Hinaan Dari Keluarga Suami Ku

"Kenapa tidak menginap lebih lama lagi bude Sira , saya senang banget Lo padahal ada bude , Desi dan Tiar disini . " Ucap ibu nya Nisa saat melepas kepergian bude Sira dan anak-anak nya .

Ya mereka akan pulang ke rumah. Bude Sira tidak mungkin terlalu lama di sana , karena dirinya juga membawa Tiar , apa kata tetangga saat ada tamu pria yang menginap di rumah kedua orang tua nya Nisa . Terlebih wanita itu baru berstatus janda . Ya walaupun para warga tidak ada yang tau, dan kurang tau wajah suami Nisa, tapi perasaan tidak enak itu tetap hadir .

"Lain kali ya buk, nanti kami datang lagi kemari menjenguk Nisa dan bayi nya . " Ucap bude Sira , kepala nya langsung menoleh ke arah Nisa yang saat ini sedang berdiri di samping Desi .

"Nis , kamu baik-baik ya . Kapan-kapan berkunjung ke rumah bude . Nanti bude bikinin masakan spesial untuk kamu . Ibuk dan bapak juga ya . Kapan-kapan datang lah ke sana . " Ucap bude Sira .

Bapak dan ibu nya Nisa langsung mengangguk kan kepala nya , tidak di pungkiri mereka sakit hati dan kecewa dengan Doni . Tapi mereka bahagia karena masih ada orang yang sayang dengan anak mereka . Melihat bagaimana kondisi Nisa , mereka berdua sudah bisa menilai bagaimana keadaan anak nya itu . Nisa tidak baik-baik saja . Walaupun Nisa tidak mengatakan nya , tapi mereka bisa melihat nya .

"Insyaallah ya bude . Kami akan berkunjung . Oiya ini ada oleh-oleh sedikit dari kami . Semoga bude, Desi dan Tiar tidak kapok ya datang kemari ." Ucap ibu nya Nisa sambil menyerahkan beberapa kantong kresek besar , kepada bude Sira , Desi dan juga Tiar .

Bude Sira , Desi dan Tiar terkejut melihat nya . "Buk ini banyak sekali . Tidak usah . Ini untuk kalian saja . Maaf jika saya terkesan menolak , tapi --"

"Ya ampun bude . Udah lah , terima saja . Anggap saja ini sebagai ucapan terimakasih kami , karena bude serta anak-anak bude yang sudah mengantarkan Nisa pulang ke rumah kami . Kami saja tidak membayangkan kalau Nisa pulang sendirian . " Ucap bapak nya Nisa sambil menundukkan kepala nya , entahlah rasa nya sedih sekali , terlebih dirinya sangat menyayangi anak satu-satunya itu, tidak pernah terbesit di dalam pikiran nya bahwa anak nya dalam keadaan tidak baik-baik saja . Dirinya berpikir jika anak nya itu dalam keadaan baik-baik saja selama ini .

Bude Sira tersentuh mendengar nya . Dirinya tidak meminta balasan sama sekali menolong Nisa . Hati nya memang benar-benar ikhlas menolong wanita tidak berdaya itu .

Sungguh jika membayangkan kehidupan wanita itu kemarin ,rasa nya dada bude Sira terasa sangat sesak . Dirinya hanya bisa membantu sekedar nya saja .

"Pak , ini sudah menjadi tanggung jawab saya . Doni keponakan saya . Jika dia tidak mau mengantarkan Nisa , saya bersedia mengantar Nisa pak . "

"Tapi , ambilah bude . Tidak baik menolak rezeki . " Ucap ibu nya Nisa .

Bude Sira terpaksa mengangguk kan kepala nya , dirinya tidak mungkin terus-menerus menolak niat baik seseorang .

"Kalau begitu saya pamit ya buk , pak , " ucap bude Sira .

Kedua nya mengangguk,  setelah Desi dan juga tidak berpamitan juga , mereka langsung naik ke atas becak . Dan becak pergi meninggalkan rumah kedua orang tua Nisa . .

