Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.
Eleanor yang masih dalam kondisi melayang-layang di udara setelah melihat penampakkan besar benda milik Ayah mertuanya, kemudian turun kelantai bawah menuju dapur utama untuk mengambil minuman dingin, sepertinya jantungnya yang memompa lebih cepat serta suhu tubuhnya yang memanas perlu dinetralkan oleh air dingin.
Sambil melamunkan apa yang tadi dirinya lihat, Eleanor membuka lemari es kemudian mengambil air dingin! Dituangkannya kedalam gelas dengan kondisi pikiran yang masih terngiang-ngiang oleh bentuk benda milik ayah mertuanya yang sangat menggiurkan itu.
"Ya Tuhan, sadar Ele bisa-bisanya kau membayangkan itu masuk kedalam dirimu! Ingat kau hanya harus mendekatinya untuk kepentinganmu saja jangan sampai hilang kendali." dalam hati Eleanor.
Saat Eleanor menutup pintu lemari es, Eleanor dikejutkan dengan Kenneth yang ternyata berdiri disampingnya dan wajah Kenneth pun terlihat setelah Eleanor menutup lemari esnya. Sontak saja Eleanor langsung tersentak hingga gelas yang tengah dia pegang hampir saja terjatuh, beruntung Kenneth menangkap gelas tersebut kemudian menyodorkannya kembali pada Eleanor.
Glek...
Eleanor tak lantas menerima gelas tersebut dari tangan Kenneth dan malah menatap wajah berkeringat Kenneth yang terlihat sangat tampan dan mempesona.
"Jika tidak mau meminumnya biar aku minum air ini," kata Kenneth.
Perkataan Kenneth pun menyadarkan lamunan Eleanor, dia lantas merebut gelas miliknya dari tangan Kenneth.
"Makhluk halus atau apa si, muncul tiba-tiba buat jantungan saja," kata Eleanor.
Akan tetapi Kenneth cuek saja lalu mengambil gelas dan menuangkan air kedalamnya, keduanya sama-sama saling diam dan meminum minumannya masing-masing. Eleanor pun melirik kesana kemari dan tidak ada orang lagi di dapur ini, dari sinilah Eleanor akan memulai aksinya mendekati Kenneth menggodanya sampai Kenneth tergila-gila pada dirinya.
Dibukanya kimono berwarna coklat muda yang dikenakan oleh Eleanor hingga menampakkan bagian depan lingerie tembus pandang berwana senada yang Eleanor kenakan malam ini.
"Uhh gerah, apa AC di dapur ini tidak berfungsi dengan baik," gumam Eleanor.
Sambil merapihkan rambut panjangnya kebelakang agar bagian dadanya yang tentunya bentuknya membuat setiap mata akan meleleh dibuatnya itu tidak tertutupi oleh rambutnya, Eleanor juga kembali meminum airnya namun dengan sengaja membuat air tersebut tumpah hingga mengalir dari leher kebagian dadanya.
"Ouw shit basah," umpat Eleanor.
Tapi tidak ada tanda-tanda Kenneth tergoda ataupun mendekatinya, Eleanor pun merasa usahanya sia-sia. Mungkin selera ayah mertuanya itu bukanlah gadis muda seperti dirinya sampai-sampai sudah berpenampilan seksi dan memukau begini Kenneth tidak tergoda sedikitpun, Eleanor pun memutuskan untuk menaruh gelasnya dimeja makan lalu pergi dari dapur.
Langkah kaki Eleanor sedikit kecewa karena ternyata Kenneth sangat berbeda dengan Julian yang gampang tergoda, laki-laki yang memiliki sejuta aura ketampanan luar biasa dengan brewok yang terlukis indah disekitar wajahnya itu sangat kebal terhadap godaan.
Akan tetapi tiba-tiba langkah kaki Kenneth mendahului Eleanor sambil menyodorkan sapu tangan miliknya, Eleanor pun sontak menoleh kearah Kenneth yang kini berada disampingnya. Meskipun Kenneth tidak balik menatap Eleanor namun tangannya mengulurkan sapu tangan miliknya untuk Eleanor.
"Lap dadamu jangan sampai masuk angin,"
"Terimakasih Tuan Ken, maksudku Daddy,"
Setelah itu Kenneth pun melangkah lebih dulu menuju bar yang terdapat didekat ruangan bilyard, sementara Eleanor yang telah menerima sapu tangan itu langsung melipat bibirnya dan berusaha menahan senyumannya.