NovelToon NovelToon
Alogaritma Cinta

Alogaritma Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak imey mey

Annisa,seorang perempuan yang bekerja sebagai pelayan restoran dan tinggal di lingkungan pesantren dan diam2 mengagumi gusnya.Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya yang bernama syifa.Hingga suatu ketika ibunya meninggal dan keadaan menjadikan Annisa di suruh tinggal di kediaman gus tersebut, karna sangat adik juga sedang mengenyam pendidikan di pondok pesantren itu.Hari-hari Annisa pun berubah, dia di hadapkan dengan persoalan dan orang-orang yg belum pernah di temui sebelumnya. Kira-kira akan seperti apa Annisa akan melewati perjalanan hidupnya kali ini? Apakah kekaguman nya terhadap gus nya akan bersambut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak imey mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU SALAMAH 1

BAB 16

Kepergian Gus Rasya kemarin membuat keluarga Kyai Rasyid menjadi sepi, terutama ummi yang saat ini sedang melamun memikirkan apakah Gus Rasya sudah sampai apa belum.Karena dari semalam ummi selalu memegang HP, supaya jika Gus Rasya menelpon,langsung bisa ummi angkat.

"Ummi ngapain di situ?"

Kyai Rasyid yang habis pulang dari sholat subuh melihat istrinya di depan jendela yang mengarah ke balkon.

"Abbah sudah pulang? mau ummi bikinin kopi?"

"Nanti saja,apa kamu gak kedinginan?ayo masuk"

"Bah.. kenapa Rasya belum menghubungi kita ya?ummi khawatir bah"

"Mungkin dia masih di jalan mi,kita tunggu saja, dan jangan lupa berdoa yang baik untuk Rasya, supaya dia selalu di lindungi Allah SWT"

Ummi pun menurut,mereka berdua turun ke lantai 1.Mereka memutuskan untuk menunggu telfon di ruang keluarga.

"Mi.. boleh abbah bertanya satu hal"

"Abbah mau tanya apa?"

"Tentang uang yang kamu kasih ke Annisa waktu itu"

"Abbah tahu dari mana?"

"Ya siapa lagi, anakmu satu itukan gak bisa kalau gak cerita apapun sama Abbah"

"Rasya??huffff... anak itu"

"Sekarang coba cerita sama abbah, ada apa sebenernya,kenapa gak pernah cerita sama suamimu ini"

"Maaf bah,bukannya ummi gak mau cerita,tapi memang uang itu milik Annisa"

"Maksudnya ummi pinjem uang sama Annisa?"

"Bukaaann... abbah inget gak waktu abbah sakit jantungnya kumat?nah saat itu Rasya masih kecil, ummi gak tahu harus gimana, sedangkan abbah harus operasi.Kehidupan kita waktu itu belum seperti sekarang, dan yang menawarkan bantuan saat itu adalah Maimunah ibunya Annisa.Dia meminjam kan uang tabungan sekolahnya Annisa,yang dimana uang itu dari peninggalan ayahnya.Ummi sempat menolak tawaran itu, karena ummi takut tidak bisa mengembalikannya tepat waktu.Tapi keadaan saat itu memaksa ummi untuk menerimanya, Maimunah mengatakan bahwa ummi boleh mengembalikannya kapanpun,karena saat itu dia berpikir bahwa Annisa masih kecil, jadi masih banyak waktu untuk mencari biaya penggantinya jika ummi belum bisa mengembalikan.Dan sekarang hati ummi sering sedih kalau lihat Annisa harus bekerja seperti itu, ummi ngerasa bersalah, karena sudah menyusahkan mereka,makanya kemarin ummi menyuruh Rasya untuk mengembalikannya kepada Annisa"

"Hemmm...jadi begitu,apa Annisa tau hal ini?"

"Emm..sepertinya gak tahu, tapi ummi suruh Rasya untuk bilang kalau itu uang dagangan ibunya"

"Memangnya berapa yang di pinjamkan?"

"25 juta"

Abbah sampai terheran mendengar jumlah yang katakan oleh ummi.

"Apa Annisa gak curiga dengan uang yang segitu banyaknya mi?"

"Entahlah bah... ummi gak mau ngerasa bersalah lagi, ummi harap setelah ini Annisa bisa melanjutkan kuliah yang sempat terhenti, dan bisa mencapai cita-cita nya"

"Amiinn.. kita berdoa saja yang baik ya"

"Lalu bagaimana dengan Maimunah?"

