NovelToon NovelToon
Lovestruck In The City

Lovestruck In The City

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Keluarga / Karir / Romansa / Bapak rumah tangga / Office Romance
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Bagi beberapa orang, Jakarta adalah tempat menaruh harapan. Tempat mewujudkan beragam asa yang dirajut sedemikian rupa dari kampung halaman.

Namun, bagi Ageeta Mehrani, Jakarta lebih dari itu. Ia adalah kolase dari banyak kejadian. Tempatnya menangis dan tertawa. Tempatnya jatuh, untuk kemudian bangkit lagi dengan kaki-kaki yang tumbuh lebih hebat. Juga, tempatnya menemukan cinta dan mimpi-mimpi baru.

“Kata siapa Ibukota lebih kejam daripada ibu tiri? Kalau katamu begitu, mungkin kamu belum bertemu dengan seseorang yang akan membuatmu menyadari bahwa Jakarta bukan sekadar kota bising penuh debu.”—Ageeta Mehrani, 2024

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Difference

Baru tiba di gerbang saja, Ageeta sudah menyadari betapa berbedanya kehidupan yang ia jalani selama ini dengan milik Reno. Bagaikan bumi dan langit, bak berharap air tawar bisa bersatu dengan air asin di dalam satu wadah tanpa pemisah.

Ageeta menelan ludahnya kasar sewaktu kaca mobil bagian pengemudi diturunkan, di mana momen itu membuatnya bisa melihat seorang petugas keamanan menundukkan kepala hormat dan memberikan gestur untuk mempersilakan mobil Reno memasuki kawasan perumahan elite tersebut.

Melewati gerbang tanpa hambatan, mobil kemudian melaju menyusuri jalanan lurus yang halus. Ageeta melemparkan pandangan ke luar, dibuat takjub pada jajaran rumah bertingkat empat dengan gaya Eropa yang terkesan megah. Terdapat patung-patung besar di setiap gerbang lain menuju tiap blok, sesuatu yang baru untuk Ageeta sebab ia belum pernah melihatnya meski cuma lewat layar kaca.

“Pak Reno emang hidup di dunia lain, ya,” gumamnya. Secara sadar membiarkan lelaki di sebelahnya mendengar dengan jelas apa yang ia ucapkan, alih-alih hanya membatin di dalam hati.

“Kamu pikir saya makhluk halus?” timpal sang lelaki.

Ageeta menolehkan kepala, sedikit merengut. “Bukan gitu maksudnya,” ucapnya.

Reno tidak menanggapi, tidak juga menoleh sama sekali. Hanya terlihat menggelengkan kepala pelan dan kembali fokus pada jalanan di depan. Sekitar seratus meter kemudian, mobil berbelok ke sisi kiri, memasuki gerbang lain dengan ikon patung kuda di sisi kanan dan kiri. Petugas keamanan lain menyambut, sekali lagi mobil diizinkan lewat dengan mudah.

Kemudian, mobil berhenti di depan sebuah rumah dengan halaman luas dan hijau. Dari tempat duduknya, Ageeta bisa melihat dua mobil lain sudah terparkir di carport, dan masih ada slot untuk dua mobil lagi. Sama seperti rumah-rumah lain yang dia lihat sepanjang jalan, milik Reno juga memiliki 4 lantai. Bangunannya berdiri megah dan dilengkapi pahatan-pahatan indah bernilai seni tinggi. Warnanya putih gading, dengan sentuhan warna emas di beberapa bagian. Pintunya tinggi dan besar, handle-nya pun berukuran raksasa.

Disuguhi pemandangan begitu, Ageeta kembali termangu. Oke, dia tahu Reno jelas hidup dengan keadaan ekonomi yang jauh lebih baik daripada dirinya, tetapi masih tidak terpikir kalau ternyata sejomplang ini kehidupan mereka.

“Jangan melamun, ayo turun.”

Ageeta terhenyak, kelabakan mengembalikan kewarasan hanya untuk dibuat tersentak sekali lagi saat tahu pintu di sebelahnya sudah terbuka dan Reno membungkuk mengulurkan tangan ke arahnya.

Dengan kesadaran penuh, Ageeta menolak uluran tangan Reno. Ia keluar dari mobil dengan usahanya sendiri, lalu buru-buru menjaga jarak aman demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Reno tidak kedengaran memberikan protes apa pun, jadi Ageeta pikir tidak masalah untuk dirinya bertindak demikian. Selanjutnya, lelaki itu berjalan mendahului dan Ageeta mengekor di belakang masih sambil sesekali mengamati keadaan sekitar.

Suara pintu yang terbuka membuat Ageeta menaruh lagi perhatiannya ke depan. Perlahan, satu sisi pintu besar itu terbuka ke bagian dalam, memunculkan celah lebar untuk siapa pun bisa masuk. Di momen itu, jantung Ageeta tahu-tahu berdetak lebih kencang. Menduga-duga siapa kiranya yang akan menyambut kedatangan mereka. Istri Reno kah? Atau malah anaknya?

