NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cinta Paksa / Penyesalan Suami
Popularitas:542.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Bareta

(Revisi)

Merasa akhirnya bebas dari ikatan pernikahan dengan Elsa, wanita pilihan orangtuanya, Edward, berniat menata ulang hidupnya dan membangun rumah tangga bersama Lily, sang kekasih.

Namun tanpa disadari saat tangannya menggoreskan tandatangan di atas surat cerai, bukan sekedar perpisahan dengan Elsa yang harus dihadapi Edward tapi sederetan nasib sial yang tidak berhenti merudungnya.

Tidak hanya kehilangan pekerjaan sebagai dokter dan dicabut dari wasiat orangtuanya, Edward mendadak jadi pria impoten padahal hasil pemeriksaan dokter, dirinya baik-baik saja.

Ternyata hanya Elsa yang mampu mengembalikan Edward menjadi pria sejati tapi sayangnya wanita yang sudah terlanjur sakit hati dengan Edward, memutuskan untuk menikah kembali dengan Erwin, adik iparnya.

Apakah Edward akan memaksa Elsa kembali padanya atau memutuskan tetap menjadi pria mandul dan menikahi Lily ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sentuhan Maut

Edward berjalan bolak balik dengan perasaan gelisah di dalam kamar yang ada di lantai 2. Bukan karena kamar tidurnya bersebelahan dengan Elsa tapi jawaban daddy membuat semua masalahnya kembali mentah.

Edward yakin daddy Robert benar-benar tidak tahu mengenai ulah Lily bahkan dengan tegas daddy meyakinkan Edward kalau sejak dulu beliau tidak pernah menempatkan orang untuk mengawasi tindak tanduk Edward di luar justru dokter Robert mendengar perselingkuhan putranya dengan dokter Lily dari orang lain.

Selain masalahnya sendiri, banyak pertanyaan yang mengganggu pikiran Edward termasuk soal hubungan Elsa dan Erwin.

Rasanya sedikit aneh mendapati Elsa tengah hamil anaknya Erwin, padahal mereka belum lama bertemu dan tidak pernah tinggal satu atap bahkan sampai setelah tahu Elsa hamil, Erwin tetap tinggal di tempat kostnya. Menurut mommy itu semua demi menjaga nama baik Elsa karena para tetangga tahunya gadis itu masih single.

Sepanjang makan siang tadi, Edward seperti melihat sosok Elsa yang berbeda. Tidak pernah terbayang dalam benak Edward, wanita yang biasanya pendiam dan kalem mendadak jadi wanita yang super manja, ketus dan moody. Tapi Erwin kelihatan tidak keberatan, adiknya malah menanggapi sikap Elsa dengan sabar dan penuh perhatian.

Perut Edward mendadak berbunyi, lupa kalau ia belum makan malam dan tidak menyentuh cemilan apapun setelah makan siang. Tanpa menundanya lagi, ia turun ke dapur sambil membawa handphone, jaga-jaga kalau harus memesan makanan lewat aplikasi.

Wangi mie instan dan aroma cabai langsung tercium saat kakinya menginjak lantai 1. Pasti Elsa yang memasak karena mommy dan daddy sedang keluar memenuhi undangan makan malam dari teman dokter yang asli orang Yogya.

Edward ragu melangkah ke dapur tapi wangi masakan membuat perutnya meronta dan susah menolak. Akhirnya pura-pura ingin mengambil minuman, Edward langsung membuka kulkas.

Wajah Edward langsung merona saat perutnya kembali berbunyi sampai membuat Elsa menoleh sekilas lalu kembali sibuk mengaduk makanannya.

Gengsi untuk menanyakan dimana tempat penyimpanan mie instan, Edward memilih meninggalkan dapur untuk memesan makanan.

“Mau kemana ?” Pertanyaan Elsa membuat Edward menghentikan langkahnya dan menoleh.

“Mommy sudah wanti-wanti berpesan untuk menyiapkan makan malam. Hanya ada ini di rumah, terserah mau makan atau nggak !”