"Sudah ummi beritahu,dia bilang suruh kasih ke Annisa langsung saja,karena takutnya kalau dia yang megang nanti berkurang untuk modal"

"Yaaa mungkin begitu lebih baik, semoga uang itu di simpan dengan baik oleh Annisa, maafin abbah ya mi, abbah sudah menyusahkan ummi"

"Huuss... abbah gak boleh ngomong gitu, semuanya sudah takdir dari Allah SWT, kita cuma menjalaninya, dan harus ikhlas"

"Iya aku bersyukur masih di beri umur sampai sekarang,bisa membangun pondok yang aku inginkan, dan mempunyai istri yang solehah seperti kamu, lalu mempunyai anak-anak yang soleh dan solehah, dan sebentar lagi kita akan mempunyai menantu"

"Hahahaha... abbah bisa aja, alhamdulillah bah, kita bisa melewati semuanya"

Abbah tersenyum hangat sambil memeluk ummi Fatimah.Tak lama kemudian HP yang ummi letakan di meja berdering.Ummi Fatimah langsung mengangkat nya dengan senang, karena yang di tunggu- tunggu akhirnya menghubungi.

"Halloo assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Suara yang sangat di nantikan sejak tadi malam,suara dari anak yang selalu di do'akan dalam sholat 5 waktu,kini suara itu terdengar walaupun raganya berada jauh.

"Ummi, apa kabar?ini Rasya mi, maaf baru sempat kasih kabar saat ini"

"Alhamdulilah nak kami baik-baik saja, kamu gimana disana?"

"Alhamdulillah, Rasya baik dan gak kurang satu apapun,Rasya sampai tadi siang mi, mungkin di situ tengah malam,dan pesawatnya juga delay 2 jam, sampai sini Rasya langsung ke kampus untuk pendaftaran ulang"

"Tidak apa-apa nak, yang penting kamu selamat sampai tujuan"

"Iya ummi, abbah mana?Risa juga?"

"Abbah ada ini di samping ummi,Risa ada di rumahnya Annisa"

Mendengar nama Annisa, Gus Rasya sadar dia juga belum mengabarinya.

"Kenapa nak? kamu pasti belum kasih kabar ke Annisa bahwa kamu sudah sampai ya"

Abbah yang paham tentang diamnya Gus Rasya pun langsung bertanya.

"iy.. iya abbah.. Rasya belum sempat"

"Kami mengerti nak, habis ini segera telfon dia ya, kasihan nanti dia menunggu kaya ummi kamu"

"Maksudnya bah?"

Rasya yang tidak mengerti pun heran dengan perkataan abbah.

"Haisshh... jangan dengerin abbahmu nak, kan kamu tahu sendiri"

"Ya sudah ummi, abbah Rasya mau telfon Annisa dulu ya, nanti kita sambung lagi"

"Baiklah nak, jaga kesehatanmu di sana ya,sering-sering kasih kabar ke ummi dan abbahmu di sini"

"Iya mi assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Merekapun menyudahi percakapan jarak jauh tersebut dengan hati yang lega dan bahagia.

"Alhamdulillah ya bah, anak kita sudah sampai dengan selamat, ummi tenang dengernya"

"Heemmm... abbah juga senang mi dengernya, kita berdoa yang terbaik buat anak-kita ya,"

"Oh ya abbah mau di bikinin kopi sekarang gak, sam ummi punya stok pisang sekalian ummi bikinin pisang goreng, mau?"

"Iya.. abbah mau"

Sedangkan di rumah Annisa sedang berkumpul 3 perempuan, yaitu Annisa, Syifa, dan yang terakhir Ning Risa.Mereka tiduran di karpet yang terbentang di depan TV.

"Hufff... aku gak nyangka loh, sebentar lagi mas Rasya mau menikah, dan yang gak aku sangka lagi ternyata calon istrinya kamu nis"

Ning Risa mengawali omongan.

"Jangan nis atuh manggilnya, mbak Annisa, kan sebentar lagi jadi kakak iparnya Ning"

"Huss.. "

Annisa menyenggol lengan adiknya yang berbicara kurang sopan,yaaa walaupun kalau di liat mereka seperti seumuran,tapi mereka harus tau adab dan sopan santun.

"Gak pa-pa Mbak Annisa aku kok yang salah Syifa memang bener, mulai sekarang aku akan biasain diriku untuk manggi kamu mbak Annisa, agak aneh sih sebenernya, tapi gak masalah nanti lama-lama terbiasa"

"Maaf ya Ning, Syifa emang suka keceplosan"

"Udah gak usah di bahas, oya.. mas Rasya udah hubungin mbak Annisa belum?"

