mahkotanya terenggut begitu saja dengan paksa.
jiwanya begitu terpukul dan terguncang hingga mampu membuat mentalnya terganggu.
susah payah ia berusaha bangkit dan berjuang.
namun jejak dari peristwa itu masih berlanjut.
ia hamil....laki laki itu tak mau bertanggung jawab.
penolakan itu kembali mengguncang jiwanya.
mampukah ia bangkit untuk kesekian kalinya, jika kembali jejak peristiwa itu mampu meluluh lantakkan masa depan yang coba ia bangun....?!
pernikahannya di batalkan karena jejak dari peristiwa itu.
bagaimana gadis itu akan mampu membangun masa depannya kembali, jika pria itu kembali hadir di hadapannya..??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23 rasa curiga Rexy
Rexy duduk di bangku taman sendirian.
Wajahnya nampak kacau.
Ia duduk dengan posisi sedikit membungkuk karena badannya yang tengah ia bungkukkan kini.
Namun demikian, meski tubuhnya tertekuk sedikit ke bawah.
Akan tetapi ia tetap mengangkat wajahnya ke depan dan menatap hamparan rumput yang tertata rapi di hadapannya itu.
Sekali lagi...
Ia kehilangan anaknya.
Rasanya begitu sakit.
Tiba tiba, ingatannya kembali berputar pada kata kata Rhaina kepadanya tentang alasan kenapa Esther bisa pendarahan.
" sepertinya kau adalah tipe pria yang bermasalah dengan nafsumu "
Kata kata itu terus terngiang dalam pikiran pria tampan itu.
Ketika hatinya terasa aneh, ia melihat siluet wajah seseorang melintas di koridor yang sedikit jauh dari tempat ia duduk.
Namun ia masih bisa melihat dengan jelas sosok tinggi dan berbadan tegap yang terus melangkahkan kakinya.
" Darius...sedang apa di sini ?! apa ada saudaranya yang sakit ?! " tanya Rexy dalam hati ketika ia melihat seseorang itu.
" bangsal bersalin ?! Siapa yang melahirkan ?! " tanyanya lagi pada dirinya sendiri ketika melihat seseorang yang ia kenal sebagai salah satu rekan bisnisnya dalam proyek konstruksi itu melangkah menuju bangsal di mana istrinya juga tengah di rawat di sana.
Rexy bangkit dari duduknya dan berniat menyapa rekan kerjanya itu,
Pria jangkung itupun melangkahkan kakinya menapakai koridor yang sama yang di tapaki oleh Darius.
Kening Rexy berkerut ketika ia melihat Darius melangkah di bangsal sang istri dan..
Cklek....
Pria tampan berwajah sedikit campuran Thailan itu membuka pintu kamar rawat Esther begitu saja.
Kedua alis Rexy semakin mengkerut.
Dengan langkah pelan ia melangkah ke arah ruang perawatan Esther.
Pintu itu tak tertutup sempurna.
Hingga Rexy bisa melihat Darius duduk di kursi di sisi tempat Esther berbaring.
Tak ada reaksi yang signifikan yang bisa di lihat oleh Rexy di antara Darius dan sang Istri.
Meski demikian ia merasa ada yang aneh.
Ia tak pernah tahu, jika Esther dan Darius saling mengenal.
Sebelumnya, ia memang sering mengajak Esther untuk menghadiri acara acara para pengusaha karena sebelumnya sang istri memang sudah sering menghadiri acara seperti itu dulu bersama kedua orang tuanya.
Tapi seingatnya ia tak pernah mengenalkan Esther pada Darius.
Atau melihat kedua orang itu saling mengenal sebelumnya.
Rexy hendak melangkah masuk ke dalam ruangan ketika tanpa sengaja ia kenoleh dan melihat bayangan sang momy yang melangkah dengan langkah lebar hendak menuju kearahnya.
Rexy mengurungkan niatnya dan secepat kilat memutar tubuhnya dan segera melangkah ke arah sang momy.
Tadi ia sempat melihat interaksi yang sedikit berbeda pada Esther dan Darius di dalam sana.
Dan ia tak mau sang momy melihat itu.
Apapun nanti kebenarannya, ia harus menjadi satu satunya orang yang tahu.
Atau setidaknya, ia adalah orang pertama yang tahu kebenarannya.
" momy....." panggilnya ketika ia telah berada dekat dengan wanita yang telah melahirkannya 33 tahun yang lalu itu.
" dasar anak nakal, jam berapa kamu sampai hah....kenapa selama ini.
Sampai tiga hari, ya Tuhan Rexy kau sadar tidak istrimu sedang membutuhkanmu..." suara wanita baya itu sedikit memekik ketika bicara kepada putra sulungnya itu.
