NovelToon NovelToon
KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Wanita Karir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Riana, seorang CEO wanita yang memegang kendali beberapa perusahaan, bertemu dengan Reyhan, anak muda yang masih sangat....sangat idealis, dengan seribu satu macam idealisme di kepalanya, pada sebuah pesta ulang tahun anak Pak Menteri. Keduanya harus berhadapan dengan wajah garang ibu kota dan menaklukkan ganasnya belantara Jakarta dengan caranya masing masing. Bisnis, intrik dan perasaan bergulung menjadi satu. Mampukah keduanya? Dan bagaimanakah kelanjutan kisah diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 : PERSEKONGKOLAN

Di dalam mobil yang masih terparkir di halaman rumah Riana, ke empat pimpinan Bright Hope bungkam semua dan merasa terpukul. Agak lama. Masing masing sibuk dengan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Belum pernah mereka diperlakukan seperti ini sebelumnya. Dipermalukan. Apalagi sampai kehilangan proyek yang tadinya sudah berada dalam genggaman. Kalau bukan di rumahnya, mungkin mereka akan memaksa Riana untuk berbagi proyek pengapalan tersebut. Bila perlu dengan kekerasan. Tapi ini di rumah keluarga besar seorang CEO yang tentu dijaga oleh beberapa orang satpam. Mereka tentu tidak bisa bertindak semena mena kalau tidak mau digebuki.

    "Aku sudah bilang tadi. Lebih baik kita tunggu sampai besok." Miko yang pertama kali bersuara memecah keheningan.

    "Mik, kenapa kamu berpikir begitu? Sekarang atau besok apa bedanya? Hasilnya pasti sama saja. Ya seperti itu reaksinya," kata Denny dengan kesal. Paling kesal! Karena dia merasa menjadi penyebab lepasnya proyek tersebut. Kalau saja dia tidak bercerita kepada Riana bahwa Diandra mencurigai hubungannya dengan Reyhan, tentu Riana tidak akan meminta bantuan Reyhan. Tentu Diandra juga tidak akan meminta Pak Menteri untuk mengembalikan proyek itu kepada Riana. Kalau saja dia tidak terlalu bernafsu untuk menaklukkan gadis itu, masalah ini tak akan terjadi. Tapi sekarang nasi sudah menjadi bubur. Yang penting adalah bagaimana caranya merebut kembali proyek tersebut kalau jalan tengah dengan berbagi ternyata tidak dapat diterima.

    "Cewek itu tidak dapat digertak. Ia punya prinsip yang kuat. Sungguh batu karang yang gila." Suara Frans seolah menyatakan penyesalan tapi juga sekaligus kekaguman.

    "Lalu kita harus bagaimana?" tanya Miko.

    Semuanya diam. Kehabisan kata dan akal. Santoso yang kelihatan paling tenang. Dari tadi ia belum bersuara sama sekali.

    "Paling tidak, dari pertemuan kali ini, kita bisa tahu siapa dan bagaimana dia. Boleh juga cewek yang kau taksir itu Den! Tapi sekuat kuatnya manusia, apalagi cewek, pasti ada kelemahannya juga." Untuk pertama kalinya, Santoso bersuara mengemukakan pendapat.

    "Lalu apa rencanamu, San?" tanya Denny

    "Ayo kita jalan dulu. Nanti saya ceritakan sambil jalan. Kalian lihat satpam itu memperhatikan kita dari tadi.  Sebentar lagi dia pasti kemari. Ayo Mik, jalan....."

    Miko menstarter mobilnya, melewati gerbang satpam, berhenti sejenak untuk mengembalikan tanda pengenal serta meminta kembali KTP nya yang tadi ditinggalkan, lalu meluncur ke jalan raya.

    "Jadi apa yang kau rencanakan, San?"

    Yang ditanya segera menyahut.

    "Cewek itu keras kepala, kita bisa main lebih keras. Riana biasa biasa saja, kita bisa main lebih kasar. Den, jam berapa sekarang? Rasanya masih ada waktu sebelum deadline untuk berita besok pagi. Kita bisa mampir ke kantor harian X sebentar. Milik teman baikku. Masih ada waktu untuk memasukkan sebuah berita kecil. Mik, putar mobil. Kita ke jalan.............."

    Miko memutar mobilnya, berganti haluan. Menuju kantor yang sekaligus percetakan sebuah harian ibu kota yang tak perlu disebutkan namanya. Bukan sebuah media cetak besar dan ternama sekelas Kompas, lebih tepat disebut harian gosip. Tapi berita berita nya justru digandrungi kelompok masyarakat tertentu.

    Santoso turun, menemui redaktur pelaksana yang ada disitu. Dengan terus terang, Santoso meminta untuk memasukkan sebuah berita mengenai seorang pengusaha wanita kenamaan, inisialnya R, berhasil mendapatkan order dan proyek negara secara tidak jujur.

