenalkan produk barunya serta memaparkan manfaatnya.
Windi terkejut saat tahu acara yang ia hadiri adalah acara perusahaan milik Javier. Dan produk yang saat ini tengah launching adalah hasil dari desainnya.
"Apa ini hanya sebuah kebetulan?" Batin Windi. Ia tercengang melihat Javier dengan gagahnya berdiri di depan.
Abi dan Bunda Salwa saling melirik memberi kode.
Semua tamu undangan memberikan tepuk tangan untuk Javier.
Setelah Javier turun, Babah naik untuk memberi sambutan.
"Pada kesempatan kali ini, kami sekeluarga sangat berbahagia. Karena bukan hanya produk baru yang akan launching, tetapi juga karena kesehatan putra jami sudah membaik dan semangatnya yang sudah kembali. Kami sangat bersyukur kepada Allah. Mungkin banyak yang tidak tahu kabar kecelakaannya, karena kami sengaja menutupinya. Kami anggap itu adalah cobaan untuk mengangkat derajatnya. Malam ini kami juga akan mengumumkan pertunangan putra Kami Javier dengan seorang gadis pilihannya."
Jedar
Bagai disambar petir di siang bolong. Javier mendadak emosi mendengar pernyataan Babahnya. Ia tidak menyangka jika orang tuanya akan mengambil keputusan sebelum meminta persetujuannya. Apa lagi mereka mengumumkan di acara yang cukup penting baginya. Ia ingin marah, namun ia tidak ingin mempermalukan Babahnya.
"Ummah, apa-apaan ini? Kenapa kalian tega sekali mengambil keputusan tanpa sepengetahuan ku? Apa kalian tidak belajar dari kasus Kirana?"
Javier nampak frustasi. Ummah ketar-ketir takut jika Javier akan meluapkan emosinya. Namun Kanzha menenangkan adiknya. Sejak kecelakaan itu, emosinya sering menggebu.
Bersambung...
...****************...
hari minggu gak ada kata libur ya kak, jadi maaf gak bisa double up.
Author masih bikin pesanan, jadi stay depan oven 😄 happy reading kakak 😘
Tar nyesel lho kalau ditikung pria lain
Anak sama ibu sudah kasih lampu hijau
Ayo onty mimi bu dosen baru besuk Khaira ke rumah sakit, ajak bunda winda to menemani 😁😁😊