•

"Ya ampun bang Doni !! Kamu kenapa sih ? Udah pulang cepet, malah muka nya babak belur begitu . " Kemuning yang baru saja keluar dari dalam kamar nya di buat tercengang saat melihat kondisi Abang nya . Dirinya tidak tau kejadian apa sampai wajah tampan Abang nya itu penuh dengan lebam - lebam biru kehitaman .

Doni meringis saat handuk yang sudah di celupkan di dalam sebaskom air hangat itu mengenai wajah nya yang lebam . Sungguh sakit nya bukan main . Berantem dengan Tiar kemarin luka nya tidak separah sekarang in UU .

Badan nya juga terasa sangat remuk bukan main .

"Kata nya Abang mu jatuh dari motor Muning ." Sahut Mirna , itu tadi yang di ucapkan oleh Doni saat anak nya itu masuk ke dalam rumah dan langsung bertemu dengan ibu nya .

Mirna juga sama terkejut nya dengan Kemuning, namun dirinya langsung mendapatkan jawaban dari Doni .

Kening Kemuning berlipat saat mendengar perkataan dari ibu nya itu . Wanita itu menelisik tubuh Abang nya dan kembali menatap ke arah sang Abang yang tengah di beri saleb oleh ibu nya . Dirinya mana percaya dengan perkataan ibu nya.

"Luka nya kayak orang habis di gebukin ya enggak bang ? Enggak kayak orang habis jatuh dari motor . " Ucap Kemuning .

Doni mendengus mendengar ucapan dari adik nya itu.  Mirna yang baru saja siap mengoleksi saleb langsung menatap ke arah Doni penuh selidik .

"Don, bicara sama ibuk , yang jujur ."

Doni menghela nafas nya kasar , lalu menceritakan semua kejadian tadi pada ibu nya .

Doni belum pulang, pria itu malah sibuk memandangi motor milik mandor yang terparkir tidak jauh dari beberapa motor milik karyawan.  

 Doni tadi memang tidak bawa motor, karena motor milik nya bocor ban nya , dan jadilah pria itu jalan kaki sampai di tempat kerja nya. 

   "Mampus ! Bentar lagi mati Lo " ucap Doni lalu meraih cutter yang memang ada di saku celana nya , memotong kabel rem motor milik mandor itu.  

 Namun siapa sangka , Doni malah ketahuan oleh beberapa pekerja yang lewat . Al hasil Doni langsung di hajar oleh mereka semua nya . . 

"Apa ? Kamu di pecat ? Yang bener aja kamu Don !!! Kita mau makan apa coba ?" Pekik Mirna , sungguh berita yang buruk , dirinya harus bagaimana sekarang ini .

Doni menghela nafas nya dengan kasar . "Sementara pake uang yang selama ini aku kasih deh buk . Kan aku selalu kasih uang ke ibuk, buat ibuk simpan.  Jadi pake dulu uang nya.  " Sahut Doni , lalu menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi di belakang nya .

Mirna meneguk ludahnya susah payah mendengar perkataan dari Doni.  Bagaimana dirinya memakai uang yang di kasih Doni, kalau uang nya habis , dirinya selalu menghambur-hamburkan uang yang di berikan oleh Doni kala itu .

"Don  , emmm uang nya habis. " Ucap Mirna .

Doni yang sedang memejamkan kedua bola mata nya langsung melotot , pria itu langsung menoleh ke arah sang ibuk dengan tatapan tajam nya .

"Habis bagaimana buk ?"

"Emmm itu, ibuk, ibuk , pake buat belanja ... Beli baju , dan yang lainnya.  "

"Ya ampun buk !!! " Doni menghela nafas nya dengan kasar , sungguh kalau begini dirinya harus bagaimana coba ? Mencari pekerjaan di desa itu sangat sulit , "kalau kayak gini kita mau makan apa coba buk ? Ibuk enggak mikir apa ? " Pekik Doni emosi .

Mirna menundukkan kepala nya . "Ibuk akan pinjem sama Abang mu, pasti dia kasih.  "

"Terserah !!" Sahut Doni