Laura Charita tidak tau kalo laki laki mabok yang akan melecehkannya adalah bos di tempat dia baru diterima kerja.
Laura bahkan senpat memukul aset laki laki itu walau agak meleset dan menghantamkan vas bunga ke kepalanya hingga dia pingsan.
Ini cerita Erland Alexander, ya, anak dari Rihana dan Alexander Monoarfa. Juga ada cucu cucu Airlangga Wisesa lainnya
Semoga suka....♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdua
Laura menatap kemeja dan celana panjangnya yang sudah basah kuyup. Rambutnya pun basah, hingga terpaksa dia gerai.
Mantan bos mesumnya seperti sengaja membuat gelombang gelombang deras menuju ke arahnya tadi.
Dia melirik penampilan laki laki itu, yang ternyata ngga jauh berbeda dengannya. Bahkan jas yang lengannya ditalikan di lehernya juga basah. Rambutnya juga menjatuhkan tetes tetes air di ujung ujungnya.
Keduanya saling memandang. Erland tersenyum
Dada Laura berdesir, penampilan mantan bosnya sekarang jauh dari kesan rapi, tapi menurut mata oleng Laura, ini adalah penampilan terbaiknya. Sangat maskulin.
Erland mengalihkan tatapnya. Gadis di depannya terlalu seksi sekarang di matanya.
"Asistenku sudah menyiapkan baju ganti untuk kita. Semoga ukurannya pas buatmu."
Erland sengaja berjalan duluan untuk menyembunyikan wajah kikuknya. Dia masih mengingatnya. Dia sendiri yang sengaja merepotkan dirinya untuk memilih pakaian buat gadis itu. Termasuk pakaian dalamnya.
Erland masih mengingat ukurannya karena dia sempat memegangnya.
Shitt! Erland membenci otak kotornya yang selalu bereaksi cepat kalo menyangkut tentang Laura. Pikiran mesumnya sekarang sama saja dengan Jayden.
"Thank's." Laura sangat berterimakasih, dari tadi dia merasa risih karena kemejanya yang basah cukup menempel di kulit tubuhnya.
Dia agak bersyukur karena laki laki itu tidak terlalu lama menatapnya.
"Pakailah." Laura agak terkejut ketika jas basah Erland disampirkan ke pundaknya.
"Thank's." Walaupun basah tapi bisa menutupi lekuk tubuhnya. Terutama di bagian belakang.
"Sama sama." Erland tersenyum dengan mata kelamnya. Dia sudah merekam lagi penampilan gadis itu dengan rambut basah terurai.
Tadi pun saat mengendarai jetskynya, Erland juga sudah gemas, ingin membawa gadis itu dalam pelukannya di jetsky yang sama.
Saat bersama gadis ini, dia berusaha sekuatnya menahan hasratnya. Selama ini dia terkenal sebagai laki laki gentleman yang sopan. Imagenya rusak karena obat sialan itu. Kalo sekedar alkohol, ngga masalah buat Erland, dia tau cara mengatasinya.
Erland kembali mengumpat dalam hati.
Mereka memasuki hotel di dalam resort.
Erland menggandeng lagi tanganya. Hembusan angin ac hotel membuat Laura jadi menggigil.
"Dingin?"
Laura mengangguk. Mungkin karena dia mengenakan pakaian yang basah. Hidungnya mulai terasa gatal.
"Hatshsyiii....!"
Erland merengkuh bahu Laura. Jantung gadis itu berdebar kencang. Tapi Laura juga dapat merasakan debaran jantung Erland pun sangat keras memukul punggungnya.
Kepalanya mendongak menatap laki laki itu yang menatap lurus ke depan.
Kenapa jantungnya juga ngga normal.
"Hatshsyiii....!"
Erland tampak merapatkan rangkulannya.
Kini mereka pun melangkah memasuki lift yang terbuka.
"Hatshsyiii....!"
Laura merasa malu, hidungnya tambah merah.
"Maaf."
Erland menunduk, mendekatkan wajah mereka. Dia menarik dagu Laura lembut.
Gadis itu memejamkan matanya saat bibir mereka menyatu. Erland melakukannya dengan sangat lembut, seakan ingin mengalirkan hawa panas di tubuhnya lewat sentuhan itu.
Erland melepaskannya. Sangat perlahan dan bersamaan dengan itu pintu lift terbuka ke lantai yang mereka tuju
Laura menundukkan kepalanya, perasaan aneh semakin bergemuruh di dalam rongga dadanya. Laura pun bisa merasakan debaran jantung Erland yang juga sangat kencang
Dia menganggapnya apa, ya?
Tapi Laura ngga berani bertanya. Mereka kini melangkah dalam diam. Anehnya bersinnya ngga muncul lagi.
Laura baru menoleh saat langkah mantan bos mesumnya berhenti di depan sebuah kamar.
"Mandi air hangat."
Laura menerima uluran kartu dari Erland dengan agak takut san curiga.
