NovelToon NovelToon
Pernikahan Terpaksa

Pernikahan Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:26.8k
Nilai: 5
Nama Author: Elok Oren

Yura adalah gadis kecil yang terlahir dari keluarga berada. Bapak Yura bernama Alwi merupakan Kepala Polisi Angkatan Darat yang bertugas di Tanjung Batu-Kepulauan Riau. Dan Ibunya bernama Lili hanya bekerja sebagai IRT. Yura kecil hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Tetapi setelah dewasa, kehidupannya berubah 180° tak seindah masa kecil nya. Semua bermula saat Bapak nya menjodohkannya dengan lelaki pilihan Bapak nya, yang sama sekali tidak ia cintai. Hingga mengakibatkan Yura hidup dalam penderitaan setelah ia menikah. Yura membesarkan keempat anaknya seorang diri dan hidup dalam kesederhanaan, sebab suami pilihan Bapaknya telah berani mengkhianatinya. Kini Yura hanya pasrah kepada takdir yang sudah Tuhan tetapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Oren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 Mati Rasa

...***************...

Padang

Saat sore hari tiba......

Sepulang bekerja, Rio pulang kerumahnya dengan wajah sumringah. Kali ini Rio tidak pulang sendirian, melainkan bersama seorang wanita.

"Jadi ini rumah Abang?" Tanya wanita muda tersebut.

"Iya, maaf ya rumah Abang jelek." Sendu Rio.

"Tidak apa-apa kok bang, yang penting Abang ganteng dan baik lagi." Puji wanita tersebut.

Rio yang mendapat pujian hanya bisa tersenyum senang.

"Ayo kita masuk." Ajak Rio.

"Adek takut nanti istri Abang marah." Cicit Ria, wanita yang bersama Rio saat ini.

"Adek tenang aja, istri Abang tidak akan marah. Dia saat ini sedang pulang kampung." Beritahu Rio.

Ria hanya menganggukkan kepala nya saja.

Setelah itu mereka masuk kedalam rumah Rio untuk makan bersama. Selesai makan, Rio mengantarkan Ria pulang.

Selesai makan malam, Alwi ingin bicara empat mata dengan Yura.

"Yura, selesai makan, temui bapak di ruang kerja." Pinta Alwi.

"Baik Pak." Jawab Yura singkat.

Setelah membereskan meja makan, Yura segera menghampiri Bapaknya di ruang kerja.

Tok…tok…tok…

“Masuk nak.” Ucap Alwi dari dalam.

Yura segera memasuki ruang kerja bapaknya yang terlihat rapi dan bersih. Kemudian Yura duduk di sofa yang ada didalam ruangan tersebut.

“Yura, ada hal yang ingin bapak tanyakan padamu.” To the point Alwi.

“Bapak mau tanya apa?” Tanya balik Yura.

“Kamu lagi ada masalah apa sama Rio?” Selidik Alwi.

“Tidak ada, kami baik-baik saja Pak.” Bohong Yura.

“Kamu tidak mau memberitahu Bapak?” Sendu Alwi.

“Beritahu apa pak? Tidak ada yang Yura sembunyikan dari Bapak.” Ucap Yura meyakinkan Bapaknya.

“Lalu kenapa Rio sampai menendang pintu kamar?” Tanya Alwi penasaran.

Deg

“Siapa yang bilang?” Kaget Yura.

“Doni tadi yang memberitahu Bapak sepulang membeli sarapan.”Jujur Alwi.

“Lalu Bapak percaya dengan apa yang dikatakan Doni? Usianya saja baru genap dua tahun. Tau apa Doni dengan permasalahan orangtuanya.” Kilah Yura yang membuat Alwi bungkam seketika.

"Benar juga apa yang dikatakan Yura, kenapa aku harus percaya dengan cucu ku Doni, yang kalau makan saja masih di suapi." Ucap Alwi dalam hati.

“Malam itu bang Rio hendak memukul lipan yang masuk kedalam kamar kami Pak, lalu lipan nya mengarah ke pintu kamar, kemudian bang Rio memukul lipan dengan sekuat tenaga sehingga pukulannya mengenai pintu kamar. Doni saat itu sedang tidur pulas, mendengar suara pukulan pintu yang keras, Doni langsung terbangun dan nangis.” Jelas Yura panjang lebar.

