NovelToon NovelToon
To Be Your Mistress

To Be Your Mistress

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Angst / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: moonwul

Ketika ketertarikan yang dihiasi kebencian meledak menjadi satu malam yang tak terlupakan, sang duke mengusulkan solusi kepada seorang gadis yang pastinya tidak akan direstui untuk ia jadikan istri itu, menjadi wanita simpanannya.

Tampan, dingin, dan cerdas dalam melakukan tugasnya sebagai penerus gelar Duke of Ainsworth juga grup perusahaan keluarganya, Simon Dominic-Ainsworth belum pernah bertemu dengan seorang wanita yang tidak mengaguminya–kecuali Olivia Poetri Aditomo.

Si cantik berambut coklat itu telah menjadi duri di sisinya sejak mereka bertemu, tetapi hanya dia yang dapat mengonsumsi pikirannya, yang tidak pernah dilakukan seorang wanita pun sebelumnya.

Jika Duke Simon membuat perasaannya salah diungkapkan menjadi sebuah obsesi dan hanya membuat Olivia menderita. Apakah pada akhirnya sang duke akan belajar cara mencinta atau sebelum datangnya saat itu, akankah Olivia melarikan diri darinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonwul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19: Sudah Mencicipinya, Itu Milik Saya

Olivia meraih segelas sampanye putih saat ia berjalan menuju kamar kecil.  Ia akan membutuhkannya saat beraksi nanti.

Ia pun berhenti di dekat meja minuman itu dan mendekatkan gelas berkaki panjang itu ke bibirnya. Ia mengernyitkan dahi akan rasa tajam dari sampanyenya.

"Sedikit mabuk rasanya akan membantu." Olivia mengangguk-angguk kecil. Ia kembali mengingat langkah slow dance yang telah ia latih dalam waktu yang sangat singkat  bersama Paul.

Demi memukul mundur, ia akan berdansa dengan Paul malam ini. Sungguh langkah besar yang mempertaruhkan semua keberaniannya.

Olivia tahu betul bahwa Paul bukanlah seseorang yang seperti dirinya. Pria itu adalah salah satu musisi pop paling terkenal saat ini.

Namun, langkah ini diambil karena ia dapat melihat kilatan kuat di kedua mata Simon saat pria itu menyatakan ingin menjalin hubungan dengan dirinya.

Seorang bangsawan besar Inggris tidak mungki menikahi seorang perempuan biasa. Terlebih lagi perempuan itu berasal dari negeri lain, tidak melanjutkan studinya ke universitas, dan merupakan putri dari supir keluarga sang duke itu sendiri.

Sungguh skandal yang tidak masuk akal. Maka, dengan kesadaran penuh, Olivia tahu maksud dari hubungan yang dimaksudkan Simon itu.

Ia ingin menjadikan dirinya sebagai seorang wanita simpanan.

Mengingat kembali hal itu membuat Olivia mengernyit makin dalam. Ia kembali menyesap minuman berakohol itu.

Bertepatan dengan Olivia yang masih menyesap minumannya, ia dapat melihat Simon menuruni tangga untuk ke ballroom.

Buru-buru ia melarikan diri. Kamar kecil yang tadinya menjadi tempat tujuan pun akhirnya ia pergi ke sana.

Saat sampai di depan pintu kamar kecil para wanita, ia menghela panjang karena baru tersadar bahwa gelar sampanye tadi terbawa olehnya.

"Aduh, terserah deh." Ia pun mendorong pintu dan memasuki ruangannya.

Kamar kecil yang bersih dan rapi ini lengang tanpa orang lain di dalamnya. Olivia bersyukur dan ia langsung berjalan ke depan cermin di atas wastafel.

Sejelas penglihatan atas pantulan dirinya di sana, Olivia terkejut bukan main saat seseorang berjalan masuk bergabung dengannya.

Tentu saja orang itu adalah Simon. Sumber kekacauan terbesar di hidupnya.

Olivia berbalik dengan siaga menghadapi kedatangan pria itu.

Alis Simon terangkat kecil begitu melihat ekspresi ketakutan gadis itu. Langkah santainya pun terhenti saat mereka hanya berjarak beberapa langkah.