“Waaaaa!!!!” dan semua tebakannya ternyata salah.

Bukannya manusia, yang muncul dari pintu besar itu adalah seekor alaskan malamute yang ukurannya hampir dua kali ukuran tubuhnya. Refleks saja, Ageeta menarik belakang kemeja Reno, menggunakan tubuh lelaki itu sebagai tempat persembunyian.

“Kamu takut anjing?” samar-samar Ageeta mendengar pertanyaan itu dilontarkan.

“Iya!” jawabnya. Masih bersembunyi di belakang Reno, semakin erat menarik kemeja sang lelaki, membuat kemeja yang semula halus itu berubah kusut.

“Tapi Lexus nggak nakal, dia friendly sama siapa pun.”

“Pak!” serabutan, Ageeta menaikkan pandangan, menatap tajam Reno yang menoleh dari balik bahunya. “Saya pernah nyungsep ke got gara-gara dikejar anjing, bekas lukanya masih ada di kaki! Buat saya, nggak ada anjing yang friendly!”

Kenangan soal dirinya yang nyungsep di got perkara dikejar anjing serta-merta membuat seluruh tubuh Ageeta bergidik. Ngeri-ngeri sedap kalau mengingat lagi betapa takutnya ia di dalam got penuh air kotor ketika hari sudah gelap. Pergelangan kakinya terkilir, betisnya tergores cukup banyak dan bagian belakang kepalanya terasa nyeri akibat benturan yang cukup keras.

Tetapi, yang lebih buruk dari semua luka fisik yang dia terima adalah keberadaan si anjing berwarna cokelat yang tak kunjung pergi dari hadapannya. Makhluk bertaring itu malah melongokkan kepala ke dalam got, seakan masih belum puas untuk membuat jantung Ageeta berlarian di dalam dada.

Ugh! Untung saja waktu itu ada mas-mas tukang nasi goreng yang menolong. Kalau tidak, Ageeta tidak tahu bagaimana nasibnya. Mungkin keesokan harinya, ia akan mendengar kabar dirinya ditemukan mati di got dengan luka gigit dan cakar yang mengenaskan. Ewh, ngeri sekali!

“Tolong usir....” rengeknya. Suaranya terpendam karena wajahnya kini sudah nyungsep di punggung Reno, benar-benar tidak mau beradu tatap dengan Lexus.

Karena Ageeta terus bergerak ribut di punggungnya, Reno tidak punya pilihan selain menggerakkan tangannya ke arah Lexus yang berhenti beberapa langkah di depannya dengan ekor yang bergerak-gerak antusias. Lidahnya yang keluar dan tatapan matanya yang berbinar adalah pertanda betapa inginnya anak kesayangannya itu mengajak main, tetapi ia harus mengusir anak bulunya itu demi kebaikan bersama.

“Lexus, go to Mami.” Sambil menunjuk ke arah pintu, Reno memerintahkan Lexus untuk pergi.

Selayaknya anak baik dan penurut, Lexus berbalik, berlarian ke arah pintu dan dalam sekejap sudah menghilang dari pandangan. Sementara Ageeta, gadis itu mulai berani memunculkan kepalanya sewaktu tahu Lexus telah berjalan menjauh.

“Udah aman?” bisiknya.

“Udah,” sahut Reno. Lalu tanpa ba-bi-bu lelaki itu menarik tangan Ageeta, menggenggamnya erat sehingga sang empunya tak punya waktu untuk berontak. “Ayo, jangan kelamaan di luar.”

Ageeta tidak suka tangannya digenggam seerat ini ketika di benaknya masih penuh dengan beribu pertanyaan. Tetapi, karena khawatir Lexus bisa sewaktu-waktu muncul kembali, ia tak punya pilihan selain menurut sambil merapatkan tubuhnya pada tubuh Reno, meminta perlindungan lebih.

Mereka lantas berjalan memasuki rumah. Seperti kembar siam, langkah mereka terajut rapat tanpa sekat. Kini bukan saja merapatkan tubuhnya, Ageeta juga secara tidak sadar telah mengalungkan kedua tangannya di lengan Reno, memeluknya erat selagi matanya jelalatan memeriksa keadaan sekitar.

“Udah aman, Git, Lexus nggak akan tiba-tiba datang kecuali saya panggil.” Menyadari Ageeta yang masih gelisah, Reno mencoba memberi pengertian.

Tidak berhasil, Ageeta tidak mendengarkan ucapannya sama sekali. Gadis itu tetap saja memutar pandangannya, memasang sikap awas.