"Belum kayak nya.. nih liat masih belum ada notif apapun"

Annisa memperlihatkan HP nya yang masih gelap,.

"Sabar kali mbak mung Gus Rasya capek harus istirahat dulu"

Syifa menangkan kegelisahan yang di rasakan Annisa. Ternyata dari semalam, Annisa pun menunggu kabar dari Gus Rasya, hingga membuat dirinya begadang.

"Ummi pasti dirumah juga lagi nungguin kabar dari mas Rasya, dari semalam HP aku di bawa sama ummi"

"Berarti Ning kesini cari hiburan ya?"

"Hem... emm, lagian di rumah juga ngapain,gak ada hiburan sama sekali"

"Ning aku mau tanya sesuatu boleh gak?"

Entah apa yang akan Annisa tanyakan, tapi seperti nya jawaban dari pertanyaan itu nanti akan membuatnya tenang.

"Boleh... kamu mau tanya apa mbak ipar?"

Annisa yang di sebut mbak ipar sudah tersenyum malu-malu.

"Ning jangan gitulah kan aku malu"

"Malu sama siapa, dirumah ini cuma kita bertiga"

"Iya mbak ipar.. tuh Syifa aja tahu, udah sok mau nanya apa?"

"Emmm... itu sebenarnya, Gua Rasya pernah gak sih suka sama wanita sebelum saya?"

"Good question,kamu mau jawaban yang gimana dari saya mbak ipar?"

"Maksudnya?"

"Ya yang jujur, dan detail atau ngarang dan mengambang gak jelas?"

"Pilihan yang pertama"

"Ok.. tapi mbak ipar jangan nyesel ya,entar ngambek lagi"

"Nggak aku janji"

"Baik aku akan cerita, jadi mas Rasya itu pernah punya temen perempuan, cantik sih,dan sepertinya dia juga ada rasa sama mas Rasya. Mereka sempat dekat, bahkan mereka juga sudah akan bertunangan waktu itu.Tapi semuanya gagal karena dia hamil di luar nikah.Dan waktu itu mas Rasya sangat terpukul akan kejdian tersebut.Mas Rasya sempatenjadi pribadi yang menyeramkan,dia galak, bahkan dia sempat mau nampar aku waktu itu"

"Terus perempuan itu gimana keadaanya Ning lalu kenapa Ning mau kena tampar"

"Entahlah sekarang dimana perempuan itu berada aku gak tahu,kabarnya sih dia di nikahi sama yang menghamili nya dan setelah anak itu lahir mereka bercerai, dan untuk kenapa aku mau di tampar, waktu itu aku gak sengaja jatuhin vas bunga di kamarnya dia,karena kaki aku kesandung karpet, dia marah, untung aja ada abbah yang nolongin aku,terus mas Rasya di omelin sama abbah"

"Astagfirullah... sampai segitunya Ning, serem banget ternyata"

Saat mereka asyik bercerita HP Annisa berdering, dan ternyata itu dari Gus Rasya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, Gus Rasya, sudah sampai?

" Alhamdulillah.. sudah, maaf baru kasih kabar hari ini"

"Ada yang nungguin dari tadi tuh mas"

Ning Risa berteriak di samping Annisa yang sedang ber telepon dengan Gus Rasya, Syifa yang disampingnya ikut tersenyum lucu, karena kelakuan Ning nya yang kadang sedikit absurd.

"Benarkah?"

"Emm... Gus maaf jangan dengerin Ning Risa ya,nggak kok, Ning Risa cuma asal ngomong"

"Tapi rasanya dia gak bohong deh, aku bisa merasakannya"

"Tuh dengerin, ikatan kakak adek itu emang paling top"

Jawab Ning Risa sambil mengangkat kedua jempol tangannya.

"Gak usah malu Annisa, akui saja,tidak apa-apa, asal jangan berlebihan ya, secukupnya saja, karena kalau kamu merindukanku semakin dalam, nanti itu akan menyakitkan, jaraknya kita yang sangat jauh, tidak bisa ditempuh dengan beberapa jam saja,ingat selalu do'akan aku disini,jaga hati, aku disini juga akan selalu mendoakan mu di setiap sujudku, dan menjaga hati ini"

"Cieeeeeeeee..... aaaaaaaa soooo sweeeettttt

ummmiiiiiiiii... aku mau taaruf"

"Ning Risa yang mendengar gombalan dari mas nya,jadi seperti cacing kepanasan,dia lompat-lompat gak jelas, dan tiduran sambil guling-guling,, Syifa juga pun demikian ikutan salting, sementara yang di gombalin, entah pipinya sudah semerah apa, maluu banget"

"Gus jangan ngegombal, ingat kita belum mukhrim,jadi selalu ingat batasan"

"Astagfirullah... iya maaf saya lupa,kamu baik-baik saja kan?"

