NovelToon NovelToon
Kiara

Kiara

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / EXO
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Timio

Terlahir cantik, kaya raya, cerdas, tapi selalu gagal jika berhubungan dengan percintaan, gadis baik-baik tapi selalu disakiti deretan pria yang pernah jadi pacarnya, dengan berbagai macam alasan, mulai dari yang masuk akal sampai yang paling menyakitkan.

Sampai akhirnya sesuatu yang rasanya tidak masuk akal pun terjadi, bagaimana bisa seorang wanita biasa, meskipun memang ia kaya, tapi tidak masuk akal dikejar-kejar oleh seorang selebriti papan atas,



Happy reading yeorobun 😂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Setelah itu ia berhenti mengirim pesan pada Tommy, dan merasa kembali gagal dalam hubungannya.

🌼🌼🌼

"Papa senang sekarang? Kalo emang papa sendiri yang mau bergerak buat benerin cabang W buat apa aku repot-repot kesana? Saham Levin udah naik tiga kali lipat dari sebelumnya, mungkin Johansen juga ngalamin hal yang sama. Cabang W bahkan sekarang lebih ramai dari pada hotel pusat. Papa ngga ada rasa bersalah gitu ke aku? Setelah privasiku di obrak-abrik kayak gini?", Kiara dengan kokoh menghadap ayahnya.

"Nak, ini demi kebaikan kamu di masa depan?."

"Kalau masa depannya udah di set, udah di atur sedemikian rupa, berarti aku udah ada di masa depan sekarang, toh juga ngga akan ada bedanya."

"Kia, kenapa si nak kamu itu keras kepala sekali sama seperti mama mu? Cukup diam duduk manis aja nikmati semua yang sudah tersedia. Kurang apa Andreas? Mapan, tampan, attitudenya dia juga bagus, dari keluarga terpandang, baik-baik. Kalian itu serasi sekali nak."

"Paah? yang bener aja. Papa liat ngga foto aku yang kesebar? Papa perhatiin ngga disitu penampilan aku kayak apa? Itu tiang infus aku dorong kemana-mana pah. Papa ngga tanya aku kenapa waktu itu? Aku sakit kah? atau ada apa? Papa ngga liat foto yang itu? Papa fokusnya cuma ke foto yang aku pegang kue sama Andre. Wahhh...", Kiara menghempas napasnya berat.

"Kia..."

"Anda hanya perduli uang, pak pimpinan, mau putri semata wayangnya sakit, kecelakaan, sekarat atau mati sekalipun kayaknya harga saham itu diatas segalanya. Terusin aja pa sampai papa puas. Coba liat aja selama apa lagi aku bisa bertahan. Pantes mama lebih milih mati, ketimbang hidup sama papa."

"Kiaraaaa.....!!!", bentaknya dengan suara menggelegar terdengar hingga keluar ruangan, membuat orang disekitar sana terkejut.

Jdarrrr... diikuti Kiara yang membanting pintu dan keluar melenggang dari sana.

Meski begitu hatinya tetap sakit, dan ia berencana untuk hibernasi setelah ini, tidak perduli nanti ayahnya akan se-tantrum apa, dia akan tetap tidur.

Sepertinya tidur adalah cara mengalihkan pikiran yang lumayan ampuh, dan semoga saja ia tidur cepat hari ini.

Badannya yang sakit sewaktu pergi ke resort cabang W belum sembuh total, maka hari ini sampai seminggu kedepan ia berencana untuk memanjakan dirinya, bermalas-malasan, makan makanan enak, tidur sebanyak yang ia inginkan, dan juga ia ingin menangis sebanyak yang ia inginkan, ia sudah kehilangan lagi akan orang yang sudah merebut hatinya. Tommy tidak membalas satupun lagi pesannya, masih sama, tidak terkirim. Andreas lah yang bolak-balik membuat ponselnya berbunyi. Sepertinya pria itu mulai nyaman dan menerima rumor akun palsu itu, bahwa ia bertunangan dengan Kiara.

