Ethan Adrian Armend seorang pria yang patah hati akibat gadis pujaan hatinya memilih pria lain. Padahal Ethan mencintai gadis itu sejak kecil. Tapi kebersamaan mereka selama belasan tahun tidak ada artinya.
Sikap dan sifat Ethan berubah 180°. Setelah lulus sekolah dia menjelma menjadi ketua geng motor, sering terlibat perkelahian dan diperbudak oleh game. Semua Ethan lakukan sebagai pelarian dari rasa sakit hati.
Namun, siapa sangka dia kembali bertemu dengan sosok wanita itu. Ethan bersumpah akan menaklukan Valerie dan membuatnya bertekuk lutut, tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya.
Mampukah Ethan Adrian mendapatkan hati Valerie dengan sikapnya yang dicap bad boy atau Valerie merubah Ethan menjadi sosok pria baik dan menerima pernyataan cinta sahabat kecilnya?
Simak kisah generasi ketiga Keluarga Bradley dan Armend
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 Kamu Lagi, Kamu Lagi, Bosan
“Ethan serius, apa gemana? Ngomongnya udah tahap nikah aja. Aku aja belum kepikiran sama sekali.” Kata hati Valerie, dia bergeming dan memandangi kepala Ethan.
“Padahal niat gue kan cuma bantu Tante Ayu aja, biar Ethan keluar dari gangster.” Mata Valerie melirik tajam, jujur saja dia menolak keinginan sahabat kecilnya. Menikah dengan lelaki yang hidup bersama sejak kecil? Rasanya aneh. Tidak masuk akal.
“Vale, kamu diam? Tenang aja sayang, masih cukup lama kok. Aku juga belum lulus kuliah. Demi kamu sayang. Aku mau kejar sks yang tertinggal.” Tutur Ethan dipenuhi nada bahagia teramat sangat.
“Oh iya lah kita masih kecil Ethan. Masih banyak mimpi yang perlu dikejar, benar kan?” Valerie tertawa hambar, jelas sekali kalau dia menolak lamaran Ethan secara mentah-mentah.
“Yah, gue ditolak. Gue yakin Vale 59 hari lagi pasti bisa.” Lirih Ethan, sakit juga hatinya, padahal ini bukan lamaran resmi. Hanya menyampaikan tujuan dari hubungan yang dijalankan.
Sekarang giliran Ethan, diam membisu. Kekasihnya, Vale-nya sama sekali tidak bertanya kenapa tiba-tiba berubah, dari bawel jadi bungkam seribu bahasa.
Tiba di villa keluarga Bradley dengan nuansa tropis yang kental. Valerie turun dari punggung Ethan. Sibuk sendiri dengan kumpulan buah jeruk. Sampai tidak memerhatikan, kalau lelaki berhidung mancung itu sakit kaki dan punggung yang pegal.
Tapi Ethan masih tetap mengukir senyum di bibirnya. Kalau Vale-nya bahagia, begitu pun dengan Ethan, dia rela melakukan apapun demi pujaan hati. Perjuangannya dimulai satu hari yang lalu.
Vale-nya akan dijaga, untuk sampai di tahap ini pun Ethan memerlukan waktu belasan tahun dan keberanian menyatakan perasaan. “Asal lo tahu Vale, cinta yang gue miliki sangat besar.” Kata hati Ethan, beranjak masuk memegang pinggangnya.
Walau Valerie cukup ringan, tetap saja perjalanan cukup jauh dan menanjak menyiksa seorang Ethan.
“Ethan? Ayo ke kamar, kakak bantu.” Panggil kakak sepupu Valerie yang berprofesi sebagai dokter.
“Siap Kak.” Ethan patuh, baginya semua saudara Vale, sama seperti kakaknya sendiri. Apalagi Ethan adalah anak tunggal yang selalu berteman dengan game sejak kecil.
Di kamar, kakak sepupu mengompres punggung dan kaki Ethan, serta mengoleskan obat. “Sabar ya Ethan, cinta memang butuh perjuangan. Kakak dukung kamu, semangat ya Ethan. Vale juga masih kecil, dia belum paham apa artinya dari sebuah perasaan dan perjuangan. Apalagi Daddy Dariel selalu mendoktrin isi kepala Vale, bahwa harus lebih menyayangi diri sendiri.” Ucap kakak sepupu.
“Iya kak, terima kasih.” Ethan mendapat suntikan semangat baru, dan ini sangat penting.
.
.
Malam harinya di villa sangat dingin, bayangkan saja masih dikelilingi pepohonan besar dan berada di dataran tinggi, pemandangan kelap kelip lampu bisa dinikmati dari atas sini.
Valerie duduk di sofa kecil, meneguk minuman hangat tradisional untuk menghangatkan tubuhnya. Sementara dua kakak lain dan Ethan sibuk memanggang daging di atas alat barbeque.
“Ini untuk Vale.” Kata Ethan menyelamatkan sesuatu yang dia panggang dari serangan jahil kakak sepupu.
“Aduh dasar anak muda bucin, dunia memang milik berdua ya bro. Kita semua lebih baik ngungsi ke Mars atau Venus, mungkin?” kelakarnya mengundang tawa bertiga.
