NovelToon NovelToon
Lily With The Cruel Husband

Lily With The Cruel Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Mengubah Takdir
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ncy Jana

Love, Me Please!

Tentang Lily yang berada di antara hubungan Theo dan Shylla.

Tentang Lily yang tidak diinginkan dan dicintai oleh Theo. Hanya Shylla yang diinginkan oleh Theo tapi Lily memisahkan mereka karena suatu malam Lily menjebak Theo karena ingin memiliki Theo agar menjadi suaminya.

Pernikahan tanpa cinta, meski sudah berhasil mendapat Theo Lily tidak merasa bahagia karena dia merasa tertolak dan tidak dicintai oleh suaminya. Lily tentunya iri dan mengharapkan cinta dari suaminya namun Theo lebih mencintai Shylla.

Sakit yang Lily rasakan ketika dia bisa hidup bersama raga Theo tapi hati dan pikiran Theo tertuju pada Shylla. Sakit yang Lily rasakan saat Theo bersikap kejam padanya namun lembut kepada Shylla.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncy Jana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Lily sedang sibuk mengelap meja yang baru saja kosong setelah ditinggalkan oleh pengunjung beberapa saat yang lalu . Sudah sebulan ini Lily bekerja di restoran ini. Setelah selesai bersih-bersih, salah satu rekannya lewat sambil membawa nampan berisi makanan yang ingin di beri kepada pengunjung.

“Lily, tolong antarkan pesanan ke meja no 14.” Seru orang itu pada Lily.

Tanpa banyak bicara Lily langsung mengangguk. Lily melangkah cepat dengan membawa peralatan bersih-bersih itu untuk dikembalikan ke tempatnya.

Tak lama kemudian, Lily kembali membawa nampan dua buah jus dan berjalan mengantarnya pesanan itu kepada pengunjung meja no 14.

“Terima kasih mbak.” Ucap orang yang mengisi meja itu lalu Lily membalasnya

dengan tersenyum ramah.

Ketika ingin kembali melanjutkan pekerjaannya yang lain, Lily tidak sengaja melihat sosok dari luar restoran melalui kaca transparan. Orang itu masuk dan terkejut sekaligus penasaran melihat keberadaan Lily di restoran ini.

“Lily.” Orang itu menyapa Lily.

Lily menunduk sopan, ia mengenali orang itu. “Mas Juan.” Lily kembali menyapanya.

Juan melihat Lily sedikit bingung, “Kamu kerja di sini?” Timbul pertanyaan saat melihat keberadaan Lily di restoran ini.

Lily mengangguk pelan membenarkan pertanyaan Juan.

Juan mengerti. “Sudah lama?” tanyanya lagi.

“Baru sebulan ini.”

Juan tidak banyak berkomentar lagi. Dia kembali ingat dengan tujuannya datang ke tempat ini.“Shaletta ada di ruangannya?”

“Mbak Shaletta—“ Lily terdiam, ia terlihat kebingungan mau mengatakan apa agar Juan tidak menemui Shaletta. Lily ingat, tadi ketika Shaletta datang dia berpesan pada mereka untuk tidak mengijinkan siapapun datang ke ruangan jika ada yang mencarinya.

“Lily.” panggil Juan menyadarkan Lily yang malah termenung.

“Mbak Letta tidak ada mas.”

Juan melihat ke arah luar mencari sesuatu, bibir Juan tersenyum miring ketika melihat sebuah mobil yang dia kenal terpampang jelas ada terparkir di sana.

“Dia ada. Jangan bohong.”

Lily langsung menghentikan Juan yang ingin pergi ke lantai atas. “Mas Juan, itu mbak Shaletta katanya tidak ingin diganggu oleh siapapun.”

“Aku ini pacarnya, bukan orang asing,” jawab Juan membuat Lily jadi bimbang.

Rekan kerja Lily lewat dan menegur Lily untuk kembali melanjutkan kerja. Restoran sedang ramai pengunjung, semua teman-teman sekerja pada sibuk dalam mengambil pekerjaannya masing-masing.

Merasa tidak enak hati, Lily pun terpaksa pergi untuk kembali bekerja, sehingga Juan akhirnya bisa naik ke lantai atas untuk menemui pemilik kafe ini.

Tanpa mengetuk pintu, Juan masuk langsung masuk begitu saja. Dia tersenyum setelah menangkap presensi yang sedang sibuk dengan laptop di meja kerjanya.

Shaletta juga begitu, dia langsung menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara pintu yang dibuka dari luar.Mukanya langsung tampak masam saat tau siapa yang sedang mendatanginya.