Pesan yang ia tempelkan di meja riasnya, kalimat ancaman terbuka untuk ayahnya, tapi tetap melalui perantaranya, Alexandra.

Bibi menempelkan plester demam di dahinya, karena gadis itu demam sejak kemarin, mungkin karena kelelahan dan pola makan yang acak-acakan.

Fyi, sejak The Prince pernah tinggal di rumah itu bibi selalu menginap disana, dan pulang ke rumahnya sesekali.

"Ma... boleh jemput Kia aja ngga?", ringis Kiara dalam tidurnya.

Pagi hari pun datang, komplek perumahan elit itu agak berisik, terdengar suara mobil lalu lalang, mungkin para tetangga sedang mengantarkan anak-anak mereka bersekolah. Kiara pun membuka matanya perlahan, ia mengendus aroma yang sangat familiar baginya, vanilla dicampur aroma pinus. Perlahan ia mengubah posisinya ke arah yang berlawanan, ada seorang pria yang terbaring disampingnya.

"Aohh... ada setan, mana cakep lagi." seru Kiara masih belum sadar dari tidurnya dan kembali tertidur. Tommy yang pura-pura tidur itu pun hanya tersenyum mendengar celetukan Kiara, dengkuran halus gadis itu menandakan ia benar-benar kembali tertidur. Tommy mendekat dan memeluknya, tubuh gadisnya itu agak lebih hangat.

"Aku kangen banget, sayang." bisiknya mencium lembut bibir merah demam Kiara yang tertidur pulas itu.

Malam Sebelumnya...

Bibi ART sedang membersihkan ruang tamu, disana ada satu ponsel pintar yang dulu digunakan The Prince untuk pesan antar makanan, ponsel itu lebih seperti telepon rumah, tidak ada telepon kabel di rumah Kiara, karena menurutnya itu berisik sekali.

Ponsel itu pun berdering, dan bibi mendekat, tidak ada nama di deretan angka yang menelepon itu.

.📞Bibi : Halo...

📞 🐯 : Halo

📞Bibi : Maaf, nona Kiara sedang tidak bisa di ganggu, kalau ada pesan nanti saya sampaikan.

📞Tommy : Bi... ini Tommy, aku didepan

📞Bibi : Hah? Tuan Tommy? Didepan mana tuan?

📞Tommy : Didepan rumah bi, tolong bukain gerbang ya bi.

📞Bibi : Wahh, iya tuan, tunggu sebentar.

Bibi pun semangat 45 keluar rumah dan membukakan gerbang untuk Tommy.

"Waaahh... konsernya sudah selesai tuan? Ada yang uring-uringan setiap hari tuh."

"Beneran bi?"

"Iya tuan, kadang sakit, kadang pingsan, kadang di infus."

Deg

"Kiara sakit? Kok segitunya?"

Akhirnya bibi menceritakan semua yang terjadi pada Kiara sejak ia pergi. Tommy cukup terkejut. Setelah bibi pergi ia masuk ke kamar Kiara.

"Maaf sayang, aku ngga tahu, tapi aku malah ngga percaya sama kamu."

Berjam-jam pun berlalu setelah ia bangun pagi tadi, Kiara kembali berbalik ke arah yang berlawanan, sosok yang dilihatnya pagi tadi masih disana, malah lebih dekat dari sebelumnya.

"Aohh... setannya masih ada ternyata." lirihnya.

Happ.... Tommy malah mendekapnya tiba-tiba.

"Aaaahh....", teriak Kiara saking kagetnya, dan mulutnya yang menganganga itu ditutup Tommy dengan telapak tangannya yang lebar.

" Ini aku, Sayang."

"T-tommy...", lirih Kiara.

" Iya, aku kangen."

