🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Tiba Dimarkas Geng Lorong Kucing
Sejumlah mobil berwarna hitam berbaris sepanjang jalan raya saat menuju ke distrik Utara kota.
Tampak Soraya sendirian sedang menyetir sebuah mobil warna hitam yang melaju kencang dijalan dan diikuti oleh sejumlah mobil dibelakangnya.
Tatapan Soraya tertuju serius ke arah jalan didepannya saat mobil yang dia kemudikan bergerak cepat.
Brrm... Brrm... Brrm... Deru mobil saling berlomba-lomba mencapai tujuan, bergerak cepat menuju ke arah Utara dimana markas gangster lorong kucing bersembunyi.
Soraya melajukan mobilnya sangat kencang.
Sebuah mobil jeep hitam menyalip mobil yang dikendarai oleh Soraya, seperti menjadi petunjuk bagi mobil-mobil lainnya untuk mengikutinya.
Jalanan mulai memasuki area lahan kosong yang luas serta sangat sepi.
Hanya ada lapangan tandus yang membentang luas didepan sana, dan diselingi oleh desir angin yang berhembus kencang.
Soraya masih mengawasi arah diluar mobil.
Mobil jeep hitam yang bergerak mendahului mobil Soraya mulai melambat, berbelok tajam ditikungan sempit.
Suara mesin mobil langsung dimatikan ketika memasuki lorong panjang.
Soraya memarkir mobilnya tepat disisi kiri jalan didalam lorong lalu dia bergegas keluar dari dalam mobil miliknya.
Tampak sejumlah orang berpakaian serba hitam serta berkacamata hitam turun dari dalam mobil.
Soraya menoleh sekilas ke arah mereka lalu berjalan cepat ke arah tempat seperti gudang tua.
Gudang tua itu agak mirip sebuah bungker tapi tidak tertanam dibawah tanah seperti bungker-bungker pada umumnya.
Soraya berjalan melewati genangan air yang ada disekitar lorong.
Plak... Plak... Plak... Beberapa orang mengikuti langkah kaki Soraya ketika dia hendak menuju ke gudang tua.
Soraya berhenti tepat didepan pintu gudang.
Dua orang berpakaian serba hitam langsung mendobrak pintu dengan tendangan.
BRAK... !
Soraya masuk ke dalam gudang dan diikuti oleh sejumlah orang yang berjalan dibelakangnya.
"Hati-hati, nyonya", ucap salah seorang dari orang-orang berpakaian serba hitam saat mereka semua masuk kedalam gudang tersebut.
Soraya hanya mengangguk pelan lalu mefokuskan langkah kakinya.
Tiba-tiba segerombolan orang menghadang langkah mereka dengan melakukan serangan.
Soraya segera menarik dua senjata apinya yang terselip dibalik jaket.
Cukup cekatan, Soraya membidikkan senjata apinya ke arah gerombolan didepannya, pelatuk ditarik hingga suara tembakan terdengar menggema diarea gudang tua.
Dor... ! Dor... ! Dor... ! Beberapa orang jatuh tumbang dan terluka akibat tembakan Soraya.
Namun, anggota gerombolan musuh masih melakukan serangan sembari mengayunkan senjata tajam mereka.
Soraya berkelit cepat ketika sejumlah musuh menyerang dirinya secara brutal sedangkan orang-orang Soraya membalas serangan musuh dengan sigapnya.
Tak butuh waktu lama, bagi Soraya dan lainnya untuk melumpuhkan gerombolan musuh.
Tampak sejumlah musuh terkapar jatuh setelah berhasil ditundukkan.
Soraya masih bersikap penuh waspada, diedarkannya pandangannya keseluruh bagian dalam gedung tua.
Tidak ada tanda-tanda kehadiran Samuel didalam gedung ini, membuat emosi Soraya mulai naik marah.
"Samuel !!!" teriaknya memanggil nama suaminya.
Suara teriakannya menggema diseluruh ruangan gedung tua ini.
"Samuel !!!" teriak Soraya lagi.
Kali ini sejumlah orang-orang Soraya mulai bergerak maju ke dalam gudang.
Soraya mengikuti mereka dari arah belakang sembari membidikkan dua senjata apinya ke depan.
"Dobrak ! Hancurkan apa saja yang ada didalam !" ucap Soraya memberi perintah.
Serentak sejumlah orang-orang Soraya bergerak ke depan seraya mendobrak pintu kedua yang ada didepan mereka.
BRAAAK... ! Pintu terlempar keras dari tempatnya saat orang-orang berpakaian serba hitam menendangnya.
Soraya dan yang lainnya mulai masuk ke dalam ruangan kedua setelah ruangan utama gudang tua berhasil mereka lewati meski harus melakukan pertempuran kecil.
Udara pengap menyebar luas ketika Soraya bersama yang lainnya melangkah masuk, ruangan kedua gudang tua terlihat terang daripada ruang utama gudang, meski pencahayaan diruang kedua hanya disinari oleh sinar cahaya matahari dari atas gudang tua, namun, membuat ruangan terang-benderang.
