Olivia Hazelle Zerga tidak pernah bermimpi akan menjadi orang ke-tiga dalam pernikahan Atharva Kaivan Malik yang merupakan kakak dari sahabatnya.
Kekecewaan Kaivan terhadap istrinya membuat pria itu menjadikan Hazelle sebagai pelampiasan cintanya.
Hazelle yang tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh Kaivan perlahan pergi dari hidup pria beristri itu. Apalagi saat mengetahui dirinya tengah mengandung benih Kaivan, Hazelle tidak ingin rumah tangga Kaivan dan istrinya yang kembali harmonis itu hancur karena dirinya.
"Aku mencintaimu tanpa syarat harus memilikimu, Mas." Olivia Hazelle.
Apakah Kaivan akan tahu jika Hazelle mengandung benihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Pesta ulang tahun Marvin berjalan dengan lancar, dan setelah selesai acara, Kaivan mengantar Hazelle pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan pulang, keduanya hanya terdiam berkutat dengan pikirannya masing-masing. Kaivan terus memikirkan apa yang telah dia lakukan pada Hazelle beberapa waktu lalu.
Kaivan tahu perbuatannya pada Hazelle itu tidak benar, namun entah mengapa Kaivan tidak merasa menyesal sama sekali, justru Kaivan ingin merasakannya lagi.
Bibir mungil Hazelle yang sempat Kaivan cicipi itu begitu manis dan membuatnya candu. Kaivan yakin, dialah orang pertama yang merasakan manisnya bibir gadis cantik itu. Ketara sekali Hazelle sangat kaku dan tidak membalas ciuman Kaivan sama sekali, bahkan gadis itu terlihat bingung saat pria beristri itu memagut bibir ranum nya penuh gairah.
Sementara itu dalam pikiran Hazelle, gadis cantik itu berusaha untuk menghilangkan perasaan yang tiba-tiba kembali membuncah di hatinya. Mendapat perlakuan layaknya seorang pria pada wanitanya membuat jantung Hazelle kembali berdegup kencang.
Nama Kaivan yang selama ini berusaha Hazelle hilangkan dari hatinya seolah muncul kembali dengan sendirinya. Namun Hazelle sadar perlakuan Kaivan padanya itu hanya karena terbawa suasana yang membuat Kaivan akhirnya khilaf dan melakukan apa yang tak seharusnya mereka lakukan.
Karena itulah Hazelle menepis keras jika yang Kaivan lakukan itu tulus, Hazelle tidak ingin terjebak dengan harapan yang hanya menjadi angan semu belaka.
Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya Kaivan dan Hazelle sampai di rumah Hazelle. Gadis cantik itu buru-buru turun dari mobil Kaivan karena sudah tidak tahan dengan kecanggungan yang tercipta.
"Terimakasih, Mas. Aku turun dulu!" Hazelle membuka pintu mobil, namun gerakan tangan gadis cantik itu terhenti karena Kaivan membuka suaranya.
"Hazelle, soal yang tadi---"
"Aku paham, Mas. Aku akan melupakannya. Dan aku akan menganggap kejadian tadi tidak pernah ada."
Ucapan Kaivan menggantung begitu saja karena Hazelle sudah lebih dulu menyela nya.
Kaivan menajamkan tatapannya, pria itu tidak terima jika Hazelle akan menganggap kejadian tadi tidak pernah ada, bahkan dengan lantang gadis cantik itu bilang akan melupakannya begitu saja. Dengan satu tarikan tangannya, Kaivan berhasil membawa Hazelle ke dalam dekapannya. Dan tanpa aba-aba, pria itu memagut bibir Hazelle dengan buas.
Kaivan seolah menjelaskan jika dirinya tidak terima dengan ucapan Hazelle. Pria itu terus mencium bibir Hazelle semakin liar, tangannya pun tak tinggal diam bergerilya ke tempat yang kini menjadi favoritnya. Kaivan baru melepaskan pagutannya setelah Hazelle memukul dadanya karena kehabisan napas.
Hazelle menatap tajam Kaivan dengan napas yang masih tersengal. Sedangkan yang di tatap, justru tersenyum karena gemas melihat wajah cantik Hazelle yang terlihat sangat menggemaskan jika sedang kesal.
"Jangan menatap Mas seperti itu, atau Mas cium lagi?" Hazelle buru-buru menutup bibirnya menggunakan tangannya karena Kaivan kembali mendekatkan wajahnya. Tetapi kemudian Kaivan tergelak saat melihat kepanikan di wajah Hazelle. "Hazelle, Kamu mau nggak jadi kekasih Mas?"
Hazelle melotot sempurna, membuat bola matanya nyaris keluar dari tempatnya.
"Mas sudah gila, ya?" Hazelle hendak membuka pintu mobil Kaivan, namun lagi-lagi pria tampan itu menghentikan gerakan Hazelle dengan mencekal tangannya.
"Mas serius!"
Hazelle menatap Kaivan sekilas, entah mengapa gadis itu merasa jika Kaivan mengatakannya dengan tulus. Namun, kewarasan Hazelle masih berfungsi dengan baik, dan otaknya masih bisa berpikir jernih untuk tidak percaya dengan ucapan pria beristri itu.
Apalagi mengingat status Kaivan yang sudah beristri membuat Hazelle yakin jika Kaivan hanya sedang menjadikannya pelampiasan di tengah-tengah polemik yang sedang menimpa rumah tangganya.