    "Data data yang kamu perlukan, bisa kamu tanyakan kepada saya sekarang. Bagaimana cara mengolahnya terserah kamu. Saya cuma ingin berita ini bisa dibaca semua orang besok pagi."

    Anehnya, atau tidak aneh dalam kasus ini, redaktur pelaksana yang biasa dipanggil Pak Iwo ini, cuma manggut manggut saja.

    "Halaman satu, Pak San?"

    "Boleh."

    Iwo membuka laptopnya, menanyakan beberapa hal kepada Santoso, mengetik semua pertanyaan dan jawaban pada laptop. Cukup lama. Ada kira kira tiga puluh menit.

    "Bisa naik cetak malam ini, Wo?" tanya Santoso.

    "Rasanya bisa, Pak San. Masih ada waktu. Sebentar saya atur redaksinya."

    "Besok saya minta dikirim lima ribu eksemplar. Kalau besok kamu bisa mengembangkan berita itu dengan mewawancarai Pak Wirata, atau komentar dari siapa, atau langsung dari Riana yang memanaskan situasi, maka berita hari ke dua itu saya beli sepuluh ribu eksemplar. Hari ke tiga dua puluh ribu eksemplar."

    "Du....dua puluh ribu eksemplar, Pak San?" Mata Iwo berbinar.

    "Ya. Dengan catatan kamu berhasil mewawancarai Pak Wirata atau Riana langsung."

    "Baik, Pak San. Kami tentu akan bekerja keras demi kepuasan pembaca."

    "Syukur kalau kamu punya teman. Dengan cara kerja yang sama. Jadi bisa lebih ramai. Tulis saja sumber beritanya dari seseorang yang tak mau disebut namanya, tapi sangat dikenal oleh masyarakat karena mempunyai usaha AB, yang terletak di jalan......... dan sebagainya."

    "Maksud Pak San, Reyhan, kan?"

    "Ya. Kalau bisa pasang foto dia juga bagus. Pasang foto Riana juga boleh. Tapi di blur."

    "Beres Pak. Serahkan saja pada kami. Si Bagus pasti mau memuatnya malam ini."

    "Tapi jangan sekali sekali memasang foto Pak Wirata. Cukup hasil wawancaranya saja dengan beliau."

    "Bapak tenang saja. Kami mengerti kode etik jurnalistik."

    "Oke kalau begitu, selamat malam. Jangan lupa, selama seminggu ini pasti saya beli. berlipat dari pembelian pertama. Jadi kamu dan team kamu harus berusaha keras menampilkan berita yang menarik orang untuk segera membacanya. Selama dua sampai tiga hari berturut turut."

    Santoso menjabat tangan Iwo dan berbisik sebelum meninggalkan kantor harian tersebut. Hatinya berbunga bunga, membayangkan esok hari rencananya bakal menjadi sebuah ledakan besar. Mungkin malam ini ia tidak akan tidur menikmati permainan pikirannya sendiri.

    Di mobil, teman temannya sudah menunggu dengan tidak sabar.

    "Lama sekali, San?" tanya Frans.

    "Harus menjelaskan beberapa hal sama si Iwo. Supaya hasilnya seperti yang kita harapkan."

    "Jadi kamu suruh apa si Iwo?" tanya Denny.

    Santoso mengulang semua perkataan yang tadi disampaikannya kepada Iwo.

    "Besok pagi pasti jadi berita yang menggemparkan. Apalagi kalau besok si Iwo dengan teamnya berhasil melaksanakan tugas yang kusuruh, lusa akan menjadi ledakan yang lebih besar lagi."

    Denny dan Frans manggut manggut. Merasa usaha mereka akan berhasil memojokkan Riana.

    Cuma Miko yang terdiam. Benarkah akan berhasil memaksa Riana mengembalikan proyek tersebut kepada mereka? Atau paling tidak, Riana mau berbagi dan mereka akan memperoleh bagian keuntungannya? Atau justru hal ini akan akan berbalik menjadi bumerang buat perusahaan mereka? Tapi Miko diam saja. Tidak mengatakan apa apa. Ia tidak berhak. Perusahaannya cuma agen dari sebuah perusahaan raksasa.

    "Ayo kita pulang! Kita tunggu dan lihat hasilnya besok. Semoga kamu menikmatinya, Ria..." kata Denny.

    Mobil kembali meluncur. Menuju kantor pusat Bright Hope Digital Holding Co.

1
Nay'anna
lanjutannya mana kak
julius: Sudah up date ep 30 kak. Ep 31 otw ya kak. Terima kasih sudah mendukung author
total 1 replies
aca
lanjut kan
aca
Q kasih giv bunga
julius: terima kasih kak
total 1 replies
aca
masih penasaran rehan siapa
julius: lanjut baca terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
aca
lanjuttt baca
Griselda Nirbita
siapakah Rayhan??? jadi penasaran
julius: Sabar kak. Pelan pelan makin jelas kok 🙏
total 1 replies
Griselda Nirbita
aku mampir kak... semangat
julius: Terima kasih dukungannya kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!