NovelToon NovelToon
11 (Peringatan)

11 (Peringatan)

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tasya_putt

Peraturan sekolah yang membuat semua siswa-siswi sekolah merasa takut jika melanggar 1 kesalahan saja. Dimana jika terjadi kesalahan akan terjadinya sesuatu yang membuat dirinya tidak bisa melihat Bumi lagi.

Angka Lahir 11 menjadi tidak tenang karena Hidupnya akan menjadi giliran selanjutnya jika melanggar atau melakukan kesalahan tersebut.

Permainan itu perlahan hancur ketika Datangnya Seorang wanita dari luar negara yang berperan sebagai Siswa Pertukaran Pelajar. Dan mulai mencari cara untuk menggagalkan Permainan tersebut bahkan ingin sekali menghancurkannya.


Real Hasil Karya Author sendiri, Jangan lupa dukung Aku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya_putt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mabuk

" Cinta.... Itu.... Buta.... Yesha lo gak jemput gue... Sialan loo.... " Ucapnya dengan keadaan mabuk

Kedua polisi yang menjaga Wisna hanya menggelengkan kepala, karena hampir frustasi menghadapi kelakuan wisna saat Mabuk.

Beberapa menit kemudian akhirnya Yesha dan Abram sampai di kantor polisi untuk menjemput Wisna pulang.

Yesha melihat Wisna terbaring di bawah Lantai sambil bergurau tidak jelas, hanya menampilkan wajah datarnya, tak lain Abram pun sama.

" Oh ini temannya? Tolong bawa dia pulang " Ucap salah satu polisi yang tidak kuat adanya Wisna disini.

" Terimakasih pak sudah menemukan teman saya, dan maaf bila mengganggu kenyamanan kalian disini " Tersenyum kikuk

Abram pun mengendong Wisna, dan segera meninggalkan tempat.

°°°°°

" Heyyyyy..... Turunin gue... " Ucap wisna yang masih setia di gendong oleh Abram

Keluar dari lift, lalu langsung berjalan menuju Apartemen Abram. Setelah mengetik nomor sandi, otomatis pintu kamarnya terbuka.

" Dasar lo anak sengklek, gue sama Abram nyari lo. Dari pagi sampe sekarang udah malem, Lo malah mabok di pinggir jalan. Kutu kupret Lo " menoyor kepala Wisna

Untungnya Wisna berhasil ditemukan, walaupun kedua sahabatnya ini sudah terlanjur emosi dengan tingkah laku Teman satunya ini.

" Gue gak mabok... Hueekk.. sayang... " Balas Wisna dengan matanya yang tertutup, karena mungkin efek alkoholnya membuat Wisna jadi tidak bertenaga.

" Jijik banget dipanggil sayang, dasar iiihh gue gemes sama ni orang, bikin sudah aja hidupnya " geram sekaligus gemas dengan tingkah laku Wisna

Abram hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menonton gratis dengan aksi mereka berdua.

Krringgg........ (Jam Beker berbunyi)

Yesha yang terbangun lebih awal karena suara jam Beker yang membuat Yesha terbangun.

Bangun dari tidurnya, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihan diri. Tidak lupa membawa baju ganti yang sempat Yesha bawa semalam.

15 menit kemudian 

Yesha sudah harum dan bersih, tidak lupa merias wajahnya dengan make up tipis dengan Rambut yang di kuncir kuda.

Setelah selesai dengan kegiatan singkatnya tadi, melangkah berjalan mendekat ke tepi ranjang. Tidak lupa membawa segelas air putih ditangan kanannya.

Byurrrrr.......

Wajah Wisna semuanya basah kuyup sampai ke kasur jadi becek. Terkejut tiba-tiba ada air yang tumpah ke wajahnya, Wisna langsung bangun dari tidurnya dengan sedikit linglung bahkan kepala sakit dan sangat pusing.

" Aahhhh..... Kepalaku pusing, siapa sih yang nyiram gue. Gak tahu apa gue lagi mimpi indah " ucap Wisna dengan nyerocos.

" Gue...kenapa? Masalah? Sana mandi, badan Lo bau alkohol tahu gak " kesal Yesha

Mendengar pertengkaran kecil didalam kamarnya, Abram terbangun dari Sofa empuknya dan berusaha untuk membuka matanya.

" Emm... Ini masih pagi, masih aja denger suara ribut " mengacak-acak rambutnya.

Sedangan didalam kamar masih sibuk Adu mulut tanpa Rem.

" Gue bau Alkohol, sejak kapan gue mabok hah? " Lupa dengan kejadian semalam

" Dih, Lo gak inget semalem mabok sampe lo tidur di pinggir jalan? untungnya pihak polisi bantuin gue sama Abram buat nyari Lo. Kalo enggak Lo sampe pagi tetep tidur dipinggir jalan, dasar otak sengklek " kesal Yesha

" Kapan gue mabok sha? Gue tuh lagi di minimarket beli minuman, itu juga gue beli minuman soda bukan Arak " masih membela dirinya

" Mau gue getok pala lu ya? " Mengambil repot AC dan menghampiri Wisna dengan wajah gedegnya.

Untungnya dengan cepat Abram langsung menghalangi mereka dan menjauhkan dari pertengkaran kecil.