"Iya aku baik, semuanya sehat,"

"Baiklah aku ikut senang mendengarnya,kabari aku jika ada apa-apa"

"Mengerti Gus"

"Ok sudah dulu ya, aku ingin istirahat, besok pagi aku harus kuliah di hari pertama"

"Iya Gus, Hati-hati disana, jaga kesehatanmu"

"Hemm... pasti"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Siang itu setelah main bersama Ning Risa dan Syifa, Annisa pergi bekerja karena dia dapat telfon dari restoran yang sedang ramai, dia di minta membantu karyawan yang kewalahan melayani customer. Setibanya di sana dia langsung membantu teman-teman nya.

"Nis tolong bawakan pesanan ini ke meja nomer 8 ya,cepat dia sudah menunggu dari tadi"

"Iya mbak siap"

Annisa berjalan menuju meja nomer 8,dan secara tidak sengaja dia hampir menabrak anak kecil yang sedang berlarian.

"Aduuuhhh... adek maaf ya kamu gak pa-pa?"

Anak kecil itu terjatuh dan menangis,hingga menimbulkan suara yang mengalihkan perhatian banyak orang, hingga orang tua dari anak kecil tersebut datang menghampiri.

"Kenapa.. ada apa ini?"

"Maaf Bu.. tadi saya hampir menabrak anak ini,mungkin karena kaget dia terjatuh bu, sekali lagi saya minta maaf"

"Coba sini sayang uhhh... cup.. cup.. jangan nangis ya,ada umma di sini, apa ada yang luka hem coba umma liat"

Tangis anak kecil itu mereda saat ibunya datang dan menenangkannya.

"Maaf ya saya lalai, tadi saya tinggal ke toilet"

"Iya bu tidak apa-apa, saya juga minta maaf"

"HEI PESANAN SAYA MANA, LAMA SEKALI"

Salah satu pelanggan ada yang berteriak karena pesanannya tak kunjung dateng.

"Maaf Bu saya tinggal mengantarkan pesanan dulu, permisi"

Annisa pun bergegas mengantarkan pesanan itu, satu persatu pelanggan di layani semuanya, sampai akhirnya restoran pun tutup.

"Huuf ...akhirnya selesai juga, tinggal pulang dan istirahat,mas ridwan besok buka siang aja ya, pegel nih badan"

Mbak Sinta yang kecapekan an minta agar restorannya di buka siang hari, karena mau istirahat dan tidur bangunnya bisa agak lingkaran.

"Emang ni restoran punya bapak moyang lu?"

Semua karyawan langsung menyoraki Sinta yang permintaan nya di tolak.

"Permisi.. "

Disaat mereka mau pulang ada pelanggan yang dateng.

"Maaf mbak.. kami sudah tutup"

"Iya saya tau, saya dateng kesini cuma mau cari dompet saya yang hilang,mungkin ketinggalan di sini?"

"Dompetnya warna apa mbak, kebetulan saya tadi menemukan dompet di saung sebelah sana"

Ya yang menemukan adalaha Annisa

"Dompet saya warna coklat, di dalamnya ada uang 500 ribu,ada KTP juga.

Annisa langsung mengeluarkan dompet tersebut dan menyerahkan nya

" Ini mbak.. "

"Tunggu, nama mbak siapa?"

Sinta membuka dan mencocokkan nama dengan KTP.

"Oohh.. Nama saya Salamah"

Karena di rasa cocok, akhirnya dompet itupun di berikan.

1
Afuadi
lanjut thor...semangat
Alfa reza Hidayat
lanjut
Dey Desuka
aku....
gak tau....wkwkwkkkk
Dey Desuka
hmmmmm.......ternyataaaaa
Dey Desuka
mungkin kyai Abdullah ya thor
🌺Ana╰(^3^)╯🌺
Ceritanya menginspirasi dan memotivasi, thank you author 🙏
Emitt Chan
Dari awal sampe akhir bikin baper, love it ❤️!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!