NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi / Tamat
Popularitas:829.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Bergelut Manja

Tengah malam, Daniel keluar dari kamarnya. Ia melangkah pelan dan sangat hati-hati hingga suara tapak kakinya nyaris tak terdengar ketika menuruni anak tangga. Tujuannya tak lain dan tak bukan tentu saja ke kamar yang di tempati Ayanh. Ia sudah tak tak dapat lagi menahan hasrat yang kembali bergejolak dalam tubuhnya sejak melihat Ayang.

"Eh, kamu mau kemana?"

Daniel tersentak mendengar suara di belakangnya.

"Setan! Kenapa manusia jadi-jadian itu belum juga tidur!" gumamnya pelan.

Daniel berdehem kecil sebelum berbalik kebelakang. Meski cahaya di ruangan remang- remang, tapi ia bisa melihat jelas sosok tubuh yang berdiri di depannya. "Ini rumahku. Aku mau pergi kemana, terserahku. Masalah kau apa?" sinis Daniel dengan gaya angkuh.

"Kamu benar, ini rumahmu, tapi kalau kamu berani mengusik Ayang dan anak-anakku. Aku gak akan diam saja."

Mendengar itu, darah Daniel lansung mendidih. Ia tidak suka pria gemulai itu terus-terusan mengakui anak-anak sebagai anaknya. "Sekali lagi aku peringatkan, jangan pernah lagi mengatakan mereka anak-anak kau!" ancam Daniel berteriak. Suaranya menggema di ruangan itu.

Entah keberanian dari mana, Udin malah mendekat dan membekap mulut pria berdarah dingin itu. "Bicaranya pelan-pelan aja bisa gak?"

Daniel yang sudah emosi lansung melayangkan tinjunya ke arah perut Udin yang berdiri tepat di depannya.

Plak

Dengan mudah, Udin menangkis tangan pria itu. Tak cukup sampai di sana, Udin juga bergerak kebelakang badan Daniel dan mengalungkan kedua tangannya di leher pria berperawakan tinggi besar itu.

"Setan! Lepaskan tangan kau yang menjijikkan itu!" Erangan Daniel semakin keras terdengar.

"Ssssttt....Pelankan suaramu, Tuan. Anak-anak sedang tidur." Udin kembali membekap mulut Daniel membuat darah di kepala Daniel semakin mendidih.

Bugh!

Daniel menghentakkan sikunya ke belakang mengenai perut Udin.

"Aduh....sakit....Jangan kasar dong sama-" Udin tak melanjutkan, ia sendiri bingung menyebut dirinya apa

"Dasar manusia jadi-jadian! Kau sendiri tak tahu harus menyebut diri kau apa," umpat Daniel.

"Iiih, jaga mulutmu ya? Aku ini laki-laki tau," sungut Udin, tanpa melepaskan kalungan di leher Daniel. Sejurus kemudian ia menendang balakang lutut pria bertubuh tegap itu dari belakang, hingga lutut Daniel jatuh ke lantai.

"Arghhh! Sial! Awas kau manusia jadi-jadian!"

Dengan menggunakan kedua tangan, Daniel berusaha meraih bagian tubuh Udin yang ada di belakangnya. Setelah berhasil mendapatkan kedua tangan pria gemulai itu, sekuat tenaga ia membantingnya kedepan

Bugh!

Punggung Udin terhempas ke lantai, tapi kepalanya tepat berada di selangkangan Daniel.

Udin tak tinggal diam, ia masih memberikan perlawanan. Kedua kaki diangkat dan di kalungkannya ke leher Daniel, hingga tubuh Daniel yang terduduk sedikit menekuk ke depan. Sekarang posisi mereka, kepala Daniel tepat berada di selangkangan Udin, sedangkan kepala Udin berada di selangkangan Daniel.