"Dimana Samuel berada ?" tanya Soraya mulai merasa cemas.
Terdengar suara tepukan tangan dari arah samping, menyentakkan Soraya saat dia berada ditengah-tengah ruangan gudang tua.
"Plok... ! Plok... ! Plok... ! Hebat ! Hebat ! Sungguh hebat !" ucap suara dari arah lantai atas gudang tua.
Soraya langsung mendongakkan kepalanya ke suara tersebut.
"Mana Samuel ???" teriak Soraya marah. "Lepaskan dia !!!"
Seorang laki-laki bertubuh tambun tertawa keras dari lantai atas gudang.
"Kau ingin suamimu maka kau harus membayar uang jaminannya, nyonya !" sahut laki-laki tambun itu dengan suara lantang.
"Sialan kau ! Dasar bandot lambat !" teriak Soraya lalu berlari keatas melewati tangga.
Namun, langkah Soraya langsung dihadang oleh sejumlah musuh yang menyerangnya saat dia menaiki tangga gudang.
Perkelahian kembali terjadi, Soraya membalas serangan musuh dengan lincahnya, ditembakan senjata apinya kembali kepada lawan-lawannya yang hendak menembak dirinya.
Dor... ! Dor... ! Dor... ! Beberapa musuh langsung tumbang terkena tembakan senjata api milik Soraya.
Soraya terus melangkah naik ke lantai atas gudang tua, berjalan mendekat ke arah laki-laki tambun yang berdiri dihadapannya sembari mengarahkan dua senjata apinya kepada laki-laki tersebut.
"Mana dia ?" tanya Soraya dengan sorot mata tajam.
Laki-laki tambun menarik sudut bibirnya agak naik keatas sedangkan wajahnya terlihat tegang saat Soraya mengarahkan senjata apinya kepada laki-laki itu.
"Aku tak segan-segan menembakmu jika kau masih bersikeras menyembunyikan Samuel", ucap Soraya.
"Tenang ! Tenang ! Tenang !" sahut laki-laki bertubuh tambun itu sambil mengangkat kedua tangannya.
"Jika kau lukai Samuel sehelai rambut maka nasibmu akan segera berakhir, kau mengerti !" ancam Soraya seraya menatap dingin.
"Masih ada perempuan yang sudi berkorban demi seorang pria dizaman modern seperti ini", ledek laki-laki tambun sambil tersenyum mengejek.
"Tutup mulutmu, bodoh !" sahut Soraya mulai kesal.
"Cih, kau sangat beruntung memiliki suami setampan dia, jika aku sudah muak melihat perempuan sejelek dirimu !" ucap laki-laki tambun.
Dor... ! Tembakan melesak cepat ke arah laki-laki tambun hingga dia tumbang tak berdaya.
"Dasar mulut besar !" ucap Soraya.
Soraya menoleh ke arah bawah seraya memberi perintah pada orang-orangnya.
"Geledah tempat ini !!!" teriaknya dari lantai atas.
Sejumlah orang-orang berpakaian serba hitam berlarian berpencar ke seluruh gudang tua, mulai menggeledah untuk mencari Samuel.
"Cari Samuel ! Dan temukan dia secepatnya !" teriak Soraya memberi perintah tegas.
Drap... ! Drap... ! Drap... ! Suara derap langkah kaki sejumlah orang didalam gudang tua terdengar menggema keras.
Soraya sendiri mulai melanjutkan tujuannya, mencari Samuel di lantai atas gudang tua ini.
"Samuel !!!" teriaknya memanggil keras sambil berlarian cepat.
Soraya terus menggeledah setiap ruangan yang ada dilantai atas, tak mempedulikan lagi bahaya akan datang kepadanya.
Ditendangnya setiap pintu diruangan atas untuk mencari keberadaan Samuel yang hilang bak ditelan bumi.
"Samuel !!!" panggil Soraya dengan suara lantang.
Sosok Samuel sama sekali tidak ditemukan oleh Soraya meski dia telah mencarinya dimana-mana.
Soraya mulai kehabisan akalnya dan mulai didera rasa putus asa karena tidak menemukan Samuel meski dia terus menggeledah setiap ruangan dilantai atas gudang tua berulangkali, namun, Samuel masih belum dia temukan.
"Samueeelll !!!" teriak Soraya berkali-kali sambil terus berlarian.
Rasa panik mulai melanda hatinya bahkan pandangannya perlahan-lahan kabur karena digenangi oleh air mata.
Deru nafas Soraya naik-turun kian tak menentu, membuat gerakan tubuhnya melambat.
"Samuel... !!!" panggilnya dengan linangan airmata.
Soraya benar-benar putus asa karena dia tidak berhasil menemukan suaminya, meski dia telah mencari Samuel disetiap sudut ruangan yang ada di lantai atas gudang tua saat ini.