Baik dari Simon maupun Olivia, keduanya tidak mengeluarkan satu kata pun.

Namun, bagi Olivia melihat betapa santainya pria yang telah mencuri ciuman pertamanya itu, membuat amarahnya keluar.

Ia mendengus dan berbalik membelakangi Simon, satu tangannya meriah gelas sampanye tadi dan ia menyesapnya lagi. Menyisakan beberapa teguk saja di gelas itu.

Simon melihat itu semua. Baik punggung terbuka gadis itu hingga tubuh depannya akibat cermin yang ada di depannya.

"Apa yang Anda lakukan di sini, Yang Mulia Duke?" Olivia meletakkan gelas sampanye dengan hentakkan yang cukup keras. "Saya tahu bahwa seluruh bangunan ini punya Anda, tapi masuk ke toilet wanita rasanya berlebihan sekali, bukan?"

"Kamu benar." Simon menjawab, pandangannya berpusat pada sebuah titik hitam kecil di bahu kiri gadis itu. "Tapi, dengan kekuasaan saya, tindakan berlebihan sekalipun dapat saya lakukan begitu saja. Bukankah kamu sudah mengetahuinya, Olivia?"

Tertegun dengan jawaban itu, Olivia berbalik dengan mata menatap tajam. "Anda sungguh orang yang tidak bermoral jika melakukannya, Yang Mulia."

Simon diam hanya menatap untuk beberapa saat, kemudian tertawa terbahak-bahak.

Olivia mengerjap melihat penampilan pria itu. Kedua mata yang menyipit dan kerutan-kerutan kecil di sekitarnya, serta sepasang lesung pipit di wajahnya, pria itu tampak sangat bahagia.

"Kamu sungguh tidak konsisten dengan perkataanmu. Apa kamu tahu itu, Olivia?" tanya Simon berjalan ke arah gadis itu.

Saat Olivia telah bersiap akan mendorong pria itu jika saja dia akan kembali seenaknya, tapi Simon malah berjalan ke sampingnya.

Ia tidak berada tepat di depannya, dengan sebelah tangan berada di saku celana. Olivia meneliti langkah apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya.

"Satu hal yang perlu Anda ketahui tentang saya, Yang Mulia." Olivia mendongak untuk menatap kepada kedua mata hijau emerald itu. "Saya tidak akan mengatakan sebuah hal yang tidak saya yakini kebenarannya. Jadi, ketika saya mengatakan bahwa Anda sangat brengsek, saya bersungguh-sungguh mengatakannya. "

Simon menundukkan wajahnya, sedikit mengikis jarak di antara mereka. "Maka saat dua hari yang lalu kamu bilang saya adalah pria sejati, kamu juga bersungguh-sungguh akan itu?"

Olivia menghela tak percaya. Ia menggelengkan kepalanya. "Seketika saya merindukan bibi saya dengan semua perkataan pedasnya."

Simon membenarkan posturnya dan kembali berdiri tegap. Pandangannya pun menemukan gelas sampanye yang gadis itu minum, ia meraihnya.

Saat Simon hampir menyentuhkan bibirnya pada permukaan gelas, Olivia mencegah lengannya. "Saya sudah mencicipinya, itu milik saya."

Simon tersenyum samar. Ia menuruti gadis itu dan membiarkan telapak tangan mungil itu merebut gelas sampanye darinya.

"Olivia," panggil Simon rendah.

"Tidak ada yang ingin saya katakan lagi, saya akan pamit, Yang Mulia." Olivia menggenggam erat gelas itu di depan badannya.

Simon mengangkat kecil kedua alisnya. Ia menggaruk dahinya yang tidak gatal. "Konsep kamu boleh juga, saya menyukainya."

Olivia menghela cukup keras. "Konsep apa lagi yang Anda maks—"

"Bibirmu. Saya sudah mencicipinya, jadi itu milik saya sekarang. Benar begitu, kan?"

"Yang Mulia Duke, kalau Anda terlampau ingin melakukan hal amoral, silakan lakukan hal lain. Mabuk-mabukan atau konsumsi narkoba, asalkan jangan libatkan orang yang tidak ingin melakukannya," sarkas Olivia.