"Tuan, apa yang terjadi?" Salah satu pengawal yang berjaga di luar bertanya. Ia menyorot cahaya senter tepat kearah Daniel dan Udin yang sedang bergulat sengit. Posisi pergelutan mereka membuat para pengawal yang melihat geli sendiri.

"Ma-maafkan kami, tuan." Para pengawal pun segera berlalu dari sana.

Daniel yang baru menyadari posisinya saat ini berusaha melepaskan kalungan kaki Udin. "Shit! Lepaskan kaki kau setan!"

"Heheheh!"

Setelah kaki pria gemulai itu terlepas, tanpa sepatah kata Daniel lansung pergi ke lantai dua.

Di ruangan itu tinggal Udin sendiri yang terlentang di lantai. "Aduh... Punggungku sakit sekali," ringis Udin berusaha bangkit.

.

.

.

Pagi-pagi sekali Ayang sudah bangun, karna Azkia dan Azura telah merengek minta susu. Mau tak mau Ayang harus keluar dari kamar itu untuk membuatkan susu mereka.

Terlebih dulu Ayang mengintip dari dalam kamar melalui celah pintu yang telah ia buka sedikit. Dirasa aman, barulah Ayang keluar dari dalam kamar, ia berjalan menyusuri sebuah lorong yang di yakini jalan menuju dapur.

"Nona mau kemana?" tanya seorang pelayan yang kebetulan melihat keberadaan Ayang.

Ayang menggunakan bahasa isyarat dengan pelayan itu kalau ia mau kedapur untuk membuat susu anak-anaknya. Pelayan tersebut pun lansunv mengerti dan mengantarkan Ayang ke dapur. Pelayan juga menyiapkan susu formula dan botol dot yang telah di sediakan tuan mereka malam tadi. Setelah selesai membuat susu Ayang kembali ke dalam kamar dan memberikan susu untuk kedua putrinya.

.

.

.

Sang surya telah berangsur naik, tapi Ayang dan anak-anaknya masih berada di dalam kamar. Azam, Azkia dan Azura, mereka semua mulai risih dengan badan yang bau ompol karna malam tadi Ayang tidak ada memakai kan mereka pempers.

Tok tok tok

Mendengar pintu kamar di ketuk, Ayang menajamkan pendengaran. Setelah memastikan suara wanita yang ada di luar barulah Ayang membuka pintu kamar.

"Apa Nona membutuhkan sesuatu?" tanya Susi yang berdiri diambang pintu.

Ayang mengangguk, ia menyampaikan dengan bahasa isyarat jika ia memerlukan pakaian ganti dan perlengkapan mandi untuk anak-anaknya.

"Baiklah, Nona tunggu sebentar, saya akan sampaikan pada Tuan."

Sebelum Susi pergi, Ayang menahan tangan wanita itu. Ia menanyakan keberadaan Udin karna belum juga melihat pria itu. Takut saja Daniel membunuhnya.

"Nanti saya akan. lihat ke kamarnya." Susi pun segera berlalu. Cepat-cepat Ayang menutup pintu kamar setelah kelibat wanita itu berlalu.

Sepuluh menit berselang, terdengar lagi pintu kamar di ketuk. Setelah mendengar suara Udin yang ada di luar, barulah Ayang membukakan pintu.

"Maaf ya Aya. Aku ketiduran, baru bangun,"

Mata Ayang menyipit melihat pria itu sedikit meringis seperti menahan sakit.

Ayang pun menanyakan apa yang terjadi padanya.

"Punggung aku sakit, Aya." Udin meringis sambari berjalan masuk kedalam kamar.

Ayang kembali bertanya menggunakan bahasa isyarat apa yang terjadi dengan pria itu.

"Nanti aja deh aku ceritain."

Ayang mengangguk.

Udin mendekati anak-anak yang masih berada di atas ranjang. "Iiih, bau pesing semua. Kenapa pada belum mandi?"

"Tadi Unda biyang, unggu papi duyu." Azkia yang menjawab.