“Syukurlah kalau rumah tangga kalian baik-baik saja.” Ucap Alwi merasa tenang.

“Iya Pak.” Jawab Yura lega.

“Maafin Yura Pak.” Lirih Yura dalam hati.

“Kamu sama Doni pulang nya masih lama lagi kan?” Tanya Alwi yang masih ingin berlama-lama dengan anak dan cucunya.

“Besok Yura dan Doni sudah pulang Pak.” Ucap Yura yang tidak mau lama-lama dirumah orangtuanya.

“Kenapa mendadak sekali pulang nya nak?” Sedih Alwi.

“Iya, soalnya tadi bang Rio menelpon Yura, katanya bang Rio sudah kangen dengan Doni.” Bohong Yura, padahal ia tidak mau berlama-lama dirumah orangtuanya takut membuat orangtuanya curiga.

“Kalau begitu Yura menjumpai Doni dulu ya Pak.” Pamit Yura sopan dan berlalu meninggalkan ruang kerja Bapak nya.

“Mami…… mami dalimana? Abang cali-cali mami tadi.” Rajuk Doni sambil mengerucutkan bibirnya.

“Mami tadi sedang di panggil kakek sayang. Maafin mami ya, nanti mami belikan makanan kesukaan abang.” Bujuk Yura.

“Benel ya mi, janji.” Doni memberikan jari kelingkingnya pada mami nya.

“Janji.” Jawab Yura sambil menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking anaknya.

“Mami, abang mau bobok. Kamar yok.” Ajak Doni sambil menggandeng tangan maminya menuju kamar.

Sesampai di kamar, Doni langsung minta di naikkan ke atas Kasur. Yura dengan susah payah menaikkan Doni diatas Kasur.

“Bobok ya sayang.” Yura langsung menepuk-nepuk sayang putra sulungnya itu.

“Mami, colawat mami.” Pinta Doni, setiap mau tidur pasti minta disholawatin sama maminya.

“Sholatullah salamullah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah.

Sholatullah salamullah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah.

Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah.

Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah.

llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah.

Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah.”

Tidak lama kemudian Doni tertidur dengan pulas. Yura yang mengantuk pun ikut tertidur.

Keesokan harinya, yura dan doni sudah bersiap-siap hendak pulang ke Padang.

“Pak, Bu, Yura dan doni pergi dulu ya.” Pamit yura sambil menyalami kedua orangtuanya dengan takzim.

“Iya nak, hati-hati di jalan ya. Kalau sudah sampai nanti kabari bapak.” Pinta Alwi mengingatkan Yura.

“Tatek cehat-cehat ya, bial nanti bica belikan abang ainan anyak-anyak.” Pesan Doni, sambil cekikikan.

Hahahahaha

Ketiga orang tua itupun tertawa bersama melihat celotehan doni. Tak terasa ternyata bus yang akan dinaiki yura sudah sampai. Yura dan doni segera masuk kedalam bus.

Ketika didalam bus, doni masih sempatnya meneriaki kakek dan neneknya.

“Da….da… tatek. Da…da… nenek.” Teriak doni sambil melambaikan tangannya.

“Da…da doni.” Ucap alwi dan lili serentak.

Bus yang dinaiki Yura dan doni pun segera melaju meninggalkan kediaman alwi.

Pukul 13.00 WIB yura dan doni akhirnya sampai di rumah kontrakannya. Yura yang baru turun dari bus, langsung di sapa tetangga depan rumahnya.

“Yur, darimana?” Tanya wanita paruh baya itu dengan ramah.

“Dari Bukittinggi nte.” Jawab Yura sopan.

“Pantes sudah beberapa hari ini ante jarang melihat kamu.” Ucap yanti nama tetangga yura.

“Iya nte,” jawab yura singkat.

“Yura, ante mau tanya sama kamu?” Yanti bertanya dengan hati-hati.

“Tanya apa nte?” Jawab Yura penasaran.

“Sepupu kamu ada datang kerumah ya?” Tanya Yanti.

“Sepupu? Siapa?” Bingung Yura.

