NovelToon NovelToon
Istri Dosen Galak

Istri Dosen Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: Kunay

Sebuah perjodohan membuat Infiera Falguni harus terjebak bersama dengan dosennya sendiri, Abimanyu. Dia menerima perjodohan itu hanya demi bisa melanjutkan pendidikannya.

Sikap Abimanyu yang acuh tak acuh membuat Infiera bertekad untuk tidak jatuh cinta pada dosennya yang galak itu. Namun, kehadiran masa lalu Abimanyu membuat Infiera kembali memikirkan hubungannya dengan pria itu.

Haruskah Infiera melepaskan Abimanyu untuk kembali pada masa lalunya atau mempertahankan hubungan yang sudah terikat dengan benang suci yang disebut pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kunay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Termakan Godaan Sendiri

Infiera tersentak kaget saat mendengar suara suaminya. Dia berbalik cepat dan melihat Abimanyu yang sudah berdiri di dekat pintu masuk dengan ekspresi melongo...

Fiera buru-buru memunguti handuk yang terletak di bawah lantai untuk menutupi tubuhnya.

“Mas, kenapa masuk ke sini?”

Abimanyu yang masih memasang wajah tegang menggeram kesal. “Kenapa memangnya? Ini kamarku!” sungut Abimanyu.

Fiera sungguh lupa dengan hal itu.

“Ka-kalau begitu, keluarlah dulu supaya aku bisa menyelesaikan berpakaian dulu.” Dia semakin gugup, apa lagi saat melihat sorot mata yang dipenuhi kabut dari suaminya. .

Abimanyu menghela napas pelan untuk meredakan ketegangannya. Dia berkata lagi, “Kenapa aku harus pergi dari kamarku?” Abimanyu melangkah mendekat ke arah Infiera, dia berniat menggoda wanita itu.

Melihat ekspresi paniknya ternyata terlihat sangat lucu.

“Mas!” Infiera memperingatkan Abimanyu untuk tidak mendekat. Tangannya memegang erat handuk yang melilit di tubuhnya.

“Apa?”

“Mas, kalau begitu aku akan pakai baju di kamar mandi.” Fiera hendak meraih bajunya, tapi Abimanyu lebih dulu mencekal tangannya.

“Bukankah kamu sengaja berpakaian di sini?” Biasanya, Fiera memang selalu menggunakan pakaiannya di kamar mandi.

“Itu karena ... .”

“Karena apa?”

Fiera menahan napasnya karena Abimanyu semakin mendekatkan wajahnya ke depan.

Dia mau apa?

“Mas, lepaskan. Entar mama memanggil kita.”

“Mana mungkin!”

Fiera ingin mendorong Abimanyu untuk menjauh, tapi dia tidak memiliki keberanian itu. Tubuhnya terasa semakin kaku.

Abimanyu ingin sekali tertawa melihat wajah pucat istrinya, tapi dia tetap memasang wajah datar. Abimanyu sedikit menyentak tangan Fiera. Siapa sangka, tubuh kecil wanita itu malah berlabuh di pelukan Abimanyu.

Fiera semakin tegang, dia bahkan memejamkan matanya.

Abimanyu yang sebelumnya sudah rileks karena melihat ekspresi istrinya, kini kembali menegang. Dia merasakan sesuatu di dadanya, benda kenyal itu menempel. Abimanyu berdehem. “Emm ... Fiera, kau bisa pakai baju di sini. Aku akan gunakan kamar mandi sekarang.”

Fiera yang sejak tadi terus menahan napasnya sedikit mendorong Abimanyu dan tersadar. Wajahnya sudah seperti buah bit. Begitu juga dengan Abimanyu. Pria itu bergegas menuju kamar mandi untuk mengguyur kepalanya dengan air dingin.

Sial! Umpat Abimanyu karena dia malah termakan candaannya sendiri. Padahal, awalnya ingin menggoda Fiera, tapi malah dirinya yang tergoda untuk memakannya.

