Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Kepulangan Ummi
Setelah beberapa saat menunggu, Akhirnya seluruh barang selesai di keluarkan dari cabin mobil milik Tama.
"Ning, Sudah Selesai" Ucap pak Darman
"Ohh iya pak, yang masih di dalam karton, Langsung di keluarkan ya pak " Ucap Maryam kemudian
"Baik Ning" Jawab pak Darman seraya berlalu dari hadapan Maryam dan Tama
Setelah beberapa kali menyesap teh hangat buatan Maryam, Tama bergegas untuk undur diri.
"Terima kasih Maryam, Teh Buatan mu Sangat Nikmat" Ucap Tama dengan nada pelan namun penuh makna.
"Sama-sama dok" Jawab Maryam singkat.
"Maryam ucapkan terima kasih juga atas bantuan dokter" Ucap Maryam kemudian. dan di balas anggukan kepala oleh Tama.
"Baiklah saya Permisi dulu, Assalamualaikum "
"Waalaikumsalam "
***
"Pak ini semuanya di kemas ya Kedalam Paper bag, dan jangan lupa Masukkan Amplop yang sudah Maryam siapkan" Ucap Maryam memberi arahan
"Baik Ning Maryam" Ucap Pak darman
Maryam yang sibuk berkutat di dapur menyiapkan beberapa hidangan untuk menyambut kedatangan Ummi dan Abi Hanif.
"Ning, Saya bantu apa lagi? " Tanya Bi Minah.
"Bibi Siapkan itu ya, Sayurnya di potong-potong, Setelah itu Siapkan beras Untuk Dimasak, Dan jangan Lupa kita perlu tempat yang Besar untuk semua Masakan ini" Ucap Maryam kemudian
Meski masih Sembilan belas tahun, Maryam sangat telaten mengurus keperluan rumah tangga, Begitu mahir Jika hanya mengurus soal dapur saja, tidak heran banyak laki-laki yang sebelumnya ingin meminang Maryam.
"Luar biasa Ning Maryam mah, Nggak ada gengsinya , Beda sama Ning Mahira" Ucap Beberapa orang disana dengan berbisik.
"Bi Minah Ini tinggal beberapa saja menunggu matang, Bibi lanjutkan ya " Ucap Maryam
"Iya Ning" Jawab bi Minah sopan
"Dan Oya, Pak darman Maryam Minta tolong nanti Sofa dan Kursi di Depan di bereskan ya" Ucap Maryam lagi
"Siap Ning " Jawab pak darman
"Baiklah kalau begitu Maryam tinggal ya Bi, Pak ... ada beberapa orang yang perlu Maryam hubungi untuk acara nanti malam" Ucap Maryam Seraya berlalu dari dapur.
***
Setelah di dalam kamarnya Maryam mengambil ponsel yang dia letakkan diatas nakas.
Meng Scroll Beberapa pesan yang masuk, tidak satupun Maryam temui pesan dari Reza, Namun saat itu Maryam tahu jika pesan yang dia kirim telah dibaca oleh Reza.
"Kenapa mas Reza tidak membalas Pesanku? " Gumam Maryam
"Mungkin saja dia sedang sangat sibuk, Sebaiknya aku hubungi kakek saja"
Tutt.. Tutt... tutt... Dering telepon
"Assalamualaikum Maryam" Ucap kakek Amar dari Ujung telpon
"Waalaikumsalam Kek" Jawab Maryam kemudian
"Ohya kek, maaf Maryam mengganggu waktu istirahat kakek" Ucap Maryam pelan
"Tidak papa nak, Katakan apa yang ingin kau bicarakan " Ucap kakek Amar yang telah mengetahui maksut Maryam menghubunginya.
"Emm. Begini kek, Nanti malam InshaAllah akan diadakan acara Tasyakuran atas kesembuhan Ummi, Jika tidak sedang sibuk, Maryam harap kakek Bisa datang" Ucap Maryam kemudian
"Alhamdulillah, Baiklah InshaAllah Kakek akan usahakan datang nak" Ucap kakek Amar
"Terima kasih kek, Ohya kek sekalian Mas Reza , Maryam titip pesan untuknya, Jika Tidak sedang sibuk, Maryam harap mas Reza bisa turut hadir" Ucap Maryam terbata.
"Apa, apa Reza mengabaikan mu ?" Tanya kakek Amar penuh telisik.
