Warning!!!
Selamat berhalu dan membayangkan karakter pemeran ya... 😘
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang gadis bernama Vina, yang dikenal sebagai gadis bar bar namun memiliki paras yang cantik. Ia tumbuh menjadi gadis yang keras kepala dan penuh semangat, dengan sikap yang tak kenal takut dan tak mudah diatur. Namun, kehidupan Vina berubah drastis ketika keluarganya terjerat hutang besar yang tak mampu mereka lunasi.
Untuk menyelamatkan keluarga dari kehancuran finansial, orang tua Vina memaksanya menikah dengan seorang pemuda kaya raya bernama Nathan. Nathan adalah putra tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki harta melimpah. Meski tampan dan menawan, ada kelainan di dirinya dan sering bertingkah seperti banci. Tingkah lakunya yang lembut dan gemulai membuat banyak orang terkejut, termasuk Vina.
Bagaimana kisahnya? Yuk kita mulai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 - Gooool!
Warning!!!! 20+
🎉🎉🎉🎉🎉🎉
Dalam momen itu, kini giliran Vina yang menuntun Nathan menuju kasur. Mereka menatap kasur yang nampak rapi dan sama-sama berpikir tentang hal yang sama.
"Vina, apa aku bisa?," tanya Nathan merasa ragu.
"Kamu pasti bisa Nathan, kamu harus mencobanya," jawab Vina dengan suara lembut namun tegas.
Vina mulai membuka bajunya secara perlahan sambil menatap mata Nathan. Lalu ia memberi isyarat agar Nathan juga melakukannya. Dengan tangan gemetar, Nathan mengikuti, membuka bajunya dan membiarkan kain itu jatuh ke lantai.
Setelah mereka bertelanjang dada, Vina lalu memeluk Nathan dan merasakan kehangatan dari tubuhnya yang bergetar. Nathan menyambut pelukan itu dengan erat dan merasakan jantung mereka yang berdegup kencang beriringan.
Deg deg! Deg deg! Deg deg!
Vina melepaskan pelukannya perlahan lalu mendudukkan Nathan di tepi kasur dan menatapnya dengan penuh cinta dan keyakinan. Nathan menatapnya balik dengan mata yang penuh rasa ingin tahu dan harapan.
Dengan lembut, Vina membaringkan Nathan dan naik ke atas tubuhnya. Ia mulai menciumi Nathan, dari perut hingga ke wajah, dengan sentuhan yang lembut namun penuh gairah.
Setiap ciuman adalah janji cinta, setiap sentuhan adalah ungkapan keinginan yang mendalam.
Nathan mulai merasakan perasaan yang membangkitkan rasa laki-lakinya, meski belum seutuhnya. Namun, setiap rangsangan dari Vina membuat kepemilikannya kini bangun, meski belum menegang sempurna.
"Vina..." gumam Nathan, suaranya teredam oleh gelombang emosi yang mengalir di tubuhnya.
"Ssst... Nikmati saja, Nathan, kita bersama dalam ini," bisik Vina, memberikan ciuman lembut di bibirnya.
Perlahan, mereka larut dalam momen itu, saling memberi dan menerima cinta dengan cara yang paling intim. Meskipun ini adalah pertama kalinya bagi mereka berdua, mereka menemukan bahwa cinta mereka cukup untuk mengatasi semua keraguan dan ketakutan.
Dan, pada saatnya tiba, Vina benar-benar merasakan kejantanan Nathan sepenuhnya. Awalnya mereka bingung harus bagaimana selanjutnya karena sama-sama merasa kesusahan.
"Vina, apa ini benar? Kok susah masuk sih, apa punya aku yang kegedean, atau punya kamu yang terlalu sempit?," tanya Nathan bingung.
"Aku juga nggak tahu Nathan, mending kita coba terus saja," jawab Vina dengan suara bergetar, namun tidak menyerah.
Tiba-tiba, Vina merasakan sesuatu yang ngilu saat Nathan terus mencoba masuk, tetapi ia menahan agar Nathan tidak menyerah. Vina mengernyitkan kening dan menggigit bibirnya karena mulai merasa sakit.
Nathan, yang berada di atas tubuh Vina, memeluk dan menenggelamkan wajahnya di lehernya sehingga tidak melihat ekspresi Vina yang kesakitan.
Dan akhirnya, setelah beberapa saat yang terasa seperti seabad, mereka pun mencapai momen yang sempurna.
"Gooool!," gumam Nathan dengan nada lega dan gembira.
Meskipun mereka kesusahan selama beberapa saat, akhirnya mereka menyempurnakan pernikahan mereka dengan saling memiliki seutuhnya.
Pergulatan di atas kasur itu berlangsung cukup lama karena Nathan belum berhasil mencapai puncak, sementara Vina sudah berkali-kali mendapatkannya.
Namun, mereka terus saling menikmati, membiarkan keintiman mereka mengalir dengan natural dan penuh gairah. Setiap gerakan menjadi lebih selaras, setiap sentuhan lebih dalam, setiap napas menjadi lebih berat.
Akhirnya, Nathan merasakan kenikmatan keintiman dan mencapai puncak. Mereka pun terkulai lelah namun puas, lalu saling berpelukan erat dengan napas yang masih terengah-engah.
"Vina, aku... aku tidak percaya kita akhirnya melakukannya," kata Nathan.
Vina pun tersenyum dan mengelus pipi Nathan dengan lembut. "Aku juga, Nathan, aku merasa sangat bahagia."
Mereka pun terbaring di sana, dalam pelukan satu sama lain, merasakan kehangatan cinta yang mengalir di antara mereka dan akhirnya tertidur lelap menuju mimpi indah.
