NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6

Pagi hari di kediaman Alexander, ketujuh lelaki tampan dan satu perempuan cantik sudah berkumpul di meja makan. Semuanya sibuk menghabiskan sarapan mereka masing-masing.

"Oh iya dek, kalau ada yang jahatin kamu langsung lapor ke kakak ya!" Ucap Byan

yang langsung disetujui oleh Azka.

"Iya siap kak." Balas Lula patuh.

"Iya sayang. Walaupun kamu menyembunyikan identitas, kamu juga harus selalu hati-hati ya. Kalau ada yang macam-macam sama kamu langsung aduin ke kakak-kakak semua. Kami tidak mau adik kami kenapa-kenapa." Sambung Rian mengingatkan adiknya itu.

"Makannya yang sehat ya nanti dek." Ucap Nata menimpali. Ya dia adalah sosok yang selalu bawel masalah kesehatan. Karena dirinya adalah seorang dokter.

"Terus yang paling penting jangan dekat-dekat sama cowok ya adikku!" Sambung Adit memperingati.

"Terus yang paling penting, kalau ada yang jahatin kamu lapor sama kakak ya!" Ucap Arsen.

"Iya siap kakak-kakak tercinta." Jawab Lula sambil mencium pipi kakak-kakak tampannya itu.

"Ayo cus berangkat!" Teriak Lula sambil berlari kecil menuju mobil. Dia sekarang memakai tas ransel berwarna hitam, dipadukan dengan sepatu conversnya itu. Dia sangat menyukai segala macam seri convers.

Semua yang di sana pun hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik mereka yang sudah SMA tetapi masih seperti bocah SD.

****

Beberapa meter menuju sekolah, gadis manis itu pun meminta supaya dia diturunkan di sana. Sempat mendapat penolakan, tapi berkat pengertian yang gadis itu berikan membuat kedua kakaknya terpaksa menuruti permintaan ratu mereka.

Gadis itu pun bersenandung sambil berlari kecil di sepanjang jalan. Sedangkan Azka dan Byan sudah menjadi pusat perhatian disekolah mereka. Sampai-sampai mereka bertanya-tanya apakah para gadis disekolah mereka tidak capek berteriak histeris setiap hari.

"Ya ampun dua pangeran sudah datang."

"Uhhh suami gua itu woi."

"Ya ampun kapan ya bisa dekat sama Byan yang imutnya ngalahin boneka gue."

"Azka gantengnya bikin meleleh."

Teriakan para siswi itu pun sama sekali tidak digubris oleh mereka berdua. Sekarang mereka sibuk melihat ke arah gerbang menunggu kedatangan adik kesayangan mereka. Padahal mereka sangat ingin mengatakan kepada seluruh orang yang berada disekolah itu, bahwa Lula adalah adik mereka.

Tak lama kemudian gadis manis itu pun sudah memasuki gerbang sekolah pandangannya pun langsung mengarah kepada dua  pria tampan yang terlihat sangat sempurna itu. Lula pun segera berjalan ke arah kakaknya itu. Dan lihatlah entah  akting apa yang sedang diperankan gadis manis itu. Dia hanya melewati kedua kakaknya tanpa menatap mereka. Lain halnya dengan Azka dan Byan yang melongo melihat gadis manis yang melewati mereka begitu saja.

  Lula pun langsung mengambil teleponnya dan mengetikkan sesuatu untuk kedua kakaknya yang mungkin sekarang masih berdiri termenung di tempat parkir sekolah mereka.

Drtt, drtt..

Sontak getaran telepon mereka membuat sang empu langsung bergegas melihat siapa yang mengirimkan pesan.

Princess

Akting pura-pura enggak kenal kak.

Mereka pun langsung mengingat percakapan mereka tadi malam. Tapi mereka tidak pernah membayangkan jika mereka akan seperti orang yang tidak saling mengenal seperti ini.