Edward mengerutkan dahi mendengar Elsa berbicara ketus dengan wajah cemberut sambil meletakkan 2 mangkok mie instan di atas meja makan.

“Kalau nggak rela masakin tinggal bilang, aku masih bisa cari makan sendiri.”

Elsa tidak menggubris. Ia sudah duduk dan mendekatkan mangkok mie instannya lalu tanpa menawarkan Edward, Elsa mulai menyendok mie-nya dengan sumpit lalu meniupnya.

Gengsi Edward ingin menolak mie instan yang sudah disiapkan Elsa tapi memikirkan perasaan bumil lebih sensitif kalau sampai ia menolak, akhirnya Edward menarik kursi persis di seberang Elsa.

“Jangan sering-sering makan mie instan kalau sedang hamil.”

Elsa tidak menjawab, matanya fokus tertuju pada handphone yang diletakkan di samping mangkok. Edward juga tidak memaksa, tangannya mulai mengaduk mie yang membuat cacing di perutnya semakin meronta.

Edward sempat menghentikan suapan saat sendok di tanganya membelah telur rebus yang dimasak bersama mie. Sampai saat ini hanya Elsa yang tahu seleranya, bahkan Lily yang sudah 7 tahun lebih menjadi kekasihnya tidak pernah bisa memasak seperti Elsa.

“Besok-besok boleh tambahkan cabe rawit seperti punyamu ?”

Elsa berusaha masa bodoh padahal dalam hati ia terkejut mendengar Edward mengajaknya bicara, nadanya lembut dan sopan, padahal sebelumnya selalu ketus dan galak.

Melihat Elsa tidak memberikan tanggapan, Edward memutuskan kembali diam, tidak melanjutkan percakapan, fokus menghabiskan makanannya sampai akhirnya Elsa bangun lebih dulu lalu pergi ke dapur untuk membawa piring kotor.

“Terima kasih untuk makanannya.”

Elsa terkesima, tidak percaya dengan pendengarannya. Seumur-umur kenal dengan Edward, pria itu tidak pernah mengucapkan terima kasih pada Elsa bahkan saat mereka belum menikah.

“Elsa !” Lamunan Elsa terputus saat Edward mengibaskan tangan persis di depan wajahnya.

“Eh iya,” Elsa buru-buru melewati Edward dan tidak sengaja lengan mereka bersentuhan.

“Maaf,” ujar Elsa dengan sikap canggung.

Gantian Edward bergeming sambil memegang mangkok di tangannya. Wajahnya terlihat tegang karena merasa bagian tubuhnya ada yang bereaksi saat kulit mereka bersentuhan.

Ada yang berkedut di bawah sana membuat kepalanya perlahan menunduk dan matanya langsung membola begitu melihat miliknya bergerak membesar.

Tidak mungkin ! Sampai tadi pagi miliknya masih belum normal dan Edward tidak terlalu peduli karena fokus ingin segera bertemu daddy.

“Elsa !” Wanita itu berhenti, berbalik badan dan menatap Edward dengan wajah datar.

Selama beberap menit keduanya hanya saling bertatapan tanpa bicara apa-apa sementara jantung mereka sama-sama berdegup tidak karuan.

***

Elsa baru saja naik ke lantai 2 untuk bersiap-siap mandi sebelum ke kampus saat telinganya mendengar suara orang sedang muntah-muntah di kamar mandi. Niatnya ingin mengabaikan tapi kakinya malah melangkah ke sana dan tangannya langsung mengetuk pintu.

Tidak ada jawaban dari dalam malah terdengar suara muntahan yang kembali terulang membuat Elsa memutuskan untuk membuka pintu. Dilihatnya Edward sedang duduk di lantai, wajahnya kelihatan pucat dan lemas, hanya mengenakan celana pendek rumahan tanpa kaos penutup dadanya.