"Ay, hari ini kamu yang memandikan mereka ya. Pinggang aku sakit banget, apalagi kalau di bawa jongkok."

Ayang mengangguk, ia juga menyampaikan pada Udin, alasan belum memandikan anak-anak karna pakaian ganti untuk mereka tidak ada.

"Kamu tunggu disini, biar aku minta sama dia. Keterlaluan sekali bisanya dia menyuruh anak-anak tinggal disini tapi gak ada persiapan apapun!" omel Udin.

Ayang mencegah pria itu yang akan keluar kamar, ia menyampaikan kalau tadi sudah memberitahukan pada pelayan.

Udin kembali duduk di pinggir ranjang. "Sepertinya pinggangku butuh diurut Aya," ucap Udin sembari meregangkan otot-otot tubuhnya.

Ayang mengambil alat tulis yang ada diatas meja, lalu menulis sesuatu disana. Sebenarnya Kak Dini kenapa? 

"Tadi malam aku dan si beruang kutub itu bergelut. Aku di bantingnya ke lantai sampai punggung aku remuk begini. Tapi kamu tau gak, Ay?" Udin lansung cekikikan sambil menutup mulutnya dengan tangan.

Ayang menatap heran pria itu. Heran saja, tadi meringis kesakitan tapi sekarang malah cekikikan.

"Aku malu mengatakannya." Udin bicara masih menutup mulut.

Ayang menyipitkan mata, menunjukkan wajah keingin tahuan.

"Sini deh aku bisikin." Udin melambaikan tangan meminta Ayang mendekat dan membisikkan sesuatu ke telinga Ayang setelah wanita itu mendekat

Plak!

Seketika Ayang memukul pundak Udin, wajahnya pun merona merah setelah mendengar bisikan Udin.

"Benaran loh Ay, aku melihat sendiri. Besaar banget loh. Iih, gemes deh aku." Udin masih cekikikan menggoda Ayang.

Ayang melempar kertas di tangannya pada Udin lalu masuk kedalam kamar mandi.

.

.

.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar Ayang kembali di ketuk dari luar. Susi mengantarkan apa yang di minta Ayang tadi, beberapa pakaian untuk anak-anak juga untuk Ayang. Udin merenggut kesal karna tak ada pakaian untuk dirinya.

Setelah memandikan anak-anak. Susi meminta Ayang keluar untuk sarapan, sementara kamar akan mereka bereskan. Bersama Udin Ayang keluar dari kamar menuju ruang makan.

"Silahkan Nona, Tuan," ucap Susi mempersilahkan mereka duduk di meja makan yang sudah terhidang banyak makanan.

Ayang hanya berdiri menatap meja makan yang di penuhi beraneka ragam makanan.

"Unda ayo uduk, adik awu mamam," Azura merengek.

"Aya, kamu mikirin apa? Sudah, duduk aja, kasihan anak-anak sudah lapar," kata Udin.

Ayang menatap anak-anaknya yang masih berdiri memeluk kakinya, lalu membantu mereka duduk diatas kursi.

"Wah! Anyaknya akanan! Ada ayam goyeng uga," seru Azkia.

"Unda, Ajam awu Ayam goyeng upin ipin itu." Azam menunjuk ayam goreng tepung yang terhidang, makanan kesukaannya.

"Adik uga awu."

"Akak uga."

"Akhem... "

Suara deheman itu membuat suasana hening seketika.

Ayang tersentak, raut wajahnya lansung berubah.