"Wah, padahal aku ingin memamerkan adik baruku kepada yang lain, tapi malah jadi angan-angan saja." Ucap Byan sambil menarik nafasnya. Begitu juga dengan Azka yang langsung menghela nafasnya itu. Akankah mereka akan kuat dengan situasi seperti ini. Dengan langkah lesu mereka pun segera pergi menuju ruangan kepala sekolah yang tak lain adalah ruangan Om mereka.

****

Setelah beberapa menit gadis manis itu pun berhasil menemukan ruangan kepala sekolah. Dia pun sangat kewalahan menanyai setiap siswa yang dilewatinya.

Belum sempat Lula mengetok pintu. Kini di depannya berdiri kedua kakaknya sambil langsung menarik tangannya lembut untuk memasuki ruangan yang bertuliskan kepala sekolah itu.

"Hmm sayang, apakah kita akan seperti orang asing terus?" Byan pun berusaha membujuk adiknya itu supaya membatalkan rencananya itu.

"Kami tidak kuat Baby." Azka pun juga berusaha menampilkan muka memelasnya supaya sang adik membatalkan niatnya itu.

Lula pun tersenyum manis kepada kedua kakaknya itu. "Enggak bisa kakak!" Bisik gadis itu sambil mengedipkan sebelah matanya. Sementara kedua kakaknya pun semakin terlihat tidak bersemangat sekarang.

"Kamu Lula kan? Ya ampun imut sekali." Histeris Dino sambil bersiap-siap untuk memeluk keponakannya itu. Ya dia sudah diberitahu sebelumnya oleh Abraham. Tetapi semuanya sirna setelah Byan dan Azka menghalangi Om mereka untuk memeluk adik kesayangannya itu. Enak saja mereka saja tidak bisa memeluk Lula disekolah karena keputusan adik mereka yang ingin merasa tenang tanpa gangguan. Dan mereka tidak akan membiarkan seseorang pun menyentuh adik mereka termasuk juga Om mereka itu.

"Sudah ya Om tidak ada acara peluk-pelukan!" Ucap Azka dan Byan bersamaan, sambil menatap sengit Omnya itu.

"Astaga, kalian cemburu dengan Om kalian sendiri, bagaimana kalau Lula nanti dipeluk sama cowok lain." Dino pun tidak habis pikir dengan keposesifan keponakannya ini, dia hanya bisa berdoa supaya Lula bisa tahan dengan keposesifan keluarga Alexander itu.

"Enggak akan ada cowok yang boleh mendekati princess kami Om!" Ucap Azka tegas yang langsung disetujui oleh Byan.

"Ya ampun sudah dong kak, jangan debat mulu! Aku kan enggak sabar buat belajar." Teriak Lula  menengahi perdebatan yang menurutnya sangat tidak penting itu. Mulai sekarang dia harus menyiapkan stok kesabaran yang banyak jika berada di sekeliling kakak-kakaknya itu.

"Ya sudah Lula sayang, ayo Om antar ke kelas kamu." Ucap Dino.

"Oke!" Balas mereka bertiga serentak, padahal hanya Lula yang diajak, tapi kenapa kedua pria tampan itu juga mau ikut.

"Kakak tidak  boleh ikut kak!"  Ucap gadis itu ketika melihat kedua kakaknya yang ikut berjalan di belakangnya itu.

"Tap dek--"

"Enggak pakai tapi-tapian kakak!!" Potong Lula yang sudah tahu jika kedua kakaknya ini akan menolak. Mereka pun semakin tidak bersemangat dengan hal ini. Dengan langkah gontai mereka berdua berjalan menuju kelas mereka masing-masing yang berlawanan arah dengan kelas adiknya itu. Ya mereka berdua berbeda jurusan dengan adiknya itu.

"Wah ternyata kamu bisa menjinakkan para putra Alexander yang keras kepala itu." Ucap Dino kagum melihat bagaimana patuhnya keponakan nakalnya itu kepada gadis manis ini.