“Ngapain ke sini?” tanyanya ketus, tak ada ramahnya kepada tamu yang sedang mengunjunginya.

“Sayang—”

“Stop memanggilku sayang!” potong Shaletta,

“Mulut brengsek mu itu tidak pantas memanggilku seperti itu. Kau tahu aku sangat jijik mendengarnya!” teriak Shaletta dengan marah.

Juan kaget mendengarnya. Sudah sebulan ini ia sulit bertemu dengan Shaletta, sekali bertemu Shaletta malah meneriakinya dan menyambutnya dengan dengan wajah yang tampak marah sekali.

Juan mengabaikan teriakan Shaletta, dia melangkahkan kakinya mendekati meja kekasihnya itu.

“Eh ada apa? Apa maksudmu? Dan juga, kenapa kamu terlihat marah seperti ini?”

Saat Juan ingin mendekati Shaletta, gadis itu sudah membuat pertahan dengan mengangkat tangannya untuk membuat Juan jadi terdiam di tempatnya.

“Pergilah! Jangan sampai aku memanggil security untuk mengusir mu paksa dari sini.”

Juan terdiam setelah mendengar perkataan yang dilontarkan sang kekasih. Juan menyadari kalau kemarahan Shaletta kali ini tidaklah main-main. Sudah terjadi sesuatu yang telah membuat Shaletta marah. Apalagi saat ini Shaletta menatapnya dengan tatapan benci membuat Juan menatapnya kembali dengan pandangan tidak suka.

Tangan Shaletta berpindah mengambil sesuatu dari dalam laci meja kerjanya. Dia membuka map coklat itu dan melemparkan dengan kasar beberapa foto ke atas meja untuk dia tunjukkan kepada Juan.

Mata Juan melotot lebar saat melihat foto-foto itu. Tergambar jelas Juan sedang bersama sepupunya yang bernama Magnolia.

Shaletta masih menatap Juan dengan tatapan berapi-api, “Itu yang kau bilang rapat. Rapat apa sampai-sampai kau bisa datang ke kampus sana? Terus kenapa dia bisa bersamamu? Sejak kapan dia bekerja samamu?” Shaletta menatap Juan sengit.

“Dengar Juan, aku tidak perduli jika kau lebih memilih bersamanya, tapi yang ku sesalkan darimu adalah kebohonganmu. Kau gagal mengenaliku, Juan. Aku paling benci dengan seorang pembohong. Sudah pembual, pembohong pula.”

Juan menggeleng cepat. Dia berusaha untuk mendekati Shaletta untuk menjelaskan kepada kekasihnya itu tapi Shaletta seakan tidak tersentuh langsung memilih menghindar.

“Sha, dengerin aku. Dia itu sepupu aku. Oke aku minta maaf karena aku tidak mengatakan yang sebenarnya.” Kepala Juan mendadak pening.

“Aku akan jelaskan. Pesan yang aku sampaikan padamu waktu itu memang benar, sayang. Aku benar sedang rapat di luar kantor. Pas aku mau berangkat ke kantor lagi, dia nelpon aku dan dia minta tolong buat menjemputnya.”

“Lalu nyempetin singgah ke mall dulu kan buat nemenin dia belanja.” potong Shaletta.

Juan menghela nafas berat.

“Dia minta tolong Sha.”

Shaletta tertawa sumbang mendengarnya,

“Dan kau langsung mau mengiyakannya dengan senang hati. Sementara ke pacar sendiri, kau selalu aja ada alasan. Jangan bilang kalau sebenarnya menyukai sepupumu itu. Ngaku aja kalau kau lebih nyaman bersamanya. Aku tidak masalah kalau itu benar.” Shaletta mencibir.

Juan langsung menggeleng dengan cepat membantah tuduhan tidak masuk akal dari Shaletta. “Kamu ini bicara apa? Aku mana ada menyukainya. Aku cuma mencintaimu, Sha.”

Pret... Omong kosong!

Shaletta langsung menepis tangan Juan yang ingin memegang tangannya, hal itu berhasil membuat Juan merasa gusar ditempatnya.

“Jika kau tidak mencintainya, bisa saja kan dia yang mungkin mencintaimu. Karena dari sekian banyaknya pria, kenapa harus kau yang ditelponnya? Apa hanya nomormu yang tersimpan di kontak ponselnya?”

“Bukan berarti dia mencintaiku hanya karena dia menghubungiku, Sha. Jangan membuat pengertian sendiri.”

