NovelToon NovelToon
Pria Dingin & Angsa

Pria Dingin & Angsa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:28.1k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Kitty adalah gadis sederhana yang bekerja di toko keluarganya, menjual angsa bakar. Hidupnya berubah saat Calvin Hernandez, pria kaya dan dingin, mengajukan permintaan mengejutkan, "Jadi pacarku!" Meski hatinya sudah terpaut pada pria lain, Kitty menolak tanpa ragu.

Namun, Calvin tidak menyerah. Dengan segala pesona dan kekayaannya, ia mencoba memasuki dunia Kitty, menunjukkan sisi lembut yang tak terduga. Kitty berada di persimpangan sulit: setia pada cinta lamanya atau membuka hati untuk Calvin yang ternyata memiliki perasaan mendalam padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

Keesokan harinya, Kitty terbangun dengan perasaan campur aduk. Ciuman Calvin masih terbayang jelas dalam ingatannya, meninggalkan rasa kebingungan dan malu.

"Dasar mesum, bisanya dia menciumku hampir selama satu jam. Bibirku sampai bengkak. Bagaimana kalau papa dan mama mengetahuinya?" gumam Kitty sambil menepuk kepalanya. "Kenapa pria ini bertindak sesuka hati? Memeluk dan mencium tanpa minta izin. Dia mengambil ciuman pertamaku begitu saja. Aku bersama Samuel bertahun-tahun saja tidak pernah berciuman. Mengenal pria ini hanya beberapa hari aku sudah dilecehkan. Aku rugi banyak...rugi banyak," lanjut Kitty sambil mengacak rambutnya hingga berantakan.

Dia merasa marah, malu, dan bingung dengan perasaannya yang campur aduk."Tidak bisa! Aku harus bertemu papa!" gumam Kitty yang turun dari ranjang dengan tekad bulat.

Di luar kamar, Robin sedang sibuk mencuci angsa yang bulunya sudah dibersihkan. Ia menikmati pekerjaan itu, hingga tiba-tiba Kitty muncul dari belakang dengan rambut berantakan hingga menutupi wajahnya. Robin merasa aneh dan menoleh ke belakang, matanya terbuka lebar saat melihat putrinya.

"Aahh!" teriak Robin kaget.

Kitty mengangkat wajahnya sedikit dan berkata dengan nada datar, "Aku adalah putrimu, kenapa berteriak seperti orang kerasukan?"

Robin yang terkejut mengelus dadanya sambil menghela napas panjang. "Apakah kau tahu, kau lebih menakutkan dari hantu. Kenapa harus keluar dalam kondisi seperti ini? Pagi-pagi sudah menakuti orang saja!"

"Pagi-pagi mana ada hantu, Papa yang berlebihan," ucap Kitty dengan nada protes.

"Lalu, untuk apa kau keluar dengan penampilan seperti ini? Pergi cuci muka dan mandi sana!" kata Robin dengan kesal, sambil kembali mencuci angsa dengan gerakan cepat.

Kitty mengabaikan saran ayahnya dan bertanya dengan serius, "Papa, bagaimana kalau kita pindah ke luar negeri saja?"

Robin menatap Kitty dengan tatapan bingung dan menjawab, "Apa kau sedang bermimpi? Pindah ke luar negeri? Kita sudah tinggal di sini sejak kamu masih kecil."

Kitty menatap ayahnya dengan serius, mencoba menyampaikan perasaannya yang sesungguhnya. "Papa, aku merasa tidak aman di sini. Terlalu banyak hal yang membuatku gelisah. Aku hanya ingin kita punya kehidupan yang lebih tenang dan damai."

"Apakah kau berhutang pada seseorang sehingga ingin kabur ke luar negeri?" tanya Robin dengan nada tajam, matanya menatap langsung ke arah Kitty, mencoba mencari kebenaran di balik kata-katanya.

"Bukan seperti itu! Aku tidak berhutang pada siapapun. Aku hanya ingin menjalani hidup yang tenang," jawab Kitty dengan suara gemetar.