****

Sesampainya di kelas...

10 IPS 3..

Mungkin banyak yang bertanya kenapa Lula lebih memilih masuk jurusan IPS? Ya simple sih, karena dia tidak suka pelajaran IPA, menurutnya IPA itu sangatlah ribet, terlebih lagi pelajaran  Kimia. Dia gadis yang lebih suka belajar secara santai dan tidak kaku.

"Assalamualaikum buk, saya mengantarkan murid baru." Ucap Dino kepada guru yang sedang asyik mengajar di dalam kelas tersebut.

"Waalaikumsallam pak, oh ini pasti Lula ya, silakan masuk sayang" Balas Sinta, yang tak lain adalah wali kelas di kelas tersebut. Dia juga sudah mengetahui siapa murid baru dikelasnya itu. Dan dia juga sudah diberi tahu untuk tidak membocorkan identitas Lula yang sebenarnya.

"Lula silakan perkenalkan dirinya dulu!" Ucap Sinta sambil mempersilakan Lula untuk memperkenalkan dirinya.

"Halo semuanya, perkenalkan nama aku Alula Farzana Ayunindya. Aku pindahan dari SMA Bakhti, teman-teman semua bisa panggil aku Lula. Salam kenal semuanya." Lula pun menampilkan senyum manisnya itu. Dia berharap supaya bisa mendapatkan teman yang baik dikelasnya itu.

"Ya ampun senyumnya manis banget coy."

"Panggil sayang boleh enggak?"

"Sudah punya pacar belum?"

"Mintak Id linenya dong!"

Itulah teriakan para siswa dikelasnya itu. Sementara para ceweknya hanya mendengus sambil menatap jijik tingkah para cowok yang keganjenan itu.

"Tidak  bisa melihat cewek bening dikit langsung ditancap gas." Gumam mereka.

"Ya sudah sayang, silakan kamu duduk di samping Cherry, yang sedang memakai ikat rambut biru." Lanjut Sinta sambil mengarahkan Lula untuk duduk di samping gadis yang berikat rambut biru itu.

"Ayok Lulaa, sini duduk dekat gue." Balas Cherry ceria karena memiliki teman baru yang menurutnya sangat menggemaskan. Dia bisa menebak jika teman barunya ini sangatlah lugu dan polos.

      Lula pun sudah duduk di samping Cherry yang langsung dihadiahi cubitan di pipinya.

"Aduh, jangan cubit pipi Lula Cher, sakit tahu." Ucap Lula sambil mengerucutkan bibirnya itu.

"Ya ampun, lo itu gemesin banget sih, pokoknya lo harus jadi sahabat gue dan gue enggak menerima penolakan!!!"

"Kenapa aku dikelilingi oleh orang-orang pemaksa." Lirih Lula dalam hati. Sepertinya dia memang harus membawa stok sabar yang sangat banyak jika tidak ingin mendadak menderita sakit jantung.

"Iya.. Iya., Cher!" Balas Lula tersenyum lucu.

"Sudah yaa semuanya, sekarang kita mulai pelajaran kita!" Sinta pun kembali menerangkan pelajaran yang ternyata sangat disukai oleh Lula, yaitu pelajaran geografi. Pelajaran yang termasuk salah satu pelajaran favorit gadis itu.

Sementara semua murid kembali fokus dengan apa yang diterangkan oleh gurunya tersebut. Karena mereka tidak berani main-main jika belajar dengan gurunya ini, karena Sinta terkenal sebagai guru yang tegas dan dia juga walas dikelas ini.

****

Kring,, kring, kring.........

Bunyi bel pun membuyarkan lamunan para murid yang sedari tadi sudah memegang perut mereka karena merasa sangat lapar, para murid pun segera berhamburan ke kantin sekolah untuk segera mengisi perut mereka yang sudah memberontak itu.