Dia kena batunya sendiri.

Di luar kamar, Fiera juga secepat kilat mengenakan pakaiannya. Pikirannya bahkan sempat liar dan memikirkan, akankah ini saatnya dia mendapatkan malam pertamanya yang tertunda selama satu tahun? Ternyata, otak waras Abimanyu kembali sebelum semuanya terjadi.

Fiera bergegas untuk bersiap. Dia ada kelas siang ini. Selain itu, dirinya juga harus membeli sesuatu untuk pernikahan Bu Gina nanti. Anisa mengajaknya pergi ke mal setelah kelas mereka selesai.

Fiera turun dari kamarnya, wajahnya masih terlihat memerah, tapi sedikit tertutup oleh make up-nya.

“Ayah mau pergi ke rumah teman ayah itu, ya?” Fiera bertanya saat melihat ayah mertuanya yang sudah bersiap.

“Iya, apa kamu ingin pergi bersama?”

“Tidak, Yah, Fiera ada janji untuk pergi bersama teman. Kami ingin membeli hadiah untuk penjaga perpustakaan yang akan menikah.”

Ayah mertua mengangguk, lalu segera pergi di antar ibu sampai di halaman.

Fiera sama sekali tidak menunggu Abimanyu turun dari kamarnya. Dia terlalu malu untuk berhadapan dengan pria itu.

***

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Fiera bersama dengan dua temannya pergi menuju ke salah satu mal terbesar yang ada di Jakarta. Mereka berniat untuk membelikan sesuatu untuk kado pernikahan Bu Gina. Ketiganya sepakat untuk membeli hadiah dengan cara patungan, supaya bisa membeli barang yang lebih bagus.

“Kita pergi mau menggunakan apa?” Fiera bertanya pada dua temannya saat mereka keluar dari kelas. Keduanya kini berjalan menuju ke tempat parkir, di mana Bimo meletakkan motornya.

“Benar, juga. Bimo hanya membawa motonya saja.” Anisa menyahut. Dia juga baru menyadari. Mana mungkin mereka bertiga naik motor bersamaan. Selain itu, helmnya juga hanya ada satu.

“Hanya membawa motornya.” Bimo tertawa mendengar ucapannya. “Gue memang hanya punya motor, Anis.”

Anisa mendengkus dengan ucapan temannya. “Ya, itu dia maksud gue.”

“Bagaimana kalau lo sama gue naik taksi online saja? Biar dia naik motor sendiri.” Fiera mengusulkan.

Sebelumnya temannya, menjawab. Seseorang dari arah belakang tiba-tiba menimpali pembicaraan keduanya. “Kalian sedang merundingkan apa? Serius sekali.”

“Eh, Pak Gerald.” Bimo menyapa saat melihat dosennya itu. “Ini, Pak, mereka sedang berunding siapa  yang ingin jadi istri pertama dan jadi istri kedua.”

“Huuuu!”

Seketika, Bimo mendapatkan sorakan dari Fiera dan juga Anisa. Pria berusia awal 19 tahun itu terkekeh.

Gerald menggelengkan kepalanya, tapi dia akhirnya juga ikut tertawa dengan hal itu.

“Ini, Pak, kami ingin pergi ke mal untuk membeli hadiah buat Bu Gina.”

“Ah, iya, Bu Gina dua hari lagi menikah, kan?”

Ketiga orang di hadapan Gerald mengangguk membenarkan.

“Saya juga belum membeli apa-apa untuk hadiah. Bagaimana kalau sekalian saja. Kalian ikut saja dengan saya.”

Fiera menoleh pada Anisa untuk meminta persetujuan. Dia sendiri sedikit enggan karena merasa sungkan dengan Gerald yang notabene adalah dosennya. Meski pria itu sangat ramah pada siapa pun, tetap saja Fiera tidak enak.

“Tidak usah, Pak. Kami akan naik taksi online saja. Benar, kan, Nis?”