Setelah semua makanan matang, Ethan menghampiri sang kekasih hati di teras.
“Ini sayang makan dulu, kalau dingin gini harus banyak asupan makanan.” Tukas Ethan, ikut duduk di sisi gadisnya.
Memandangi keindahan lampu dan bintang yang memanjakan indra penglihatan.
Ethan melirik Valerie, dari atas ke bawah. “Lo memang punya segalanya, semuanya, bahkan lebih dari apa yang gue punya. Dengan keadaan gue seperti ini, jarak kita bagai langit dan bumi ya. Gue gak punya harta apapun, tapi gue janji Vale, gak akan menyakiti dan mengkhianati hubungan kita.” Batin Ethan, dan tangannya membelai rambut panjang Vale-nya begitu saja.
Canggung? Ya tentu saja, Valerie mendadak kikuk dan jantungnya kembali berkonser ria. “Eh Ethan mending kita makan aja ya, keburu dingin gak enak. Hahaha.” Mencoba mencairkan suasana yang mendebarkan.
“Aku suapi ya, harus mau! Ingat Vale kamu udah kasih aku kesempatan 60 hari.” Peringatan Ethan, mengambil daging dengan sumpit.
“Iya Ethan bawel melebihi ibu-ibu, kamu ini perempuan atau laki-laki sih? Sikapnya lebih mirip Mommy, tahu engga? Waktunya tinggal 59 hari lagi bukan 60.” celetuk Valerie sudah siap membuka mulut untuk menyantap makanan.
Tapi Ethan tidak serius menyuapi kekasihnya, setelah makanan menempel di bibir, tangan Ethan bergerak cepat menariknya dan memasukan ke dalam mulutnya sendiri.
“Akhh Ethan rese banget sih, nyebelin banget kamu. Katanya pacar, tapi kok kaya gitu? Jahat banget, gak asyik.” Valerie cemberut, melakukan hal serupa untuk membalas kekasihnya tapi sama sekali tidak berguna. Ethan tahu strategi ini
“Wah akhirnya diakui juga sebagai pacar. Makasih sayang. Setiap hari aku antar kamu ke kampus, maka siang dan pulang bareng. Malam minggu juga kita kencan. Bisa nonton film atau ikut aku balapan.” Tutur Ethan sangat percaya diri, dia juga ingin seperti para ketua gangster lain yang membawa pacarnya ke arena balapan.
“Wah masa iya harus sama kamu terus? Dunia aku isinya kamu semua dong? Kamu lagi, kamu lagi yang benar aja Ethan.” Valerie terkejut mendengar keinginan kekasihnya itu. “Bosan dong.” Tambahnya.
Hahaha
“Ini calon istri lucu banget, jadi pengen cium. Boleh gak ya?” Ethan bertanya-tanya dalam hati.
“Bukan masalah dong, aku jamin engga akan bosan. Setuju kan?” mengulurkan tangan sebagai izin atas kegiatan mereka kedepannya.
Valerie tampak berpikir, mengerutkan kening dan bola mata hazel bergerak-gerak.
“Serius banget sih? Santai aja sayang. Jangan diambil pusing.” Ethan tertawa sambil mengacak rambut gadisnya yang tertiup angin. “Ini rambut wangi banget.” Batin Ethan yang tergoda mencium kepala Valerie.
Gadis ini pun merubah posisi, menghadap kekasihnya, menyelami mata coklat Ethan baik-baik. Entahlah ada sesuatu yang menggelitik hati dan sangat penasaran.
“Ethan. Aku boleh tanya sesuatu gak? Tapi kamu harus jawab jujur ya!” mode serius dimulai, Valerie menggigit bibir bawah, ragu juga mau bertanya.
“Memangnya beneran ya kamu belum pernah pacaran? Aku yang pertama?” Valerie menyunggingkan senyum semanis mungkin, ada rasa bahagia dan bangga di hati. Dia berharap jawaban yang diberikan Ethan pun tidak mengecewakan.
“Benar, kamu yang pertama dan terakhir. Kenapa?” Ethan meraih ujung rambut Vale-nya menggulung pelan, dan menghirup aroma sampo permen karet.
“Rebecca selalu kejar kamu, gak ada rasa suka sedikit gitu?” tanya Valerie memicingkan kedua mata.
“Becca? Dia anggota aku, kalau kita dekat hanya sebatas ketua dan anggotanya. Kamu tahu kan sayang, dari dulu sampai sekarang dan selamanya, tetap kamu yang aku cinta.” Jawab Ethan serius, tangannya kini tanpa sadar merambat naik ke pipi gadisnya.
Bergeser ke belakang dan jarak keduanya semakin dekat di tengah cahaya bulan.
EHEM
“Ngapain kalian?” suara bariton yang sangat mereka kenali mengganggu suasana.
TBC
***
ganggu aja ya gak sih, lagi nanggung 🙄🙄🙄
terus semangati aku dong biar gercep up nya
tanpa kaka reader nanti aku jadi lemes
semoga sehat selalu 🙏😇
Buah emang jatuh di bawah pohon Bun kecuali dimakan Elang ya dibawa jauh dari pohon 🤭🤣..