Mengejar Cinta MAS Ojol

Sesampainya di kantor, Sheila fokus terhadap pekerjaannya. Senyuman cerah kini sudah di tampilkan. Membuat Riska yg melihat keheranan. Namun Vina memberitahu tentang Sheila saat ini. Walaupun tidak secara detail dan sebab sebabnya. Yang penting Sheila sudah berubah dari hari sebelumnya.

Pagi ini Sheila dan team akan meeting bersama team produksi. Mengenai banyaknya perubahan yg telah dilakukan oleh Iwan di bagian produksi. Setelah diadakan audit oleh Sheila Minggu kemarin. Dan tentu ini menjadi acuan perubahan kedepannya nanti. Sebab ada beberapa pengeluaran yg menunjang produktivitas di bagian tersebut.

Sheila, Riska, Vina dan beberapa orang turut serta dalam diskusi ini. Dari team produksi tentu adanya Iwan dan kepala kepala shift produksi lainnya. Terutama Agung, Ryan dan lainnya. Mereka berkumpul di ruangan kepala produksi untuk mengadakan meeting.

Riska terpesona dengan ketampanan Iwan yg turut andil disana. Begitu juga dengan yg lainnya. Dan hanya Sheila yg mukanya datar untuk menutupi rasa cintanya kepada Iwan. Walau ia juga sempat cemburu, ketika menanyakan hal pribadi kepada Iwan. Namun Iwan hanya tersenyum ketika ditanyai tentang sudah punya kekasih atau belum saat ini.

Hingga jam istirahat mereka sudah sepakat untuk menerapkan sistem di produksi kedepannya. Terutama tentang biaya perawatan mesin mesin untuk menunjang bagian produksi.

Siang harinya ketika jam istirahat, Riska mengajak Sheila dan Vina serta Iwan, Agung dan Ryan untuk makan bersama di kantin. Dan mereka pun mengikuti permintaan Riska.

" Gratisan berarti ya Ris..?" celetuk Sheila, ketika menuju ke kantin.

" Iyalah!, Sepertinya ada yg lagi diincar. Ya ga Ris..?" Sahut Vina sambil melirik Riska.

Wajah Riska yg tidak jauh beda dengan Sheila yang cantik dan menggoda pun hanya tersenyum genit kepada teman temannya ini. Riska sudah mempunyai kekasih sendiri. Namun ia juga penjelajah cinta. Hingga kini belum melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Mereka pun berkumpul bersama di meja yg masih kosong. Riska tampak antusias bertanya kepada Iwan. Karena memang penasaran.

" Kalau pulang kerja, gw sering narik Ojol. Jadi jarang berkumpul begini.." Sahut Iwan ketika ditanya jika pulang kerja.

" Si Sheila noh!, Kadang naik ojol. Pernah ga bareng..?" tanya Vina. Namun hanya gelengan sebagai jawaban Iwan. Karena tidak ingin diketahui hubungannya dengan Sheila. Dan itu sudah kesepakatan oleh Iwan dan Sheila.

Mereka pun kembali bercengkerama sambil menikmati makan siang hari ini. Mereka pun saling bertukar nomor telepon agar mudah untuk berkomunikasi.

Setelah istirahat, mereka pun kembali ke tempat kerja masing masing. Sheila dan Riska bersama Vina pun kembali ke ruangannya.

" Kalau ngobrol bareng cowok jadi pingin kawin.." Celetuk Sheila menggoda Riska.

" Yeeeee. Nikah kali Shell.." Sahut Vina.

" Enakan kawin Vin. Elu ga mau sih..!" Sahut Riska sambil tertawa dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

" Astaga Riska. Gw ga mau ya kalau bukan sama laki gw entar.." Sahut Vina sambil geleng geleng kepala.

" Gw punya temen ga punya akhlak, ya elu ini Ris..!" Ketus Vina, masih dongkol atas perkataan Riska.

" Lu jangan ikut ikutan Shell. Awas lho..!" Ucap Vina kepada Sheila. Dan membuat wajah Sheila sedikit memerah karena ucapan Vina.

Tak berselang lama, Sheila mendapatkan pesan dari Iwan. Jika nanti sore tidak bisa bersama. Karena ada pekerjaan yg mendadak.

" Gw pulang bareng elu ya Vin.." Ucap Sheila kepada Vina. Dan Vina pun mengangguk. Karena memang sudah biasanya.

Sementara Riska hanya senyum senyum sendiri. Karena sore nanti ada acara yg tidak bisa dilewatkan.

...****************...