"Kamu ingin membuat saya kecanduan pada hal-hal itu?" tanya Simon.

Olivia mendengus. "Tidak ada cara lain untuk menghentikan ketertarikan Anda, bukan?"

Simon mengangguk-angguk. "Padahal dengan menjalin hubungan denganmu saja pasti sudah membuat saya kecanduan."

"Apa maksud—"

"Dari pada semua itu, saya lebih memilih kamu. Bukan alkohol ataupun narkoba, saya akan kecanduan akan dirimu untuk waktu yang lama."

Kedua bibir Olivia terbuka kecil. Sungguh tidak percaya tingkah gila yang lagi-lagi dilakukan Simon.

Seorang Duke yang sempurna? Ya Tuhan, aku harap semua orang mengetahui betapa amoral pria itu sebenarnya.

"Anda bisa dengan mudah memiliki gadis lain, silakan tawari itu pada mereka. Saya tidak akan pernah tertarik untuk melakukannya, Yang Mulia."

Begitu dan Olivia berjalan meninggalkan Simon. Sekali lagi Simon hanya diam membiarkan gadis itu pergi darinya. Kesabaran yang tak disangka ternyata ia miliki.

Olivia terus berjalan dan berjalan. Pegangannya pada gelas kaca yang bersisa sedikit sampanye menjadi lebih erat.

Ia ketakutan karena mungkin telah memprovokasi pria itu dan hanya akan membuat dirinya makin kesusahan.

"Olivia!" panggil Paul dari kejauhan.

Gadis itu mengangkat wajahnya, beberapa orang jadi memperhatikannya akibat panggilan yang lantang dari Paul.

Pria berdarah Asia itu lantas membelah kerumunan dan berjalan ke arah Olivia yang terpaku di tempatnya.

Di antara banyaknya wajah pada pesta ini, Olivia hanya melihat Paul. Dadanya terasa sesak dan hatinya sakit, tahu betul bahwa ia telah memanfaatkan Paul demi lari dari Simon.

"Olivia, ada apa?"

"Paul."

"Loh, kenapa matamu berair? Kamu menangis?"

Olivia mencoba tersenyum dan menggelengkan kepalanya, namun gerakan itu malah membuat air matanya turun.

Tanpa mengatakan atau bertanya apapun lagi, Paul langsung membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Sebuah pelukan hangat yang dalam, ia berpikir akan jauh membantu daripada kata-kata manis mana pun.

Saat itu juga, seluruh pencahayaan ballroom menjadi padam. Dalam kegelapan dan keresahan para tamu, Paul memeluk Olivia semakin erat.

...♧♧♧...

1
agnesia brigerton
Jadi duke nih lagi nunggu sampe Olivia lebih dewasa aja?? Setidaknya dia gak pedofil deh :)
agnesia brigerton
Gilakkkkk
agnesia brigerton
Udah manggil ayah mertua ajaa
agnesia brigerton
Aku padamu Olivia 😭😭😭
agnesia brigerton
😭😭😭
agnesia brigerton
Duh pulang kampung nih??😥
agnesia brigerton
Hubungan mereka kerasa sensual banget tapi menegangkan juga duh panas dingin jadinya 🙃
agnesia brigerton
Iya iya pergi aja dari duke obses ituu
agnesia brigerton
Gue tereak terus woiii
agnesia brigerton
What?????? Merk gaunnya terus lagu yang diputar????
agnesia brigerton
Tunangan asli kayak nyadar deh
agnesia brigerton
Benedict selama kerja sama duke gak kepikiran buat resign kah??
agnesia brigerton
Oke... oke... si duke obses nih parah
agnesia brigerton
Kamu kuat bangettt
agnesia brigerton
S-SIAP YANG MULIA!!
agnesia brigerton
UPSS 🤭🤭
agnesia brigerton
Lo kayaknya masih bingung deh sama perasaan sendiri 🙃🙃
agnesia brigerton
AAAA 😚😚😚
agnesia brigerton
Apa? Mau ngapain emangnya🤭
agnesia brigerton
AAAA GUE DUGUN DUGUN
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!