"Lula, ayo kita ke kantin!" Cherry pun sama sekali tidak melepaskan genggaman tangan sahabatnya itu. Lula pun juga tak masalah berpegangan tangan seperti ini, dia juga merasa sangat bahagia karena bisa mendapatkan teman baru yang sangat menyenangkan.

"Iya, iya bawel!" Balas Lula

Mereka pun segera berjalan keluar kelas untuk menuju kantin. Tak sengaja mereka pun ternyata berjalan di belakang kumpulan para cogan disekolah mereka.

"Astaga, demi apa Lula di depan kita most wanted boys." Bisik Cherry kepada Lula.

"Apaan sih Cher, lebay banget." Balas Lula cuek.

"Nih gue hitung sampai tiga ya. Satu, dua, ti...". Belum selesai Cherry melanjutkan hitungannya, kantin pun mendadak seperti pasar. Semua cewek berteriak histeris melihat Azka beserta ganknya sudah memasuki kantin

"Ya ampun pangeran gue datang."

"Azka ganteng banget."

"Byannya boleh bawa pulang enggak."

"Memangnya gue gorengan dibawa pulang." Dumel Byan dalam hati. Dia sudah sangat bosan mendengar teriakan histeris para siswi disekolahnya itu.

"Ya ampun Gavin juga makin cool,"

"Evan calon suami gue,"

"Zidan gantengnya kelewatan,"

"Reihan kenapa lo ganteng banget sih,"

"Dasar para perempuan lebay." Batin keenam lelaki tampan itu bersamaan.

Sementara Cherry yang masih mengagumi ketampanan mereka, lain halnya dengan Lula yang bersikap  cuek dan tidak peduli sama sekali. Yang terpenting saat ini dia harus mengisi perutnya yang sudah kelaparan sejak tadi.

"Eh itu murid baru ya?" Tanya Evan tiba-tiba, ketika matanya tak sengaja melihat ke arah gadis itu. Sementara semua temannya pun langsung melihat ke arah di mana gadis yang dimaksud temannya itu berada. Sontak Azka dan Byan pun langsung tersenyum misterius. Karena baru kali ini sahabatnya itu memperhatikan seorang perempuan dan itu adalah princess mereka. Apakah ini sebuah kebetulan?

"Wih manis banget anak barunya." Raihan pun menatap gadis itu dengan sangat instens. Sontak Azka langsung menyentil dahi temannya yang terkenal playboy itu.

"Syirik aja lo jadi manusia." Dumel Raihan.

"Tapi tuh cewek natural banget ya." Zidan pun ikut berkomentar. Memang benar tebakan Zidan. Lula sama sekali tidak memakai make up seperti siswi-siswi lainnya.

"Bisa nih kayaknya jadi calon gebetan gue." Ucap Gavin tiba-tiba.

"Memang dia mau sama lo." Ledek Azka. Saat ini dia sedang menahan diri supaya tidak mengumumkan siapa gadis yang sekarang menjadi pusat perhatian sahabatnya itu. Rasanya dia sangat ingin memaki para sahabatnya yang terus menatap ke arah adiknya.

Sementara Evan sama sekali tidak memutuskan pandangannya kepada gadis yang sedang asyik menikmati makanannya itu. Sampai pesanan Evan sudah datang pun dia sama sekali lebih tertarik  memandang gadis itu dari pada menikmati makanannya itu. Sementara teman-temannya yang lain pun juga merasa sangat terkejut melihat sahabat datar mereka itu terus memandang ke arah murid baru itu.

"Lo suka sama dia? Jangan cuma dilihatin, samperin sana!" Ucap Azka gemas dengan sahabatnya itu. Jika Lula bersama Evan maka dia akan ikhlas. Karena Ivan sama sekali belum pernah berpacaran dan dia adalah tipe cowok yang sangat menjaga sesuatu yang dia sayangi.

"Iya kak, samperin sana." Byan pun ikut menimpali. Dia juga penasaran bagaimana respons adiknya itu nanti.

