penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca ...
Yuk kita ramaikan ...
Up setiap hari...
Sebelum lanjut baca jangan lupa follow , like, subscribe, komen , gift dan vote....
Apapun yang terjadi tetaplah bahagia jangan lupa tersenyum...
Selamat membaca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teteh Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah sampai di penginapan Haris langsung menuju kamar nya dan berpisah dengan bu Andin karena arah kamar mereka berada di tempat yang berbeda, Haris langsung masuk ke dalam kamar nya dan langsung mandi karena akan segera melaksanakan salat magrib sebenar nya tangan nya sudah gatal sekali ingin segera membuka HP nya. Dan menghubungi istrinya itu. Akan tetapi dia harus bersabar sampai selesai melaksanakan salat magrib.
Saat membuka hp-nya Haris langsung melihat panggilan tak terjawab dari istri nya dan ada satu pesan masuk.
Haris pun langsung membuka dan membaca nya.
Setelah membaca pesan tersebut Haris bukan membalasnya tapi dia langsung menekan tombol hijau untuk menelpon.
tut tut tut tut tut ....
Beberapa kali dia memanggil tapi tidak ada jawaban dari Syifa.
"Mungkin Syifa lagi makan malam bersama abi umi, sebaik nya nanti saja aku telepon nya."
Haris pun menaruh kembali hp-nya di atas meja , Haris merebah kan tubuh nya di tempat tidur untuk meluruskan otot yang kaku karena seharian karena seharian ini dia berkegiatan sangat sibuk sekali.
Tok tok tok tok ....
Terdengar suara kamu pintu kamar nya di ketuk , Haris langsung bangkit dan melihat siapa kah yang mengetuk pintu nya.
Cekrek .
Haris membuka pintu dan ternyata Bu Andin sudah berdiri di depan pintu, lalu tersenyum saat melihat Haris membuka pintu nya
"Assalamualaikum, Ustad Haris."
"Waalaikumsalam, ada apa Bu Andin datang ke sini? "
"Maaf Ustad, saya ke sini mau ngajak Ustadz Haris makan malam karena sudah di tunggu sama rekan yang lain nya."
" Iya iya Maaf , saya lupa kalau begitu Bu Andin duluan saja nanti saya segera menyusul. "
" Tidak apa-apa Ustad , saya tunggu di sini aja!"
Bu Andin tetap ingin menunggu Haris dan dan ingin berjalan bersama menuju ke tempat makan malam. Dan gak lupa dengan senyuman yang terus terpancar di wajah nya.
"Kalau begitu saya tinggal ke dalam sebentar mau ganti pakaian kamu permisi Bu Andin."
"Iya Ustad silah kan, saya akan tunggu di sini saja."
Haris lalu menutup pintu kamar nya dan kembali dan segera kembali dia mengganti pakaiannya. Karena tadi masih menggunakan koko dan sarung jadi dia harus mengganti nya dulu , dia mengenakan kaos oblong berwarna putih dan celana panjang berwarna hitam. Penampilan nya cukup santai tapi terlihat keren apa lagi kulit nya yang putih membuat tampilan nya semakin fresh.
Setelah selesai Haris langsung berjalan ke arah pintu kamar dan membuka pintu nya.
Bu Andin pun terpukau melihat penampilan Haris yang belum pernah di lihat nya sebelum nya. Selama ini dia hanya melihat Haris dengan pakaian formal dan berbeda sekali dengan penampilan nya malam ini.
"Mari, Bu Andin."
Haris tak memperhatikan Bu Andin yang sejak tadi memandangi diri nya sampai tak berkedip sama sekali , dia justru malah jalan dulu dan membiarkan Bu Andin mengikuti nya di belakang.
"Ustadz Haris tungguin dong, kok malah saya di tinggalin."
Bu Andin berjalan lebih cepat untuk mengimbangi langkah Haris. Dia gak mau menyia-nyiakan kesempatan jalan berdua dengan ustad Haris.