Tanpa bicara, Elsa membantu pria itu bangun, menurunkan penutup kloset dan mendudukan Edward di atasnya. Tangannya langsung memijat leher sampai ke bahu Edward membuat wajah pria itu mulai membaik tapi detik berikutnya tanpa sadar tangan Edward mendorong tubuh Elsa menjauh dan ia segera beranjak lalu memunggungi Elsa.

“Dokter kenapa sih ? Aku tahu dokter masih membenciku tapi nggak usah pakai dorong-dorong begitu, tinggal bilang aja. Kalau sampai kandunganku kenapa-napa, aku akan membenci dokter seumur hidup,” ketus Elsa dengan wajah cemberut.

“Maaf, aku nggak sengaja. Tolong keluar dari sini, aku mau mandi,” sahut Edward tanpa berbalik badan.

Elsa melengos sebal, menutup pintu kamar mandi dengan sedikit kencang sambil menggerutu.

“Jangan dipikir dengan minta maaf semuanya beres.”

Edward menghela nafas lega saat Elsa sudah tidak lagi di dekatnya. Kembali ia menunduk melihat aset berharganya yang lagi-lagi bereaksi saat Elsa menyentuhnya, kali ini tidak pelan-pelan seperti semalam membuat Edward panik hingga mendorong Elsa.

Jangan berpikir aneh-aneh Ed, dia bukan lagi istrimu tapi calon adik iparmu ! Dia sedang hamil keponakanmu, jangan berharap dia akan membantumu menjadi laki-laki normal.

Edward buru-buru masuk ke bilik shower dan menyalakan keran air dingin untuk menghilangkan hawa panas yang mengalir di seluruh tubuhnya.

Logikanya tidak bisa menemukan jawaban kenapa miliknya selalu bereaksi setiap bersentuhan dengan Elsa padahal sebelumnya Edward tidak pernah merasakan apa-apa bahkan saat mereka tinggal satu rumah.

Semalam untuk memastikan miliknya sudah berfungsi normal, Edward kembali menonton film dewasa tapi hasilnya tetap sama, aset pentingnya tidak bereaksi, berkedut pun tidak, lalu kenapa dengan Elsa……

1
Alif
katanya kuliah kedokteran klo orang g diatas pinter itu g bisa, lah sedangkan dokter satu ini ambil gelar spesial isinya aj diLN, tp logok bego, authornya ini yg nyari gara2..
Jaya Purba
Luar biasa
Leni
Kinan keras kepala
murni l.toruan
Lily yang disayang ternyata bau busuk yang menjijikan
Leni
gilang
Leni
ganti jodoh a Erwin thor kurang respect sm yg nm a kinan
murni l.toruan
Syukurlah ortunya memiskinkan anaknya sendiri, aku berharap impoten seumur hidup..... hehehe jahattt banget kutukan para netizen
Leni
Kinan tuuu
kompiang sari
satu kata buat Hilda thor ... nyahok
kompiang sari
thor yg sakit tuh di Hilda bukan Omanya x
kompiang sari
kasi pelajaran buat suami yg macam Edward El ...
kompiang sari
adeehh induknya pelakor datang
Tutuk Isnawati
keren
Woro Wardani
Luar biasa
Arya Al-Qomari@AJK
klo q jadi Edward, udah ku jorokin si Cindy biar nyungsep sekalian walaupun Cindy sedang mabuk karena sudah lancang sekali. setelah itu akan menjauhi Cindy daripada ntar jadi masalah
Baretta: Salam kenal Kak
Terima kasih sudah mampir di karya saya 🙏🙏
total 1 replies
Arya Al-Qomari@AJK
klo seandainya Erwin tunangan mungkin bukan Elsa perempuannya, mungkinkah Erwin dan Kinan?
Arya Al-Qomari@AJK
Edward oh Edward kau seorang dokter tp diperdaya lili-mbut alias lelembut alias setan gk sadar2
Acik Bae
👍👍👍👍👍
arraya
kok menginap di hotel bukan ke rumah yg ditempati elsa dulu??
antha mom
ceritanya memang bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!