Tian Guo, ahli bela diri terkuat di Daratan Zhuyun yang dihormati sebagai pemimpin Istana Surgawi, menghadapi penderitaan terbesar dalam hidupnya ketika kekasihnya, Xie Mei, dan Ketua Sekte Naga Suci mengkhianatinya saat dia berusaha naik ke Alam Immortal. Dihancurkan oleh pengkhianatan yang tak terduga, Tian Guo hampir lenyap dalam petir kesengsaraan.
Namun, takdir berkehendak lain. Seratus tahun kemudian, jiwa Tian Guo reinkarnasi ke dalam tubuh seorang bocah bernama Tang Wuying. Dengan kesempatan kedua ini dari surga, Tian Guo bersumpah untuk membalaskan dendamnya. Memanfaatkan pengetahuan dan kekuatannya yang luar biasa, dia kembali menapaki jalan bela diri yang terjal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van_Liev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19 - Barang Incaran
Feng Ruo Lan memulai pelelangan dengan anggun. Suaranya yang lembut namun tegas memandu para peserta lelang melalui setiap barang yang ditawarkan.
"Hadirin sekalian, selamat datang di pelelangan Menara Langit. Hari ini, kami akan mempersembahkan beberapa barang berharga yang telah kami pilih dengan cermat untuk Anda. Barang pertama adalah Pedang Naga Hitam, ditempa oleh pandai besi legendaris dengan bahan dari tulang naga asli. Harga awal lima puluh ribu koin emas."
Para peserta lelang mulai mengangkat papan nomor mereka, menawar dengan semangat.
Seorang pria tua di sudut ruangan segera mengangkat tangannya. "Lima puluh lima ribu koin emas!"
"Tujuh puluh ribu koin emas!" seru seorang pemuda yang duduk di barisan depan.
Penawaran berlangsung dengan sengit. Suara-suara tawaran yang semakin tinggi memenuhi ruangan. Setiap kali sebuah barang diperkenalkan, para peserta lelang berlomba-lomba untuk menjadi yang tertinggi dalam penawaran.
Tang Wuying duduk tenang di samping Manager Li, mengamati setiap barang yang diperkenalkan dan bagaimana para peserta berebut untuk memilikinya. Manager Li menjelaskan dengan rinci tiap-tiap barang kepada Wuying, memberikan latar belakang dan keistimewaan masing-masing.
"Barang berikutnya adalah Jubah Api Abadi, mampu melindungi pemakainya dari serangan elemen api dan meningkatkan kekuatan serangan elemen api sebesar dua puluh persen. Harga awal tiga puluh ribu koin emas."
"Empat puluh ribu koin emas!" seru seorang wanita muda.
"Enam puluh ribu koin emas!" jawab seorang pria berotot di sisi ruangan.
Tang Wuying tetap tenang, tidak menunjukkan minat untuk menawar. Dia hanya memiliki satu tujuan dalam pikiran, dan barang yang dia inginkan belum muncul.
"Manager Li, ada barang tertentu yang saya incar," kata Wuying dengan suara tenang.
"Oh, apa itu, Tuan?" tanya Manager Li dengan rasa ingin tahu.
"Bunga Matahari Surga," jawab Wuying.
Manager Li tersenyum. "Tuan, anda memiliki selera yang luar biasa. Bunga Matahari Surga adalah salah satu item paling langka dan berharga di pelelangan ini. Tapi, anda harus bersiap, persaingannya akan sangat ketat."
Wuying hanya mengangguk, matanya tetap fokus pada panggung pelelangan. Dia sudah memutuskan bahwa dia harus memiliki bunga tersebut, apapun yang terjadi. Ketika barang-barang lain terus diperkenalkan dan ditawar dengan sengit Wuying tetap tenang.
Setelah beberapa putaran lagi, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba.
"Dan sekarang, untuk barang berikutnya, yang sangat dinanti-nantikan, kami mempersembahkan Bunga Matahari Surga!" seru Feng Ruo Lan dengan penuh semangat. "Bunga ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekuatan spiritual dan fisik pemiliknya dan merupakan bahan alkimia berharga yang hanya tumbuh di puncak Pegunungan Qilin. Harga awal tujuh puluh ribu koin emas!"