“Tapi memang seperti itulah faktanya. Aku perhatikan dari sikapnya sepertinya sepupumu itu benar-benar menyimpan rasa padamu, Juan. Tapi bodohnya kau tidak menyadari itu.”

Shaletta ingat dengan jelas saat dia datang berkunjung ke rumah orang tua Juan untuk menghadiri beberapa acara yang diadakan keluarga besar Juan. Setiap dia datang, Magnolia juga akan ada di sana.

Insting Shaletta merasa kalau ada yang aneh dari sikap sepupu kekasihnya itu. Diam-diam Shaletta selalu mengamati gerak-gerik Magnolia ketika berinteraksi dengan Juan dan juga keluarga pria itu. Perempuan itu seperti sedang berusaha mengambil perhatian keluarga dan berusaha untuk menguasai hati mereka sehingga membuat keberadaan Shaletta sedikit terabaikan. Oleh karena itulah Shaletta jadi sedikit berinteraksi dengan keluarga Juan.

“Seandainya dugaanku itu benar, berarti sepupumu itu tidak tahu diri. Seharusnya dia sadar diri, sudah tahu sepupunya itu sudah memiliki kekasih. Bukannya menjaga jarak dan menjaga perasaanku, dia malah mau jadi pelakor.”

“Shaletta!” Juan meninggikan suaranya, membuat Shaletta kaget bukan main. Juan marah Shaletta sudah memiliki pemikiran seperti itu mengenai sepupunya.

“Tidak perlu membentak.” balas Shaletta juga ikut meninggikan suaranya, dia tidak mau kalah, “Kenapa? Kau tersinggung karena aku mengatai sepupumu seperti itu?”

Seolah tersadar akan kesalahannya, Juan segera meminta maaf dan kali ini dia melembutkan suaranya.

“Sha. Jangan begini, tidak baik mengatai Nola seperti itu. Dia tidak seperti yang kamu pikirkan.”

Nola. Shaletta merasa jengkel ketika bibir Juan menyebut nama sepupunya dengan sebutan itu. Apa itu panggilan sayangnya pada sepupu kesayangannya itu?

Juan maju satu langkah, tapi Shaletta langsung mundur dua langkah, dia terus menjauh ketika Juan ingin mendekatinya.

Melihat sikap Juan yang tadi meninggikan suara padanya membuat perasaan Shaletta hancur. Ini pertama kali Juan membentaknya. Shaletta menahan untuk tidak menangis. Dia tidak mau terlihat lemah hanya karena masalah kecil ini.

Juan menghela nafas berat. “Sha. Kamu itu juga seorang perempuan. Tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu tentangnya.”

“Iya, aku tahu. Tapi aku juga tidak lupa kalau sepupumu itu juga seorang perempuan. Tidak seharusnya juga dia mendekatimu.”

“Dia itu sepupuku, Sha kalau kamu lupa. Kami hanya berteman biasa.” Juan mencoba untuk menjelaskan.

Shaletta memandang Juan marah.“Kau pikir aku percaya. Tidak ada perempuan dan laki-laki itu murni berteman sekalipun kalian itu sepupu. Pasti di salah satunya ada yang menyimpan rasa suka.”

Shaletta masih menatap sengit ke arah Juan, dadanya naik turun mencoba untuk menetralkan amarah yang sedang bergejolak dalam dirinya.“Juan. Aku tau kalau aku ini belum berstatus istrimu. Tapi setidaknya kita memiliki sebuah hubungan. Kau yang mengajakku untuk menjadi kekasihmu. Seharusnya dia tahu diri untuk bisa menjaga perasaanku. Kalau pun dia tidak bisa, seharusnya kau bisa. Seharusnya kau bisa lebih peka dan lebih bijak jika kau memang ingin hubungan kita bertahan. Kau pikir aku baik-baik saja saat kau lebih banyak menghabiskan waktumu bersama sepupumu itu. Kau pikir aku baik-baik saja ketika keluargamu pernah membandingkan aku dengan sepupumu itu? Coba kau pikir-pikir kenapa belakangan ini aku selalu menolak ajakanmu untuk hadir ke acara keluarga besar mu itu dan juga bertemu dengan kedua orangtuamu.”

“Percuma Juan, percuma saja jika aku ada di sana. Aku selalu merasa asing jika berada berkumpul dengan keluarga besar mu, apalagi kau selalu sibuk bersama sepupu tercintamu itu. Ini memang masalah sepele untuk tapi itu mampu membuatku tertekan. Aku tidak berhak untuk menghalangi mu dekat dengan sepupumu itu.”

