Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
"Bercanda mulu, ya udah terserah lo aja". jawabnya sambil pergi ke arah tempat duduk yang Al beritahu tadi.
"Sweet banget neng pacarnya". ucap ibu-ibu yang duduk di samping El tiba-tiba.
"Hehehe, dia memang suka maksa bu". jawab El menanggapi ibu-ibu itu.
"Itu namanya lelaki yang bertanggung jawab neng, kalau bisa jangan sampai lepas neng, orang kayak masnya itu langka, banyak di luaran sana laki-laki gak modal, bahkan rokok saja yang perempuan di mintai duit buat beli". ucap ibu-ibu itu dengan muka gemas juga terlihat sedikit geram, entahlah mungkin itu pengalaman beliau.
"Ma.... ayo... ". ucap seorang gadis memanggil ibu-ibu yang ada di samping El.
"Iya iya, gak sabar banget jadi anak gadis, sopan dikit napa". omelnya pada anak gadis yang memanggilnya.
"Ibu duluan ya neng, ingat kata-kata ibu tadi". ucapnya yang masih bisa-bisanya ngingetin orang lain yang tak di kenal, dan di jawab anggukan oleh El tak lupa dengan senyuman manisnya yang terkembang di wajah cantiknya.
"Siapa? ". tanya Al yang sudah berada di depannya membukakan botol minuman di depan El untuk ia berikan pada kekasihnya.
"Gak tau, asal ngobrol saja". jawabnya asal dan menerima botol yang di ulurkan Al padanya lalu meminumnya dengan rakus.
Al menatap gadisnya dengan senyuman tipis di bibir sexy nya melihat minuman yang ia berikan langsung di habiskan seolah sangat kehausan sedari tadi.
"Yok pulang". ucap Al mengambil tangan El untuk ia gandeng dan itu membuat El berdiri dari duduknya mengikuti kemana Al membawanya.
"Eeeh, tunggu, belanjaannya mana? ". tanyanya mendongak menatap Al karena melihat Al tak membawa apa-apa di tangannya padahal belanjaannya tadi sangatlah banyak.
"Nanti di antar ke apart". jawab Al menatap kekasihnya agak menunduk karena tinggi badan mereka yang lumayan jauh.
Setelahnya Al menuntun lagi kekasihnya untuk kembali berjalan menyusuri tiap tempat, ternyata Al membawa El ke sebuah restoran yang ada di sana untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang.
"Kita makan dulu hm? ". ucap Al sambil mencari tempat duduk di dalam restoran itu setelah dapat metek memilih menu yang di sediakan.
Di lain tempat.....
Seorang pemuda duduk sendiri di taman sekolahnya, ia merenungi semua yang akhir-akhir ini terjadi di kehidupannya.
Dia tak berani mengeluh agar semua berjalan baik-baik saja.
"Semoga kamu baik-baik saja kak..... aku merindukanmu... ". ucapnya sambil menatap langit biru yang terlihat sangat cerah di atas sana, tidak sesuai dengan hatinya yang sekarang sedang kalut dan ruwet.
Plak
"Lo kenapa bro? ". ucap seseorang dari balik punggungnya.
"Banyak pikiran gue, ruwet banget isi kepala gue sekarang ". jawabnya menunduk menyangga kepalanya seolah kepalanya sangatlah berat dan tidak akan kuat jika tidak di sangga oleh ke dua tangannya.
"Kenapa dengan pala lo? ada benangnya emang? kok bisa ruwet? ". canda temannya itu yang bernama SAGARA ARTA atau biasa di panggil Gara.
"hish!! lo itu... ". ucapnya mendesis mendengar candaan sahabatnya itu yang sama sekali gak lucu.
"Hahahahaha, nah lo, kalau ada masalah itu bilang ama gue, emang lo gak nganggap gue sahabat lo, iya? ". cerca Gara menatap sahabatnya sinis.
"Bukan gitu Gar, huft....... ". ucap Dikta yang teramat berat untuk bercerita pada sahabatnya itu.
"Kakak gue..... ". ucapnya lagi yang berhenti di tengah ucapannya......
"Kakak lo.... kak El maksudnya? ". ucap Gara merasa tak yakin.
"Ya iyalah bego, emang gue punya berapa kakak gue tanya? ". kesalnya menatap Gara sinis.
"Hehehe, ya sorry.... emang kenapa dengan kak El? ". tanya nya yang mulai serius menatap Dikta yang kini kembali menundukkan kepalanya lesu.
Ya, Gara setidaknya tau banyak tentang keluarga sahabatnya ini, mau bagaimana pun mereka telah berteman sejak lama, sejak di sekolah menengah pertama sampai sekarang sudah kelas X SMA di tempat yang sama juga.
"Huuft, kak El pergi dari rumah". jawabnya dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Gara tau kalau Dikta sangat menyayangi saudara satu-satunya yang ia miliki, apalagi kakaknya El meski terlihat cuek dan sering marah terhadap Dikta, dia adalah orang yang paling perduli dan selalu ada saat Dikta membutuhkannya.
Dia tau bahwa El selalu di bedakan perlakuannya oleh mamanya dengan Dikta temannya tapi kakaknya sama sekali tidak menyalahkan Dikta, dia tetap melakukan apapun yang mamanya minta dan suruh. Gara tau karena ia sering sekali ke rumah Dikta dan bertemu dengan El meski kebanyakan ia lihat El di kamarnya setelah selesai melakukan semua kegiatannya dan tidak terlihat keluar lagi.
"Kenapa lagi? tante marah-marah lagi sama kak El? ". tanya Gara menatap lurus ke depan.
"Ya seperti itulah, mereka bertengkar malam itu sampai mama menampar kak El, kak El melarang gue menghentikan mama, gue merasa jadi adik laki-laki yang tak ada gunanya buat kak El". ucapnya sendu tak terasa air mata nya mengalir dengan sendirinya setiap kali mengingat perlakuan mamanya terhadap kakaknya.
"Huuft". helaan nafas berat keluar dari mulut Gara ikut merasakan apa yang di rasakan sahabatnya itu.
Cup cup jangan sedih......
Author di sini.......
Centil lo thor!!
😝😝😝
"aku, kamu dan toleransi