"Tujuh puluh lima ribu koin emas!" seorang pria berteriak, matanya berbinar-binar dengan ambisi.
"Delapan puluh ribu koin emas!" seorang wanita muda menambahkan, tidak mau kalah.
Tang Wuying duduk tenang di biliknya, matanya mengamati setiap pergerakan di ruangan. Dia menunggu momen yang tepat untuk memberikan penawarannya.
"Seratus ribu koin emas," katanya dengan suara tegas, menarik perhatian semua orang.
Penawaran terus meningkat dengan cepat. Setiap kali seseorang menawar, suara-suara teriakan semakin keras.
"Seratus dua puluh ribu koin emas!" seorang pria dari bilik seberang berteriak.
Manager Li, yang duduk di sebelah Wuying, memberikan penjelasan singkat. "Tuan, orang yang menawar itu adalah putera pertama keluarga Wen dari Kota Yan. Keluarga Wen dikenal sebagai salah satu keluarga terkaya dan paling berpengaruh di sini. Putera pertama mereka, Wen Liang, terkenal dengan ambisinya."
Wuying hanya mengangguk dan mengangkat tangannya lagi. "Seratus lima puluh ribu koin emas."
Penawaran semakin memanas. Wen Liang dan Tang Wuying bertarung dengan sengit, saling menaikkan harga tanpa henti. Hingga pada satu titik, pelayan keluarga Wen mendekati Wen Liang dan berbisik dengan nada cemas.
"Tuan muda, kita tidak boleh terus menawar. Barang bagus yang sebenarnya akan muncul di sesi akhir. Kita harus menghemat sumber daya kita untuk itu."
Putera pertama Keluarga Wen mendengus, jelas tidak senang. Namun, dia tahu bahwa pelayannya benar. Setelah beberapa detik berpikir, dia akhirnya mengangkat tangannya dan menyerah.
"Baiklah, aku menyerah."
Feng Ruo Lan tersenyum melihat persaingan yang sengit dan akhirnya mengumumkan pemenang.
"Dua ratus ribu koin emas. Bunga Matahari Surga jatuh kepada Tuan di bilik nomor tiga!"
Wuying menghela napas lega, merasa puas dengan kemenangannya. Dengan begitu, bahan-bahan untuk membuat pil vena naga sudah lengkap. Sisa memberikannya kepada Bai Jian.
"Selamat, tuan." Manager Li memberi selamat.
Sementara itu, di bilik keluarga Wen, Wen Liang duduk dengan ekspresi penuh kekecewaan dan kemarahan. Dia memandangi pemandangan di luar biliknya, berpikir tentang Bunga Matahari Surga yang baru saja lepas dari genggamannya. Keinginannya untuk memiliki bunga itu sangat besar karena dia tahu betapa besar manfaatnya untuk meningkatkan kultivasinya.
Pelayannya, seorang pria paruh baya yang setia, berdiri di sebelahnya dengan kepala menunduk, siap menerima perintah apa pun.
"Tuan muda, apakah kita harus melanjutkan ke sesi akhir?" tanya pelayan itu hati-hati.
Wen Liang memutar matanya, jelas-jelas masih kesal. "Tentu saja kita akan melanjutkan ke sesi akhir. Tapi, aku tidak akan membiarkan orang itu begitu saja."
Wen Liang mengusap dagunya, berpikir sejenak. "Kirim seseorang untuk mengikuti orang itu setelah pelelangan. Aku ingin tahu ke mana dia pergi dan memastikan bahwa bunga itu tidak akan berada di tangannya terlalu lama."
Pelayannya mengangguk dengan serius. "Baik, tuan muda. Saya akan mengirim orang terbaik kita untuk mengikuti dia."
Wen Liang tersenyum licik.
"Bunga Matahari Surga itu sangat penting bagi peningkatan kultivasiku. Kita tidak bisa membiarkan kesempatan ini hilang begitu saja. Pastikan orang yang kau kirim tidak ketahuan dan lakukan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan bunga itu."
Pelayannya membungkuk dalam, kemudian bergegas pergi untuk melaksanakan perintah tuannya.
...********...