"Apa yang membuatmu tidak tenang di sini, ha?" tanya Robin, kini langkahnya semakin mendekat. Ia berdiri hanya beberapa inci dari Kitty.

Kitty mengalihkan pandangannya, mencoba menghindari tatapan tajam Robin. "Aku hanya ingin coba hidup di kota lain."

"Jangan berpikir yang aneh-aneh, bagaimana dengan hubunganmu dengan pria tampan itu? Sepertinya dia sangat mencintaimu?" tanya Robin dengan alisnya terangkat, mencoba mencari tahu lebih dalam.

"Papa, apakah semua pria sama saja?" tanya Kitty, suaranya bergetar sedikit. Ia memandang Robin dengan mata yang penuh kebingungan.

"Dari segi apa?" tanya Robin, kini sedikit bingung dengan arah percakapan mereka.

"Dari segi perasaan, Awalnya saat aku bersama Samuel dia juga baik padaku. Setelah itu dia berubah total setelah mantannya kembali, dan dia juga selalu mengutamakan orang tuanya sehingga mengabaikan perasaanku," jawab Kitty, suaranya semakin sedih.

"Sebenarnya semuanya tergantung pada sifat mereka. Samuel adalah anak manja. Tanpa orang tuanya, dia tidak bisa apa-apa. Berbeda dengan Calvin. Walau dia lebih kaya, tapi dia lebih dewasa. Sepertinya hidupnya tidak seindah Samuel yang selalu bergantung pada orang tuanya. Jadi jangan samakan mereka!" ujar Robin dengan tegas, mencoba menyuntikkan sedikit logika ke dalam pikiran putrinya yang bingung.

"Aku masih ragu menjalin hubungan dengannya. Aku tidak ingin pada akhirnya hubungan kami kandas lagi. Sebaik apapun dia sekarang, yang namanya hati manusia bisa berubah seiring waktu berhenti," kata Kitty sambil termenung

"Bukan seiring waktu berhenti, tapi seiring waktu berjalan," kata Robin sambil mengoreksi, sambil melirik tajam pada putrinya.

"Papa, kirim saja aku ke luar negeri yang tidak ada warga laki-laki!" pinta Kitty.

Robin menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menarik telinga putrinya dengan kuat dan tegas.

"Aahhh, kenapa menarik telingaku lagi!" teriak Kitty yang kesakitan, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman ayahnya.

"Jangan bicara hal yang tidak masuk akal! Pergi cuci mukamu dan mandi sana!" bentak Robin, menarik telinga putrinya sambil melangkah menuju kamar putrinya dengan tegas.

"Iya, iya, aku tahu. Cepat lepaskan tanganmu...," teriak Kitty.

Calvin mendatangi tempat tinggal Kitty dan duduk di ruangan depan, matanya mengamati sekeliling dengan tenang.

"Tuan, silakan diminum!" seru Maggie sambil meletakan secangkir teh hangat di meja di hadapannya.

"Terima kasih! Bibi, panggil namaku saja!" jawab Calvin dengan senyum hangat yang membuat suasana terasa lebih santai.

"Baiklah, lagi pula kamu adalah teman putri kami," jawab Maggie dengan ramah, meskipun ada sedikit kekhawatiran dalam nada suaranya.

"Bukan teman, tapi aku adalah calon menantu bibi," ucap Calvin tanpa ragu dan terus terang, membuat suasana ruangan tiba-tiba berubah.

"Calon menantu?" tanya Maggie yang hampir tidak percaya, begitu juga dengan Rom dan Henry yang berada di dekatnya. Tidak biasanya bos mereka begitu dekat dan serius dengan seorang wanita.

"Iya, apakah bibi tidak merestui hubungan kami?" tanya Calvin, tatapannya kini serius, menunjukkan tekad yang kuat.

"Bukan seperti itu, hanya saja kalian berdua baru saja mulai. Kalau menyebut calon menantu, apakah terlalu cepat?" jawab Maggie, masih mencoba mencerna informasi baru ini.

"Tidak! Kami akan pacaran beberapa bulan, setelah saling memahami kami akan menikah. Aku akan melamar Kitty di saatnya tiba," kata Calvin dengan keyakinan yang membuat Maggie dan yang lainnya terdiam.