Sampai akhir nya mereka pun sampai di restoran yang berada di lantai dasar . Ternyata benar semua rekan sudah berkumpul di sana dan hanya tersisa 2 kursi kosong yang belum di tempati.
Mau tidak mau Haris harus duduk bersebelahan dengan Bu Andin.
Bu Andin terlihat begitu senang dia tersenyum dan sesekali melihat ke arah Haris .
_Akhir nya aku bisa juga bersebelahan dengan ustad Haris dan makan malam bersama ._ Ucap nya dalam hati .
Setelah membaca doa makan yang dipimpin oleh Haris, semua nya langsung menyantap hidangan yang sudah di sajikan..
Saat sedang makan tiba-tiba HP Haris berdering karena ada panggilan masuk rumah dia membiarkan hp-nya berdering sampai akhir nya mati karena tidak menjawab telepon tersebut.
"Maaf Ustad Haris kenapa tidak menjawab telepon nya mungkin saja ada yang penting!"
"Iya Bu Andin benar telepon nya memang dari orang yang penting, tapi ini juga masih di acara makan malam bersama rekan-rekan jadi akan terganggu kalau di angkat sekarang telepon nya."
"Iya, Ustad benar."
Jawa Bu Andin dengan mengangguk kan kepala nya.
Setelah acara makan malam selesai Haris langsung berdiri dan berjalan menuju ke kamar nya. Dia berhasil berjalan duluan dan meninggalkan Bu Andin , yang selalu membuntuti nya.
.
.
Tut tut tut tut,....
Haris menghubungi Syifa , dia menggunakan vc agar lebih selalu melihat wajah nya dan melepas sedikit rasa rindu nya dan tidak begitu lama langsung di jawab.
(Assalamualaikum, Mas.)
(Waalaikumsalam, sayang.)
(Mas lagi apa sih Kok baru hubungi aku jam segini.)
Syifa bicara dengan nada kesal yang ekspresi nya membuat Haris semakin gemas melihat Syifa ingin mencium bibir nya.
(Maaf sayang, Hari ini saya benar-benar sibuk dengan pekerjaan , saya baru pegang HP setelah acara hari ini selesai.)
(Jadi mas baru selesai kerja jam segini?)
(Saya selesai sebelum maghrib)
(Tuh kan . Terus kenapa jam 21:00 baru hubungi aku)
Syifa masih dengan nada kesal nya.
(Tadi habis maghrib saya telepon kamu tapi gak di angkat . Terus saya lanjut makan malam bersama rekan-rekan semua. Maka nya saya baru hubungi lagi setelah selesai makan malam.)
(Hem)
Syifa tak mengeluarkan sepatah kata apa pun, dia hanya berdehem saja.
(Kamu pergi ke mana tadi ?sama siapa?)
(Pergi nonton sama temen.)
(Pulang jam berapa?)
(Jam 19:30.)
(Oh jadi tadi kamu nggak angkat teleponnya karena masih di luar? Siapa yang kasih kamu izin pulang malam?)
Haris mulai bicara dengan ada yang serius
(Maaf ,Mas.)
Hanya kata maaf dan wajah melas yang terlihat di wajah Syifa
(Lain kali saya gak izinin kamu pulang malam kayak tadi , paham! )
(Mas aku minta maaf lain kali aku gak pulang malam lagi kok beneran)
(Ya sudah kalau gitu saya mau istirahat dulu ya Karena besok masih banyak kegiatan , kamu juga tidur nya jangan larut malam ya!)
(Assalamualaikum.)
(Waalaikumsalam.)
Telepon nya sudah terputus.
Syifa merebahkan tubuh nya di tempat tidur nya. Dia melihat ke samping yang biasa nya ada Haris yang tidur di sebelah nya. Dia mengusap-usap tempat tidur nya
Syifa terus mengingat Haris sampai akhir nya dia terlelap.
----------------