" Kalau buat babang Evan gue bakalan ikhlasin deh." Sambung Gavin dengan nada menggodanya.

Sangat tidak disangka seorang Evan sekarang sudah berjalan menuju tempat di mana murid baru itu duduk. Semua siswi yang melihat pun langsung  berteriak histeris lagi. Mereka sangat penasaran siapa perempuan beruntung yang bisa menarik perhatian sang pangeran es itu.

"Lula kak Evan kayaknya mau nyamperin kesini deh." Cherry pun juga sangat histeris. Sementara Lula tak menggubris sama sekali. Dan dia juga merasa kesal kenapa kantin mendadak berisik kembali.

"Nama?" Satu kata yang keluar dari mulut Evan membuat semua sahabatnya menepuk jidat mereka masing-masing. Bagaimana bisa perempuan bisa luluh jika dia berbicara sangat singkat dan datar itu.

"Aku Cherry kak." Ucap sahabat Lula itu dengan susah payah menahan kegugupannya itu ketika melihat seorang Evan dari jarak yang sangat dekat.

"sebelahnya!" Balas Evan lagi. Dia berpikir kenapa malah cewek itu yang menjawabnya. Cherry pun langsung mengerti jika kakak kelas tampannya ini ternyata ingin berkenalan dengan sahabat manisnya itu. Cherry pun langsung menggoyang-goyangkan tangan temannya itu.

"Lulaa, kak Evan mau kenalan." Cherry pun membisikkan sesuatu kepada sahabatnya itu.

Lua pun langsung melihat siapa yang dimaksud oleh sahabatnya itu.

" Kenapa kak?" Tanya gadis itu ketika melihat seorang pria tampan tanpa senyuman itu yang sedang berdiri di dekat mereka itu.

"Nama kamu siapa?" Akhirnya tiga kata berhasil keluar dari mulutnya itu.

"Lula kak." Balas gadis itu seadanya. Dia sama sekali tidak berteriak histeris seperti perempuan yang lainnya. Sementara sahabat-sahabat Evan pun sangat serius melihatnya. Mereka seperti sedang menonton sebuah drama yang sangat membuat mereka penasaran.

"Wah beda banget tuh cewek, dia sama sekali tidak lebay seperti  ciwi-ciwi yang lain." Komentar Zidan kagum.

"Ya iyalah adik gue." Balas Azka dan Byan di dalam hatinya. Dia sangat bangga dengan respons adiknya itu. Memang Lula itu sangat istimewa.

Sementara Evan langsung memegang tangan gadis manis itu. Sontak semua orang pun sangat syok melihatnya. Cherry pun langsung mencubit pipinya sendiri untuk meyakinkan bahwa ini nyata. Sementara gadis yang menjadi tokoh utama saat ini merasa sangat bingung tanpa bisa berkata apa pun. Rasanya bibirnya terkunci rapat saat ini.

Sekarang dua remaja itu sudah berdiri sambil berhadap-hadapan. Para siswi pun merasa sangat iri dengan gadis manis yang tangannya masih digenggam oleh Evan. Jangan lupakan bagaimana reaksi Azka, Byan dan yang lainnya. Mereka sama syoknya dengan yang lain. Mereka tidak pernah menyangka jika Evan bisa seberani itu masalah perasaan.

"Kamu sekarang jadi pacar aku." Ucap pria tampan itu sambil terus menatap gadis yang entah mengapa membuat Evan tak bisa melepaskan pandangannya itu. Dia merasa jantungnya langsung berhenti berdetak ketika melihat gadis itu. Ini adalah pertama kalinya Evan merasakan hal itu. Lula pun semakin diam membisu. Dia masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Lihatlah sekarang dia menjadi pusat perhatian di hari pertamanya sekolah. Padahal dia sengaja menyembunyikan identitasnya.

