Revenge Of Lady Aryana

lagi-lagi aku berada di hutan ini, hutan yang pernah ku datangi saat aku bertemu dengan bayangan hitam tanpa wajah itu. aku berjalan menyusuri hutan yang gelap ini. Melangkah kan kaki dengan perlahan dan lagi-lagi aku mendengar suara raungan monster yang begitu menyedihkan. Aku berjalan mengikuti asal suara tersebut.

Namun beberapa langkah aku berjalan bayangan hitam tanpa wajah itu datang menghampiri ku.

"hai, lady Aryana de Venetian. Apa balas dendam mu sudah di mulai?" tanya bayangan ini yang melayang di hadapan ku.

"yah tentu saja. Aku baru memulai menghancurkan mereka" ucap ku semangat kepada bayangan ini.

"ya Aryana benci dan balas kan dendam mu. Mereka tidak pantas untuk bahagia di atas penderitaan mu. Juga jangan membuat dewa Rue kecewa pada mu yang sudah memberikan kehidupan kedua untuk mu Aryana. Balas kan kematian orang tua mu!" aku melihat bayangan ini mengingatkan ku akan kekejaman Nicholas. Aku memang akan membalas kan semua nya tanpa di suruh dan aku bersyukur dewa Rue memberi kehidupan kedua ini.

juga dengan mimpi yang selalu hadir di setiap tidur ku. Mimpi buruk itu selalu menjadi pengingat untuk membalas kan perbuatan mereka.

"kau tau Aryana. Dewa Rue selalu menunggu mu membunuh orang-orang yang membuat mu menderita. Dewa Rue juga menginginkan setiap tetesan darah dari orang-orang tersebut. Dan ambil lah ini. Benda ini akan membantu mu dalam setiap kesulitan dan di saat ku lagi terdesak pakai lah." bayangan ini memberikan kan sebuah kalung yang berbandul batu biru gelap. Berbentuk sebuah bulan sabit. Sangat indah, kemudian aku memakai nya dan entah kekuatan dari mana mengalir ke tubuh ku, awalnya aliran ini begitu membuat tubuh ku ringan namun lama kelamaan aliran itu membuat tubuh ku sakit dan semakin sakit. Ku dengar samar-samar bayangan ini mengatakan aku harus berusaha menyatu dengan kekuatan ini dan berusaha menerima nya. Namun semakin lama kekuatan ini semakin menolak tubuh ku. Dan seperti ada dua kekuatan yang bergejolak di dalam tubuh ini bukan saling melengkapi namun saling menghalangi. Semakin lama semakin sakit dan juga suara monster itu semakin meraung lebih keras aku menjerit-jerit kesakitan beriringan dengan suara monster yang juga meraung kesakitan. Dan ku lihat sekitar ku bayangan tersebut sudah menghilang tak tau kemana dan meninggalkan diri ku yang sudah meringkuk kesakitan hingga nafas di leher ku tercegat. Aku susah bernafas, apa aku akan mati? Sungguh panas "too...lloongg!!" hingga nafas panjang terakhir membuat mata ku terpejam aku berteriak dan membuka seketika aku meraup udara sebanyak-banyaknya, bernafas terengah-engah seperti terlepas dan sesuatu.

"nona!!! syukur lah!!"

Mata ku terbuka sempurna saat mendengar Maya memanggil nama ku. Ya saat ini aku sedang berada di atas tempat tidur. Namun ku pandangi lagi sekeliling ku, ini bukan tempat tidur yang terakhir kali aku tempati. dan kamar ini aku tidak tau kamar siapa ini. Kamar bernuansa maskulin dengan warna abu-abu dan juga hitam yang luas dan juga ranjang yang luas. Kamar siapa ini? Aku memegangi kepala ku lagi.

"Maya apa yang terjadi? Dan di mana aku?" tanya ku penasaran siapa orang yang memindahkan aku ke kamar asing ini.

"nona berada di kamar tuan Grand Duke dan anda sudah tak sadarkan diri selama 5 hari nona. Dan juga Tuan Grand Duke yang memindahkan anda ke kamar ini". Jelas Maya yang membuat ku terdiam sejenak. Dan ku pandangi lagi kamar ini. Selama aku menikah dengan iblis itu aku di kehidupan sebelumnya, aku tidak pernah masuk ke dalam kamar milik nya. Bahkan untuk mengintip saja aku tidak pernah. Dan kenapa iblis itu membawa ku ke dalam kamar nya. Dan hal ini membuat ku muak. Aku ingin bangkit dari ranjang ini namun kepala ku tiba-tiba sakit.

"nona.. Tunggu lah di sini saya akan panggil kan tabib." saat Maya ingin pergi aku melarang nya.

"tidak perlu memanggil nya aku sudah baik-baik saja. Ini mungkin reaksi tubuh ku yang terbaring di atas ranjang selama lima hari" aku tetap memaksa diri ku untu bangkit dan pindah dari kamar iblis ini.

"nona. Tuan Grand Duke mengatakan jika anda sudah bangun anda harus beristirahat dan memulihkan kondisi kesehatan anda, juga tuan Grand Duke berpesan dia pergi ke perbatasan selama sebulan dan tak akan pulang ke rumah sebelum urusan nya selesai" jelas Maya yang menyampaikan bahwa iblis itu tidak akan ada di rumah. Ya aku sudah tau akan hal ini. Pria itu akan pulang sebulan kemudian dan saat aku akan makan bersama dengan nya pria itu menghina ku dan mengatakan aku membuat nya hilang selera makan.

Dan di kehidupan ini aku tidak akan menunggu kedatangan nya kembali. Aku malas menginginkan dia tidak berada di sekitar ku. Dan aku bangkit dari duduk ku dan berdiri dengan lemah. Aku lihat dari luar jendela kamar ini hari begitu cerah. Aku berjalan tertatih menuju ke luar kamar.

"nona.. Apa yang Nona lakukan? tubuh anda masih lemah nona.." Maya panik dan kudengar nada khawatir dari ucapan nya.

"Aku ingin kembali ke kamar ku, tolong bantu aku Maya" mendengar ucapan ku itu Maya menghela nafas dan membantu ku berjalan. Maya menuntun ku menuju kamar yang berada di sebelah kamar ini.

"kenapa kau membawa ku ke sini Maya?" ku lihat kamar ini sudah menjadi kamar yang berbeda. Interior serta barang-barang di dalam nya juga berubah. Bahkan warna kamar ini sudah berubah menjadi warna ke sukaan ku. Apa yang terjadi dengan kamar ini siapa yang menggantikan semua nya.

"Tuan Grand Duke yang memerintahkan saya untuk membawa anda ke sini setelah anda sadar juga saya dan pelayan yang lain sudah memindahkan semua barang-barang anda ke dalam kamar ini Nona. Kepala pelayan mengatakan kepada saya jika tuan Grand Duke memerintahkan kepada nya untuk mengubah seluruh isi kamar agar anda bisa nyaman menempati kamar ini. Jika anda masih tidak suka dengan interior nya tuan Fredly akan mengganti nya sampai anda menyukai kamar ini". Aneh ini memang sungguh aneh. Apa yang di rencanakan pria iblis itu. Mengapa dia melakukan hal ini, dan mengapa dia repot-repot untuk membuat kamar yang akan di tempati Isabella dengan selera dan juga keinginan ku. baiklah untuk saat ini aku akan menempati kamar ini sebelum pria iblis itu membawa wanita yang di cintai nya masuk ke kediaman ini dan sebelum pria iblis itu mengusir ku dari kamar ini.