“Itu loh, wanita yang sering dibawa Rio kerumah kamu.” Ceplos Yanti tanpa rem.

Deg

“Jadi wanita itu bukan sepupu kamu?” Kepo Yanti.

“Hemmm... Mungkin itu sepupu bang Rio nte. Katanya kemarin anak kakaknya mau berkunjung kerumah.” Bohong Yura menutupi keburukan suaminya.

“Owh… mungkin. Soalnya ante lihat wanita itu akrab sekali dengan Rio.” Adu Yanti, yang memang sering melihat Rio begitu akrab dengan wanita yang dianggapnya sepupu Yura itu.

“Iya nte, kalau begitu Yura permisi dulu y ante.” Pamit Yura sopan.

“Iya yur,” jawab ante Yanti dan berlalu pergi.

Yura kemudian membuka pintunya yang terkunci. Untung saja Yura membawa kunci duplikat rumahnya, jadi ia tidak perlu menunggu Rio pulang.

Saat ini yura sedang merebahkan tubuhnya yang lelah diatas Kasur. Yura tidak pernah menyalahkan takdir atas apa yang ia peroleh selama ini.

Sudah berulang kali dia mendengar atau melihat sendiri keburukan suaminya, tetapi Yura tidak pernah marah kepada Rio dan selalu sabar menghadapi kelakuan suaminya.

Setelah kejadian malam itu, Yura sebenarnya terpaksa pulang kerumah orangtuanya. Semua itu ia lakukan untuk meredam emosinya. Yura tidak ingin stres saat ia sedang hamil. Makanya dia lebih memilih untuk menghindar sementara dari suaminya, dan hal itu pun diketahui oleh Rio.

Saat Yura berusaha untuk membuka hatinya untuk Rio, disaat yang bersamaan Rio selalu mengecewakannya. Hingga membuat hati Yura mati rasa untuk Rio. Tetapi walau begitu Yura selalu menjalankan kewajibannya sebagai istri sholeha.

Jangan lupa ya pembaca setia yang saya cintai, untuk meninggalkan jejak komentarnya, like, subscribe, vote, serta tolong membacanya jangan di skip yaa… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Terimakasih banyak atas dukungan pembaca dan teman-teman selama ini, dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh, tempat dan latar. ❤️❤️❤️

...***************...

1
Bilqies
Amin 🤲🤲
Bilqies
waah si Abel udah kaya cenayang aja yaa 😀😀😀
Bilqies
bel bikin si Eric cepet nemuin Narin donk
Bilqies
waah manjur kali doamu bel
Bilqies
ringan banget tuh si Abel mau bantuin maminya.

semoga kamu bisa menemukan kebahagian lagi demgan orang yang bisa menerima mu dan kedua anak2 mu yura
Bilqies
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Bilqies
sukurin di usir sama anak sendiri, enak kan
Bilqies
nah looh kena tuh 🤣🤣
Elok Oren
loh salah ini, kalau bukan karna Rio gak mungkin ada Abel. kan yang nanam benih Rio meskipun Alwi yang jodohin
Elok Oren
Yura* iya, anakku 4 kan? 🤣
Kikan Dwi
jangan lupa loh anakmu bukan cuma Abel
Kikan Dwi
Yura menderita karnamu pak alwit. tp kalau bkn karena pak Alwi gak akan ada Abel
Elok Oren
flashback di bab sebelumnya bu
Elok Oren
Iya Bu, rezeki Yura dan anak2nya
Elok Oren
Abel gitu loh 🤗🥰😁🤣
Elok Oren
Aamiin ya rabbal 'alamin 😇🤗
Kikan Dwi
seketika Abel jadi paranormal
Kikan Dwi
mau anak kaya Abel 😭😭😭
MentariSenja
/Rose/𝚋𝚞𝚊𝚝 𝙰𝚋𝚎𝚕 😍
MentariSenja: 𝚝𝚞𝚑 𝚔𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋 𝚌𝚞𝚖𝚊 1 𝚍𝚘𝚊𝚗𝚐
Elok Oren: Terimakasih ibu 🥰😘😘😇
total 2 replies
MentariSenja
𝚊𝚊𝚖𝚒𝚒𝚗🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!