Sampai kemudian, seruan yang datang dari arah dalam membuat Ageeta menolehkan kepala cepat. Munculnya seorang wanita berambut sebahu yang anggun dan seorang anak kecil perempuan membuatnya otomatis melepaskan rangkulannya di lengan Reno, sekaligus mengaktifkan kesadarannya dalam waktu singkat. Mengingatkannya kembali pada status Reno yang adalah seorang ayah dan suami.

Ageeta menarik jarak sejauh mungkin. Berkali-kali berdeham salah tingkah, semakin merasa tidak enak sewaktu wanita cantik dan anak perempuan tadi sudah tiba di hadapan mereka. Sang anak perempuan tersenyum lebar menyambut Reno yang berjongkok dengan kedua lengan terbentang, sekonyong-konyong masuk ke dalam pelukan sang ayah, lantas mulai berceloteh riang layaknya anak-anak. Sedangkan wanita cantik tadi berdiri beberapa langkah di depan mereka, tersenyum tipis menyaksikan Reno dan putrinya berpelukan.

“Anu ... Pak,” bisik Ageeta. Bukannya bermaksud lancang untuk menginterupsi kegiatan ayah dan anak tersebut, tetapi demi Tuhan... dia ingin pulang sekarang juga!

“Oh, saya lupa.” Reno membawa anak perempuannya ke dalam gendongan dan kembali berdiri, mengambil posisi berhadapan dengan Ageeta, bersampingan dengan wanita cantik yang masih menyunggingkan senyum ramahnya.

“Kenalin, Git, ini anak saya.” Seraya menyentuh puncak kepala putrinya dan mengusapnya pelan. Kemudian, sebelum Ageeta sempat menjawab, Reno beralih pada wanita cantik di sampingnya. “Dan ini.......”

Bersambung.....

1
F.T Zira
lha... gak sadar main nyelonong😅😅😅..
ninggalin 🌹 dulu buat ka author✌️✌️✌️
Zenun
Tidur aja, Renonya lagi kena pelet masa lalu😁. Tapi dia lagi di obatin sama Noa sama Laras kok
nowitsrain: Atuh nggak bisa goyang
Zenun: ehehehehe, digoyangin aja
total 5 replies
Zenun
tuh dengerin Ren
nowitsrain: Iyaaa
Zenun: ya ampun, se-rombeng itukah kuping Reo
total 5 replies
Dewi Payang
Untung bukan roh jahat🤣🤣
Dewi Payang: wkwk🤣
nowitsrain: Roh jahat mah udah dipaten sama Pak Ruben
total 2 replies
Dewi Payang
Sisa hidup kamu Ren.... ingat kata2 itu Ren....😄😄
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄
nowitsrain: Iya tuuu
total 2 replies
Dewi Payang
Jangan, tar kamu jadi kuda lumping Ren
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣
nowitsrain: Wkwk mau debus dia kak
total 2 replies
Alesha Qonita
baca judulnya mirip sama drakornya babang ichang dan mami Ji-won 😂, Yangyang couple 🤭
Dewi Payang
sepupuan yaa saama si Laras?
nowitsrain: Bukan Kak hehe
total 1 replies
Dewi Payang
Untuk selalu ada? What? Aduh Ren....
Dewi Payang: 🥺🥺🥺🥺🥺🥺
nowitsrain: Sebagai sesama manusia 😭
total 2 replies
Nana Hazie
kenapa teresa nggak suka banget ma clarisa ya
Aresteia
good
esterinalee
luar biasa
Zenun
tuh kan tuh kan
nowitsrain: Salahhhhhh sayangkuuu
Zenun: iiiihh bener itu
total 5 replies
Zenun
setelin lagi last child coba
Zenun: penantian😄
nowitsrain: Wkwk lagu yang mana nih yang cocok untuk menggambarkan suasana suram ini
total 2 replies
Zenun
ada mah, di dengkul hehe
Zenun: hihihihi
nowitsrain: Wow, pantes...
total 2 replies
Zenun
lagi begulet jangan-jangan
Zenun: nyok 🏃‍♀️
nowitsrain: Astaghfirullah... ayo kita grebek!
total 2 replies
Zenun
Omelin mak. Reno masih aja bermain-main sama masa lalu hihihi
Zenun: Reno sukanya nyari kuman nih
nowitsrain: Emang sukanya nyari penyakit
total 2 replies
Dewi Payang
Ren.... Ren... bisa ga sih, ga usah pake peluk2 gitu.....
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣👍
nowitsrain: Bener sih ini...
total 6 replies
Dewi Payang
Seperti Clarissa bakalan lama deh Mam,🤭
nowitsrain: Betul...
Dewi Payang: Dia memang gak jahat kak, tapi situasi akan membuat dia terlihat jahat karena berada diantara Reno dan Ageeta, iya gak kak....
total 7 replies
Dewi Payang
Baru baca fikirannya si Mami, kok udah buat aku antipati sama si Clarissa🤭
nowitsrain: 😌😌 begitulah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!