" Udah... Udah hey, ini masih pagi. Ya Tuhaaann.... " Pasrah dengan tingkah laku mereka berdua

" Dianya gak ngaca, semalem mabok sampe lemes gitu. Masa gak ingat sedikit pun" masih saja nyerocos dan tidak mau kalah

" Gue gak mabok ya " geram Wisna

" Aaaaaaaaaaa........" Teriak Abram, Yesha dan Wisna seketika berdiam ditempat dan tidak bergerak sama sekali, teriakan membuat mereka tidak berani membuat suara lagi.

Abram melihat mereka berdua sudah tidak bersuara lagi, tinggal dirinya pergi dan bersiap-siap untuk sekolah.

"Wisna lo siap-siap, bentar lagi kita berangkat " Teriak Abram yang sudah keluar kamar sedari tadi.

" Isshh gue males sekolah " Merengek dengan suara kecil

°°°°

Mereka bertiga sudah berbeda di dalam bus, tampang wajahnya seperti kurang tidur.

Dibawah matanya mereka sama-sama sedikit menghitam, karena gara-gara Wisna mereka berdua jadi kurang beristirahat.

" Ahhh... Gue sebenernya masih ngantuk, apalah daya sekolah lebih penting " Lirih Yesha pasrah

" Ah, gue inget.... Kayaknya gue salah minum, mianhe " Tersenyum memperlihatkan deretan giginya dengan tampang tidak berdosa.

" Tau ah Males " Memalingkan wajahnya melihat kearah jalanan

30 menit berlalu, mereka bertiga akhirnya sampai tujuan, berjalan sedikit menuju gerbang sekolah. Dan sesampai di lapangan utama, mereka berpisah karena kelasnya kini berbeda.

Membuka loker miliknya, niatnya ingin menyimpan buku catatannya. Tetapi tidak jadi, karena didalam lokernya ada sebuah coklat batangan dengan sepucuk surat kecil.

Jangan bilang ini dari seseorang misterius itu lagi, benar dugaannya kali ini. Orang itu tidak menyerah buat dirinya bisa luluh padanya.

Dih, Yesha bukan tipe wanita seperti itu. Hanya diberi coklat batangan hatinya akan meluluh? oh tentu tidak. Malahan dirinya penasaran siapa Orang ini, jika ia tahu siapa orangnya. Yesha akan berusaha untuk menolaknya pelan-pelan dan memohon untuk melupakan dirinya, jika ia tahu siapa Dia.

Sampai lupa Yesha sempat menempelkan Alat itu yang diberikan Wisna padanya, apakah masih ada?

Huhhh Aman, ternyata alat kecil itu masih ada di tumpukkan Bukunya. Ia yakin dengan suara itu Yesha pasti akan tahu siapa Dia.

Tiba-tiba ada suara teriakan kencang di lorong sebelah kiri, dan itu arah menuju Toilet wanita.

Teriakannya seperti orang yang ketakutan, bahkan ini masih pagi. Mana ada hantu di pagi hari.

Dengan cepat Yesha menutup pintu lokernya, tidak lupa menguncinya.

Berlari menuju kamar mandi, karena saking penasarannya Yesha ingin melihat apa yang terjadi di dalam Toilet Wanita

Setelah sampai, banyak sekali orang-orang berkerumun di depan Toilet, perlahan Yesha mendekat agar lebih jelas dan tidak penasaran.

" Ini ada apa? Kok aku denger ada suara teriakan didalam Toilet? " Tanya Yesha ke salah satu siswi disana

" Ada mayat, dan ditangannya ada sayatan dengan Angka Nomor 11 " Jawabnya dengan wajah ketakutan

Mendengar kalimat yang diucapkan Siswi tadi, jantungnya sempat berhenti sedetik. Wajah yang seketika kaku, juga tubuhnya merasakan sedikit lemas. Ternyata Teror ini masih berlanjut.

Tidak sadar Airmatanya mengalir dan tanpa ekspresi di wajahnya, jika dipikir-pikir. apakah dirinya menjadi Mayat selanjutnya yang sama seperti itu?.

Saking penasaran siapa orang ini? Kenapa Dia telah membunuh seseorang yang tidak bermasalah dengannya. Apakah hanya dengan Angka kelahiran nomor 11 itu menjadi masalahnya?.

Yesha dengan keberaniannya mendekat dan masuk kedalam Toilet, agar lebih jelas apakah motif sayatan ditangan mayatnya sama percis yang di ceritakan Kim Haneul waktu itu?.

Hanya dirinya yang berani mendekat dengan orang yang sudah tidak bernyawa itu, semua murid-murid yang ada disana hanya menyaksikan dan tidak berani untuk mendekat, Hanya Yesha saja berani.

Diam-diam Yesha memotret Mayat itu, tidak lupa dengan Luka sayatan nomor 11 di telapak tangan kanannya.

Lalu setelahnya Yesha keluar dari sana dan menghembuskan nafas berat, Siap yang Yesha melakukan hal keji seperti ini? Bahkan hewan buas pun tidak berani membunuh jika lawannya bukan mangsa yang tepat untuknya.

Ini benar-benar manusia iblis, bahkan lebih dari Iblis. Sudah berapa orang yang dia bunuh hanya demi kepuasan semata.

Jika seperti ini Yesha bukannya takut, malahan ingin berusaha mencari siapa dalang dibalik ini. Rasa takutnya seketika pudar dan menghilang dan tumbuh rasa curiga, sepertinya pelakunya pasti di sekolah ini.

1
anggita
ooh, sudah lama banget yah sekolahnya😑.
anggita
dukung like👍+ hadiah tonton iklan☝. semoga lancar jaya novelnya 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!