Season dua nya dari " ISTRI CANTIK TUAN MUDA KEJAM "
Namaku Alisya Aura Kharisma, kehidupan ku sangat penuh dengan kasih sayang, aku terlahir dari keluarga serba ada, tapi satu hal yang tidak aku miliki adalah cinta.
Cinta ku jatuh pada seorang pria tampan, CEO kejam yang kini tengah di jodohkan dengan ku, senang? tentu saja aku senang mana ada terpaksa-terpaksa nya apalagi yang di jodohkan dengan ku itu adalah cinta masa monyet ku.
Albiansya Ammar Raid itulah nama pria yang di jodohkan dengan ku, sikap nya acuh dan dingin, tapi hal itu sama sekali tidak membuat keinginan ku buyar, aku mencintai nya dan aku yakin cintaku akan terbalaskan.
"Jangan pernah mengharapkan balasan cinta dariku, karna sampai kapan pun cinta itu tidak akan pernah ada." kata-kata itu sering aku dengar.
"Kakak..!! jangan panggil aku Lisa Aura Kharisma kalau aku tidak bisa mendapatkan cintamu." ucapku tegas dengan wajah percaya diri.
Jangan lupa like coment and Vote !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bakso.
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Sepulang nya mencari sarapan Bian kembali mengendarai motornya dengan Lisa yang di bonceng nya, keduanya menikmati jalanan yang macet dengan piyama couple yang masih menjadi pusat perhatian orang.
"Kak stop dulu, aku mau beli itu." tunjuk Lisa pada jajanan yang ada di pinggir jalan.
Bian memberhentikan motor nya lalu matanya menatap aneh pada gerobak yang menjual bakso itu.
"Lisa, aku bisa membelikan mu makanan yang lebih sehat dan hijinis tentu nya." ucap Bian, dia merasa makanan yang ada di pinggiran jalan itu tidak lah sehat.
Bukan nya menjawab Lisa malah menarik tangan Bian untuk duduk di tempat duduk yang di sediakan tukang bakso nya.
"Bang bakso nya dua mangkok ya." kata Lisa, diangguki cepat si tukang bakso.
Bian duduk sambil memperlihatkan wajah tidak suka nya, "Nanti kamu sakit perut, Lisa." kata Bian memberikan peringatan.
Lisa menggelengkan kepalanya, "Masa iya makan bakso langsung sakit perut, tenang aja aku sering makan bakso di daerah sini kok, dan rasanya enak ko dan yang lebih penting ngak bikin sakit perut seperti yang kamu bilang." sahut Lisa sewot.
"Tapi ini makanan di pinggir jalan Lisa, kamu lihat kan tempatnya, kotor banyak asap lagi." Bian masih mencari alasan agar Lisa tidak jadi makan bakso.
"Tempat nya bersih ko, lagian kamu harus cobain dulu bakso nya aku yakin kamu bakalan langsung doyan secara bakso ini rasanya Mantup banget." kata Lisa lagi, meyakinkan Bian.
Tadi keduanya memang berniat sarapan bubur kacang hijau di restoran, tapi Lisa hanya memakan sedikit karna tidak tahan melihat Bian yang terus mengoceh karna menjadi pusat perhatian di restoran.
Bakso sudah tersaji di meja, Lisa menatap bakso itu dengan wajah yang sangat antusias, lain halnya dengan Bian yang nampak ngeri melihat makanan berbentuk bulat itu.
Lisa mengambil sambal lalu memasukan beberapa sendok sambal ke mangkok yang berisikan bakso nya, Bian yang melihatnya melotot.
"Jangan banyak-banyak, itu tidak baik nanti kamu kepedasan." ucap Bian melarang.
"Ngak papa aku udah biasa." jawab Lisa sambil ingin menyuapkan bakso ke mulutnya.
"Aku bilang jangan ya jangan." tegas Bian mengambil alih mangkuk bakso itu, dan sesendok bakso yang di pegang Lisa pun jatuh ke tanah membuat Lisa kesal.
Lisa melirik Bian dengan kesal. "Ya udah kamu makan itu." tunjuk nya pada bakso berkuah merah cabai itu.
Bian melihat sekilas kuah bakso itu lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak mau makan-makanan aneh ini, apalagi tempat ini kotor." tolak Bian, sambil melihat sekelilingnya lagi.
"Ya sudah, kalau ngak di makan biarin aku aja yang makan, sayangkan udah di pesan ngak dimakan." ucap Lisa ingin mengambil alih mangkuk berkuah merah cabai itu.
"Aku akan memakan nya, kamu makan yang itu saja, jangan memakai cabai, aku ngak mau anak kita kenapa-kenapa karna makan pedas." tegas Bian.
Mau tak mau Bian harus mengalah, dia tidak mau Lisa memakan makanan itu, Bian takut anak-anaknya yang di perut Lisa kenapa-kenapa karna Lisa yang memakan makanan pedas itu.