Anisa melihat lirikan Fiera dan langsung mengangguk, membenarkan.

Di sela pembicaraan mereka, tiba-tiba saja Abimanyu muncul dari arah gedung dekanat. Dia bersama dengan Almira yang berjalan di sampingnya.

Fiera menatap keduanya sesaat, lalu mengalihkan pandangannya. Begitu juga Abimanyu, tatapannya mengarah pada Infiera dari kejauhan.

“Kalian mau ke mana? Kompak banget.” tanya Gerald, saat kedua rekan dosennya itu berada di dekatnya.

“Kami ingin mencari hadiah untuk Bu Gina, petugas perpustakaan. Anda juga diundang, kan?” tanya Almira kembali pada Gerald.

“Benar, ini kami baru saja membahasnya.”

“Ah, begitu. Saya belum mengenal Bu Gina dengan baik, makanya mengajak Pak Abi untuk menemani mencari hadiahnya.” Almira tertawa dengan menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. “Benar, kan, Pak Abi?”

“Ya.” Abimanyu hanya menjawab singkat. Dia melirik Infiera yang memalingkan wajahnya.

Gerald memperhatikan tatapan Abimanyu yang tertuju pada Fiera, mahasiswanya, lalu melirik wanita itu yang membuang muka dengan sengaja. Tiba-tiba, “Fier, kamu jadi ikut dengan saya, kan? Ayo,” ajaknya.

Fiera melirik dosennya itu. Namun, siapa sangka wanita itu langsung mengiyakan. “Ayo, Pak.” Fiera menoleh pada Anisa dan juga Bimo. “Nis, ayo. Biarkan Bimo pergi naik motornya saja.”

Anisa mengerutkan keningnya. Padahal, sebelumnya teman sekelasnya ini sudah menolak untuk pergi bersama dengan Pak Gerald. Kenapa sekarang dia malah setuju untuk pergi dengan Gerald?

Begitu juga dengan Bimo. Pria itu sedikit terkejut dengan keputusan Fiera yang tiba-tiba, tapi dia tidak mengatakan apa pun.

“Kalau begitu, kami duluan, ya.” Gerald berkata, seraya membuka kunci mobilnya.

Begitu juga dengan tiga mahasiswanya yang berpamitan pada Abimanyu dan juga Almira.

Abimanyu tetap bergeming. Dia menatap Infiera sampai wanita itu masuk ke dalam mobil milik Gerald. Dia baru tersadar saat Almira berkata, “Ayo, Bi, kita juga harus segera pergi.”

Abimanyu hanya mengangguk, lalu melangkah menuju mobilnya yang terparkir tepat di samping mobil Gerald yang kini sudah melaju pergi meninggalkan parkiran.

Entah kenapa, Abimanyu semakin merasa tidak nyaman dengan Gerald yang gencar sekali mendekati istrinya. Sekali lagi, dia juga tidak bisa berbuat banyak karena mereka tidak tahu hubungannya dengan Infiera.

 

1
SUGA 💙💚💛💜💝💘
bagus
rina Rismayanti
Luar biasa
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
AndriYani
Luar biasa
RinaWati Rimaswan
Nyeseuk bngt baca'y sampe gk sadar keluar air mata 😭😭😭😭 Serasa aq yg ada dlm cerita'y saking meresapi cerita'y
Diah Mistianti
2 ;"
micii
nyesek baca nya
Fera
Luar biasa
Fera
Lumayan
Umriyah Purnawati Sholikhah
nah loh,,,seorang istri itu perasaannya peka banget.ati2 loh Bi
Yenny Wishnutama
Luar biasa
Azriel
Kecewa
Azriel
Buruk
Erwin Cuantiq
Luar biasa
Febby Fadila
di perbanyak untuk sabar ya bi
Febby Fadila
gerald 😂😂😂😂😂😂
Febby Fadila
yaaaa babang Ge blom jg kenal orngx sdah di blok aha /Curse//Curse//Curse/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!