"Bukan kek, mungkin saja mas Reza sedang sangat sibuk, sehingga tidak sempat membalas pesan Maryam" Jawab Maryam gagap
"Reza sedang ada beberapa meeting di luar kota, tapi sepertinya sore nanti sudah pulang, apa dia juga tidak mengabari mu, jika dia ke luar kota ?" Tanya kakek Amar
"Tti tidak kek.. " Jawab Maryam terbata
"Tapi tidak masalah kek, Mas Reza merupakan CEO, Sudah pasti dia akan sangat sibuk" Jawab Maryam mencoba mencairkan suasana
Maryam tahu jika kakek Amar sudah mulai muak dengan sika Reza. namun Maryam berusaha untuk membuat keadaan tetap baik-baik saja
Tok.. tok.. tok... Terdengar ketukan dadi balik pintu.
"Kek sudah dulu ya, Maryam ada beberapa urusan, Maryam tutup telponnya ya kek, Assalamualaikum" Ucap Maryam
"Waalaikumsalam" Jawab kakek Amar
Setelah menyelesaikan panggilannya bersama kakek Amar Maryam bergegas membukakan pintu kamarnya.
"Ada Apa Bi? " Tanya Maryam ketika mendapati Bi Minah di depan pintu
"Itu Ning, Ani dan Ummi sudah Sampai" Jawab bi Minah sopan.
"Alhamdulillah, Baik Bi.. tolong sampaikan Abi dan Ummi, sebentar lagi Maryam kesana" Ucap Maryam
"Baik Ning " Jawab Bi Minah.
Beberapa saat kemudian Maryam telah berada di dalam kamar Abi Hanif dan Ummi Maya, Ketiganya merasa bahagia telah berkumpul kembali dan merasakan kehangatan dalam rumah.
Maryam sangat bahagia karena Wanita yang menjadi surga pertamanya telah kembali pulih.
"Alhamdulillah Ummi, Maryam Bahagia, Ummi harus selalu menjaga kesehatan , Maryam tidak ingin Ummi sakit lagi" Ucap Maryam penuh harap dengan sudut mata yang mulai berembun
"Terima kasih Nak, InshaAllah Ummi akan selalu menjaga kesehatan Ummi" Jawab ummi Maya dengan senyum sumringah
"Tenang saja Maryam, Ummi mu akan lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya" Ucap Abi Hanif
"Bagaimana tidak , selama di rumah sakit Ummi mu selalu membicarakan mengenai meminang cucu dari mu" Tukas Abi Hanif kemudian.
Deg.
Mendengar penuturan dari Abi Hanif Maryam merasa sangat kaget kemudian Tersenyum simpul.
"InsyaAllah Abi, Maryam mohon doanya" Jawab Maryam kemudian
"Tentu saja nak, " Ucap keduanya
"Abi dan Ummi istirahat saja dulu Maryam akan minta bi Minah siapkan makanan " Ucap Maryam sembari berlalu dari kamar Tersebut.
Beberapa langkah Maryam keluar dari Kamar Ummi dan Abi Nya, Kumandang adzan Dzuhur telah terdengar oleh pasang telinga Maryam
Maryam bergegas menuju kamar, segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat Dzuhur
Seperti biasa Maryam akan dengan khusyuk Melaksanakan ibadahnya.
Selepas shalat Maryam duduk bersimpuh dengan khidmat, memohon kepada Allah SWT berharap kesehatan atas Suaminya, Orang tuanya, Serta saudara-saudaranya.
Maryam merasa ada yang berbeda dengan hatinya saat, ada setitik Rindu tersemat dalam jiwanya untuk sang suami. Namun rasa itu segera Maryam tepis. Maryam tidak ingin hatinya menjadi semakin sakit dengan Sikap Reza padanya.
Setelah merapikan seluruh perlengkapan sholat dan menata kembali pada tempatnya, Maryam bergegas Ke Dapur untuk mengecek segala keperluan untuk tasyakuran.
Semua telah ter susun dengan rapi, mulai dari buah tangan untuk para anak yatim, Para pekerja kebun, juga untuk saudara-saudara yang hadir nantinya. Hanya tinggal menyiapkan beberapa karpet saja Untuk cara nanti malam.
"Bi.. Semua sudah siap? " Tanya Maryam
"Alhamdulillah Ning, Sudah semua" Jawab bi Minah penuh semangat.
"Apa Mas Reza akan datang" Tanya bi Minah, yang seketika membuyarkan Fokus Maryam.
Maryam tidak segera menjawab pertanyaan Bi Minah, dan hanya tersenyum simpul di sudut bibirnya yang tertutup oleh cadar.
Bersambung
Jangan lupa Dukunganya untuk Author, Kasih bunganya yaaa dear.. Supaya Author tetap semangat untuk berkarya 🥰🙏