Sore harinya, Vina sudah pulang bersama Sheila. Sementara Riska masih berada di tempat parkir menunggu seseorang. Kemudian mengirimkan pesan kepada orang yg di tunggu.

" Wan, masih lama engga..?"

" Bentar lagi. Setengah jam mungkin. Bagaimana..?" Balas Iwan yg masih ada pekerjaan.

" Pulang bareng ya, gw tunggu di parkiran.." Riska.

" Arah kita kan beda. Dan gw bawa motor sendiri.." Balas Iwan.

" Sekali kali lah Wan. Sebagai perkenalan kita. Biar tambah akrab.." Tulis Riska.

" Ya udah, tunggu bentar.." Balas Iwan kembali.

" Ok 😘"

Riska pun senyum sendiri didalam mobilnya. Ia dengan sabar menunggu kedatangan Iwan di parkiran. Hingga setengah jam kemudian, Iwan pun datang ke parkiran mobil. Riska pun menyapanya.

" Wan, gw disini.." Sapa Riska sambil melongok lewat kaca mobilnya. Iwan pun mendatangi Riska.

" Mau ngapain..?" Ucap Iwan.

" Anterin gw dong!, gw lagi ga mood untuk nyetir sendiri.." Sahut Sheila sambil mengedipkan matanya sebelah. Genit.

" Engga dijemput kekasih elu..?" Tanya Iwan sambil mengerutkan keningnya. Dan paham akan Riska ini. Apalagi setelah mendengar perkataan Sheila kemarin.

" Ga mungkin dia jemput gw kesini.." Sahut Riska.

" Habis ini gw mau narik lho.." Ucap Iwan memberitahu Riska.

" Alah, sekali kali Wan, ga usah narik dulu. Demi gw, please.." Sahut Riska. Kembali merengek meminta bantuan Iwan.

" Ya udah deh.." sahut Iwan.

Kemudian Riska berpindah ke samping. Sementara Iwan lah sekarang yg mengendarai mobil Riska.

" Kemana arahnya..?" Tanya Iwan, karena belum tahu apartemen Riska yg ditempati. Dan Riska pun memberitahu arah dan tujuannya.

Riska meminta untuk berhenti sebentar di sebuah minimarket. Untuk membeli beberapa keperluan di apartemennya. Riska juga membeli beberapa cemilan serta minuman untuk dirinya serta Iwan.

" Elu mampir dulu lho Wan!, Gw udah belanja banyak nih.." Ucap Riska sambil memperlihatkan belanjaannya. Iwan hanya menatap sekilas. Kemudian melajukan kendaraannya menuju apartemen Riska.

" Sheila sering kesini lho.." Ucap Riska kepada Iwan. Ketika sudah sampai di basemen apartemen miliknya.

" Oh ya !, Ngapain..?"

" Sering nginep disini dulu. Tapi sekarang ngontrak di tempat Vina. Karena ada yg di cari oleh Sheila disana.." Sahut Riska.

" Siapa..?" Tanya Iwan, namun Riska hanya mengangkat kedua bahunya. Sebagai tanda ia tidak tahu. Sementara Iwan hanya diam, karena dialah yg dicari selama ini.

Dan keduanya pun menuju tempat apartemen Riska. Riska mempersilahkan masuk Iwan yg masih memakai pakaian kerjanya.

" Maklum masih singel, jadi sedikit berantakan.." Ucap Riska sambil membereskan beberapa barangnya yg ada di meja ruang tamu. Iwan menatap sekeliling ruangan apartemen Riska ini. Tidaklah besar tapi terlihat nyaman untuk hunian.

" Emang cowok elu ga pernah kesini..?" Tanya Iwan kepada Riska.

" Engga. biasanya akhir bulan, karena dia sedang keluar kota. Itupun kadang kala. Malah sekarang lagi keluar negeri." Sahut Riska.

" LDRan no.."

" Ya begitulah. Semenjak Sheila pindah gw kesepian.." Sahut Riska.

" Ajak temen yg lainlah, biar ga kesepian.."

" Makanya gw ngajakin elu Wan. Karena gw sendiri disini. Eh gw mandi dulu ya.." Ucap Riska sambil berdiri meninggalkan Iwan. Dan Iwan mengangguk kemudian menikmati minuman yg dibeli Riska.

Iwan mendapatkan pesan dari Sheila, jika Sheila menunggu di kontrakannya. Dan Iwan pun menjawab, mungkin agak malaman nanti untuk pulang. Dan Sheila akan menunggunya, agar Iwan menjemputnya nanti malam.

...****************...