"Bagaimana kalau kami belum menyetujuinya?" tanya Maggie dengan nada sedikit ragu, mencoba menguji keteguhan hati Calvin.

"Bibi dan Paman harus menyetujuinya. Kalau tidak, aku akan membawa putri kalian pergi dari sini," jawab Calvin dengan tegas, tanpa sedikitpun keraguan dalam suaranya.

"Ha?" tanya Maggie yang bingung dengan jawaban pria itu. Ia menoleh ke arah Rom dan Henry yang juga tampak terkejut.

"Ma...," teriak Kitty yang suaranya menggema ke seluruh ruangan, membuat semua orang terkejut.

"Ada apa, kenapa teriak-teriak?" tanya Maggie sambil melihat ke arah dalam rumah.

"Kalau pria mesum itu datang, bilang saja aku sudah ke luar negeri," teriak Kitty yang tidak menyadari kedatangan Calvin sejak tadi.

"Pria mesum mana...?" tanya Maggie yang tidak mengerti, masih dalam kebingungan.

"Yang bernama Calvin...kalau dia datang bilang saja aku tidak di rumah lagi!" teriak Kitty dari dalam, masih belum menyadari situasi di ruangan depan.

"Anak sialan, apakah dia tidak tahu kalau pria itu ada di sini," gumam Maggie sambil mencuri pandang ke arah Calvin yang hanya tersenyum mendengar ucapan Kitty. Wajahnya tetap tenang, namun matanya menunjukkan kesabaran yang luar biasa.

Calvin berdiri dari kursinya, melangkah dengan tenang menuju sumber suara. "Angsa," panggilnya dengan suara lembut, membuat Kitty terdiam seketika.

Ia berbalik dan melihat Calvin berdiri di sana, senyum di wajahnya yang membuat jantungnya berdegup kencang.

"Calvin? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kitty, matanya membelalak kaget.

"Aku datang untuk menjemput calon istriku," jawab Calvin dengan penuh keyakinan,

"Siapa calon istrimu?" tanya Kitty

"Kalau bukan kamu siapa lagi, Mari kita temui ayahku. Dia sedang menunggu kita di restoran!" ujar Calvin.

1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
kisah yg menarik antara bang calvin yg super dingin yg berjodoh ma kitty yg polos,lucu,imut,ceria dan pemberani😍😍😍
ngehaluin mereka berdua bikin guemesss plus ngakak dengan kekonyolannya 😅😅😅
ArlettaByanca
klo ternyata ga cocok tinggal cerai. Pacaran ga boleh tp kawin cerai gpp.
Pacaran ada batasan. Setelah menikah ya menikah bukan pacaran setelah menikah. Pacaran kan bisa putus kapan aja...beda dg menikah.... hmm.ya gitulah
Retno Palupi
wah cerita yang bagus kak, semangat berkarya
Pikachu: Terima kasih, kak ☺️☺️
total 1 replies
Retno Palupi
begitu lebih baik Rusli
Akai Kakazain
kngen kisah2 mu thor...dgn gaya cwe greget yg aq suka kwkwkw....
wiemay
wah cepat sekali cerita Calvin and angsa tamat
yuning
udah tamat saja y, gak kerasa, love you Calvin
Astuti Setiorini
bagus
wiemay
begitu besar pengorbanan mu bang...
Retno Palupi
lah kok bisa gitu ceritanya gimana Vin?
yuning
love you Calvin
bastiana
what 😲😲😲
Elizabeth Zulfa
mc ceweknya zg terlalu bdoh dan mc cowok zg entahlah...
Jumena 31: Mereka berdua sama-sama bodoh
total 1 replies
sinta untari
luar biasa suka Thor... bikin emosi naik turun hihi
yuning
😁
yuning
misteri
Nanda
lanjuttt
Retno Palupi
hmmm
Retno Palupi
yg kuat Kitty
Retno Palupi
siapayg g sedih kl lihat orang yang dicintai jln dg wanita lain?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!