1
Cicih Sophiana
Din kamu laki laki yah...
Cicih Sophiana
semoga Ayang gak bertemu si Daniel lg
Cicih Sophiana
jd kasian sama Dani... ngeri di bunuh sama si Daniel
Nor Azlin
thor kenapa aku cari calon isteri pilihan bunda nya enggak ada toh😂😂😁😁 apa belum relis yah...tetimakasih atas cerita nya yah keren banget semoga cerita anak2 ayang sama si Daniel lebih dari perjalanan hidup kedua orang tua nys yah ...lanjutkan thor
Sasa Sasa: Udah kak. 😅.Carinya di akun aku kak. Klik nama pena. di sana udah ada kok
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
Wa'alaikumussalam..
terimakasih thor untuk karya nya
Nuri 73749473729
yahh kok sudah tamat aja Thor... jangan lupa extra partnya thott
ardiana dili
Terima kasih Kak
ardiana dili
lanjut
La Rue
thank you author
partini
oh jadi ini Airin yg suka ma Asam jadi kaya Rajendra ma chia tapi di sini Airin jadi jahat
Sasa Sasa: Perasaan sudah saya buat kak, Leukimia.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@: mungkin maksudnya thor sama2 anak asuh tp bs saling suka gitu. tp airin sakit apa sih koq ga dijelaskan. nasibnya si bambang dan alexander juga belum jelas
total 8 replies
Asih Sulastri
wah aku tunggu cerita azam yang suka nyebelin...😁
Samsiah Yuliana
lanjut lagi lah Thor 🙏🙏🙏
Resyaaro
yahh...udah mau tamat ajaa...padahal masih seru cerita bundanya si kembar. Yaudah deh gpp...yang penting seru ya thor cerita selanjutnya
Nor Azlin
karisma mafia nya udah hilang mbak kerana di ambil sama Ayang yang super bawel & keras kepala yah😂😂😂😁😁😁 kerana keras kepalanya itu membuat dia mudah percaya pada orang yang tidsk di kenali nya sampai2 dia di culik orang yah ...terlslu percaya diri sudsh di bagi amaran sama anak nya si Azam malah ngotot mau bantu orang ...bantu tu bantu tspi denhan cara lain kan bisa lagian kan ada anak2 nya yang mau pulang dari sekolah kan mereka belum makan siang tau2 ajalah ini tidak mikir msu bantu orang dulu mengabaikan anak2 yang masih kecil untuk membantu orang malah tempat nya jauh lagi bego amat jadi ibu ...sudahcanak 5 aja madih ke anak2kan tidak matang harus nya dia lebih berhati2 yah bukan sekali dua mereka di teror yah masih aja tidak peka ...si Daniel juga tidak terus terang aja pada si Ayang kenapa tidak mau anak2 nya bersekolah ketana apa itu juga tidak dibagi tau itu juga masalah terbesar diri nya sebagai mantan mafia yah ...walau pun mantan mafia tapi itu engak bisa luntur kan begitu aja kerana mafia tetsp berjiwa mafia walaupun udah mundur dari clan mafia nya tapi kewibawan itu masih tetam ada lho...lali ini aku lihat mantan mafia nya langsung tidak berdaya begitu aja yah ...semoga Bastian bisa menyelamatkan mereka deh ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
tapi kasian dong Dani nya... pasti di siksa anak buah si Daniel
Nuri 73749473729
lanjut
Nana Meidian
seneng deh liat ayang akur sama bng Tian. gimana ya Daniel posesif GK trhadap ayang yg dket KK nya 🤣🤣jgn cmburu ya Daniel. kn bng Tian jg KK nya ayang
partini
ok di tunggu,,lihat dari visual nya mengsedihhhh , nyesek bikin esmosi up and down
biar buta tapi karakter jangn yg lemah bisa ngelus dada nangis doang Thor ,,itu bikin gumussss
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
apa akhir dari bambang, alexander juga bakalan digantung??
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
sebelum ditutup untuk kisah ini, flashback dong penyelamatan tian kepada Ayang dan kedua anaknya. itu kayaknyaseru menegangkan dan heroik.
Sasa Sasa: Apalagi, ada tokoh anak di bawah umur kan?
Sasa Sasa: Kalau di lanjut, adegannya sadis kak. Takut nggak lolos revisi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!