Suara Shaletta tercekat di tenggorokan karena berusaha untuk tidak menahan agar tidak menangis dihadapan pria ini. Dia tidak ingin terlihat lemah.

“Mungkin dulu aku masih bisa tersenyum bila berada di tengah keluargamu, karena ku pikir tidak apa selama masih ada kau yang menjadi alasanku untuk bertahan di sana. Aku bisa bersikap tidak peduli dan mungkin bisa mengabaikan semua mata yang memandangku dengan tatapan berbeda darimu selama masih ada kau yang melihat ke arahku.”

“Dulu kau sendiri yang bilang padaku untuk melihat ke arahmu saja dan mengabaikan mereka semua karena bukan mereka yang harus aku lihat tapi kau. Aku selalu melakukannya Juan. Tapi sekarang aku mulai menyadari. Apapun bisa berubah dengan seiring berjalannya waktu, misalnya perasaanmu, mungkin?”

“Jadi lebih kita akhiri saja ini Juan. Seharusnya sedari awal aku sadar kalau keputusanku untuk menjalin hubungan denganmu adalah salah. Seharusnya aku sadar dan tau hubungan kita ini akan tetap berakhir pada semestinya.”

Shaletta tidak takut jika hubungan dengan Juan harus kandas di tengah jalan. Hati dan logikanya sudah Shaletta gunakan untuk mengambil keputusan itu. Tidak seharusnya dia menjalin hubungan dengan pria yang ada di hadapannya ini. Hubungan mereka terbentuk karena Juan memaksanya saat itu. Dulu mereka saling mengagumi satu sama lain. Tapi Shaletta tidak mau menjalin hubungan dengan Juan dan memilih untuk menekan hatinya agar perasaannya pada Juan tidak semakin dalam. Ada alasan kenapa Shaletta sampai melakukan itu. Dan Juan sendiri juga mengerti. Tapi karena Juan tidak menerima bahwa suatu hari nanti Shaletta akan dimiliki oleh lelaki lain, alhasil Juan pun memaksa Shaletta untuk menjadi kekasihnya. Waktu itu Juan mengajak Shaletta jalan-jalan ke kebun binatang dan membawanya ke tempat penangkaran binatang buas seperti singa. Di saat itulah Juan memanfaatkan keadaan agar Shaletta mau menerimanya. Juan mengancam Shaletta untuk keluar dari mobilnya jika Shaletta menolak permintaannya. Karena tidak mau kenapa-kenapa kepadanya dirinya, Shaletta dengan berat hati pun menerima ajakan Juan untuk menjadi kekasihnya. Awal hubungan mereka Shaletta belum terlalu mencintai Juan masih sebatas mengagumi saja, belum lagi keluarga pria itu yang tidak menyukainya karena suatu hal yang pernah terjadi di masa lalu. Lambat laun Shaletta sudah mencintai Juan meski keluarga pria itu masih bersikap sama seperti di awal pertemuan. Tapi suatu hari Shaletta mulai jengkel pada sepupu Juan yang selalu hadir di antara mereka dan menempel dengan kekasihnya itu. Awalnya Shaletta masih memakluminya karena dia pun memiliki sepupu, jadi tidak masalah kalau Magnolia bersikap seperti itu kepada Juan. Lama kelamaan Shaletta merasa tidak nyaman dan menaruh rasa curiga kepada Magnolia. Sebagai perempuan Shaletta tau kalau Magnolia sepertinya menyimpan perasaan lebih terhadap Juan. Oleh karena itu Shaletta terus mengawasi Magnolia. Tapi ketika mendapati Juan berbohong dan terlihat sedang bersama dengan Magnolia membuat pertahan Shaletta runtuh. Dia tidak ingin mempertahan hubungan mereka yang sedari awal itu memang rapuh. Makanya di sini, di tempat ini pada hari ulang tahunnya dengan tegas Shaletta mengakhiri hubungannya dengan Juan.

“Sha. Jangan bilang seperti itu.”

“Bisakah kau pergi? Aku benar-benar ingin sendiri sekarang?” Shaletta mencoba mengusir Juan secara baik-baik.

Juan mengerutkan dahinya. “Sha?” panggil

Juan. Dia tidak ingin pergi sebelum masalah ini dirasa beres.

Shaletta berbalik membelakangi Juan, Shaletta benar-benar tidak ingin menatap wajah pria itu. “Aku mohon pergilah.”

Sekali lagi Juan membuang nafas berat. Dia tersenyum tipis, lalu mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya. Dia meletakkan benda berbentuk kotak beludru berwarna navy itu di atas meja kerja Shaletta.