"Kamarku....?" tanyanya ingin memastikan.
"Ya. Kamarku itu." Tangan Erland menunjuk ke sebelah pintu kamarnya.
Huffftthh.
Laura menghembuskan nafas lega
Syukurlah. Tadinya dia sempat berprasangka buruk, kalo Erland akan memesan satu kamar saja. Lagi pula mereka hanya sebentar.
"Masuklah. Cepat ganti pakaianmu. Masukkan pakaian kotor di plastik laundry yang ada di sana."
"Ya. Thank's, ya."
Erland tersenyum.
Laura cepat membuka.pintu, jantungnya hampir melompat saking cepatnya berdegup.
Laki laki ini membuatnya berpikir halu karena perhatiannya.
Setelah pintu tertutup, Erland menoleh pada seseorang yang baru sajs keluar dari kamarnya.
"Jaga di sini. Kasih tau aku kalo dia sudah keluar."
"Siap, tuan muda," sahut pengawalnya yang lain. Soalnya Zul-pengawal terdekatnya-sedang menikmati liburannya. Dan dia ngga ingin mengganggunya.
Erland melangkqh tenang ke kamarnya. Gadis itu ngga akan bisa buru buru pulang meninggalkannya. Pengawalnya akan menahannya.
Bibir Erland berkedut senang.
Baru kali ini dia bereffort sangat tinggi mendekati seorang gadis.
Sementara itu Laura kini sedang berendam di dalam bathup yang berisikan air hangat. Tubuhnya mulai segar.
Setelah merasa cukup, dia pun keluar dari dalam kamar mandi Sesaat Laura tertegun
Pakaian dalamnya juga basah tadi. Yaah, terpaksa ngga pake dulu, batinnya kemudian menghela nafas kesal campur malu.
Laura takut dan malu kalo Erland menyadari dirinya yang ngga mengenakan pakaian dalam.
Memikir sampai ke sana Laura mengambil hair dryer yang tersedia dan mulai memanaskan pakaian dalam penutup dadanya.
Lumayanlah, batinnya saat merasa sudah cukup kering.
Laura meletakkannya di kasur, kemudian mulai mulai membongkar isi tote bag dari Erland.
Tangannya terkejut saat menyentuh sesuatu yang lembut. Agak deg degan dia keluarkan.
Wajahnya langsung memanas. Genggamannya pada bemda lembut dan halus tadi terlepas.
Laura shock dan terduduk di kasur begitu tau Erland juga membelikannya pakaian dalam. Ukurannya juga pas.
Laura menutup wajahnya. Kejadian malam itu membayang lagi di pelupuk matanya.
Mantan bos mesumnya memang sempat me re m asnya.
TIDAAAKKK!!!
*
*.
*
Erland heran menatap gadis itu yang hanya diam dan selalu menunduk setelah keluar dari dalam kamarnya.
Tidak.ada satu katapun yang terucap. Pertanyaannya hanya dijawab dengan gelengan dan anggukan.
Aku salah apa? Batin Erland bingung.
Okelah, tadi dia menciumnya
Tapi gadis itu ngga marah, kan?
Sampai akhirnya mobil yang Erland kendarai sampai di depan perusahaan Laura.
Dia menangkap tangan gadis itu yang buru buru hendak keluar dari dalam mobilnya.
"Ada apa? Kamu marah?"
Laura menggeleng. Dia masih malu untuk.menatap.wajah laki laki yang tau dengan pasti ukuran penutup dadanya.
"Kamu marah aku cium?"
Laura diam ngga menjawab. Erland mengangkat dagu gadis itu lagi, hingga kini Laura ngga bsia menghindar.
Mereka saling bertatapan.
"Mulai hari ini kamu kekasihku. Nanti aku akan memberitaumu, kapan orang tuaku akan melamarmu. Secepatnya."
DEG DEG DEG
'Tap... tapi.... kita baru kenal....." Laura tampak ragu. Laki laki ini pun dikelilingi banyak perempuan cantik. Salah satunya Jacinta
"Tapi aku sudah beberapa kali menciummu. Aku ngga mau dikira sebagai pria brengsek, yang tidak memberimu kepastian."
Wajah Laura merona.
Hatinya berbunga mendengarnya.
Kalo diterima, dia ngga akan nyesal, kan?
Erland mendekat lagi. Laura seperti dihipnotis. Dia membiarkan Erland menciumnya lagi. Kali ini lebih lama.
pengin liat Maura yg bakal speneng ternyata Erland lebih memilih Laura sang sepupu yg ga di sukai Maura karna irihatinya Maura ke Laura & kesepupu yg lainnya
Alby pasti udh mikir Fathir dan Alisha macam2 Nih
DinDut Itu Pacarku Mampir
maura makin mereog...😂😂😂 gk sabar nunggu detik2 maura serangan jantung. bisa2 maura dinikahi irvin buat tanggung jawab.