" apa kau tahu, anakmu lagi lagi tak bisa di selamatkan Rexy.
Ya Tuhan....dosa apa yang telah kami perbuat hingga Engkau menghukum kami seperti ini.
Kami kehilangan calon cucu kami hingga tiga kali " ucap bu Inggrid lagi.
" sudah my, ini bukan salah Rexy, mungkin kita saja yang mungkin memang harus lebih bersabar lagi " kata pak Hengky yang tiba tiba telah berada di sisi sang istri.
" harus bersabar yang bagaimana lagi pi,
Sekarang....keadaan kandungan Esther bahkan sulit untuk bisa hamil lagi.
Keadaan kantung rahimnya menjadi bermasalah kini.
Ya Tuhan..." kini bu Inggrid seolah merintih.
" apa maksud momy ? " tanya Rexy kemudian kepada sang momy,
Tapi kini justru sang momy yang kini menatapnya tajam.
" seharusnya ini adalah salahmu Rexy....." bentak bu Inggrid membuat Rexy semakin terkejut
Pria itu sampai memundurkan kepalanya karena terkejut dengan bentakan sang momy.
" kenapa ini jadi salahku momy....?! " tanya Rexy cengo
" tentu saja ini adalah salahmu, bagaimana caramu melakukannya kepada Esther hah ?!
Bukankah dia istrimu ? Dan bukankah kau bebas melakukannya semaumu, lalu kenapa kau melakukannya seolah olah kau tak pernah melakukannya hah...." bentak bu Inggrid lagi.
Dan lagi lagi Rexy benar benar di buat bagai terfitnah.
Kenapa sang momy juga berkata hal yang sama dengan yang di katakan oleh Rhain tadi sore.
" my sudah...kita kembali keruangan Ryu saja, tidak enak di lihat banyak orang.
Apalagi ini bangsal bersalin. Takut mengganggu pasien.
Ya...kita kembali ke ruangan Ryu ya..." pak Hengky kembali membujuk sang istri.
Sementara Rexy masih di buat terdiam di tempatnya.
" tidak, aku mau melihat menantuku..." jawab bu Inggrid sembari hendak melangkah menuju ruang perawatan Esther.
Baru beberapa langkah melangkah,
Langkah wanita baya itu teehenti karena Rexy yang menghentikannya dengan mencekal lengan sang ibu.
" my...my..my..besok saja, Esther baru saja di periksa dokternya.
Sekarang dia sedang tidur.
Biarkan dia istirahat ya...
Momy juga butuh istirahat " kata Rexy mencegah sang momy.
" tapi Esther tak ada yang jaga Xy..." jawab bu Inggrid.
" Rexy sudah di sini my, nanti Rexy yang jaga Esther.
Ini sudah malam momy pulang saja sama papi atau istirahat saja di ruangan Ryu.
Besok baru datang lagi ya...
Momy juga harus menjaga kesehatan momy " jawab Rexy lagi dan akhinya wanita baya itu pun menurut.
Sebenarnya ia pun merasakan tubuhnya sangat lelah.
Kondisi Esther kemaren benar benar membuat tubuh dan pikirannya seolah di hajar habis habisan.
Ketika Rexy mengantar kedua orang tuanya ke basement rumah sakit, di ruang perawatan Esther...
Wanita itu nampak melempar pandangannya ke tempat lain.
Sementara seorang pria seolah tengah sibuk menarik perhatiannya.
" kumohon Esther jangan begini, aku benar benar tidak sengaja melakukannya.
Aku samasekali tak berniat membunuh anak kita sayang...
Aku hanya terlalu rindu padamu " kata pria itu sembari meraih jemari Esther yang tampak memucat dan terasa dingin.
" tutup mulutmu Darius, dia anakku dan mas Rexy...bukan anakmu " sentak Esther marah.
Wajah wanita itu nampak merah padam.
Ia ingat kejadian satu hari sebelum ia mengalami pendarahan dan berakhir dengan kehilangan sang jabang bayi.
Pria di sisinya itu menelphonnya dan memintanya datang ke apartemennya untuk menjenguknya karena ia sedang sakit.
Namun sesampainya ia di apartemen pria itu, justru pria itu menghujaninya dengan cumbuan.
Selama hampir satu tahun ini mereka memang telah berhubungan,
Esther yang merasa tak pernah mendapatkan perhatian dari Rexy merasa begitu berarti ketika bersama Darius.
Sentuhan dan perlakuan Darius sangat berbeda dengan Rexy,
Darius seolah benar benar memuja dirinya.
Oleh karenanya,
Tanpa sadar...ia pun melakukan hubungan terlarang dengan Darius.
astaga
aaaaaaaaaaaaaaaaa......
lope sakebonan babang Rexy