"Maaf, Mas. Aku tidak bisa. Aku bukan pelakor!"
Brugh
Hazelle buru-buru lari setelah membanting pintu mobil Kaivan cukup keras. Gadis cantik itu tidak berhenti mengumpat Kaivan yang menurutnya sudah gila.
"𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘨𝘪𝘭𝘢! 𝘉𝘪𝘴𝘢-𝘣𝘪𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘯𝘦𝘮𝘣𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘶. 𝘔𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘤𝘦𝘸𝘦𝘬 𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯? 𝘔𝘢𝘴𝘢 𝘪𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨!" 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘨𝘦𝘭𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.
"𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘬𝘶, 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘳𝘦𝘭𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯!"
Kaivan merasa ada yang aneh dengan perasaannya, semenjak berciuman dengan Hazelle, Kaivan tidak bisa menahan diri jika berdekatan dengan gadis cantik itu. Bahkan untuk pertama kalinya pria itu melupakan kesetiaannya pada Annette, yang selama menjalani pernikahannya Kaivan sangat memegang teguh yang namanya kesetiaan.
...----------------...
"Kenapa wajahmu di tekuk seperti itu?"
Annette tidak menjawab pertanyaan dari managernya, namun managernya paham jika Annette seperti ini, artinya wanita itu sedang ada masalah dengan suaminya.
"Kaivan minta aku hamil, bosen aku dengernya!" Ketus Annette.
Manager Annette yang bernama Bio itu terkekeh, dia merasa lucu dengan Annette yang tidak mau mengandung. Sementara suami dan mertuanya terus mendesak dirinya untuk melahirkan keturunannya.
"Kamu tinggal hamil, apa susahnya? Malah bagus kalau Kamu hamil, job Mu akan semakin banyak. Produk-produk kehamilan pasti akan berdatangan," ucap sang manager.
Annette memutar bola matanya malas. "Kamu tahu kan apa yang aku takutkan kalau aku hamil? Aku akan gendut, dan setelah melahirkan badanku akan melar."
"Kamu tinggal olahraga, lagian obat pelangsing juga banyak yang bagus-bagus. Atau yang paling instan operasi sedot lemak, misalnya." Bio terus berusaha membujuk Annette. Bio bukan hanya sekedar teman Annette, Dia adalah Kakak kandung Annette sekaligus keluarga satu-satunya yang Annette miliki. Karena kedua orang tuanya sudah meninggal ketika Annette dan Bio masih kecil.
Bio selalu ingin yang terbaik untuk Annette, dan Bio sangat bersyukur adiknya itu menikah dengan seorang Kaivan. Atharva Kaivan Malik bukanlah orang sembarangan yang mudah di dapatkan, karena sifat dingin yang dimiliki pengusaha muda dan kaya raya itu membuatnya sulit untuk digapai.
Hal itu lah yang membuat Annette tidak khawatir dengan ancaman yang selalu Kaivan berikan, berulang kali suaminya itu mengatakan akan meminta wanita lain untuk melahirkan anaknya, jika dirinya tidak mau mengandung anaknya.
Namun Annette sangat yakin itu hanya sekedar gretakan saja, karena Kaivan tidak suka berdekatan dengan wanita asing. Bagaimana mungkin, pikirnya.
"Gak semudah itu, Bi. Kaivan akan melarang aku bekerja nantinya."
Kekhawatiran Annette adalah Kaivan akan melarangnya bekerja dan memintanya untuk fokus mengurus keluarganya saja. Sedangkan wanita itu tidak menyukai jika dirinya harus berdiam diri di rumah, apalagi mengurus anak kecil sama sekali tidak Annette sukai.
Bio menghembuskan napasnya kasar, adiknya itu sangat keras kepala. Padahal hidupnya enak, Kaivan selalu memanjakannya tanpa harus bekerja keras. Tapi Annette tidak pernah bersyukur dengan apa yang dimilikinya, padahal banyak wanita di luaran sana yang merasa iri dengannya.
Namun bukan iri karena Annette seorang model papan atas, akan tetapi status Annette yang merupakan istri seorang Kaivan, sosok pria paling sempurna yang di idam-idamkan seluruh kaum hawa.
"Justru bagus, Kamu tidak perlu perlu bekerja keras lagi. Kaivan akan semakin memanjakanmu setelah Kamu melahirkan pewarisnya."
"Pokoknya aku tidak mau! Apa aku pura-pura mandul saja, ya?" Tiba-tiba ide gila muncul di benak istri Kaivan itu.
"Jangan bodoh Kamu! Apa Kamu tidak berpikir Kaivan akan mencari wanita lain, nantinya?"
"Tidak mungkin! Suamiku itu sangat setia, berdekatan dengan wanita asing saja dia tidak mau," ucapnya dengan percaya diri.
"𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘢𝘭𝘪𝘴𝘢𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘥𝘦 𝘨𝘪𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘵𝘶, 𝘈𝘯𝘯. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪." 𝘉𝘪𝘰 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘯𝘢𝘯𝘢𝘳 𝘱𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘈𝘯𝘯𝘦𝘵𝘵𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
ini kotorrr sekali fantasinya 😭😭😭
saudara sendiri 😭😭😭
bikin salah paham aja 🤣🤣
bilang tidak tapi iya