"Tommy...... huaaa....... hiks...", gadis sok keras itu pun akhirnya runtuh juga. Ia sibuk menangis sesegukan dipelukan Tommy, mencium aroma tubuh Tommy, ia rindu semuanya, rindu suara bass pria itu, rindu tatapannya, rindu semua-muanya yang pernah ia dapat dari Tommy.

Bugh... Kiara memukul bahu kiri Tommy.

"Aoh... sakit sayang." pekiknya.

"Aku pikir kamu ngilang tau ngga, kamu pergi gitu aja, cape tau ovethinking tiap hari...", serunya masih sesegukan.

" Trus berita yang heboh itu aku ngg..."

"Iya sayang, udah. Kamu napas dulu yang bener. Biar aku yang ngomong. Kamu dengar aku dulu."

Kiara pun diam, Tommy menariknya untuk bersandar di tubuhnya. Perlahan pria yang Kiara bilang hangat itu mengelus lembut punggungnya.

"Aku juga berusaha menahan semuanya disana. Awalnya aku emang sengaja matiin handphone, supaya aku bisa fokus di konser itu. Aku sampe dimarahin manager karena sibuk nge cek handphone terus pas gladi bersih. Akhirnya disita juga. Aku kepikiran terus sama kamu tapi dengan manager nyita handphone ku, aku bisa kasi alesan buat otakku sendiri. Sampai ke Juan sama Shane heboh soal foto kamu dan cowo itu yang viral. Detik itu aku bener-bener ngga habis fikir, aku pengen pulang waktu itu juga. Aku sampai di interogasi sama semua staff karena aku sama sekali ngga kooperatif. Berulang kali aku, Juan, dan Shane debat. Mereka ngga paham aku kenapa. Malam itu aku bener-bener ngga bisa ngapa-ngapain sayang, hati aku sakit banget liat berita itu. Sekuat tenaga aku nahan perasaanku disana, kemarin aku ambil penerbangan pertama. Aku sampai tengah malam."

"Langsung kesini?"

"Jadi menurut kamu? Apa ada tanda-tandanya aku masih sempet beli seblak dulu gitu? Yang bener aja, untung aja tu pager ngga aku terobos. Dibukain bibi."

"Aku laper."

Tommy hanya tertawa menanggapi Kiara.

"Sayang, aku mau tanya sesuatu."

"Hmm, apa?"

"Kamu ada hubungan apa sama Sen..."

Din... din... din.... suara klakson yang heboh muncul dari depan, Tommy dan Kiara pun saling bertatapan, lalu mereka berdua beranjak.

Mereka berdua keluar dari kamar dan berjalan menuju halaman depan, Tommy menggenggam erat tangan Kiara yang hangat.

"Siapa bi?", tanya Kiara dengan santainya.

Deg

" Oh... pantes lu tantrum ngga jelas, dan langsung balik kayak dikejar setan, rupanya gini." seru Juan dengan wajah datarnya.

"Kak, Lu....?", Shane juga tak habis pikir.

Tommy tidak menjawab ia malah mengeratkan genggamannya di tangan Kiara, sementara gadis itu juga ikut bingung, ia juga tidak tahu harus mengatakan apa.

" Waaahh.... anak bujang lagi ngumpul ya. Hayo masuk dulu, bibi mau masak banyak hari ini... ayo ayo....", seru bibi muncul tiba-tiba dan mendorong Shane dan Juan untuk melangkah masuk.

"Tapi bi kita...", Juan berusaha menolak.

" Udah hayo, kalian semua pasti cape. Bibi mau masak banyak nanti yang habisin siapa. Tuan Shane, bibi udah bersihin kolam renang, sudah bisa nyebur...", tawar bibi.

"Ohh iya bi... ", semangat Shane melupakan hal penting yang ia lihat tadi.

.

.

.

Tbc...💜

1
SweetPoison
Hiks, udah abis. Pengen lagi baca semua karya author luar biasa ini!
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
Ivy
Sudah jatuh cinta dengan tokoh-tokohnya, semakin penasaran dengan jalan ceritanya 😍
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!