Saat suapan pertama Bian melakukan nya dengan tangan yang sedikit gugup, ini adalan pertama kalinya Bian memakan makanan pinggiran, kehidupan mewah membuat Bian lebih sering makan di restoran elite dan berbanding dengan Lisa meski sejak kecil hidup bergelimang harta tapi Lisa selalu membiasakan dirinya dengan hidup sederhana dan apa adanya.
Melihat Bian yang sedang mengunyah bakso, sungguh demi apapun Lisa ingin tertawa geli melihat ekspresi Bian yang manahan pedas, nyatanya ini memang rencana Lisa yang ingin mengerjai si sombong Bian, sikap Bian yang arogan kadang membuat Lisa kesal dan ini adalah pembalasan nya.
"Minumlah." ucap Lisa menaruh segelas teh manis di samping mangkuk Bian.
"Tidak, ini bukan apa-apa." ucap Bian menolak tawaran Lisa.
Lisa mengangkat bahunya tidak perduli, dia kembali memakan makanan bulat itu, tanpa kuah cabai tentunya, Lisa juga tau kalau dia sedang hamil, dan sudah beberapa minggu ini Lisa memang mengurangi makanan pedas nya.
Dengan mati-matian Bian menahan rasa pedas yang menyerang nya, Lisa benar-benar membuatnya kepedasan dengan memberikan bakso berkuah cabai pada nya.
"Aku bisa, tahan Bian kamu tidak boleh memperlihatkan sisi lemah mu." batin Bian bergumam.
Image nya terlalu tinggi, Bian tidak akan melakukan hal yang membuatnya malu di hadapan Lisa, meski saat ini Bian benar-benar sedang ingin berteriak karna tidak kuat menahan rasa pedas nya.
Setelah pulang sarapan bubur kacang hijau dan makan bakso Bian dan Lisa sampai di rumah kontrakan nya, Lisa yang akan masuk malah di kagetkan dengan Bian yang berwajah pucat dengan tangan yang terus memegangi perut.
"Kak, apa yang terjadi? kenapa wajah kakak pucat?." Lisa memegangi kepala Bian, namun tidak panas, dan dia melihat Bian yang nampak imenahan sakit.
Bukan nya menjawab Bian malah langsung berjalan ke arah kamar mandi, dan saat masuk Bian menatap aneh pada kloset jongkok itu, terbiasa hidup mewah membuat Bian tidak bisa melakukan acara membuang hajat dengan berjongkok.
"Astaga, setelah ini aku harus menyuruh Giz untuk memperbaiki kamar mandi disini, kasian bayi-bayi ku mereka pasti akan terjepit jika Lisa terus-menerus berjongkok." gumam Bian.
Karna tidak kuat menahan sakit di perutnya, mau tak mau Bian pun memilih berjongkok, ini adalah pengalaman pertama nya, dan Bian sudah merasa jika hidup susah itu menyiksa.
Lisa membuatkan teh hangat untuk Bian, sesekali dia tertawa kecil karna melihat Bian yang berlari manahan rasa sakit perutnya, Lisa yakin itu karna ulah nya tadi yang terlalu banyak menambahkan sambal cabai nya.
"Kasihan kakak, tapi aku merasa senang mengerjai nya." gumam Lisa, merasa menyesal tapi hatinya merasa senang telah mengerjai Bian.
Sambil duduk di ruang tamu minimalis nya Lisa memainkan ponselnya, dan tak lama kemudian Lisa melihat Bian yang tubuhnya basah kuyup, membuat Lisa mengerutkan keningnya heran.
"Baju kakak kenapa basah? kakak habis mandi ya?." tanya Lisa.
Bukan nya menjawab Bian malah menatap tajam Lisa, dia tidak mau membahas hal memalukan nya tadi di kamar mandi, dimana dia yang sedang membenarkan keran yang terus mengeluarkan air dan berakhir jatuh ke lantai yang sudah di genangi air dari bak, dan sialnya lagi kepalanya membentur gayung.
"Pinjamkan aku baju, aku akan pulang." ucap Bian dingin.
Lisa menahan tawanya saat melihat kekacauan yang ada di kamar mandi nya, dimana gayung cinta yang di belinya dari tukang prabut dapur keliling nampak rusak menjadi terbelah.
"Aku ngak punya pakaian cwo, mungkin kakak bisa pakai ini, tenang aja ini baru." ucap Lisa sambil tersenyum kecil.
Bian menatap tak percaya dengan baju yang di berikan Lisa padanya itu, sebuah daster ibu hamil dengan corak Dora Emon, membuat Bian tidak bisa berkata-kata lagi.
___________
🌹🌹🌹🌹🌹
Masih proses pendekatan ya kak😊