" Kak aku tidak mau! Aku belum kenal sama kakak!" Balas Lula yang saat ini sudah menyadari suasana saat ini. Dia sama sekali tidak pernah memikirkan masalah percintaan selama ini. Lula pun berusaha untuk melepaskan genggaman tangan kakak kelasnya itu. Apa dia tidak waras?

"What Evan ditolak?"

"Kalau gue yang jadi tuh cewek langsung sujud syukur gue."

"Sok cantik banget tuh cewek."

"Tuh cewek buta ya, apa jangan-jangan dia enggak normal?"

Begitulah bisikan-bisikan para murid di kantin tersebut. Mereka tidak menyangka bahwa ada gadis yang bisa menolak pesona seorang Evan. Bahkan gadis-gadis lain mengantre untuk bisa menjadi pacar pria tampan itu.

"What seorang Evan ditolak." Histeris Reihan tak habis pikir.

"Kasihan gue sama sahabat gue yang satu itu. Baru ngerasain jatuh cinta malah ditolak." Sambung Zidan.

"Ya iyalah ditolak, kenapa tutup poin banget sih! Pendekatan dulu baru nyatain perasaan. sudah cara nembaknya enggak romantis lagi." Komentar Byan yang langsung disetujui oleh yang lainnya.

   Sementara Evan yang ditolak pun masih saja menggenggam erat tangan gadis itu. Lula pun langsung melihat ke sekelilingnya. Dia melihat semua orang menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda. Perlahan dia menatap kedua kakaknya yang ternyata juga menatap ke arahnya itu. Byan dan Azka pun tersenyum ke arah adik mereka yang sudah membuat kejutan yang sangat besar hari ini.

"Kenapa ditolak?" Tanya Evan setelah beberapa menit diam seribu bahasa.

"Gini ya kak. Aku aja tidak kenal sama kakak. Lalu kakak tiba-tiba bilang kalau aku pacar kakak. Siapa yang tidak syok kak. Dan satu lagi kakak nembaknya enggak romantis banget dan enggak ada senyum-senyumnya. Aku melihat di drama-drama kalau cowok nembak cewek itu romantis banget kak!"  Akhirnya Lula berani menyampaikan semua yang ingin diucapkannya. Sontak Evan pun langsung tersenyum lembut untuk pertama kalinya. Dan itu karena gadis yang baru dikenalnya itu. Teriakan histeris pun terdengar untuk ke sekian kalinya. Sementara gadis manis itu langsung terpaku dengan senyuman pria datar di depannya itu. Entah kenapa senyuman itu mampu membuat detak jantungnya berdetak tidak beraturan. Tidak mungkin jika dia langsung jatuh cinta ketika melihat senyuman yang terlihat sangat tulus itu. Apalagi dia sudah menolak kakak kelasnya itu.

"Lula, aku memang baru mengenal kamu. Aku hanya butuh waktu satu detik untuk mencintai kamu. Kamu adalah perempuan pertama yang mampu membuat aku tidak bisa mengalihkan pandanganku. Aku memang bukan pria romantis, tapi aku akan berusaha untuk menjadi pria yang terbaik untuk kamu. Dan maaf untuk kali ini aku tidak  mau terima penolakan dari bibirmu itu!"  Untuk pertama kalinya seorang Evan berbicara dengan sangat lembut dan sangat tulus. Hingga semua orang banyak yang merekam momen yang sangat langka itu. Para cewek pun ada yang sampai menangis mendengar ucapan Evan itu. Sahabat Evan pun tak bisa berkata-kata lagi saat ini. Mereka sangat terkesima dengan ucapan sahabatnya yang mendadak lembut dan sangat menyentuh itu. Apakah begitu besar efek dari sebuah cinta.

"Ya ampun aku deg-degan banget nih. Kayaknya aku memang  ditakdirkan untuk berada di dekat orang-orang pemaksa." Batin gadis itu ketika mendengar kata terakhir dari pria itu.

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!