Juan berjalan mendekati Shaletta dan memeluknya dari belakang membuat Shaletta tersentak kaget. Juan langsung menahan pergerakan Shaletta yang ingin melepaskan diri.

“Tunggu. Biarkan seperti ini sebentar saja. Aku sangat merindukanmu.”

Shaletta berhenti merontah. Dia terdiam ketika Juan memeluknya dengan erat dan melayangkan beberapa kecupan pada rambutnya.

“Nanti malam aku akan ke apartemen mu. Sepertinya kita butuh deep talk. Putus bukan solusi, Sha.”

“Selamat ulang tahun. Aku sayang kamu.”

Juan sempat mengecup puncak kepala Shaletta sebelum pergi meninggalkan ruangan Shaletta dengan perasaan bersalah.

Sepeninggalan Juan, Shaletta melirik ke arah meja. Di sana ia melihat pemberian Juan. Shaletta mengambil kotak kecil berbahan beludru itu dan membukanya. Shaletta melihat sebuah kalung indah dari produk ternama, kalung yang dia ingin beli sebulan yang lalu.

Shaletta tidak menyangka Juan akan membelikan kalung itu untuknya padahal waktu itu Juan malah mengomelinya dan mengatakan padanya untuk lebih membeli barang yang berguna karena Juan tahu kalau Shaletta sudah terlalu banyak mengoleksi berbagai macam perhiasan dari brand ternama namun jarang di pakai.

Shaletta yang masih menyimpan rasa kesal pada Juan langsung menutup kotak itu dan menyimpannya ke dalam laci meja kerja.

.

.

Jam kerja Lily untuk hari ini sudah usai kini waktunya ia untuk kembali pulang. Lily tidak mengerti kenapa bos mereka menutup restoran ini lebih awal, bahkan shift malam untuk hari ini pun ditiadakan membuat Lily dan karyawan yang lainnya bertanya-tanya dalam hati.

Lily baru saja mencuci tangan bergegas mengambil ranselnya dari dalam loker. Saat sedang mengecek barang-barang di dalam tasnya, Lily dikejutkan dengan kedatangan Shaletta.

“Mbak.” Lily dibuat keheranan saat Shaletta memberinya sebuah kartu undangan.

“Ini apa ya mbak?” Lily mengulurkan tangan mengambil kartu undangan itu dari tangan Shaletta.

“Hari ini ulang tahunku. Jadi aku ingin mengundangmu untuk datang ke sini nanti malam. Makanya hari ini aku memulangkan kalian lebih awal agar kalian bisa bersiap-siap.”

Lily terkejut, kemudian tersenyum, “Wah. Selamat ulang tahun ya mbak,” ucap Lily tulus, dengan mata tersenyum.

“Semoga Mbak makin sukses lagi ke depannya, pokoknya Lily doain yang terbaik deh buat Mbak.”

“Amin. Terima kasih atas doanya.”

Shaletta menatap Lily lagi sebelum ingin pergi, “Ingat. Jangan lupa datang malam ini.”

“Iya mbak.”

“Oke, Mbak pergi dulu. Sampai jumpa di sana.”

Shaletta keluar dari ruangan loker meninggalkan Lily yang masih dilingkupi perasaan senang. Ini pertama kali dia di undang secara pribadi ke acara pesta. Biasanya Lily datang ke sebuah pesta karena diajak untuk menemani Dara-kakaknya.

Lily membuka undangan itu. Lily dibuat terkejut setelah membaca di mana alamat tempat pesta ulang tahun Shaletta diadakan, membuat Lily jadi ragu apakah dia harus datang atau tidak.

1
Isma Nayla
semoga secepatnya lily pergi dari theo,dn tlong thor jng kembalikn lily pd theo bila suatu saat theo menyesal.gk rela aq thor 😤
dyah EkaPratiwi
selidiki shyla Theo blm kau menyesal
Makaristi
nanti tiba waktunya bakalan bucin sama lily kamu theo..
ditunggu yah author kebucinan theo 😂😃😍🫢🫢
dyah EkaPratiwi
jahat banget Theo,ayo kabur aja lyly
Dwi Defirza
bikin penasaran
Makaristi
theo klu tau lily di antar navvarro mulut nya bisa setajam silet dah 😃😁😁🤭🫢
CikCintania
pelik cinta mati sangatkh sampai sanggup d siksa..?
Gwatan
Penulisnya jenius! 🌟
Grindelwald1
Saya sangat terkesan dengan perkembangan karakter yang konsisten.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!